Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nanang Apriyanto

NIM : 22020118183026

Kelas : B18

Matakuliah : Kewarganegaraan

Peran Perawat dalam Ketahanan Nasional

Tidak ada bangsa yang berdiri tanpa harapan dan cita-cita, sama halnya
dengan tidak ada bangsa yang berhasil meraihnya dengan mudah. Dalam hal itulah
ketahanan nasional mengambil tempat dan difahami sebagai kekuatan, keuletan,
keteguhan dan kebijaksanaan untuk menghadapi pelbagai macam ancaman yang
muncul dari dalam dan luar negara (Kemenhan, 2016). Sementara itu, ketahanan
nasional juga merupakan perangkat kerja analisis untuk melihat dan memahami
serta menyelesaikan persoalanpersoalan kehidupan berbangsa dan bernegara
(Pasaribu, 2013).

Kondisi Indonesia, ketahanan nasional diikat oleh satu basis filosofis yang
mengakar, yakni Pancasila. Sejarah mencatat, Pancasila dianggap telah memenuhi
standar kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila, juga merupakan norma
normans, norma yang mengatur segala norma lain; bukan norma normata, sesuatu
norma yang diatur oleh norma lain. Tidak ada satupun dari tiap-tiap sila dalam
Pancasila yang disepakati sepihak, melainkan atas dasar musyawarahmufakat.
Kemunculan Pancasila sebagai dasar negara—tempat di mana setiap kebajikan
hukum dan tata kelola kenegaraan menggunakannya sebagai pilar—juga lahir
dalam centang-perenang kolonialisme, sehingga ia dianggap sebagai representasi
semua kalangan (Ludigdo & Kamayanti, 2012).
Sementara itu, Pancasila terelaborasi sedemikian cantiknya dalam butir-
butir UUD No. 3 Tahun 2002, yang menyebutkan bahwa: (1) pertahanan negara
adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara; dan (2) Sistem
pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan
seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu,
terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

Secara faktual, ketahanan nasional juga bertindak sebagai doktrin dan


instrument metodologis (Kemenhan, 2016). Di titik inilah, Pancasila dapat dilihat
sebagai a though provoking. A thought provoking, sebagaimana diketahui dalam
berbagai tradisi pemikiran adalah sesuatu yang timbul dan bergerak berdasarkan
dua fenomena yang berbeda, sehingga memungkinkan seseorang untuk berpikir
keras, menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi (Dhakidae, 2018).
Hubungan pikiran-pikiran ini dengan Ketahanan Nasional tercakup dalam
pertanyaan-pertanyaan seputar kebijakan ekonomi, politik, sosial, sumberdaya
alam; pertanyaan-pertanyaan soal bagaiamana mengumpulkan masyarakat yang
berebeda menjadi satu. Pendeknya, Pancasila mengarahkan Ketahanan Nasional
bangsa Indonesia sesuai dengan cita-cita bersama.

Kegiatan pembelaan negara pada dasarnya merupakan usaha dari warga


negara untuk mewujudkan ketahanan nasional. Bela negara adalah, sikap dan
tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang
dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan kesadaran hidup berbangsa dan
bernegara.

Bela negara mencakup bela negara secara fisik atau militer dan bela negara
secara nonfisik atau nirmiliter dari dalam maupun luar negeri. Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara. Bela Negara dapat secara fisik
yaitu dengan cara "memanggul senjata" menghadapi serangan atau agresi musuh.
Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Bela
negara secara nonfisik adalah segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan
Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air (salah satunya diwujudkan dengan sadar
dan taat membayar pajak), serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara, termasuk penanggulangan ancaman dan lain sebagainya.

Tenaga kesehatan khususnya perawat memiliki peranan yang penting dalam


upaya bela negara secara non fisik. Perawat mempunya peranan preventif, promotif
dan rehabilitative yang sangat vital dilingkungan masyarakat. Selain itu, perawat
memiliki tantangan baru sebagai bagian dari sistem penanggulangan bencana yang
lebih sistematis sesuai dengan konteks sustainable development, dan membangun
ketahanan nasional dengan meningkatkan kemampuan lokal dan nasional dalam
mengelola dan mengurangi risiko bencana (UN/ISDR, 2005).

Perawat sebagai lini depan pada suatu pelayanan kesehatan mempunyai


tanggung jawab dan peran yang besar dalam penanganan pasien gawat darurat
sehari-hari maupun saat terjadi bencana. Prosentase yang pasti mengenai jumlah
perawat yang terlibat dalam manajemen bencana di masyarakat belum diketahui
secara pasti. Sampai saat ini kebutuhan tenaga perawat untuk menangani korban
bencana di masyarakat merupakan kebutuhan terbesar yaitu sebanyak 33 % dari
seluruh tenaga kesehatan yang terlibat (Depkes, 2005)
Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Manajemen


Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Dalam Penanggulangan Bencana.
DepKes RI. Jakarta.

International Strategy for Disaster Reduction (UN/ISDR). 2005. Hyogo


Framework for Action 2005-2015: Building the Resilience of Nations and
Communities to Disaster. Switzerland.

Kemenhan. (2016). Bela Negara Dan Kebijakan Pertahanan. Majalah


WIRA.

Ludigdo, U., & Kamayanti, A. (2012). Pancasila as Accountant Ethics


Imperialism Liberator. World Journal of Social Sciences.

Pasaribu, R. B. F. (2013). Pertumbuhan Ekonomi Dalam Konsep


Pembangunan Berkelanjutan. Ejournal Gunadarma.

Anda mungkin juga menyukai