Anda di halaman 1dari 19

STUDI KASUS FARMAKOLOGI VETERINER

ANESTESI, SEDATIF-HIPNOTIK UNTUK LUKA


ROBEK PADA KUDA

Disusun oleh:

Widya Puspitaningsih 115130100111003


Farid Abdurrahman 115130100111004
Novryzal Dian Abadi 115130100111007
Karina Grace D 115130100111008
Wahyu Eri Setyawan 115130100111017
Shintany Rochmatil W 115130101111003
Dhita Duhita H 115130101111013
Dini Enggal R L 115130101111015
Aryantomo Arsad 115130101111018
Yumeida Noor Ilma 115130101111020

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas kehendak-Nya makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu
Farmakoterapi Veteriner selaku pihak yang membebankan tugas dan pihak-pihak lain yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Makalah ini berisi tentang anestesi untuk kuda jantan yang mengalami luka robek pada
kakinya karena terkena pecahan kaca. Anestetikum yang diberikan pada kuda akan membuat
kuda tidak peka terhadap rasa nyeri sehingga kuda menjadi tenang, dengan demikian
tindakan diagnostik, terapeutik, atau pembedahan dapat dilaksanakan lebih aman dan lancar

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.

Malang, 3 Desember 2013

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah anestesi dimunculkan pertama kali oleh dokter Oliver Wendell Holmes (1809-
1894) berkebangsaan Amerika, diturunkan dari dua kata Yunani : An berarti tidak, dan
Aesthesis berarti rasa atau sensasi nyeri. Secara harfiah berarti ketiadaan rasa atau sensasi
nyeri. Dalam arti yang lebih luas, anestesi berarti suatu keadaan hilangnya rasa terhadap
suatu rangsangan. Pemberian anestetikum dilakukan untuk mengurangi dan menghilangkan
rasa nyeri baik disertai atau tanpa disertai hilangnya kesadaran. Seringkali anestesi
dibutuhkan pada tindakan yang berkaitan dengan pembedahan. Anestetikum yang diberikan
pada hewan akan membuat hewan tidak peka terhadap rasa nyeri sehingga hewan menjadi
tenang, dengan demikian tindakan diagnostik, terapeutik, atau pembedahan dapat
dilaksanakan lebih aman dan lancar (Tranquilli et al. 2007; Miller 2010).
Kata anestesi berasal dari bahasa yunani yang berarti keadaan tanpa rasa sakit. Anestesi
diberikan untuk memblokir sementara sensasi rasa sehingga memungkinkan pasien menjalani
operasi dan prosedur kesehatan lainnya tanpa rasa sakit. Anestesi dibagi menjadi dua
kelompok yaitu anestesi lokal dan anestesi umum. Pada anestesi lokal hilangnya rasa sakit
tanpa disertai hilangnya kesadaran, sedangkan pada anestesi umum hilangnya rasa sakit
disertai hilangnya kesadaran.
Perjalanan waktu sepanjang sejarah menunjukkan bahwa anestesi pada hewan
digunakan untuk menghilangkan rasa dan sensasi terhadap suatu rangsangan yang merugikan
(nyeri), menginduksi relaksasi otot, dan terutama untuk membantu melakukan diagnosis atau
proses pembedahan yang aman. Alasan lain penggunaan anestesi pada hewan adalah untuk
melakukan pengendalian hewan (restraint), keperluan penelitian biomedis, pengamanan
pemindahan (transportasi) hewan liar, pemotongan hewan yang humanis, dan untuk
melakukan ruda paksa (euthanasia). Secara umum tujuan pemberian anestetikum pada hewan
adalah mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan meminimalkan kerusakan organ
tubuh dan membuat hewan tidak terlalu banyak bergerak. Semua tujuan anestesi dapat
dicapai dengan pemberian obat anestetikum secara tunggal maupun dalam bentuk balanced
anesthesia, yaitu mengkombinasikan beberapa agen anestetikum maupun dengan agen
preanestetikum (McKelvey dan Hollingshead 2003; Tranquilli et al. 2007). Anestesi local
merupakan tindakan menghilangkan nyeri/sakit secara lokal tanpa disertai hilangnya
kesadaran. Pemberian anestetik lokal dapat dengan teknik: Anestesi permukaan, yaitu
pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata, hidung
atau faring. Anestesi infiltrasi, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan
di sekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade
lingkar dan obat disuntikkan intradermal atau subkutan. Anestesi blok, yaitu penyuntikan
analgetik lokal langsung ke saraf utama atau pleksus saraf. Analgesi regional intravena, yaitu
penyuntikan larutan analgetik lokal intravena.
Premedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anesthesia dilakukan. Cara
pemberiannya adalah dengan cara per oral selama 1 - 2 jam, kemudian dengan cara parenteral
IM selama 30 - 60 menit lalu ada parenteral IV detik dan per rectal selama 15 - 30 menit serta
Intra nasal.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memahami golongan obat anestesi,
sedatif-hipnotik dan jenis-jenis obat anestesi, sedatif-hipnotik, menentukan tujuan terapi pada
kasus yang membutuhkan anestesi, sedatif-hipnotik, dan menentukan intervensi terapi (advis,
non drug, drug, rujukan) pada kasus yang membutuhkan anestesi, sedatif-hipnotik.

1.3 Rumusan Masalah


- Bagaimana diagnosis dari luka robek pada kuda jantan?
- Bagaimana tujuan terapi dari luka robek pada kuda jantan?
- Bagaimana advice untuk luka robek pada kuda jantan?
- Apa saja terapi drug untuk luka robek pada kuda jantan?
BAB II
PEMBAHASAN

Kasus
Seekor kuda jantan (berat badan 500 kg) dikeluhkan pemiliknya mengalami luka robek
pada kaki kanan depan akibat menghantam kaca. Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka
robek dengan panjang sekitar 20 cm dengan serpihan-serpihan kaca didalamnya. Dokter
hewan memutuskan untuk membersihkan luka dan melakukan penjahitan luka. Obat anestesi
apa yang dapat diberikan untuk hewan? Tentukan melalui langkah farmakoterapi.

Pembahasan
1. Menentukan masalah/diagnosis
Dari anamnesis diketahui bahwa seekor kuda jantan (berat badan 500 kg) dikeluhkan
pemiliknya mengalami luka robek pada kaki kanan depan akibat menghantam kaca. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan luka robek dengan panjang sekitar 20 cm dengan serpihan-
serpihan kaca didalamnya. Diputuskan untuk membersihkan luka dan melakukan penjahitan
luka.
2. Menentukan Tujuan
Tujuan pengobatan adalah untuk memberikan efek anestetikum pada hewan yaitu,
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan meminimalkan kerusakan organ tubuh
dan membuat hewan tidak terlalu banyak bergerak.

3. Advice
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan kuda, pagar umbaran sebaiknya dibuat dari
kayu atau besi yang kuat. Jangan memakai kawat berduri. Pada areal umbaran diusahakan
agar bebas dari benda-benda tajam atau keras yang dapat mengakibatkan kuda cedera. Pintu
pagar harus selalu tertutup. Di tanah umbaran jangan sampai ada yang berlubang, supaya kaki
kuda tidak terperosok, sehingga mengakibatkan kakinya terkilir. Begitu pula dengan tempat
makan dan minum, dipilih deri bahan yang lunak tapi kokoh. Untuk menahan tiupan angin
kencang dan sekaligis sebagai tempat berteduh, di sekeliling pagar ditanami pohon
pelindung.

4. Drug
a. Lidocaine
Lidocaine merupakan anestesi lokal kuat dan agen antiarrhythmic. Lidocaine HCl
berwarna putih, tidak berbau, sedikit pahit, bubuk kristal dengan titik leleh antara 74-79 C
dan pKa 7.86 . Hal ini sangat larut dalam air dan alkohol. pH injeksi komersial disesuaikan 5-
7, dan pH infus tersedia secara komersial dalam dekstrosa 5 % disesuaikan dengan 3.5-6.. Hal
ini juga dilaporkan secara fisik kompatibel dengan penisilin G potassium, sodium
pentobarbital, fenilefrin HCl, kalium klorida, procainamide HCl, proklorperazin edisylate,
promazine HCl, natrium bikarbonat, natrium laktat, tetrasiklin HCl, verapamil HCl, dan
Vitamin B – Complex. Lidocaine tidak kompatibel dengan dopamin, epinefrin, isoproterenol
atau norepinefrinini yang memerlukan phos rendah untuk stabilitas. Lidocaine tidak sesuai
dengan ampisilin sodium, natrium cefazolin, natrium methohexital, atau fenitoin natrium.
Kompatibilitas tergantung pada faktor-faktor seperti pH, konsentrasi, suhu, dan pengencer
digunakan dan disarankan untuk berkonsultasi dengan referensi khusus untuk informasi yang
lebih spesifik.
Penggunaan / indikasi dari Lidocaine selain dimanfaatkan sebagai agen anestesi lokal
dan topikal, lidocaine digunakan untuk mengobati aritmia ventrikel, terutama ventricular
tachycardia dan ventricular kompleks prematur di semua spesies. Kucing cenderung agak
sensitif terhadap obat dan beberapa clinicans merasa bahwa itu tidak boleh digunakan dalam
spesies ini sebagai antiarrhythmic. Farmakokinetik lidocaine tidak efektif secara lisan karena
memiliki efek pertama - pass tinggi. Jika sangat tinggi dosis oral yang diberikan, gejala toksik
terjadi (karena metabolit aktif) sebelum tingkat terapeutik dapatdihubungi. Setelah terapi
dosis bolus IV, onset aksi umumnya dalam waktu 2 menit dan memiliki durasi kerja dari 10-
20 menit. Jika infus konstan mulai tanpa IV awal bolus mungkin memakan waktu hingga satu
jam untuk tingkat terapeutik dicapai. Suntikan IM dapat diberikan setiap 1,5 jam pada anjing,
tetapi karena pemantauan dan menyesuaikan dosis sulit, itu harus dicadangkan untuk kasus-
kasus di mana IV infus tidak mungkin. Setelah injeksi, obat ini cepat didistribusikan dari
plasma ke organ-organ yang sangat perfusi (ginjal, hati, paru-paru, jantung) dan
didistribusikan secara luas di seluruh jaringan tubuh. Ia memiliki afinitas tinggi untuk lemak
dan jaringan adiposa dan terikat pada protein plasma, terutama alpha1 - asam glikoprotein.
Itu telah dilaporkan bahwa lidokain mengikat protein ini sangat bervariasi dan tergantung
konsentrasi
Lidocaine merupakan kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap
amideclass yang anestesi lokal, tingkat parah SA, Av atau blok jantung intra ventrikular (jika
tidak menjadi artifisial mondar-mandir), atau sindrom Adams-Stokes. Penggunaan lidokain
pada pasien dengan Wolff-Parkinson-White (WPW) sindrom kontroversial. Beberapa
produsen menyatakan penggunaannya kontraindikasi, namun beberapa dokter telah
menggunakan obat pada manusia. Lidocaine harus digunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan penyakit hati, gagal jantung kongestif, syok, hipovolemia, depresi pernafasan yang
parah, atau ditandai hipoksia. Perlu juga dapat digunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan bradikardia atau blok jantung lengkap memiliki VPCÕs, kecuali detak jantung
pertama dipercepat. Pasien rentan untuk mengembangkan hipertermia ganas harus menerima
lidokain dengan pemantauan intensif.
Efek samping / Peringatan - Pada dosis biasa dan jika tingkat serum tetap dalam
diusulkan kisaran terapeutik ( 1 - 5 mikrogram / ml ) , efek samping yang serius cukup langka
. Yang paling umum efek samping yang dilaporkan terkait dosis (level serum ) dan ringan.
CNS tanda-tanda termasuk mengantuk , depresi , ataksia , tremor otot , dll Mual dan muntah
dapat terjadi , tetapi biasanya sementara. Efek merugikan jantung umumnya hanya terjadi
pada konsentrasi plasma tinggi dan biasanya terkait dengan PR dan QRS perpanjangan
interval dan interval QT shortening. lidokain dapat meningkatkan tingkat ventrikel jika
digunakan pada pasien dengan atrial fibrilasi.
Lidocaine HCl untuk injeksi 1 % ( 10 mg / ml ) dalam 5 ml ( 50mg ) dan 10 ml ( 100
mg ) jarum suntik 2 % ( 20 mg / ml ) dalam 5 ml penggunaan tunggal botol dan jarum suntik
( pengawet gratis) 2 % ( 20 mg / ml ) dalam 100 ml multi guna botol , Kedokteran Hewan (
mengandung pengawet ) Untuk mempersiapkan IV larutan infus menggunakan solusi hewan
2 % tambahkan 1 gram ( 50 ml dari 2 % larutan untuk 1 liter D5W atau larutan lain yang
kompatibel , ini akan memberikan konsentrasi perkiraan dari 1 mg / ml (1000 mikrogram / ml
) . Bila menggunakan mini- drip ( 60 tetes / ml ) IV set, setiap tetes akan berisi sekitar 17
mikrogram . Pada anjing kecil dan kucing , solusi yang lebih terkonsentrasi dapat digunakan
untuk akurasi dosis yang lebih besar . Ketika mempersiapkan solusi pastikan bahwa Anda
tidak menggunakan lidokain produk yang juga mengandung epinefrin . Lidocaine ( disetujui
manusia ) juga tersedia dalam 4 % , 10 % , dan solusi gratis 20 % untuk pengawet Campuran
IV , untuk administrasi IM langsung , dan premixed dengan D5W untuk infus IV dalam
konsentrasi dari 2 mg / ml , 4 mg / ml , dan 5 mg / ml. Juga dikenal sebagai lignocaine HCl .
Sebuah nama dagang umum adalah Xylocaine
Dosis : lidokain 2% 0,65mg/kg bb

b. Peniciline

Farmakokinetik :

`Obat ini baik di gunakan secara per oral dikarenakan diabsorbsi secara cepat pada
traktus digestivus. Sehingga efek obat cepat bekerja.

Farmakodinamik :

Obat ini berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi ke dalam
cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Obat ini diekskresi ke
urin dalam kadar terapeutik. Probenesid menghambat ekskresi penicillin oleh tubulus ginjal
sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan masa kerjanya lebih panjang.

Mekanisme kerja :
Penisilin merintangi/menghambat pembentukan sintesa dinding sel bakteri sehingga
bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka bertambahnya plasma
atau air yang terserap dengan jalan osmosis akan menyebabkan dinding sel pecah sehingga
bakteri menjadi musnah. Obat ini berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Obat
ini diekskresi ke urin dalam kadar terapeutik. Probenesid menghambat ekskresi penicillin
oleh tubulus ginjal sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan masa kerjanya lebih panjang.
Penicillin berpengaruh terhadap sel yang sedang tumbuh dan hanya berpengaruh
kurang berarti terhadap kuman yang sedang tidak aktif tumbuh (dorman). Penicillin tidak
mempengaruhi sel-sel jaringan mamalia, karena sel mamalia tidak memiliki dinding masif
seperti halnya pada kuman.

Efek obat :

Analgesik kuat, antipiretik, tidak memiliki efek antiinflamasi

Efek Samping :

Efek samping dari penggunaan obat ini antara lain dapat menimbulkan ultikaria , dan kadang-
kadang anifilaksis sehingga dapat menjadi fatal

Resistensi :
Pemakaian yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri terutama golongan Stafilococcus dan
Bakteri Coli menjadi resisten (kebal) terhadap penisilin.

Resistensi bakteri ini terbantuk dengan cara :

1.Bakteri membentuk enzyme β lactamase yang memecah cincin β lactam


2.Bakteri mengubah bentuknya menjadi bakteri huruf L yaitu bentuk bakteri tanpa dinding
sel. Bakteri berbentuk L dapat menimbulkan infeksi kronis (misalnya infeksi paru-paru dan
saluran kemih) karena lama berkembanganya. Bakteri semacam ini dengan mudah dimatikan
dengan kotrimoksazol atau tetrasiklin (obat antibootik).

Indikasi :

Pengobatan terhadap penyakit infeksi oleh bakteri seperti klostridia (antibakteri)


Kontraindikasi :

hipersensitifitas (alergi) penicillin.

Bentuk obat :

Dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg dan 500 mg zat aktif juga dalam bentuk
sirup dengan kandungan zat aktif 125 mg / 5 ml. Harus sesuai dengan resep dokter hewan
atau dokter umum yang bersangkutan.

Harga :

Rp. 90.145

Vitamin B complex
Vitamin B complex dalam hal ini digunakan sebagai supplement, sebagai tambahan
pada hewan kuda untuk merangsang pertumbuhan nafsu makan dari kuda tersebut. Vitamin B
complex tersusun atas vitamin B1,B2,B6, nikotinamid, -panthenol. Karena Vitamin B
kompleks merupakan vitamin yang larut dalam air dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh.
Selain itu vitamin B kompleks juga tidak dapat disimpan secara baik didalam tubuh, maka
asupan secara reguler sangat dianjurkan agar tidak kekurangan vitamin B kompleks.
Penentuan P-drug
Golongan
No. Efficacy Safety Suitability Cost
Obat
1. Xylazine Farmakokinetik Efek samping/ Indikasi @50
(Xyla) Aktivitas xylazine Toksisitas Premedikasi mL
pada susunan syaraf Vomit setelah anastesi umum dan Rp
pusat adalah melalui pemberian 1-5 menit penenang untuk 310.00
aktivasi atau stimulasi untuk hewan yang segala situasi 0
reseptor α2- meiliki hypotension, dimana sedasi

adrenoseptor, bradycardia, polyuria. diperlukan seperti

menyebabkan dalam transportasi,

penurunan pelepasan Interaksi Obat partus, hiperaktif,

simpatis, mengurangi Xylazine yang pengobatan kuku/

pengeluaran berinteraksi dengan teracak, operasi

norepineprin dan ephinephrine ringan pada sapi,


dopamin. mengganggu kerja kuda, babi,
jantung dan kambing, domba,
Farmakodinamik menyebabkan aritmia anjing & kucing.
bekerja melalui
mekanisme yang Bentuk obat Kontraindikasi
menghambat tonus - intravena:4 ml Penggunaan
simpatik karena Xyla® per 100 kg xylasine
xylazine mengaktivasi berat badan kontraindikasi pada
reseptor postsinap α2- -intramuskular:10 ml hewan yang telah

adrenoseptor sehingga Xyla® per 100 kg diberi epinephrine


menyebabkan berat badan atau dengan

medriasis, relaksasi ventricular

otot, penurunan arrhytmias.

denyut jantung, Peringatan untuk

penurunan peristaltik, hewan dengan

relaksasi saluran heart disease.

cerna, dan sedasi. Hypotension,

Aktivitas xylazine shock, respiratory

pada susunan syaraf dysfunction, renal

pusat adalah melalui disease.

aktivasi atau stimulasi


reseptor α2-

adrenoseptor,
menyebabkan
penurunan pelepasan
simpatis, mengurangi
pengeluaran
norepineprin dan
dopamin.

Efek obat
Xylazine merupakan
obat sedatif, analgesia
dan perelaksasi otot

2. Midazolam Farmakokinetik Efek samping/ Indikasi @5 ml


Midazolam Toksisitas Midazolam Rp.
dimetabolisme di hati. Efek samping diindikasikan untuk 20.999
Produk metabolit penggunaan sedasi preoperasi,
utama midazolam midazolam adalah amnesia,
adalah hipotensi, bradikardi, penanganan
hidroksimidazolam depresi respirasi, seizures atau status
yang diekresikan kerusakan fungsi epilepsi, sedasi dan
melalui hati sebanyak motor, dan koma. amnesia untuk
40-50%, endoskopi, dan
hydroxymidazolam Interaksi Obat dikombinasikan
yang terbentuk akan Midazolam stabil dengan agen
segera terikat dengan dalam larutan, anestesi lain
asam glukoronat sehingga dapat sebagai anestesi
(tidak aktif) dan 50- dikombinasikan umum
70% dosis midazolam dengan ketamine atau
yang diberikan ketamine-larutan salin Kontraindikasi
kemudian dieliminasi untuk pemberian Tidak ada efek
melalui ginjal. secara infus cardiovascular
yang signifikan,
Farmakodinamik Bentuk obat depresi pernafasan
Midazolam bekerja ampul dan sedasi
pada reseptor tergantung jumlah
benzodiazepin dengan dosis yang
cara meningkatkan diberikan.
pengikatan GABA
pada reseptor
GABAalpha, sehingga
menimbulkan
penghambatan SSP

Efek obat
menghasilkan efek
hipnotik, relaksasi otot
3. Lidokain Farmakokinetik Efek samping/ Indikasi Rp
mudah diserap dari Toksisitas digunakan secara 130.00
0
tempat suntikan, dan mengantuk, pusing, suntikan untuk
dapat melewati darah parestesia, gangguan anesthesia
pada otak. mental, koma, dan infiltrasi, blockade
seizures. saraf, anesthesia
Farmakodinamik Serta kematian jika epidural ataupun
anestetik lokal yang dosis tinggi anesthesia selaput
kuat yang digunakan lender.
secara luas dengan Interaksi Obat
pemberian topical dan efek dapat Kontraindikasi
suntikan. Anestesi ditingkatkan dengan Pasien dengan
terjadi lebih cepat, administrasi seiring hipersensitivitas
lebih kuat, lebih lama simetidin atau terhadap
dan lebih ekstensif propranolol amideclass anestesi
daripada yang lokal
ditimbulkan oleh Bentuk obat
prokain. Cairan injeksi

Efek obat
Sebagai obat anastesi
lokal
4. Penicilin Farmakokinetik Efek samping Indikasi: infeksi Rp
diabsorbsi baik secara reaksi alergi berupa yang disebabkan 90. 145
per oral maupun urtikaria, nyeri sendi, oleh
parenteral syok anafilaktik, mikroorganisme
Farmakodinamik diare. yang peka terhadap
Termasuk dalam penicillin atau
Bentuk sediaan obat
spectrum luas dihydrostreptomyci
terhadap bakteri gram Penisilin 100 ml n dan infeksi
+ / - yang lemah dengan dosis injeksi bakteri sekunder
terhadap penisilin. im 10 – 20 ml. pada kuda, sapi,
domba.
500 𝑘𝑔 𝑥 15 𝑚𝑙/𝑘𝑔 𝑏𝑏
Efek obat 100 𝑚 𝑙 Kontraindikasi
Digunakan sebagai
= 75 ml, Hipersensitivitas
antibiotik spektrum
terhadap penisilin
luas.
5. Vit. B Farmakokinetik Efek samping Indikasi Rp.
complex Baik diberikan secara Vitamin B12 12,000/
oral maupun adalah vitamin botol
parenteral yang sangat
Farmakodinamik Bentuk sediaan obat dibutuhkan oleh
Diberikan dalam tubuh hewan sakit,
bentuk injeksi secara Kekurangan
intra muskular dengan vitamin B12 dapat
dosis pada hewan membahayakan
besar 5 – 10 ml per nyawa. Karena
hari. Tubuh tidak bisat
menghasilkan
vitamin B12
sendiri, oleh sebab
itu vitamin ini
perlu diperoleh dari
sumber nutrisi
diluar tubuh seperti
hati, otot, ginjal,
ikan, telur, dsb.
Pemberian Vitamin
B12 pada hewan
sakit bisa
menstimulasi nafsu
makannya,
memperbaiki
pergantian energi,
dan memperbaiki
pencernaan
makanan.
Kelebihan dosis
vitamin ini tidaklah
berbahaya dan akan
dibuang melalui
urine.

Kontra indikasi
Umumnya jarang
terhajadi.

Dipilih obat anesthesi berupa idokaine karena lidokaine aman digunakan, harganya murah,
toksisitas rendah dan efek sedatif baik. Antibiotik dipilih pennicilin g karena untuk mencegah
infeksi dari bakteri dan terai suportive b komplek.
5. Non Drug
 Meyediakan antiseptik, bebat/perban dan perlengkapan pertolongan pertama pada
waktu penyembuhan luka.
 Mengontrol fase penyembuhan luka dan kondisi perban maksimal 3 hari sekali

Anestesi nondrug dapat dilakukan dengan menggunakan cekaman suhu rendah dengan
es, aliran listrik, dan mekanik.
Efek pendinginan jaringan adalah untuk mengurangi tingkat metabolisme didalam
jaringan, sehingga akan mempengaruhi aktivitas dari semua jaringan. Kebutuhan O2
menurun terjadinya erythema merupakan vasodilatasi oleh rangsangan dingin dengan
pemanasan, sebab lebih sedikit jumlah hemoglobin untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
jaringan. Dengan demikian pendinginan tidak bermanfaat bagi proses penyenbuhan lagi.
Resep Obat
Drh Puntadewa
SIP 076/DH/011
Praktek Jl Indraprastha No 24 Malang (0341) 115 1301
Kantor RSH Husada Satwa Malang (0341) 0011 1017

Malang, 1 Desember 2013


R/ Lidocaine 2 % 0,65mg/kg bb
S. imm

R/ Pennicilin G 50 mL
S. imm

R/ vit B complek 1 btl


S. imm
Iter 3 dd

Pro : Aswatama (500 kg)


Pemilik : H. Munawir
Jl Salatiga No 7 Malang

6. Rujukan
 Apabila perlu dilakukan pemeriksaan dengan sinar ronxent untuk melihat pecahan kaca.
 Menyediakan tempat yang nyaman dalam masa penyembuhan
 Mengontrol kesembuhan luka setiap tiga hari sekali

Komunikasi, Informasi, Perhatian


Jika bolus IV diberikan terlalu cepat , hipotensi dapat terjadi. Pastikan untuk tidak
menggunakan produk yang mengandung epinefrin intravena. Interaksi Obat - tingkat
Lidocaine atau efek dapat ditingkatkan dengan administrasi seiring simetidin atau
propranolol. Antiaritmia lain seperti procainamide, quinidine, propranolol, phenytoin
diberikan dengan lidokain dapat menyebabkan efek aditif atau antagonis jantung dan
toksisitas mungkin ditingkatkan. Fenitoin bila diberikan IV dengan lidokain dapat
menyebabkan depresi jantung meningkat. Dosis besar lidokain dapat memperpanjang apnea
succinylcholine-diinduksi. Interaksi Laboratorium-Lidocaine dapat menyebabkan
peningkatan kadar creatine kinase (CK). Informasi pelanggan - Obat ini hanya boleh
digunakan oleh para profesional yang akrab dengan penggunaannya dan dalam pengaturan di
mana pemantauan pasien yang memadai dapat dilakukan. Pemberian obat-obatan melalui
injeksi sehinga harus dilakukan oleh dokter hewan.
Monitoring dan Evaluasi
 Operasi dikataan berhasi bila selama 3 hari pasca operasi luka telah mengering.
 Pengamatan / observasi kembali terhadap frekuensi jantung, nafas, temperatur,
nafsu makan, feses dan urin, dan luka jahitan.
 Pada hari ke-7 jahitan dibuka dan diberi perubalsem.
 Selama masa penyembuhan kuda diberi pakan dengan cukup gizi
 Perbn perlu dilihat dan dikontrol untuk mencegah timbulnya larva
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari anamnesis diketahui bahwa seekor kuda jantan (berat badan 500 kg) dikeluhkan
pemiliknya mengalami luka robek pada kaki kanan depan akibat menghantam kaca. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan luka robek dengan panjang sekitar 20 cm dengan serpihan-
serpihan kaca didalamnya. Diputuskan untuk membersihkan luka dan melakukan penjahitan
luka. Sebagai obat anestesi dipilih jenis obat Lidokain dan sediaan obat cairan injeksi karena
bersifat sebagai obat anestesi bekerja dengan menghalangi hantaran sistem saraf tepi, lidokain
juga mempunyai efek penting pada sistem saraf pusat, ganglia otonom, sambungan saraf –
otot dan semua jenis serabut otot. Dosis pemberian lidokain adalah 0,65 mg/kg bb. Tujuan
pengobatan adalah untuk memberikan efek anestetikum pada kuda yaitu, mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dengan meminimalkan kerusakan organ tubuh dan membuat kuda
tidak terlalu banyak bergerak.perlakuan higiene dan menjaga nutrisi mutlak dilkukan untuk
mempercepat penyembuhan luka. Pemberian antibiotik bertujuan mencegah infeksi sekuder
dan pemberian terpi suportive untuk mempercepat penyembuhan dari metabolisme tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Adams HR. 2001. Veterinary Pharmacology and Therapeutics. Ed ke-8. United State of
America: Iowa State University Press. 1201 hlm.
Brander, G.C., Pugh, R.J., and Bywater, W.L., 1991. Veterinary Applied Pharmacology and
Therapeutics.5th ed. Bailliere Tindall ELBS. 436,467-473.
Hall, L.W. dan K.W. Clarke. (1983). Veterinary Anasthesia. ELBS and Bailliere Tindal.
London
Jacobson JD, hartsfield. 1993. Cardiorespiratory effects of intravenous bolus administration
and infusion of ketamine-midazolam in dogs. American Journal Veterinary Research
54: 1710-1714.
Lamont LA, Tranquilli WJ, Mathews KA. 2007. Adjunctive analgesic therapy. Department of
Veterinary Clinical Medicine, College of Veterinary Medicine, University of Illinois,
Urbana, USA.
Lee, Lyon. 2012. Equine Anesthesia. Veterinary Surgery I. Ed 5731.USA
Lemke, M., at all. 2004. International Outcomes of Learning in Mathematics Literacy and
Problem Solving: PSIA 2033 Results From the U.S. Perspective. United State of
America: National Center for Education Statistics Institute Education Sciences U.S.
Department of Education.
Lumb WV, Jones EW. 1996. Veterinary Anesthesia. Ed. Ke-4. Philadelphia: Lea and Febiger.
1096 hlm.
Luna CM, Blanzaco D., Niederman MS, Matarucco W, Baredes NC, Desemery P, et al.
Resolution of Ventilator Associated Pneumonia: Propective Evaluation of the Clinical
Pulmonary Infection Score as an Early Clinical Predictor of Outcome. Crit Care Med
1992; 31: 31: 676-82.
McKelvey D, Hollingshead KW. 2003. Veterinary anaesthesia and analgesia. Ed ke-3.
United State of America: Mosby, 448 hlm.
Muir C.C., B.M.F. Galdikas and A.T. Beckenbach. 2000. mtDNA sequences diversity of
orangutans from the islands of Borneo and Sumatera. J. Mol. Evol. 51: 471-480.
Plumb DC. 1991. Veterinary Drug Handbook. Minnesota: Pharma Vet Publishing.
Stawicki SP. 2007. Common sedative agents. OPUS 12 Scientist. 1:8-9.

Anda mungkin juga menyukai