Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas kehendak-Nya makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu
Farmakoterapi Veteriner selaku pihak yang membebankan tugas dan pihak-pihak lain yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini berisi tentang anestesi untuk kuda jantan yang mengalami luka robek pada
kakinya karena terkena pecahan kaca. Anestetikum yang diberikan pada kuda akan membuat
kuda tidak peka terhadap rasa nyeri sehingga kuda menjadi tenang, dengan demikian
tindakan diagnostik, terapeutik, atau pembedahan dapat dilaksanakan lebih aman dan lancar
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memahami golongan obat anestesi,
sedatif-hipnotik dan jenis-jenis obat anestesi, sedatif-hipnotik, menentukan tujuan terapi pada
kasus yang membutuhkan anestesi, sedatif-hipnotik, dan menentukan intervensi terapi (advis,
non drug, drug, rujukan) pada kasus yang membutuhkan anestesi, sedatif-hipnotik.
Kasus
Seekor kuda jantan (berat badan 500 kg) dikeluhkan pemiliknya mengalami luka robek
pada kaki kanan depan akibat menghantam kaca. Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka
robek dengan panjang sekitar 20 cm dengan serpihan-serpihan kaca didalamnya. Dokter
hewan memutuskan untuk membersihkan luka dan melakukan penjahitan luka. Obat anestesi
apa yang dapat diberikan untuk hewan? Tentukan melalui langkah farmakoterapi.
Pembahasan
1. Menentukan masalah/diagnosis
Dari anamnesis diketahui bahwa seekor kuda jantan (berat badan 500 kg) dikeluhkan
pemiliknya mengalami luka robek pada kaki kanan depan akibat menghantam kaca. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan luka robek dengan panjang sekitar 20 cm dengan serpihan-
serpihan kaca didalamnya. Diputuskan untuk membersihkan luka dan melakukan penjahitan
luka.
2. Menentukan Tujuan
Tujuan pengobatan adalah untuk memberikan efek anestetikum pada hewan yaitu,
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan meminimalkan kerusakan organ tubuh
dan membuat hewan tidak terlalu banyak bergerak.
3. Advice
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan kuda, pagar umbaran sebaiknya dibuat dari
kayu atau besi yang kuat. Jangan memakai kawat berduri. Pada areal umbaran diusahakan
agar bebas dari benda-benda tajam atau keras yang dapat mengakibatkan kuda cedera. Pintu
pagar harus selalu tertutup. Di tanah umbaran jangan sampai ada yang berlubang, supaya kaki
kuda tidak terperosok, sehingga mengakibatkan kakinya terkilir. Begitu pula dengan tempat
makan dan minum, dipilih deri bahan yang lunak tapi kokoh. Untuk menahan tiupan angin
kencang dan sekaligis sebagai tempat berteduh, di sekeliling pagar ditanami pohon
pelindung.
4. Drug
a. Lidocaine
Lidocaine merupakan anestesi lokal kuat dan agen antiarrhythmic. Lidocaine HCl
berwarna putih, tidak berbau, sedikit pahit, bubuk kristal dengan titik leleh antara 74-79 C
dan pKa 7.86 . Hal ini sangat larut dalam air dan alkohol. pH injeksi komersial disesuaikan 5-
7, dan pH infus tersedia secara komersial dalam dekstrosa 5 % disesuaikan dengan 3.5-6.. Hal
ini juga dilaporkan secara fisik kompatibel dengan penisilin G potassium, sodium
pentobarbital, fenilefrin HCl, kalium klorida, procainamide HCl, proklorperazin edisylate,
promazine HCl, natrium bikarbonat, natrium laktat, tetrasiklin HCl, verapamil HCl, dan
Vitamin B – Complex. Lidocaine tidak kompatibel dengan dopamin, epinefrin, isoproterenol
atau norepinefrinini yang memerlukan phos rendah untuk stabilitas. Lidocaine tidak sesuai
dengan ampisilin sodium, natrium cefazolin, natrium methohexital, atau fenitoin natrium.
Kompatibilitas tergantung pada faktor-faktor seperti pH, konsentrasi, suhu, dan pengencer
digunakan dan disarankan untuk berkonsultasi dengan referensi khusus untuk informasi yang
lebih spesifik.
Penggunaan / indikasi dari Lidocaine selain dimanfaatkan sebagai agen anestesi lokal
dan topikal, lidocaine digunakan untuk mengobati aritmia ventrikel, terutama ventricular
tachycardia dan ventricular kompleks prematur di semua spesies. Kucing cenderung agak
sensitif terhadap obat dan beberapa clinicans merasa bahwa itu tidak boleh digunakan dalam
spesies ini sebagai antiarrhythmic. Farmakokinetik lidocaine tidak efektif secara lisan karena
memiliki efek pertama - pass tinggi. Jika sangat tinggi dosis oral yang diberikan, gejala toksik
terjadi (karena metabolit aktif) sebelum tingkat terapeutik dapatdihubungi. Setelah terapi
dosis bolus IV, onset aksi umumnya dalam waktu 2 menit dan memiliki durasi kerja dari 10-
20 menit. Jika infus konstan mulai tanpa IV awal bolus mungkin memakan waktu hingga satu
jam untuk tingkat terapeutik dicapai. Suntikan IM dapat diberikan setiap 1,5 jam pada anjing,
tetapi karena pemantauan dan menyesuaikan dosis sulit, itu harus dicadangkan untuk kasus-
kasus di mana IV infus tidak mungkin. Setelah injeksi, obat ini cepat didistribusikan dari
plasma ke organ-organ yang sangat perfusi (ginjal, hati, paru-paru, jantung) dan
didistribusikan secara luas di seluruh jaringan tubuh. Ia memiliki afinitas tinggi untuk lemak
dan jaringan adiposa dan terikat pada protein plasma, terutama alpha1 - asam glikoprotein.
Itu telah dilaporkan bahwa lidokain mengikat protein ini sangat bervariasi dan tergantung
konsentrasi
Lidocaine merupakan kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap
amideclass yang anestesi lokal, tingkat parah SA, Av atau blok jantung intra ventrikular (jika
tidak menjadi artifisial mondar-mandir), atau sindrom Adams-Stokes. Penggunaan lidokain
pada pasien dengan Wolff-Parkinson-White (WPW) sindrom kontroversial. Beberapa
produsen menyatakan penggunaannya kontraindikasi, namun beberapa dokter telah
menggunakan obat pada manusia. Lidocaine harus digunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan penyakit hati, gagal jantung kongestif, syok, hipovolemia, depresi pernafasan yang
parah, atau ditandai hipoksia. Perlu juga dapat digunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan bradikardia atau blok jantung lengkap memiliki VPCÕs, kecuali detak jantung
pertama dipercepat. Pasien rentan untuk mengembangkan hipertermia ganas harus menerima
lidokain dengan pemantauan intensif.
Efek samping / Peringatan - Pada dosis biasa dan jika tingkat serum tetap dalam
diusulkan kisaran terapeutik ( 1 - 5 mikrogram / ml ) , efek samping yang serius cukup langka
. Yang paling umum efek samping yang dilaporkan terkait dosis (level serum ) dan ringan.
CNS tanda-tanda termasuk mengantuk , depresi , ataksia , tremor otot , dll Mual dan muntah
dapat terjadi , tetapi biasanya sementara. Efek merugikan jantung umumnya hanya terjadi
pada konsentrasi plasma tinggi dan biasanya terkait dengan PR dan QRS perpanjangan
interval dan interval QT shortening. lidokain dapat meningkatkan tingkat ventrikel jika
digunakan pada pasien dengan atrial fibrilasi.
Lidocaine HCl untuk injeksi 1 % ( 10 mg / ml ) dalam 5 ml ( 50mg ) dan 10 ml ( 100
mg ) jarum suntik 2 % ( 20 mg / ml ) dalam 5 ml penggunaan tunggal botol dan jarum suntik
( pengawet gratis) 2 % ( 20 mg / ml ) dalam 100 ml multi guna botol , Kedokteran Hewan (
mengandung pengawet ) Untuk mempersiapkan IV larutan infus menggunakan solusi hewan
2 % tambahkan 1 gram ( 50 ml dari 2 % larutan untuk 1 liter D5W atau larutan lain yang
kompatibel , ini akan memberikan konsentrasi perkiraan dari 1 mg / ml (1000 mikrogram / ml
) . Bila menggunakan mini- drip ( 60 tetes / ml ) IV set, setiap tetes akan berisi sekitar 17
mikrogram . Pada anjing kecil dan kucing , solusi yang lebih terkonsentrasi dapat digunakan
untuk akurasi dosis yang lebih besar . Ketika mempersiapkan solusi pastikan bahwa Anda
tidak menggunakan lidokain produk yang juga mengandung epinefrin . Lidocaine ( disetujui
manusia ) juga tersedia dalam 4 % , 10 % , dan solusi gratis 20 % untuk pengawet Campuran
IV , untuk administrasi IM langsung , dan premixed dengan D5W untuk infus IV dalam
konsentrasi dari 2 mg / ml , 4 mg / ml , dan 5 mg / ml. Juga dikenal sebagai lignocaine HCl .
Sebuah nama dagang umum adalah Xylocaine
Dosis : lidokain 2% 0,65mg/kg bb
b. Peniciline
Farmakokinetik :
`Obat ini baik di gunakan secara per oral dikarenakan diabsorbsi secara cepat pada
traktus digestivus. Sehingga efek obat cepat bekerja.
Farmakodinamik :
Obat ini berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi ke dalam
cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Obat ini diekskresi ke
urin dalam kadar terapeutik. Probenesid menghambat ekskresi penicillin oleh tubulus ginjal
sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan masa kerjanya lebih panjang.
Mekanisme kerja :
Penisilin merintangi/menghambat pembentukan sintesa dinding sel bakteri sehingga
bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka bertambahnya plasma
atau air yang terserap dengan jalan osmosis akan menyebabkan dinding sel pecah sehingga
bakteri menjadi musnah. Obat ini berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Obat
ini diekskresi ke urin dalam kadar terapeutik. Probenesid menghambat ekskresi penicillin
oleh tubulus ginjal sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan masa kerjanya lebih panjang.
Penicillin berpengaruh terhadap sel yang sedang tumbuh dan hanya berpengaruh
kurang berarti terhadap kuman yang sedang tidak aktif tumbuh (dorman). Penicillin tidak
mempengaruhi sel-sel jaringan mamalia, karena sel mamalia tidak memiliki dinding masif
seperti halnya pada kuman.
Efek obat :
Efek Samping :
Efek samping dari penggunaan obat ini antara lain dapat menimbulkan ultikaria , dan kadang-
kadang anifilaksis sehingga dapat menjadi fatal
Resistensi :
Pemakaian yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri terutama golongan Stafilococcus dan
Bakteri Coli menjadi resisten (kebal) terhadap penisilin.
Indikasi :
Bentuk obat :
Dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500 mg zat aktif juga dalam bentuk
sirup dengan kandungan zat aktif 125 mg / 5 ml. Harus sesuai dengan resep dokter hewan
atau dokter umum yang bersangkutan.
Harga :
Rp. 90.145
Vitamin B complex
Vitamin B complex dalam hal ini digunakan sebagai supplement, sebagai tambahan
pada hewan kuda untuk merangsang pertumbuhan nafsu makan dari kuda tersebut. Vitamin B
complex tersusun atas vitamin B1,B2,B6, nikotinamid, -panthenol. Karena Vitamin B
kompleks merupakan vitamin yang larut dalam air dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh.
Selain itu vitamin B kompleks juga tidak dapat disimpan secara baik didalam tubuh, maka
asupan secara reguler sangat dianjurkan agar tidak kekurangan vitamin B kompleks.
Penentuan P-drug
Golongan
No. Efficacy Safety Suitability Cost
Obat
1. Xylazine Farmakokinetik Efek samping/ Indikasi @50
(Xyla) Aktivitas xylazine Toksisitas Premedikasi mL
pada susunan syaraf Vomit setelah anastesi umum dan Rp
pusat adalah melalui pemberian 1-5 menit penenang untuk 310.00
aktivasi atau stimulasi untuk hewan yang segala situasi 0
reseptor α2- meiliki hypotension, dimana sedasi
adrenoseptor,
menyebabkan
penurunan pelepasan
simpatis, mengurangi
pengeluaran
norepineprin dan
dopamin.
Efek obat
Xylazine merupakan
obat sedatif, analgesia
dan perelaksasi otot
Efek obat
menghasilkan efek
hipnotik, relaksasi otot
3. Lidokain Farmakokinetik Efek samping/ Indikasi Rp
mudah diserap dari Toksisitas digunakan secara 130.00
0
tempat suntikan, dan mengantuk, pusing, suntikan untuk
dapat melewati darah parestesia, gangguan anesthesia
pada otak. mental, koma, dan infiltrasi, blockade
seizures. saraf, anesthesia
Farmakodinamik Serta kematian jika epidural ataupun
anestetik lokal yang dosis tinggi anesthesia selaput
kuat yang digunakan lender.
secara luas dengan Interaksi Obat
pemberian topical dan efek dapat Kontraindikasi
suntikan. Anestesi ditingkatkan dengan Pasien dengan
terjadi lebih cepat, administrasi seiring hipersensitivitas
lebih kuat, lebih lama simetidin atau terhadap
dan lebih ekstensif propranolol amideclass anestesi
daripada yang lokal
ditimbulkan oleh Bentuk obat
prokain. Cairan injeksi
Efek obat
Sebagai obat anastesi
lokal
4. Penicilin Farmakokinetik Efek samping Indikasi: infeksi Rp
diabsorbsi baik secara reaksi alergi berupa yang disebabkan 90. 145
per oral maupun urtikaria, nyeri sendi, oleh
parenteral syok anafilaktik, mikroorganisme
Farmakodinamik diare. yang peka terhadap
Termasuk dalam penicillin atau
Bentuk sediaan obat
spectrum luas dihydrostreptomyci
terhadap bakteri gram Penisilin 100 ml n dan infeksi
+ / - yang lemah dengan dosis injeksi bakteri sekunder
terhadap penisilin. im 10 – 20 ml. pada kuda, sapi,
domba.
500 𝑘𝑔 𝑥 15 𝑚𝑙/𝑘𝑔 𝑏𝑏
Efek obat 100 𝑚 𝑙 Kontraindikasi
Digunakan sebagai
= 75 ml, Hipersensitivitas
antibiotik spektrum
terhadap penisilin
luas.
5. Vit. B Farmakokinetik Efek samping Indikasi Rp.
complex Baik diberikan secara Vitamin B12 12,000/
oral maupun adalah vitamin botol
parenteral yang sangat
Farmakodinamik Bentuk sediaan obat dibutuhkan oleh
Diberikan dalam tubuh hewan sakit,
bentuk injeksi secara Kekurangan
intra muskular dengan vitamin B12 dapat
dosis pada hewan membahayakan
besar 5 – 10 ml per nyawa. Karena
hari. Tubuh tidak bisat
menghasilkan
vitamin B12
sendiri, oleh sebab
itu vitamin ini
perlu diperoleh dari
sumber nutrisi
diluar tubuh seperti
hati, otot, ginjal,
ikan, telur, dsb.
Pemberian Vitamin
B12 pada hewan
sakit bisa
menstimulasi nafsu
makannya,
memperbaiki
pergantian energi,
dan memperbaiki
pencernaan
makanan.
Kelebihan dosis
vitamin ini tidaklah
berbahaya dan akan
dibuang melalui
urine.
Kontra indikasi
Umumnya jarang
terhajadi.
Dipilih obat anesthesi berupa idokaine karena lidokaine aman digunakan, harganya murah,
toksisitas rendah dan efek sedatif baik. Antibiotik dipilih pennicilin g karena untuk mencegah
infeksi dari bakteri dan terai suportive b komplek.
5. Non Drug
Meyediakan antiseptik, bebat/perban dan perlengkapan pertolongan pertama pada
waktu penyembuhan luka.
Mengontrol fase penyembuhan luka dan kondisi perban maksimal 3 hari sekali
Anestesi nondrug dapat dilakukan dengan menggunakan cekaman suhu rendah dengan
es, aliran listrik, dan mekanik.
Efek pendinginan jaringan adalah untuk mengurangi tingkat metabolisme didalam
jaringan, sehingga akan mempengaruhi aktivitas dari semua jaringan. Kebutuhan O2
menurun terjadinya erythema merupakan vasodilatasi oleh rangsangan dingin dengan
pemanasan, sebab lebih sedikit jumlah hemoglobin untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
jaringan. Dengan demikian pendinginan tidak bermanfaat bagi proses penyenbuhan lagi.
Resep Obat
Drh Puntadewa
SIP 076/DH/011
Praktek Jl Indraprastha No 24 Malang (0341) 115 1301
Kantor RSH Husada Satwa Malang (0341) 0011 1017
R/ Pennicilin G 50 mL
S. imm
6. Rujukan
Apabila perlu dilakukan pemeriksaan dengan sinar ronxent untuk melihat pecahan kaca.
Menyediakan tempat yang nyaman dalam masa penyembuhan
Mengontrol kesembuhan luka setiap tiga hari sekali
Adams HR. 2001. Veterinary Pharmacology and Therapeutics. Ed ke-8. United State of
America: Iowa State University Press. 1201 hlm.
Brander, G.C., Pugh, R.J., and Bywater, W.L., 1991. Veterinary Applied Pharmacology and
Therapeutics.5th ed. Bailliere Tindall ELBS. 436,467-473.
Hall, L.W. dan K.W. Clarke. (1983). Veterinary Anasthesia. ELBS and Bailliere Tindal.
London
Jacobson JD, hartsfield. 1993. Cardiorespiratory effects of intravenous bolus administration
and infusion of ketamine-midazolam in dogs. American Journal Veterinary Research
54: 1710-1714.
Lamont LA, Tranquilli WJ, Mathews KA. 2007. Adjunctive analgesic therapy. Department of
Veterinary Clinical Medicine, College of Veterinary Medicine, University of Illinois,
Urbana, USA.
Lee, Lyon. 2012. Equine Anesthesia. Veterinary Surgery I. Ed 5731.USA
Lemke, M., at all. 2004. International Outcomes of Learning in Mathematics Literacy and
Problem Solving: PSIA 2033 Results From the U.S. Perspective. United State of
America: National Center for Education Statistics Institute Education Sciences U.S.
Department of Education.
Lumb WV, Jones EW. 1996. Veterinary Anesthesia. Ed. Ke-4. Philadelphia: Lea and Febiger.
1096 hlm.
Luna CM, Blanzaco D., Niederman MS, Matarucco W, Baredes NC, Desemery P, et al.
Resolution of Ventilator Associated Pneumonia: Propective Evaluation of the Clinical
Pulmonary Infection Score as an Early Clinical Predictor of Outcome. Crit Care Med
1992; 31: 31: 676-82.
McKelvey D, Hollingshead KW. 2003. Veterinary anaesthesia and analgesia. Ed ke-3.
United State of America: Mosby, 448 hlm.
Muir C.C., B.M.F. Galdikas and A.T. Beckenbach. 2000. mtDNA sequences diversity of
orangutans from the islands of Borneo and Sumatera. J. Mol. Evol. 51: 471-480.
Plumb DC. 1991. Veterinary Drug Handbook. Minnesota: Pharma Vet Publishing.
Stawicki SP. 2007. Common sedative agents. OPUS 12 Scientist. 1:8-9.