DISUSUN OLEH:
KELAS 4KA22
ANGGOTA KELOMPOK 1 :
Framework ini pertama kali dikembangkan pada akhir era 1990-an di Belanda sebagai model
milik R2C, yang dimana framework ini dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan
metode-metode terbaik yang dapat dipergunakan untuk melakukan standardisasi berbagai proses
dalam pengelolaan siklus hidup sebuah aplikasi komputer (dalam hal ini yaitu aplikasi sistem
informasi). Pada tahun 2000, framework ini berevolusi menjadi ASL, lalu pada 2001 diserahkan
pengembangannya ke ASL BiSL Foundation (ketika itu masih bernama ASL Foundation).
Setelah itu ASL dirilis ke publik pada tahun 2002, dan kemudian pada tahun 2009 dirilis versi
kedua dari ASL (yaitu ASL2) yang ditujukan sebagai penyempurnaan dari ASL.
Pengembangan dari ASL sendiri ditujukan untuk mendukung manajemen aplikasi dengan
menyediakan berbagai perangkat yang diperlukan oleh aktivitas-aktivitas tersebut. Adapun
tujuan dari ASL yaitu untuk membantu seluruh proses profesionalisasi dari manajemen aplikasi.
Dalam struktur framework ASL2 (yang merupakan versi terbaru ASL hingga saat ini), terdapat 3
tingkat, 6 cluster dan 26 proses yang tersedia, yaitu:
1. Application Support - pada cluster ini proses-proses yang termasuk di dalamnya dibuat
untuk mendukung penggunaan SI secara harian. Proses-proses tersebut adalah:
Use Support
Configuration Management
IT Operation Management
Continuity Management
2. Application Maintenance and Renewal - cluster ini berisi 5 proses yang berkisar pada
pengembangan aplikasi. Adapun prosesnya yaitu:
Impact Analysis
Design
Realization
Testing
Implementation
3. Connecting Processes - secara sederhana cluster ini berisi 2 buah proses yang bertugas
untuk melakukan sinkronisasi dari aktivitas Service Organisation dan aktivitas
pengembangan serta perawatan. Prosesnya yaitu:
Change Management
Software Control and Distribution
Tingkat Manajemen - ada 1 cluster yang terdapat pada tingkat ini, yaitu:
1. Management Processes - pada cluster ini terdapat proses-proses yang didefinisikan untuk
pengelolaan berbagai aktivitas dalam berbagai cluster di tingkat operasional. Adapun
prosesnya berada di tingkat taktis dan dipergunakan untuk mengendalikan proses
operasional. Proses-prosesnya sendiri yaitu:
Contract Management
Planning and Control
Quality Management
Financial Management
Supplier Management
1. Application Strategy - cluster ini berfungsi sebagai wadah dari penyusunan berbagai
strategi yang diperlukan untuk memperkirakan seperti apa kebutuhan terhadap sebuah
aplikasi di masa depan, berikut dengan tampilannya di masa depan. Proses yang terdapat
di dalamnya yaitu:
IT Developments Strategy
Customer Organizations Strategy
Customer Environment Strategy
Application Lifecycle Management
Application Portfolio Management
Selain itu ASL2 menawarkan sebuah maturity model yang memiliki 5 tingkat proses kematangan
pengelolaan sebuah layanan SI, yang dimana tingkatannya adalah:
Tingkat 1 - Initial
Tingkat 2 - Repeatable
Tingkat 3 - Defined and Managed
Tingkat 4 - Optimizing
Tingkat 5 - Chain
Microsoft Operations Framework (MOF) 4.0 adalah serangkaian panduan yang bertujuan
membantu Teknologi Informasi (TI) profesional menetapkan dan menerapkan layanan yang
handal dan hemat biaya.
MOF 4.0 dibuat untuk menciptakan, mengoperasikan, dan mendukung layanan TI serta
memastikan bahwa investasi di TI memberikan nilai bisnis yang diharapkan pada dengan risiko
yang dapat ditangani.
MOF 4.0 dikembangkan dari IT Infrastructure Library dari OGC di Inggris. MOF 4.0 mencakup
dari sisi sumber daya manusia, proses/prosedur, dan teknologi. MOF 4.0 mampu mencapai
target service level untuk availability, reliability, supportability, dan managability. Selain itu,
MOF 4.0 menciptakan infrastruktur TI yang adaptif.
MOF 4.0 terdiri dari 4 tahapan dalam siklus hidupnya, 3 tahapan merupakan tahap yang sedang
terjadi di dalam siklus tersebut sedangkan 1 tahapan lain merupakan tahapan dasar yang terjadi
di setiap tahapan lainnya. Tahapan yang terjadi di dalam siklus hidup MOF 4.0 yaitu,
perencanaan, penyampaian, operasional, dan pengelolaan.
Salah satu implementasi MOF 4.0 yaitu perancangan helpdesk yang nantinya menjadi IT service
center sebagai support operasional terhadap infrastruktur yang akan di-upgrade.
Siklus hidup MOF 4.0 terdiri dari tiga tahapan yang sedang berlangsung dan satu tahapan dasar
yang beroperasi di seluruh semua tahapan antara lain:
1. Tahap Perencanaan
Tahap ini bertujuan untuk merencanakan dan mengoptimalkan strategi layanan TI dalam
rangka mendukung tujuan bisnis dan tujuan.
2. Tahap Penyampaian
Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa layanan TI yang dikembangkan secara efektif,
dikerahkan berhasil, dan siap untuk dioperasikan.
3. Tahap Operasional
Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa layanan TI dioperasikan, dipelihara, dan
didukung dengan cara yang memenuhi kebutuhan bisnis dan harapan user.
4. Tahap Pengelolaan
Tahap ini bertujuan untuk memberikan prinsip operasi dan best practice untuk memastikan
bahwa investasi di TI memberikan nilai bisnis yang diharapkan serta dapat menangani risiko.
Tahap ini berkaitan dengan tata kelola TI, risiko, kepatuhan, peran dan Tahapan proses ini
berlangsung di setiap tahapan di dalam siklus hidup MOF 4.0.
Alasan menggunakan MOF 4.0 tentunya karena best practice ini memiliki kehandalan yang
sudah teruji sebelumnya di Microsoft. Microsoft merupakan salah satu perusahaan TI terbesar di
dunia. Hadirnya best practice ini tentunya berdasarkan pengalaman pengembang infrastuktur TI
yang ada di seluruh dunia. Adapun keuntungan menggunakan MOF 4.0 antara lain:
- https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5608/Bab%202.pd
f?sequence=10
- http://solihinsolay.blogspot.com/2017/07/framework-asl-bisl-dan-mof.html
- http://riandaas.blogspot.com/2016/05/jelaskan-mengenai-application-service.html
- https://fitrahadiarief.wordpress.com/2017/05/19/macam-macam-framework-manajemen-
layanan-sistem-informasi-itil-asl-cobit/