Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEDIATRIK


CEDERA KEPALA, DEMAM KEJANG, ASMA

Kelompok : 4
Annisa Nirmala P. (010115A018)
Anom Iswantoro (010115A019)
Ayu Maria A. M (010115A020)
Ayun Vitika Dewi (010115A021)
CEDERA KEPALA

Definisi
• Cedera kepala adalah proses patologis yang melibatkan kelit
kepala, tengkorak, meninges atau otak yang terjadi karena
kekuatan mekanis. (Wong, 2004)
• Cedera kepala adalah suatu gangguan trauma dari otak
disertai atau tanpa perdarahan intestinal dalam substansi
otak, tanpa diikuti terputusnya kontinuitas dari otak.
(Nugroho, 2011)
Klasifikasi

a. Ringan
berdasarkan
b. Sedang bearatnya cidera

c. Berat

berdasarkan a. Trauma tumpul


mekanisme
cidera b. Trauma tembus
Etiologi
• Anak lebih muda
• Usia sekolah
• Remaja
Manifestasi Klinis
• Gangguan kesadaran
• Konfusi
• Abnormalitas pupil
• Awitan tiba-tiba defisit neurologik
• Perubahan tanda vital
• Mungkin ada gangguan penglihatan dan pendengaran
• Disfungsi sensori
• Kejang otot
• Sakit kepala dan vertigo
• Gangguan pergerakan
• Kejang
Komplikasi5

(Brunner&Suddart, 2014)
Edema
Perluasan serebral
hematoma progresif
intrakranial

sisa
penurunan
psikologis Herniasi otak
organik
Defisit
neurologik

Infeksi
sistemik
Pemeriksaan Penunjang
• CT Kepala
• Seri Shunt: lakukan jika terdapat shunt VP
• Pemeriksaan koagulasi: jika diketahui menderita koagulopati
atau sedang mendapat pengobatan antikoagulan.
• Periksa tulang rangka dan konsultasi kebagian oftalmologi
untuk pemeriksaan funduskopi pada kecurigaan penganiayaan
anak
• Ukur lingkar kepala dan periksa PDL pada bayi yang disertai
pembengkakan kulit kepala signifikan
Penatalaksanaan

CIDERA KEPALA
RINGAN

CIDERA KEPALA
SEDANG

CIDERA KEPALA BERAT


Kejang Demam
Definisi
Kejang demam adalah suatu kejadian
pada bayi dan anak biasanya terjadi
antara umur 3 bulan dan 5 tahun,
berhubungan dengan demam tetapi
tidak pernah terbukti adanya infeksi
intrakronial atau penyebab tertentu.
(Mansjoer Arief, 2000)
Klasifikasi
a. Kejang demam kompleks.
b. Kejang demam sederhana .
c. Kejang demam berulang .
Etiologi.
Hingga kini belum diketahui secara pasti demam kejang
disebabkan infeksi saluran nafas atas, otitis fedia,
gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu
timbul pada suhu tinggi dapat menyebabkan kejang.
(Mansjoer Arief, 2000)
Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis menurut Nurarif & Hardhi (2013),


manifestasi klinis yang muncul adalah:
a. Kejang umum biasanya di awali kejang tonik
kemudian klonik berlangsung 10 – 15 menit, bisa
juga lebih.
b. Takikardia
c. Pulsasi arteri melemah dan tekanan nadi mengecil
d. Gejala bendungan system vena
Komplikasi
Menurut Nita (2004) yaitu:
Kerusakan Epilepsi.
neurotransmiter.

Kelainan anatomis
diotak. mengalami kematian.

kelainan neurologis
Pemeriksaan Penunjang
a. EEG
b. Pemindahan CT
c. MRI
d. PET
e. Uji Laboratorium
- Fungsi lumbal
- Hitung darah lengkap
- Skrining toksik dari serum dan urin.
- Kadar kalsium darah
- Kadar natrium darah
- Kadar magnesium darah.
Penatalaksanaan

Penghentian kejang
Pemberian O2
Suction
MEDIS

a. Semua pakaian ketat dibuka


b. Posisikan kepala miring
KEPERAWATAN c. Usahakan agar jalan nafas bebas
d. Monitor suhu tubuh
e. Obat penurun panas
f. kompres
g. Menaikkan asupan cairan
Asma
Definisi
Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada
saluran napas dengan berbagai sel yang berperan,
khususnya sel mast, eosinofil dan limfosit T. Pada
individu yang rentan inflamasi, mengakibatkan
gejala episode mengi yang berulang, sesak napas,
dada terasa tertekan, dan batuk khususnya pada
malam atau dini hari. Gejala ini berhubungan
dengan obstruksi saluran napas yang luas dan
bervariasi dengan sifat sebagian reversibel baik
secara spontan maupun dengan pengobatan.
(Global Initiative for Asthma /GINA 2011).
Etiologi

a. Faktor ekstrinsik
b. Faktor intrinsic
Infeksi : Influenza,virus, pneumonia, mycoplasma.
Fisik : Cuaca dingin, perubahan temperatur.
Emosional : Takut, cemas, dan tegang
c. Iritan kimia, Polusi udara (CO, asap rokok, parfum).
Klasifikasi Asma

Menurut Global Initiative for Asthma/ GINA 2011:


1. Asma intermitten.
2. Asma persisten ringan.
3. Asma persisten sedang.
4. Asma persisten sedang.
Manifestasi Klinis
a. Takipnea, retraksi interkostal/
suprasternal, mengi pada ekspirasi
inspirasi
b. Umumnya ada demam ( terutama derajat
rendah) dan krepitasi.
c. Tanda bahaya
• Napas cuping hidung, grunting, udara sulit
masuk melalui jalan napas.
• Kepucatan, kebiruan
• Agitasi / letargi persisten.
• Kesulitan dalam pemberian makanan pada
bayi/ berbicara dalam kalimat/bermain.
Pemeriksaan penunjang
a. Pulse Oxymetry
b. VEP 1 mungkin diindikasi bila diagnosis
tidak pasti atau untuk dokumentasi
respon terhadap terapi :
• VEP 1 < 50% dari perkiraan : asma berat.
• VEP 1 50-70% : asma sedang
• VEP 1 71-80% : asma ringan
c. Rontgen toraks hanya diindikasikan pada
manifestasi atipik, tampilan toksik, gejala
kronik, dan pasien yang sakit berat.
d. Analisa gas darah arteri hanya
diindikasikan pada pasien yang sakit berat
Penatalaksanaan

a. Pemberian oksigen bila SaO2 <90% Salbutamol/Albuterol.


b. Nebulizer
c. Ipratropium 250 – 500 mcg tiap dosis, dicampur dengan
salbutamol via nebulizer.
d. Kortekosteroid
e. Jalur IV hanya bila pasien tidak bisa menggunakan obat oral,
senantiasa muntah, dehidrasi, sakit berat.
Komplikasi
• Bila serangan asma sering terjadi dan telah berlangsung
lama, maka akan terjadi emfisema dan mengakibatkan
perubahan bentuk toraks yaitu toraks membungkuk
kedepan dan memanjang. Pada foto rontgen toraks
terlihat diafragma letaknya rendah, gambaran jantung
menyempit, corakan hilus kiri dan kanan bertambah. Pada
asma kronik dan berat dapat terjadi bentuk dada burung
dara dan tampak sulkus Harrison.
• Bila sekret banyak dan kental, salah satu bronkus dapat
tersumbat sehingga dapat terjadi aktelektasis pada lobus
sekmen yang sesuai. Mediastinum tertarik kea rah
atelektasis.Bila atelektasis berlangsung lama dapat
berubah menjadi bronkiektasis, dan bila ada infeksi akan
terjadi bronkopneumonia. Serangan asma yang terus
menerus dan berlangsung beberapa hari serta berat dan
tidak dapat diatasi dengan obat – obat yang biasa disebut
status asmatik. Bila tidak ditolong dengan semestinya
dapat menyebabkan kematian, kegagalan jalan napas dan
kegagalan jantung.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Pengkajian Primer
• Airway : kepatenan jalan nafas, apakah ada sekret, hambatan
jalan nafas
• Breathing : pola nafas, frekuensi pernafasan, kedalaman
pernafasan, irama pernafasan, tarikan dinding dada,
penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan cuping
hidung
• Circulation : frekuensi nadi, tekanan darah, adanya
perdarahan, kapiler refill
• Disability : tingkat kesadaran, GCS, adanya nyeri
2. Pengkajian Sekunder
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat keluarga
d. Pengkajian Tumbuh Kembang Anak
e. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
f. Riwayat Imunisasi
g. Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


berhubungan dengan keletihan otot
pernafasan
b. Hipertermi berhubungan dengan
peningkatan laju metabolisme
c. Nyeri akut berhubungan dengan agens
cedera fisik(trauma)
d. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral
e. Resiko Infeksi

Anda mungkin juga menyukai