Anda di halaman 1dari 5

Nama : DEVANIA PRATIWI

NPM : 1711011029
JURUSAN : S1 MANAJEMEN REGULER

UAS PEMASARAN JASA

1. A. Jelaskan pengertian jasa menurut Anda

 pengertian jasa adalah suatu aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi
dengan konsumen atau barang-barang milik, namun tidak menghasilkan tranfer
kepemilikan atau tindakan yang tidak berwujud, tidak dapat diraba tetapi dapat
diidentifikasi, yang direncanakan dan dilaksanakan untuk memenuhi permintaan dan
kepuasan konsumen.

B. Menurut Fitzsimmons dan dan Sulivan, jasa erat kaitannya dengan tahap
perkembangan aktivitas ekonomi. Tahap perkembangan aktivitas ekonomi
meliputi apa saja, jelaskan?

 Menurut Fitzsimmons dan Sullivan (1982: 7), perkembangan sektor jasa erat
kaitannya dengan tahap-tahap perkembangan aktivitas ekonomi meliputi hal berikut.

a) Primer (ekstraktif), meliputi pertanian,pertambangan,perikanan,dan kehutanan


b) Sekunder (produksi barang), meliputi pemanufakturan dan pemrosesan.
c) Tersier (jasa domestik), terdiri dari restorandan hotel,salon
kecantikan,laundry,dan dry cleaning,pemeliharaandan reparasi.
d) Kuarter (perdagangan), meliputi transportasi,perdagangan eceran,komunikasi
keuangan dan asuransi,real estate,dan pemerintahan.
e) Kuiner (perbaikan dan peningkatan kapasitas manusia), terdiri atas kesehatan
pendidikan,riset,rekreasi,dan kesenian.

2. Strategi branding apa saja yang bisa digunakan oleh perusahaan jasa ?

 Menjalankan Strategi Pemasaran Konten

Pemasaran konten memberikan penyediaan aliran informasi yang berguna kepada


calon pelanggan atau bahkan seorang influencer. Pikirkan bagaimana brand Anda
bisa “mengedukasi” daripada sekedar promosi. Ini berkaitan erat dengan persoalan
relevansi, reputasi, dan visibilitas. Seiring berjalannya waktu, para pelanggan akan
belajar bagaimana Anda mengkaji masalah dan solusinya melalui konten yang Anda
hasilkan dan ini akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap bisnis jasa
Anda. Pemasaran konten bergantung pada bagaimana bisnis Anda memenangkan hati
pelanggan dengan berbagi sesuatu yang berharga daripada mencoba sekedar
membujuk mereka. Dengan demikian, ini adalah strategi yang efektif untuk
membangun brand jasa Anda sekaligus menghasilkan prospek yang baik.

Jalin Kerja Sama dengan Klien Berprofil Tinggi

Ada banyak perusahaan jasa profesional yang sukses membangun branding mereka
melalui kerja sama dengan klien berprofil tinggi. Jika Anda mencari klien berprofil
tinggi dan berinvestasi terhadapnya dalam menghasilkan hasil yang menakjubkan dan
dibagikan secara luas ke publik, itu akan menjadi strategi membangun branding yang
luar biasa. Tentu saja, semua orang menginginkan klien yang prestisius dan hasil yang
luar biasa. Namun anehnya hanya sedikit bisnis jasa melakukan perencanaan dan
investasi untuk mengubah keinginan tersebut menjadi kenyataan. Berikut contoh
kasus kesalahan dalam bekerja sama dengan suatu klien. Suatu bisnis jasa dapat
bekerja sama dengan klien berprofil tinggi. Tetapi jika bisnis tersebut menekan
kegiatan pemasaran mereka dalam kontrak kerja, saat itu juga peluang membangun
branding bisnis akan hilang. Bisnis tersebut hanya berfokus pada lingkup mereka saja
daripada berinvestasi dalam kerja sama kolektif dengan klien untuk menghasilkan
sesuatu yang baru dan luar biasa.

Mendominasi Ruang Media Sosial

Salah satu strategi pengembangan branding yang tidak kalah efektif bagi bisnis jasa
didasarkan pada pertumbuhan media sosial. Bahkan segala jenis bisnis sekarang ini
menggunakan alat media sosial seperti LinkedIn, Twitter, Instagram, Facebook, dan
YouTube. Dengan menggunakan media sosial, tugas dari Customer Service bisnis jasa
Anda akan ikut terbantu. Anda bisa menjawab berbagai keluhan pelanggan yang me-
mention akun Twitter mengenai pelayanan bisnis jasa Anda atau menjawab berbagai
komentar netizen di akun Instagram Anda. Ini akan membuat pelanggan merasa
dianggap dan memberikan nilai positif terhadap mereka.

Berikan Suatu Nilai dari Brand yang Melebihi Ekspektasi Pelanggan

Memberikan nilai dari brand bisnis kepada target pasar Anda sangat penting untuk
pengenalan brand yang lebih baik dan menjadi sosok bisnis yang “dihormati” di
bidang Anda. Hal ini bisa diimplementasikan dengan menginisiasi suatu Webinar,
Telekonferensi, atau mungkin Coaching Clinic yang terkait dengan bidang Anda
kepada publik.

Secara umum, keempat tips branding bisnis jasa tersebut setidaknya bisa dijadikan
sebagai masukan atau pertimbangan ketika Anda hendak membangun brand agar
lebih dikenal lebih banyak publik. Terlepas dari brand yang baik, tentunya bisnis
Anda juga harus membangun aspek lain agar tubuh bisnis Anda tetap sehat. Aspek
lain tersebut adalah keuangan bisnis Anda. Berbicara tentang keuangan, tentunya itu
ditopang oleh suatu sistem akuntansi yang kuat. Dengan Jurnal, permasalahan tersebut
bisa terjawab. Jurnal adalah Software Akuntansi Online yang membantu bisnis Anda
merancang sistem akuntansi terpadu. Selain menawarkan fitur akuntansi yang
lengkap, Jurnal juga sudah terintegrasi dengan beberapa aplikasi POS (Point-on-
Sales) sehingga mempermudah pencatatan penjualan dari kasir bisnis jasa Anda ke
sistem akuntansi Jurnal.

3. Jelaskan strategi penetapan harga berdasarkan pada tiga pondasi.

Ada beberapa metode yang bisa Anda terapkan untuk menentukan harga jual
produk, namun secara umum ada tiga cara dalam melaksanakan penetapan harga
yaitu:

a) Penetapan Harga berdasarkan Biaya.

Merupakan cara umum yang sering diterapkan disetiap perusahaan, yaitu metode
penetapan harga berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan
menambahkan suatu jumlah prosentase untuk menghasilkan laba.Terdapat 3 kategori
dalam penetapan harga berdasarkan biaya diantaranya:

1) Cost-Plus Pricing Method, yakni penetapan harga jual per-unit dengan cara
menghitung jumlah biaya perunit ditambah beberapa jumlah sebagai laba atau
yang sering disebut dengan margin (Rumus: Biaya total + Laba = Harga Jual).
2) Mark-up Pricing, yakni penetapan harga yang banyak digunakan oleh
pedagang perantara yaitu dengan hanya menambahkan sejumlah laba saja
(Rumus: Harga Beli + MarkUp = Harga Jual).
3) Fixed Fee Pricing, pada metode ini pembuat akan mendapatkan ganti rugi
sejumlah yang dikeluarkan, dan mendapatkan sejumlah fee tertentu yang telah
disepakati, jadi nilai fee tidak dipengaruhi nilai harga barang.
4) Target Pricing, yang merupakan penetapan harga yang dilakukan berdasarkan
tingkat pengembalian investasi (ROI) sesuai dengan yang diinginkan.

b) Penetapan Harga berdasarkan Pendekatan Kebutuhan/Permintaan.

Merupakan strategi penetapan harga yang dilakukan dengan tujuan untuk melakukan
pendekatan terhadap kebutuhan konsumen. Metode ini juga melewati proses
penetapan harga yang didasari persepsi konsumen terhadap nilai/velue yang diterima.
Untuk mengetahui suatu nilai dari produk berkualitas yang dapat diterima oleh
konsumen adalah dengan melakukan Price Sensitivity Meter (PSM).

Namun untuk menanggapi aneka macam konsumen yang menginginkan suatu produk,
juga dapat melakukan deskriminasi harga. Deskriminasi harga merupakan kebijakan
menentukan harga jual yang berbeda-beda untuk satu jenis barang yang sama dalam
satu segmen pasar. Macam-macam deskriminasi harga yang dapat dilakukan
contohnya deskriminasi terhadap wilayah, konsumen, waktu dan kualitas, atau bentuk
produk.

c) Penetapan Harga berdasarkan Persaingan.

adalah penentuan harga jual dengan mempertimbangkan harga jual yang sudah atau
akan ditetapkan oleh pesaing. Terdapat 2 metode dalam penetapan harga jual tersebut.
Ke-2 metode tersebut adalah perceived value pricing dan sealed bid pricing.
Perceived value pricing adalah penetapan harga jual berdasarkan harga jual rata-rata
industri. Sealed bid pricing adalah penetapan harga jual berdasarkan penawaran yang
diajukan oleh pesaing.

Ada banyak cara yang dapat Anda gunakan untuk mendapatkan harga yang bisa
diterima oleh pasar. Namun perlu diketahui bahwa Anda wajib memperbarui harga
jual secara rutin dengan mempertimbangkan perubahan situasi dan kondisi pasar dan
juga industri. Hindari penetapan harga yang dilakukan secara bebas dengan tidak
mempertimbangkan harga rata-rata industri dan pasar.

4. Apa bedanya perusahan yang melakukan segmentasi dan yang tidak melakukan
segmentasi segmentasi?

Bedanya perusahaan yang melakukan segmentasi dengan perusahaan yang tidak


melakukan segmentasi :

Bagi perusahaan yang melakukan segmentasi :


Perusahaan melakukan segmentasi, karena : kondisi, keadaan, dan situasi yang
mempengaruhi atau mendorong perusahaan melakukan segmentasi.

Dampak perusahaan yang melakukan segmentasi, yaitu :

A. Bisa meningkatkan keuntungan perusahaan, karena dengan segmentasi :


a. Alokasi sumber daya pemasaran yang lebih efisien karena perusahaan memilih
pasar yang lebih baik.
b. lebih memahami kebutuhan dan keinginan pasar (konsumen)
c. lebih memahami situasi persaingan.

Sedangkan perusahaan yang tidak melakukan segmentasi :


Perusahaan yang tidak melakukan segmentasi, karena : faktor kondisi, keadaan, dan
situasi yang tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan segmentasi.

Dampak perusahaan yang tidak melakukan segmentasi, yaitu :


a. Tidak meningkatkan keuntungan perusahaan, karena : 1. perusahaan tidak tau
alokasi sumberdaya pemasaran yang lebih efisien 2. tidak memahami kebutuhan
dan keinginan pasar atau konsumen 3. tidak memahami situasi dalam bersaing.

Kriteria segmen yang baik untuk dimasuki, ialah : ukuran yang menjadi dasar
penilaian atau penetapan suatu.
Jadi, kriteria segmen yang baik untuk dimasuki, yaitu :
 Ukuran dan pertumbuhan segmen.
 Daya tarik segmen.
 Sasaran dan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai