Anda di halaman 1dari 5

Pembacaan Jurnal Clinical Infectious Disease (2019); 27 : 7

Selasa, 6 Agustus 2019


Gilang Prama Nugraha

Natural course of NAFLD and type 2 diabetes in HIV – positif subject with and
without combination antiretroviral (cART)- associated lipodystrophy : a 16 year
follow- up study
Lallukka-Bruck S, Isokuortti E, Luukkonen PK, , Hakkarainen A, Lundbom N,
Sutinent J, et al

Angka kejadian non alcoholic fatty liver disease (NAFLD) dan gangguan
metabolisme glukosa pada orang HIV positif sering terjadi, namun data yang ada
tidak terlalu banyak. Penggunaan kombinasi antiretroviral (cART) meningkatkan
risiko lipodistrofi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai angka kejadian NAFLD dan
diabetes mellitus tipe 2 pada pasien HIV positif yang mengkonsumsi kombinasi anti
retroviral (cART), baik dengan atau tanpa lipodistrofi dibandingkan dengan kontrol.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian cohort dengan jumlah sampel sebanyak
41 orang dan 28 kontrol yang diikuti sampai dengan 16 tahun. Analisis statistik
menggunakan covariance (ANCOVA).
Dari penelitian ini didapatkan pada grup HIV positif meningkatkan lebih banyak
lemak tubuh (8.6 ± 0.7 %) dibandingkan dengan kontrol dan resistensi insulin
meliputi gula puasa, insulin dan hemostasis model assessment insulin resistence
(HOMA IR) meningkat secara signifikan pada HIV positif tetapi tidak pada kontrol
(20%, p< 0.01 vs 0% pada baseline). Liver fat (LFAT) secara signifikan lebih tinggi
pada pasien dengan lipodistrofi dibandingkan yang tanpa lipodistrofi pada baseline,
namun tidak berbeda saat follow up di semua grup.
Mayoritas pasien mengkonsumsi tNRTIs pada baseline dan kemudian diganti
dengan obat antiretroviral yang lebih sedikit efek sampingnya pada saat follow up,
sehingga yang awalnya mengalami lipodistrofi terjadi peningkatan lemak tubuh. Hal
ini mungkin meningkatkan resistensi insulin yang berhubungan dengan peningkatan
kejadian DM pada pasien HIV.
Selama 16 tahun follow up, angka kejadian NAFLD lebih jarang dibandingkan
dengan DM tipe 2 pada pasien HIV positif.

Kata kunci : HIV, non-alcoholic fatty liver disease, DM tipe 2, lipodistrofi


How serious is the risk of bias?

Was the sample of patients’ Tidak, karena sampel nya tidak banyak sedangakan penderita
representative? HIV cukup banyak. Jadi Jurnal ini tidak menggambarkan
penderita populasi HIV positif

Were patients classified into Ya. karena kriteria dan perlakuan terhadap pasien sama
prognostically homogeneous groups? sehingga cukup homogen

Was follow-up sufficiently complete? Ya. Pasien diikuti cukup lama yaitu 16 tahun. Semua subjek
penelitian dilakukan pemeriksaan

Were outcome criteria objective and Ya. karena parameter yang digunakan cukup objektif dan bisa
unbiased? terukur.

What are the results?

How likely are the outcomes over time? Kelompok HIV positif dengan kombinasi ARV dengan atau
tanpa lipodistrofi cukup signifikan menyebabkan DM tipe 2
setelah difollow up selama 16 tahun dibandingkan dengan
kontrol

How precise are the estimates of Pasien dengan HIV positif diterapi kombinasi ARV
likelihood? menyebabkan resistensi insulin dibandingkan dengan kontrol
(20%, p< 0.01 vs 0% pada baseline).

How can I apply the results to patient care?

Were the study patients and their Ya, sama, karena pasien HIV positif diberikan kombinasi
management similar to those in my ARV, dan dilakukan kontrol sebulan sekali untuk evaluasi
practice? efek obat.
Was the follow-up sufficiently long? Ya. Pasien di follow up cukup lama yaitu 16 tahun dan cukup
menggambarkan efek samping dari penggunaan obat
kombinasi ARV.

Can I use the results in the management Tidak karena di Indonesia jarang menggunakan obat obatan
patients in my practice? ARV jenis stavudin.

Anda mungkin juga menyukai