Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENANGANAN KEJANG

Oleh :

Zahra Nur Hanifa


(010115A140)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Penanganan Pertama Pada Kejang

Sasaran : Keluarga an. A

Hari & Tanggal : Rabu, 22 November 2017

Waktu : pukul 09.00-09.10 WIB

Tempat : Kamar nomor 8 b, Ruang Dadap Serep

A. Tujuan Instruksial Umum


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan mengenai penanganan kejang
keluarga An. A mengetahui penanganan kejang.

B. Tujuan Instruksial Khusus


 Mengetahui tanda dan gejala kejang.
 Mengetahui pertolongan pertama jika terjadi kejang.
 Mengetahui kapan harus memanggil ambulace/ tenaga kesehatan jika
terjadi kejang.

C. Materi/ pokok bahasan


1. Tanda dan gejala kejang.
2. Pertolongan pertama jika terjadi kejang.
3. Kapan harus memanggil ambulance/ tenaga kesehatan jika terjadi
kejang.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

E. Alat bantu pembelajaran


1. Leaflet
2. Lembar balik
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
 Kesepakatan dengan peserta (waktu dan tempat).
 Kesiapan materi penyaji.
 Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
 Peserta bersedia di ruang sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan.
 Peserta untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya.
3. Evalusi hasil
Peserta mampu :
• Mengetahui tanda dan gejala kejang.
• Mengetahui pertolongan pertama jika terjadi kejang.
• Mengetahui kapan harus memanggil ambulace/ tenaga kesehatan
jika terjadi kejang.

G. Kegiatan Belajar Mengajar

No Tahap Waktu Kegiatan

1 Pembukaan 2  Salam perkenalan


menit  Menjelaskan kontrak waktu dan
tujuan pertemuan
2 Pelaksanaan 5  Tanda dan gejala kejang.
menit  Pertolongan pertama jika terjadi
kejang.
 Kapan harus memanggil
ambulance/ tenaga kesehatan
jika terjadi kejang.

3 Penutup 3  Meminta peserta memberikan


menit pertanyaan atas penjelasan yang
tidak dipahami
 Menjawab pertanyaan yang
diajukan peserta
 Menutup pembelajaran dengan
salam
Lampiran Materi :

Gejala dan tanda kejang :

1. Kejang parsial sederhana

Gejala yang timbul berupa kejang motorik fokal, femnomena halusinatorik,


psikoilusi, atau emosional kompleks. Pada kejang parsial sederhana, kesadaran
penderita masih baik.

2. Kejang parsial kompleks

Gejala bervariasi dan hampir sama dengan kejang parsial sederhana, tetapi
yang paling khas terjadi adalah penurunan kesadaran dan otomatisme.

3. Kejang absans

Hilangnya kesadaran sessat (beberapa detik) dan mendadak disertai amnesia.


Serangan tersebut tanpa disertai peringatan seperti aura atau halusinasi,
sehingga sering tidak terdeteksi.

4. Kejang atonik

Hilangnya tonus mendadak dan biasanya total pada otot anggota badan, leher,
dan badan. Durasi kejang bisa sangat singkat atau lebih lama.

5. Kejang Mioklonik

Ditandai dengan kontraksi otot bilateral simetris yang cepat dan singkat.
Kejang yang terjadi dapat tunggal atau berulang.

6. Kejang Tonik-Klonik

Mata mengalami deviasi ke atas. Fase tonik berlangsung 10 - 20 detik dan


diikuti oleh fase klonik yang berlangsung sekitar 30 detik. Selama fase tonik,
tampak jelas fenomena otonom yang terjadi seperti dilatasi pupil, pengeluaran
air liur, dan peningkatan denyut jantung.

7. Kejang Klonik

Gejala yang terjadi hampir sama dengan kejang mioklonik, tetapi kejang yang
terjadi berlangsung lebih lama, biasanya sampai 2 menit.

8. Kejang Tonik

Ditandai dengan kaku dan tegang pada otot. Penderita sering mengalami jatuh
akibat hilangnya keseimbangan,
Pertolongan pertama jika terjadi kejang :

1. Dampingi penderita.
2. Biarkan serangan berhenti sendiri.
3. Jangan menahan gerakan penderita.
4. Baringkan penderita agar tidak jatuh tapi jangan memindahkannya.
5. Jauhkan benda-benda berbahaya.
6. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
7. Jangan menaruh sendok pada mulut penderita untuk mencegah luka pada lidah,
letakkan kain pada mulut untuk mencegah lidah jatuh ke belakang.
8. Hindari menyuapi penderita dengan apapun sebelum kejang berhenti.
9. Catat lama kejang.
10. Perlahan miringkan penderita pada saat serangan kejang berhenti untuk
mengalirkan ludah dan cairan mulut keluar.
11. Setelah serangan ajak bicara penderita dan tetaplah bersamanya sampai
kesadarannya benar-benar pulih.

Bawa ke tenaga kesehatan, jika :

1. Kejang berlangsung lebih lama dari 5 menit.

2. Jika kesadaran dan pernafasan tidak membaik setelah serangan berakhir.

3. Jika kejang berulang tanpa pulihnya kesadaran diantara kejang.

4. Jika kejang terjadi di dalam air dan kita curiga air masuk ke saluran
pernafasannya.
DAFTAR PUSTAKA

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2014. Pedoman Tatalaksana Epilepsi.


Pusat Peneerbitan dan Percetakan Unair. Surabaya.

Handryastuti SpA, Dr. Setyo. 2012. Penanganan pertama jika terjadi epilepsy. Ikatan
dokter Indonesia. www.idai.or.id diakses pada 20 November 2017

Anda mungkin juga menyukai