PENANGANAN KEJANG
Oleh :
Gejala bervariasi dan hampir sama dengan kejang parsial sederhana, tetapi
yang paling khas terjadi adalah penurunan kesadaran dan otomatisme.
3. Kejang absans
4. Kejang atonik
Hilangnya tonus mendadak dan biasanya total pada otot anggota badan, leher,
dan badan. Durasi kejang bisa sangat singkat atau lebih lama.
5. Kejang Mioklonik
Ditandai dengan kontraksi otot bilateral simetris yang cepat dan singkat.
Kejang yang terjadi dapat tunggal atau berulang.
6. Kejang Tonik-Klonik
7. Kejang Klonik
Gejala yang terjadi hampir sama dengan kejang mioklonik, tetapi kejang yang
terjadi berlangsung lebih lama, biasanya sampai 2 menit.
8. Kejang Tonik
Ditandai dengan kaku dan tegang pada otot. Penderita sering mengalami jatuh
akibat hilangnya keseimbangan,
Pertolongan pertama jika terjadi kejang :
1. Dampingi penderita.
2. Biarkan serangan berhenti sendiri.
3. Jangan menahan gerakan penderita.
4. Baringkan penderita agar tidak jatuh tapi jangan memindahkannya.
5. Jauhkan benda-benda berbahaya.
6. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
7. Jangan menaruh sendok pada mulut penderita untuk mencegah luka pada lidah,
letakkan kain pada mulut untuk mencegah lidah jatuh ke belakang.
8. Hindari menyuapi penderita dengan apapun sebelum kejang berhenti.
9. Catat lama kejang.
10. Perlahan miringkan penderita pada saat serangan kejang berhenti untuk
mengalirkan ludah dan cairan mulut keluar.
11. Setelah serangan ajak bicara penderita dan tetaplah bersamanya sampai
kesadarannya benar-benar pulih.
4. Jika kejang terjadi di dalam air dan kita curiga air masuk ke saluran
pernafasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Handryastuti SpA, Dr. Setyo. 2012. Penanganan pertama jika terjadi epilepsy. Ikatan
dokter Indonesia. www.idai.or.id diakses pada 20 November 2017