TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
DIREKTUR,
dr. ARTATY
NIP. 19840527 201101 2 012
LAMPIRAN 1. SK Direktur RSUD Daha Sejahtera
Nomor : Tahun 2018
Tanggal : 02 Juli 2018
MUKADIMAH/PENDAHULUAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Tujuan peraturan internal staf medis (medical staff bylaws) adalah agar
komite medik dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good clinical
governance ) melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi, dan
penegakan disiplin profesi. Selain itu peraturan internal staf medis (medical staf
bylaws) juga bertujuan untuk memberikan dasar hukum bagi mitra bestari ( peer
group ) dalam pengambilan keputusan profesi melalui komite medik. Putusan itu
dilandasi semangat bahwa hanya staf medis yang kompeten dan berperilaku
profesional sajalah yang boleh melakukan pelayanan medis di rumah sakit.
BAB III
KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE)
Pasal 3
(1) Semua pelayanan medis hanya boleh dilakukan oleh staf medis yang telah
diberi kewenangan klinis.
(2) Pemberian dan perubahan kewenangan klinis staf medis ditetapkan atas
rekomendasi Komite Medik dan disahkan oleh Direktur.
(3) Mekanisme sebagaimana nomor 2 diatas diatur dalam:
a. Pedoman kredensial dan rekredensial staf medis;
b. Pedoman kewenangan klinis;
c. Daftar rincian kewenangan klinis dari komite medik.
(4) Jenis kategori staf medis diatur sesuai dengan lingkup kewenangan yang
diberikan padanya, misalnya pengaturan kewenangan klinis sementara
(temporary clinical privilege), kewenangan klinis dalam keadaan darurat
(emergency clinical privilege) , dan kewenangan klinis bersyarat (provisional
clinical privilege) .
(5) Lingkup kewenangan klinis (clinical privilege) diatur untuk pelayanan medis
tertentu dengan berpedoman pada buku putih (white paper).
(6) Subkomite kredensial mengatur proses penilaian untuk merekomendasikan
pemberian kewenangan klinis untuk masing-masing staf medis.
(7) Subkomite etika dan disiplin profesi melalui Komite Medik mengatur
prosedur tentang tata cara pemberian dan pengakhiran “privilege” oleh
Direktur Rumah Sakit.
BAB IV
PENUGASAN KLINIS (CLINICAL APPOINTMENT)
Pasal 4
(1) Setiap staf medis yang melakukan asuhan medis harus memiliki surat
penugasan klinis dari Direktur Rumah Sakit berdasarkan rincian kewenangan
klinis setiap staf medis (delineation of clinical privilege) yang
direkomendasikan komite medik.
(2) Perubahan Penugasan Klinis staf medis dapat dilakukan oleh Direktur atas
rekomendasi Komite Medik.
(3) Mekanisme sebagaimana nomor 1 dan 2 diatas diatur dalam Panduan
Kredensial dan Re-Kredensial Staf Medis.
BAB V
KOMITE MEDIK
Pasal 5
Komite medik dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis
(clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan
pasien lebih terjamin dan terlindungi.
Pasal 6
(1) Komite medik merupakan organisasi non struktural yang dibentuk di rumah
sakit oleh kepala/direktur.
(2) Komite medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan merupakan wadah
perwakilan dari staf medis.
Pasal 7
Pasal 8
(1) Keanggotaan komite medik ditetapkan oleh direktur rumah sakit dengan
mempertimbangkan sikap profesional, reputasi, dan perilaku.
(2) Jumlah keanggotaan komite medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan jumlah staf medis di rumah sakit.
Pasal 10
(1) Ketua komite medik ditetapkan oleh direktur rumah sakit dengan
memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja di rumah sakit.
(2) Sekretaris komite medik dan ketua subkomite ditetapkan oleh direktur rumah
sakit berdasarkan rekomendasi dari ketua komite medik dengan
memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja di rumah sakit.
Pasal 11
Pasal 12
BAB VI
RAPAT
Pasal 13
Rapat Komite Medik
(1) Rapat Komite Medik terdiri atas Rapat Rutin, Rapat Khusus, dan Rapat Pleno.
(2) Setiap rapat Komite Medik dinyatakan sah hanya bila undangan telah
disampaikan secara pantas kecuali seluruh anggota Komite Medik yang
berhak memberikan suara menolak undangan tersebut.
Pasal 14
Rapat Rutin Komite Medik
(1) Komite menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada waktu dan
tempat yang ditetapkan oleh Komite Medik.
(2) Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta
agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat lima hari
kerja sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
(3) Rapat rutin dihadiri oleh pengurus Komite Medik.
(4) Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu.
(5) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Komite Medik
sebagaimana diatur dalam ayat (2) pasal ini harus melampirkan:
a. Satu salinan agenda rapat
b. Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu.
c. Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu.
Pasal 15
Rapat Khusus Komite Medik
Pasal 16
Rapat Pleno Komite Medik
(1) Rapat pleno Komite Medik diselenggarakan satu kali satu tahun.
(2) Rapat pleno dihadiri oleh seluruh staf Medis RSUD Daha Sejahtera.
(3) Agenda rapat pleno paling tidak memuat laporan kegiatan yang telah
dilaksanakan Komite Medik, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
Komite Medik, dan agenda lainya yang ditetapkan oleh Komite Medik.
(4) Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan secara
tertulis beserta agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling
lambat empat belas hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
Pasal 17
Kuorum
Pasal 18
Pengambilan Putusan Rapat
Pasal 19
Tata Tertib Rapat
(1) Setiap rapat Komite Medik berhak dihadiri oleh seluruh Pengurus Komite
Medik.
(2) Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Medik atau yang ditunjuk oleh Ketua
Komite Medik.
(3) Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan atas perintah
Ketua.
(4) Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai.
(5) Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan
rapat.
(6) Setiap peserta wajib menjaga ketertiban selama rapat berlangsung.
(7) Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan ditetapkan oleh
Ketua sebelum rapat dimulai.
Pasal 20
Notulen Rapat
BAB VII
SUBKOMITE KREDENSIAL
Pasal 21
(1) Sub Komite Kredensial bertugas menapis profesionalisme staf medis dengan
cara melakukan kredensial dan rekredensial.
(2) Subkomite kredensial memiliki fungsi sebagai berikut :
a. penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan
masukan dari kelompok staf medis berdasarkan normakeprofesian yang
berlaku;
b. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian:
1. kompetensi;
2. kesehatan fisik dan mental;
3. perilaku;
4. etika profesi.
c. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi
berkelanjutan;
d. wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
e. penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat.
f. pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik;
g. melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik; dan
h. rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis.
(3) Sub Komite Kredensial terdiri dari :
a. Ketua Sub Komite Kredensial;
b. Sekretaris;
c. Anggota.
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana nomor 1 diatas, Sub Komite
Kredensial berpedoman kepada:
a. Pedoman Kredensial dan Rekredensial;
b. Pedoman Kewenangan Klinis;
c. Daftar Rincian Kewenangan Klinis Dokter dan Dokter Spesialis.
(5) Sub Komite Kredensial bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik.
BAB VIII
SUBKOMITE MUTU PROFESI
Pasal 22
(1) Sub Komite Mutu Profesi bertugas memelihara mutu profesi staf medis
dengan cara mempertahankan kompetensi dan profesionalisme staf medis
dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian.
(2) Subkomite mutu profesi memiliki fungsi sebagai berikut :
a. pelaksanaan audit medis;
b. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis;
c. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan
bagi staf medis rumah sakit tersebut; dan
d. rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang
membutuhkan.
(3) Sub Komite Mutu Profesi terdiri dari :
a. Ketua Sub Komite Mutu Profesi;
b. Sekretaris;
c. Anggota.
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana nomor 1 diatas Sub Komite Mutu
Profesi berpedoman kepada :
a. Pedoman Tata Kelola Klinis;
b. Pedoman Audit Medis;
c. Pedoman Pendampingan Profesi Medis (Proctoring );
(5) Sub Komite Mutu Profesi bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik.
BAB IX
SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Pasal 23
(1) Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi menjaga etika, disiplin dan perilaku
staf medis dengan cara melindungi pasen dari pelayanan staf medis yang tidak
memenuhi syarat (unqualified ) dan tidak layak (unfit/unproper) untuk
melakukan asuhan klinis serta membina staf medis.
(2) Subkomite etika dan disiplin profesi memiliki fungsi sebagai berikut :
a. pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
b. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
d. pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada
asuhan medis pasien.
(3) Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi terdiri dari :
a. Ketua Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi;
b. Sekretaris;
c. Anggota
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana nomor 1 diatas Sub Komite Etika
dan Disiplin Profesi berpedoman kepada :
a. Pedoman Pembinaan Etika dan Disiplin Profesi Medis;
b. Pedoman penanganan Dugaan Pelanggaran Etika dan Disiplin Profesi
Medis.
(5) Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi bertanggung jawab kepada Ketua
Komite Medik.
(6) Upaya pendisiplinan staf medis yang dilakukan oleh subkomite disiplin
profesi dilakukan melalui :
a. Peringatan tertulis sampai penangguhan kewenangan klinis staf medis yang
dinilai melanggar disiplin profesi, baik seluruhnya maupun sebagian;
b. Dengan ditangguhkannya kewenangan klinis maka staf medis tersebut tidak
diperkenankan melakukan pelayanan medis di rumah sakit;
c. Perubahan kewenangan klinis akibat tindakan disiplin profesi tersebut di
atas ditetapkan dengan surat keputusan Direktur Rumah Sakit atas
rekomendasi Komite Medik.
BAB X
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS
Pasal 24
BAB XI
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
Pasal 25
Peraturan Internal Staf Medis ini dapat dilakukan review dan perubahan bilamana
:
(1) Adanya Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Peraturan Internal
Korporasi Rumah Sakit, Peraturan Internal Staf Medis ataupun
peraturan/perundangan lainnya yang menyangkut profesi medis;
(2) Kebijakan baru lain mengenai status Rumah Sakit.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
(1) Peraturan Internal Rumah Sakit dan Peraturan Internal Staf medis ini berlaku
sejak tanggal ditetapkan.
(2) Semua peraturan Rumah Sakit yang dilaksanakan sebelum berlakunya
Peraturan Internal Rumah Sakit dan Peraturan Internal Staf Medis ini
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
Internal Rumah Sakit/Peraturan Internal Staf Medis.
DIREKTUR,
dr. ARTATY
NIP. 19840527 201101 2 012