PENDAHULUAN
ISI
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam komunikasi antarpribadi, antara lain:
1. Menyampaikan Informasi
Ketika berkomunikasi dengan orang lain, tentu saja seseorang memiliki berbagai
macam tujuan dan harapan. Salah satu di antaranya adalah untuk meyampaikan
informasi kepada orang lain, agar orang tersebut mengetahui sesuatu.
2. Berbagai Pengalaman
Komunikasi antarpribadi juga memiliki tujuan untuk saling membagi pengalaman
pribadi kepada orang lain mengenai hal-hal yang menyenangkan maupun hal-hal yang
menyedihkan/menyusahkan dan biasanya disampaikan kepada seseorang yang dapat
dipercaya.
3. Menumbuhkan Simpati
Komunikasi juga dapat menumbuhkan rasa simpati seseorang kepada orang lain
dengan cara dukungan moral, bantuan dana, obat-obatan,menjadi sukarelawan, dll.
4. Melakukan Kerja Sama
Melakukan kerja sama antar seseorang dengan orang lain untuk mencapai suatu
tujuan tertentu atau melakukan yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.
5. Menceritakan Kekecewaan atau Kekesalan
Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritaka kecwa
atau kekesalan kepada orang lain. Komunikasi antarpribadi bukan saja merupakan
cara untuk mencurahkan isi hati, tetapi juga mencari jalan keluar atau alternatif solusi
masalah yang dihadapi.
6. Menumbuhkan Motivasi
Seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu yang baik dan
psositif.
Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana seorang pemimpin
mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi, dan mengendalikan bawahannya dengan cara-
cara tertentu, sehingga dapat menyelesaikan tugas pekerjaanya secara efektifdan efisien.
Salah satu contoh teori yang menggambarkan gaya kepemimpinan yaitu Teori X dan Y.
Teori X Teori Y
Karyawan cenderung tidak suka (malas) Karyawan suka bekerja.
bekerja, kalau mungkin menghindarinya.
Karyawan selalu ingin diarahkan. Karyawan yang memiliki komitmen pada
tujuan organisasi akan dapat mengarhkan dan
mengendalikan dirinya sendiri.
Manajer harus selalu mengewasi kerja Karyawan belajar untuk menerima bahkan
mencari tanggung jawab pada saat bekerja,
Asumsi yang dikembangkan dalam Teori X cenderung negatif dan gaya kepemimpinan
yang diterapkannya adalah gaya kepemimpinan petunjuk (directive leadership style).
Gaya kepeimpan ini sangatlah tepat diterapkan jika bawahannya cenderung pasif, malas
bekerja, tidak kreatif, dan tidak inovatif serta komunikasi yang terjadi hanya satu arah.
Asumsi yang dikembangkan dalam Teori Y cenderung positif dan gaya kepemimpinan
yang diterapkan adalah gaya kepemimpinan partisipatif (participative leadership style).
Teori Y ini diterapkan pada bawahan yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap
kerjaannya dan para karyawan dilibatkan di dalam proses pengambilan keputusan serta
komunikasinya berjalan dua arah.
1. Pengarahan : digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan belum
memiliki pengalaman yang cukup da;am menjalankan suatu tugas tertentu.
2. Pembekalan : digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan telah
memiliki pengalaman yang cukup daam menyelesaikan pekerjaan.
3. Dukungan : digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan telah
mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang baik
dengan seorang manajer.
4. Pendelegasian : digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan telah
memahami dengan aik tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga
mereka layak untuk menerima pendeegasian tugas dari seorang manajer.
Gaya Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang manajer suatu organisasi dapat saja
berubah seiring dengan perubahan dinamika yang berkembang dalam diri para karyawan.
3 kemampuan yang perlu diperhatikan dalam menerapkan kepemimpinan situasional:
1. Keterampilan Analitis
Keterampilan yang harus dimliki oleh seorang manajer dalam melakukan evaluasi
atau penilaian kinerja bawahan dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
2. Keterampilan Fleksibilitas
Keterampilan yang harus dimiliki seorang manajer dalam menerapkan gaya
kepemimpinan dalam situasi dan kondisi yang tepat berdasarkan hasil analisis yang
tepat pula.
3. Keterampilan Komunikasi,
Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer untuk menyampaikan ide atau
gagasannya kepada bawahan, termasuk bagaimana ia harus menjelaskan perubahan
gaya kepemimpinannya kepada bawahan.
Kepemimpinan Inti
Menurut Hellriegel dan Slocum, seorang manajer yang dinamis harus memiliki lima
kemampuan yang dikenal sebagai keahlian kepemimpinan inti:
1. Pemberdayaan
Kemampuan seorang manajer untuk berbagai pengaruh dan kendali dengan para
karyawannya.
2. Intuisi
Kemampuan ini berdasarkan pengalaman dan praktik selama bertahun0tahun dalam
membuat keputusan di dalam situasi serupa.
3. Pemahaman Diri
Kemampuan untuk mengenal diri sendiri, baik kekuatan maupun kelemahannya,
4. Visi
Kemampuan untuk berimajinasi pada situasi yang berbeda dan situasi yang lebih baik
dengan cara bagaimana mencapainya.
5. Kesesuaian Nilai
Kemampuan untuk memahami dan memadukan prinsip-prinsip organisasi dengan
nilai-nilai karyawan.
2.4 Teori Kebutuhan Manusia
2. Kebutuhan Keamanan : kebutuhan ini diperlukan karena tanpa adanya rasa aman dari
berbagai gangguan yang ada, manusia sulit melakukan berbagai kegiatan hidupnya.
B. Teori Dua-Faktor
Istilah mendengarkan bukanlah kegiatan yang statis tetapi dinamis, yaitu merupakan kegiatan
mendengar aktif percakapan dengan orang lain yang dituntut adanya konsentrasi penuh dan
tidak terpengaruh oleh faktor-faktor penganggu dalam suatu percakapan tsb. Oleh karena itu,
kegiatan mendengarkan itu sendiri bukanlah pekerjaan yang mudah dan perlu dilatih, maka
akan semakin baik dalam memahami suatu percakapan dengan orang lain
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi antarpribadi memiliki berbagai tujuan, gaya kepemimpinan dengan teori
X dan Y yang dikemukakan Douglas McGregor dan gaya kepemimpinan situasional
oleh Harsey dan Blanchard. Dalam komunikasi antarpribadi juga perlu dipahami
tentang bagaimana kebutuhan hidup manusia yang melakukan interaksi antarpribadi.
Ketika komunikasi terjadi, maka mendengarkan memiliki peran yang sangat penting
bagi tercapainya suatu pemahaman yang benar dalam suatu percakapan dengan orang
lain.