Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I tentang
OBSTRUKSI INTESTINAL

Kelompok 9 :

1. Handa tri nur cahyo ( 18613229)


2. Tia hidayati fitriani ( 1861311587)
3. Nurma dwi listiana (18613180)

DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “ makalah tentang
obstruksi intestinal “

Kmai menyadari tugas ini masih kurang sempurna karena keterbatasan sumber buku dan
pengetahuan kami baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membantu dan kesempurnaan tugas ini.

Tak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamidalam
menyelesaikan tugas ini. Akhirnya, kami mengharapkan semoga tugas ini dapat bermanfaat
bagi pembaca umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Obstruksi intestinal merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang dijumpai dan
merupakan 60% samapi 70% dari seluruh kasus gawat abdomen. Abdomen dapat disebabkan
oleh kelainan didalam abdomen berupa ulkus obstruktif, iskemik dan pendarahan. Sebagian
kasus dapat disebabkan oleh cidera langsung atau tidak langsung yang menyangkut perforasi
saluran cerna atau pendarahan. Obstruksi usus disebut juga ileus obstruksi. Seringkali adanya
sumbatan dalam lumen usus. Obstruksi usus merupakan gangguan peristaltik baik diusus halus
maupun diusus besar. Hal ini dapat disebabkan adanya lesi pada bagian diding usus. Obstruksi
usus dapat akut parsial atau total.

1.2 DEFINISI
Obstruksi usus atau ilieus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus
(Price, 1997 : 502).Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya
disertai dengan pengeluaran banyak aliran cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus
bagian oral dari obstruksi maupun oleh muntah (Syamsuhidayat, 1997 : 842) Obstruksi usus
atau illeus adalah sumbatan yang terjadi pada aliran isi usus baik secara mekanis maupun
fungsional. Aliran ini dapat terjadi karena dua tipe proses :
a) Mekanis : terjadi obstruksi mural dari tekanan pada dinding usus.
Contoh : intususepsi, perlengketan, tumor, hernia dan abses.
b) Fungsional : muskulatur usus tidak mampu mendorong isi sepanjang usus.
Contoh : gangguan endokrin. (Smeltzer dan Suzzane, 2001 :1121)

1.3 ETIOLOGI
Menurut (Smeltzer dan Suzzane, 2001 : 1121) etiologi dari obstruksi usus atau illeus yaitu:
1. Perlengketan
2. Intususepsi yaitu salah satu bagian usus menyusup kedalam bagian lain yang ada
dibawahnya.
3. Volvulus yaitu usus memutar akibatnya lumen usus tersumbat.
4. Hernia yaitu protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus.
5. Tumor
1.4 PATOFISIOLOGI

Menurut Ester (2001 : 49) pathofisiologi dari obstruksi usus atau illeus adalah:
Secara normal 7-8 cairan kaya elektrolit disekresi oleh usus dan kebanyakan direabsorbsi, bila
usus tersumbat, cairan ini sebagian tertahan dalam usus dan sebagian dieliminasi melalui
muntah, yang menyebabkan pengurangan besar volume darah sirkulasi. Mengakibatkan
hipotensi, syokhipovolemik dan penurunan aliran darah ginjal dan serebral. Pada awitan
obstruksi, cairan dan udara terkumpul pada bagian proksimal sisi yang bermasalah,
menyebabkan distensi. Manifestasi terjadinya lebih cepat dan lebih tegas pada blok usus halus
karena usus halus lebih sempit dan secara normal lebih aktif, volume besar sekresi dari usus
halus menambah distensi, sekresi satu-satunya yang yang bermakna dari usus besar adalah
mukus. Distensi menyebabkan peningkatan sementara pada peristaltik saat usus berusaha
untuk mendorong material melalui area yang tersumbat. Dalam beberapa jam peningkatan
peristaltik dan usus memperlambat proses yang disebabkan oleh obstruksi. Peningkatan
tekanan dalam usus mengurangi absorbsinya, peningkatan retensi cairan masih tetap berlanjut
segera, tekanan intralumen aliran balik vena, yang meningkatkan permeabilitas kapiler dan
memungkinkan plasma ekstra arteri yang menyebabkan nekrosis dan peritonitis.

1.5 MANIFESTASI KLINIS


Menurut Smeltzer dan Suzzane (2001 : 1121) manifestasi klinis obstruksi usus atau illeus
adalah
a. Gejala awal biasanya berupa nyeri kram yang terasa seperti gelombang dan bersifat
kolik.
b. Terjadi muntah fekal apabila ada obtruksi di illeum.
c. Konstipasi absolute.

1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Menurut Syamsuhidayat ( 1997 : 845 ) pemeriksaan penunjang dariobstruksi usus atau
illeus yaitu :
Pemeriksaan rontgen dengan enteroklisis. Menggunakan cairan kontras encer berguna
untuk menentukan diagnosis sebab memberikan gambaran ke sepanjang usus halus.
Enteroskopi, yaitu meneropong usus dapat dilakukan sebagai refleksi bagian ligament treiz,
sampai permulaan yeyenum. Sonogram berguna untuk menentukan adanya ruang yang
mengandung cairan seperti kista, abses atau cairan bebas di dalam rongga perut atau
ruang yang berisi jaringan padat.
1.7 PATHWAY
BAB 2
FORMAT PENGKAJIAN
2.1 BIODATA PASIEN
Nama : Ny.S

Umur : 35 tahun

Alamat : Ponorogo

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Masuk RS : 01 Oktober 2019

Jenis kelamin : Perempuan

2.2PENGKAJIAN

a. Keluhan utama

Saat MRS : Pasien mengatakan demam, perut terasa kaku, tidak bisa
mengeluarkan feses atau flatus secara rektal.

Saat pengkajian : Pasien mengatakan mual, muntah, dan demam, suara bising
usus meningkat.

b. Riwayat penyakit sekarang

Klien datang keruang IGD pada tanggal 1 Oktober 2019 jam 09.00 dengan
keluhan mual, muntah, demam, perut terasa kaku, tidak bisa mengeluarkan
feses atau flatus secara rektal. TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, S: 38⁰C, RR:
20 x/menit

c. Riwayat penyakit dahulu

Pasien sudah pernah dirawat dirumah sakit dengan keluhan seperti yang
dirasakan saat ini, sekitar 6 bulan yang lalu dengan keluhan mual, muntah,
demam, kekakuan pada perut, tidak bisa mengeluarkan feses atau flatus secara
rektal.
d. Pola sehari-hari

Pola-pola Sebelum sakit Sesudah sakit

Nutrisi  Makan tidak teratur, Makan 3 kali sehari


jarang dengan porsi sedikit dan
mengkonsumsi minum air 3 gelas perhari
sayuran, sering karena pasien
makan-makanan merasakan mual.
diluar serta minum
air putih +/_ 8
gelas/perhari 250
ml

Eliminasi BAK : Pasien buang air BAK : pasien buang air


kecil 3x sehari warna kecil 3x sehari
kuning bau khas urine

BAB : Pasien buang air


BAB : pasien mengalami
besar lancar 1x sehari.
kontipasi
Warna kuning tidak encer

Istirahat Pasien tidur selama 5 - 6 Pasien kurang tidur pada


jam, pasien juga jarang siang maupun malam
tidur siang dan sering terbangun.
Pasien tidur 3 jam

Personal hygiene Pasien mandi 3x sehari Pasien 1x mandi, dibantu


mengosok gigi, keramas, perawat kadang dibantu
ganti pakaian keluarga.
Aktivitas Bekerja seperti biasanya Kesulitan untuk
beraktifitas karena perut
terasa penuh

1.8 PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dapat fokus terhadap pemeriksaan abdomen pangkal paha dan
rektum.
a. Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi : observasi bekas luka operasi atau hernia
- Palpasi : apakah ada nyeri tekan
- Perkusi
- Auskultasi : bising usus
b. Pemeriksaan pangkal paha
Pada pemeriksaan pangkal paha dapat ditemukan tanda-tanda hernia inguinalis
sebagai penyebab obstruksi.

1.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko kekurangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh b.d output
berlebihan

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d distensi abdomen

3. Gangguan eliminasi bowel : kontipasi b.d mal obstruksi usus

1.10 INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx. 1 Resiko kekurangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh b.d output
berlebihan
Tujuan : klien menunjukkan tidak terjadinya kekurangan cairan selama masa
perawatan

Kriteria hasil

 intake cairan klien kembali adekuat

 membran mukosa lembab

 muntah (-)

 intake ouput normal

 pengisian kapiler <3 detIK

Intervensi

1. Observasi keadaan kulit dan membran mukosa

R/ kulit dan membran mukosa yang kering menunjukkan kehilangan cairan


yang berlebihan atau dehidrasi

2. Kaji intake output klien

R/ intake-output yang tidak seimbang menunjukkan ketidak adekuatan


pemasukkan dan pengeluaran cairan

3. Ukur tanda-tanda vital (TD,nadi,suhu)

R/ Hipotensi (termasuk prostural ), takikardi, demam dapat menunjukkan


respon terhadap efek kehilangan cairan.

4. Kaji penghisapan selang nasogastrik

R/ penghisapan nasogastrik yang lama dapat dapat mengakibatkan dehidrasi

5. Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral sesuai indikasi


R/ mempertahankan istirahat usus akan menerlukan penggantian cairan
untuk memperbaiki kehilangan cairan atau anemia

6. Pantauan hasil laboratorium elektrolit

R/ menentukan kebutuhan penggantian keefektifan terapi

Dx.2 gangguan rasa nyaman dan nyeri b.d distres abdomen

Tujuan : nyeri klien berkurang atau hilang setelah dilakukan perawatan.

Kriteria hasil : nyeri (-)

 Klien tampak rileks

 TTV dalam batas normal

TD: 110/70 mmHg

N : 60 kali/menit

 distensi abdomen (-)

intervensi

1. ukur TTV (nadi dan TD)

R/ nadi dan TYD meningkat menununjukkan terjadinya nyeri.

2. Kaji skala nyeri

R/membantu evaluasi derajat ketidaknyamanan dan keefektifan analgetik


atau menyatakan terjadinya komplikasi

3. Ajarkan teknik relaksasi

R/ membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan menurunkan nyeri dan
ketidakefektifan

4. Pantau status abdominal setiap 4 jam


R/untuk mengidentidikasi kemajuan atau penyimpangan nyeri dari hasil yang
diharapkan

5. Pertahankan tirah baring

R/ tirah baring mengurangi penggunaan energi dan membantu mengontrol


nyeri dengan mengurangi kebutuhan untuk kontraksi otot

Dx. 3 gangguan eliminasi bowel : konstipasi berhubungan dengan malabsorbsi usus

Tujuan : klien tidak mengalami kontipasi setelah dilakukan tindakan keperawatan

Kriteria hasil : - Eliminasi bowel klien kembali adekuat

- Bising usus klien 6-12 x/menit

Intervensi :

1. Kaji pola defekasi klien

R/ mengetahui pola eliminasi klien dan menentukan intervensi yang tepat

2. Auskultasi bising usus

R/ perlambatan bising usus dapat menandakan ileyus obstruksi statis


menetap

3. Kaji keluhan nyeri abdomen

R/ mungkin berhubungan dengan distensi gas atau terjadinya komplikasi


seperti ileus

4. Kaji pola diet klien

R/masukan adekuat dari serat dan makanan kasar memberikan bulk

5. Anjurkan klien mengkonsumsi makan yang tinggi serat

R/ makanan tinggi serat dapat meminimalisir kontipasi


BAB 3

PENUTUPAN

Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal atau suatu blok saluran usus yang
menghambat pasase cairan, flatus dan makanan dapat secara mekanis atau fungsional yang
segera memerlukan perlu pertolongan atau tindakan. Obstruksi usus merupakan penyumbatan
disaluran usus dank arena adanya kelainan anatomi pada usus. Etiologi dari obstruksi ada dua
yaitu secara mekanis dan non mekanis. Tanda dan gejala obstruksi usus halus gejala awal
biasanya berupa. Nyeri abdomen bagian tengah seperti kram yang cenderung bertambah berat
sejalan dengan beratnya obstruksi pada usus halus tetapi insentitasnya lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Https://id.scribd.com/doc/306818490/obstruksi-intestinal

epirnts.ums.ac.id.BAB1_KONSEP_DASAR_USUS_ATAU_ILEUS

bkulpenprofil.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai