Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan


karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Asuhan Keperawatan Anak Sehat Usia Prasekolah”. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Jiwa pada Program Studi Ilmu Keperawatan UNISSULA.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua


pihak demi kesempurnaan tugas ini. Akhirnya penulis
berharap, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
amin.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Semarang, 25 Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Masa toddler yang berada pada usia 12 sampai 36 bulan merupakan
masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu
bagaimana semua terjadi. Meskipun bisa menjadi saat yang sangat
menantang bagi orang tua dan anak karena masing-masing belajar untuk
mengetahui satu sama lain dengan lebih baik, pada masa ini merupakan
periode penting untuk mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak
(Wong, 2009).
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler
di Indonesia cukup besar, yaitu sekitar 17.091.762 jiwa dari 87,9 juta anak
Indonesia. Anak dalam usia toddler, dimana pada masa tersebut memerlukan
pembinaan terhadap tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas yang dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi
dan intervensi penyimpangan tumbuh kembang anak sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara, bahasa, sosialisasi dan
kemandirian berlangsung optimal sesuai umur anak.
Orang tua memiliki peranan penting dalam optimalisasi
perkembangan anak, memberikan stimulasi dalam semua aspek
perkembangan baik motorik kasar maupun motorik halus, bahasa, dan
personal sosial. Pengetahuan orang tua terutama ibu sangat berperan
terhadap perilaku anak dan membentuk tumbuh kembang yang optimal.

2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet
training terhadap pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler

2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training
b. Mengidentifikasi pelaksanaan toilet training
c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training
terhadap pelaksanaan toilet training
3. Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan jiwa.


b. Untuk mengetahui tentang konsep tugas perkembangan keluarga dengan
anak usia pra sekolah
c. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan yang diberikan pada
keluarga dengan anak usia pra sekolah.

3. Manfaat Penulisan
1. Bagi Ibu Diharapkan dari penelitian ini ibu atau orang tua memahami
pentingnya menerapkan toilet training pada anak dan ibu bisa meluangkan
waktu untuk melatih anak sejak dini agar anak mampu melalukan toilet
training secara mandiri.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan Dapat memberikan motivasi pada ibu untuk
mendidik anak dalam melakukan toilet training sehingga anak mampu
melakukan buang air kecil dan buang air besar dengan baik dan benar sesuai
usia anak.
3. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan, sikap, dan pelaksanaan toilet
training pada anak usia toddler.

4. Bagi Penelitian Keperawatan Dapat Menjadi informasi tambahan dan data


dasar untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan tingkat pengetahuan
ibu dengan pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler.

4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan makalah ini adalah :

a. BAB I Pendahuluan
(latar belakang; tujuan penulisan; manfaat penulisan; sistematika penulisan)
b. BAB II Tinjauan Teoritis
(definisi, penyebab , Strategipenatalaksanaan tindakan keperawatan,tubuh
kembang fisik ,askep )
c. BAB III Penutup (kesimpulan dan saran)
d. Daftar Pustaka

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian

Toodler adalah tahap perkembangan anak usia 1-4tahun dimana pada usia ini
anak akan belajar mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan sebuah
kebutuhannya secara mandiri atau otonomi.

Usia toodler adalah usia antara 1-4tahun, dimana seorang anak mulai belajar
menentukan arah perkembangan dirinya, suatu fase yang mendasari bagaimana
derajat kesehatan, perkembangan emosional, derajat pendidikan, kepercayaan diri,
kemampuan bersosialisasi serta kemampuan diri seorang anak dimasa mendatang.

Anak usia toodler (1-4tahun) mempunyai sistem control tubuh yang mulai
membaik, hampir setiap organ mengalami maturitas maksimal. Pengalaman dan
perilaku mereka mulai dipengaruhi oleh lingkungan diluar keluarga terdekat,
mereka mulai berinteraksi dengan teman, mengembangkan perilaku/moral secara
simbolis, kemampuan berbahasa yang minimal sebagai sumber pelayanan
kesehatan. Perawat berkepentingan untuk mengetahui konsep tumbuh kembang
anak usia toodler guna memberikan asuhan keperawatan anak dengan optimal.
2. penyebab
Perkembangan psikososial pada usia toddler usia 18 bulan – 3 tahun, adalah
proses perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan kemandirian
dengan caramemberi kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari
dunianya.Bila anak tidak difasilitasi untuk kebutuhannya, seperti terlalu dilindungi
ataudikendalikan, maka anak ! anak akan merasa ragu-ragu, takut, tidak berani
danmalu untuk melakukan aktifitasnya sehingga anak akan bergantung pada
oranglain. sebab itu penting bagi orangtua atau pengasuh untuk memahami dan
memilikikemampuan dan pengetahuan dalam menstimulasi anak untuk mencapai
tugas perkembangannya yaitu
Kemandirian .

3. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


A.PROSES KEPEAWATAN
1.Kondisi pasien
Anak S, 2 tahun laki-laki , merupakan anak tunggal dari pasangan
bapak rudy (23 tahun) pekerjaan satpam dan ibu siti(21 tahun) sebagai
ibu rumah tangga. Berat badan anak S 12kg dan tinggi badan 100cm.
Dari hasil wawancara : ibusiti mengeluh perilaku anak S yang tidak bisa
diatur dan sering membantah.
2.Diagnosa keperawatan
Potensial mengembangkan kemandirian
3.Tujuan (keluarga)
Keluarga mengerti tentang perkembangan psikososialpada usia
toddler(usia 18 tahun bulan – 3 tahun) yang normal dan menyimpang
serta cara menstimulasi perkembangan anak.
4.tindakan keperawatan
a.menjelaskan karakteristik perilaku usia toddler normal:
 Mengenal dan mengakui namanya
 Sering menggunakan kata ‘’jangan/tidak/nggak’’
 Banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya
(api,air,ketinggian,warna,dan bentuk benda)
 Mulai melakukan kegiatan sendiridan tidak mau diperintah
misalnnya minum sendiri,makan sendiri,berpakaian sendiri.
 Bertindak semaunya sendiri dan tidak mau diperintah
b.menjelaskan kepada orang tua cara-cara menstimulasi
perkembangan anak usia toddler.
 informasikan pada keluarga cara yang dapat dilakukan untuk
memfasilitasi perkembangan psikososial usia toddler.
 Berikan aktifitas bermain yang menggali rasa ingin tahu anak
seperti bermain tanah, pasir, lilin, membuat mainan keras,
mencampur warna, menggunakan cat air, melihat barang
/binatang/tanaman/orang yang menarik perhatiaannya dengan tetap
menjaga keamanannya.
 Berikan kebebasan pada anak untuk melakukan sesuatu yang
diinginkan tetapi tetap memberi batasan. Misalnya membolehkan
anak memanjat dengan syarat ada yang mendampingi/mengawasi
atau mengajarkan cara agar tidak jatuh.
 diskusikan dengan keluarga cara apa yang akan digunakan
keluarga untuk menstimulasi perkembangan psikososial usia
toddler.
 latih keluarga melakukan metode tersebut dan mendampingi
saat keluarga melakukan stimulasi perkembangan anaknya.
 bersama keluarga menyusun tindakan yang akan dilakukan
dalam menstimulasi perkembangan anaknnya.

4. Tumbuh kembang fisik

a. Karakteristik umum
1. Karakterisitik yang menonjol pada perut toodler merupakan hasil
dari otot-otot abdomen yang kurang berkembang
2. Kaki bengkok yang kas yang terjadi terus menerus pada toodler
karena otot kaki harus menopang berat badan yang terlalu besar
3. Tinggi badan:
 Rata-rata 7,5cm pertahun
 Untuk usia 2tahun tinggi badan 86,6cm
 Tinggi badan pada usia 2tahun diharapkan setengah tinggi
badan pada saat dewasa
4. Berat badan:
 Rata-rata naik 1,8-2,7kg pertahun, pada usia 2tahun berat
badannya rata-rata 12,3kg
 Berat badan naik 4x pada usia 2,5tahun
5. Lingkar kepala
 Usia 1-2tahunlingkar copula sama dengan lingkar dada
 Lingkar kepala meningkat total pada tahun ke 2 yaitu
2,5tahun, kemudian meningkat secara perlahan-lahan rata-
rata 0,5inchi tiap tahun sampai 5tahun kemudian
6. Nutrisi
 Kalori yang dibutuhkan 102kcal/kg/hari
 Protein yang dibutuhkan 112g/kg/hari
 Pada usia 18bulan, toodler mengalami anoreksia, dan
menjadi anak yang suka memilih makanan, mempunyai
makanan kesukaan, dan pada suatu waktu makan dalam
jumlah yang besar dan dilain waktu makan sangat sedikit
 Toodler lebih suka makan sendiri dan dalam porsi yang kecil
untuk merangsang makannya. Frekuensi makan-makanan
kecil dapat diganti dengan makan-makanan lengkap
7. Pola tidur
 Total jumlah jam tidur dikurangi selama 2tahun ke 2
menjadi 12jam/hari
 Sebagian toodler tidur siang setiap harinya berakhir sampai
pada tahun ke 2 atau ke 3
 Masalah tidur biasanya karena takut atau berpisah dengan
orangtua
8. Kesehatan gigi
 Gigi primer sejumlah 20 lengkap pada usia 2,5tahun
 Kunjungan pemeriksaan gigi yang pertama sebaiknya bukan
karna traumatic dan dilakukan sebelum toodler berusia
2,5tahun
 Gigi dibersihkan dengan sikat yang lembut dan air. Pasta
gigi tidak berbuih dan jika mengandung florida ini sangat
berbahaya jika ditelan
 Penambahan florida diperlukan jika air tidak mengandung
florida dan seharusnya makanannya tidak menyebabkan gigi
karies, seperti gula-gula
9. Bahasa
 Saat 2tahun toodler bicara 300 kata, menggunakan 2-3 prae
dan juga menggunakan proun
 Saat 2,5tahun toodler sua menyebutkan bagian depan atau
belakangnya saja
10.Perkembangan psikososial (erikson)

Toodler telah dikembangkan rasa percaya dirinya dan siap untuk


diberi kebebasan untuk menyatakan tentang dirinya atau mengontrol
hubungan terhadap teman dekatnya. Toodler mulai belajar
ketrampilan sosial:

 Individual (membedakan dirinya dengan yang lainnya)


 Berpisah dengan orang tuanya
 kontrol terhadap fungsi tubuhnya
 berkomunikasi dengan kata-kata
 berperilaku sosial yang pantas
11. Takut
umumnya ketkutan pada toodler meliputi:

 Kehilangan orangtua
 Cemas terhadap orang-orang yang baru
 Suara yang keras, vakum cleaner
 Pergi tidur
 Binatang yang besar
 Dkungan emosi, kenyamanan, dan pemberian contohyang
sederhana dapat mengurangi ketakutan pada toodler
 Sosialisasi
12.Interaksi toodler didominasi oleh sifat keagaam, sifat negative, dan
ketidaktergangtungan
13.Kecemasan berpisah yang memuncak berbeda-beda pada toodler,
pergantian terhadap benda-benda tertentu sangat penting
khususnya selama waktu berpisah, seperti saat tidur siang
14.Kemarahan dapat digunakan untuk menyatakan
ketidaktergantungan dan pengabaian terhadap mereka
5. Perkembangan motoric
a) Motoric kasar
 Usia 15bulan, berjalan tanpa bantuan
 Usia 18bulan, berjalan naik dengan berpegangan satu tangan
 Usia 24bulan, berjalan naik turun dalam satu waktu
 Usia 30bulan, melompat dengan kedua kaki
b) Motoric halus
 Usia 15bulan, menyusun dua balok menar dan scribbles secara
spontan
 Usia 18bulan, menyusun 3-4balok menara
 Usia 24bulan, membuat gerakan yang lurus
 Usia 30bulan, menyusun 8 balok menara

A. Masalah yang berhubungan dengan keamanan

Toodler sering mengalami luka seperti pada infant, meliputi:

1. Jatuh
Jatuh, menganjurkan kepada orangtua untuk memasang pengaman tempat
tidur, memasang pagar/pegangan pada tangga, menutup semua jendela
yang terbuka, baru menganjurkan toodler untuk bermain
2. Aspirasi
Aspirasi dan keracunan: anjurkan orangtua meletakkan semua zat-zat
yang beracub terkunci, jauh dari jangkauan anak-anak. Karena anak dapat
memanjat dan membukanya, pastikan obat dalam keadaan tertutup dan
pindahkan barang-barang yang kecil, yang mudah mengakibatkan
aspirasi dari lingkungan anak
3. Lemas kekurangan oksigen
Anjurkan orangtua untuk mengajarkan kepada toodler keamanan di air
untuk membantu mencegah tenggelam di bak mandi atau kolam

B. Perkembangan psikoseksual

Fase anal, 8bulan-4tahun meliputi daerah anus dan pantat, dan aktifitas
seksual berpusat pada pengeluaran dan menahan kotoran tubuh. Tahap ini
focus pada perubahan dari fase oral ke anal, dengan penekanan pada kontrol
BAB yaitu kontrol dari neuromuscular dan spinkter analnya.
a. Pengalaman antara kepuasan dan frustasi merupakan akibat dari kontrol
yang berlebihan dan pemaksaan dari menahan dan mengeluarkan
b. Perkembangan seksualitas
c. Masturbasi dapat terjadi akibat dari eksploitasi tubuh
d. Belajar kata-kata mungkin dari penggabungan dengan anatomi dan
eliminasi
e. Perbedaan seks menjadi jelas
1. Toilet training

Adalah tugas utama toodlerhood/ latihan tidak biasa dilakukan usia 18-
24bulan. Tanda-tanda toodler siap latihan:

1. Dalam keadaan kering selama 2 jam, perubahan BAB teratur


2. Dapat mengatakan keinginan untuk buang air atau BAB

C. Perkembangan moral
a. Overview Kohlberg
Toodler adalah substage yang pertama yang kas pada tahap
preconvensional, yang meliputi punishment dan orientasi pada
ketaatan.
Pola disiplin mempengaruhi perkembangan moral toodler:
 Hukuman fisik dan pengambilan hak-hak khusus cenderung
membentuk moral yang negative
 Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari
hubungan menimbulkan perasaan bersalah pada toodler.
5.ASKEP Sehat Jiwa pada Usia Toodler
1. Pengkajian

a. Pengertian

Perkembangan psikososial pada masa kanak-kanak adalah proses


perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan kemandirian
dengan cara memberi kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari
dunianya. Bila terlalu dilindungi atau dikendalikan anak akan merasa ragu-
ragu dan malu untuk melakukan aktifitasnya sehingga akan selalu
bergantung pada orang lain

b. Karakteristik perilaku

tabel karakteristik perilaku kanak-kanak


Tugas Perilaku kanak-kanak
Perkembangan
Perkembangan yang normal:  Mengenal dan mengakui
kemandirian namanya
 Sering menggnakan kata
“jangan/tidak/enggak”
 Banyak bertanya tentang
hal/benda yang asing baginya
(api, air, ketinggian, warna, dan
bentuk benda)
 Mulai melakukan kegiatan
sendiri dan tidak mau diperintah
misalnya minum sendir, makan
sendiri, berpakaian sendiri
 Bertindak semaunya sendiri dan
tidak mau diperintah
 Mulai bergaul dengan orang lain
tanpa diperintah
 Mulai bermaindan
berkomunikasi dengan anak lain
diluar keluarganya
 Menunjukan rasa suka dan tidak
suka
 Mengikuti kegiatan keagamaan
yang diikuti keluarga
Penyimpangan perkembangan: ragu-  Tidak berani melakukan
ragu dan malu sesuatu/kegiatan
 Merasa takut melakukan sesuatu
 Merasa terpaksa melakukan
tindakan
 Melakukan tindakan dengan
ragu-ragu

2. Diagnosa keperawatan

Potensial (normal) Resiko (penyimpangan)


Potensial mengembangkan Resiko pengembangan ragu-ragu dan
kemandirian malu
3. Tindakan keperawatan
A. Kanak-kanak
1. Tujuan
 Mengembangkan rasa kemandirian dalam melkukan kegiatan
sehari-hari
 Bekerja sama dan memperlihatkan klebihan diri diantara
oranglain
2. Tindakan keperawatan

Tugas Tindakan keperawatan


perkembangan
Perkembangan yang normal:  Latih anak untuk melakukan
kemandirian kegiatan secara mandiri
 Puji keberhasilan yang
dicapai anak
 Tidak menggunakan kata
yang memerintah tetapi
memberikan alternative untuk
memilih
 Hindari suasana yang
membuatnya bersikap
negative (memisahkan
dengan orangtuanya,
mengambil mainannya,
memerintah untuk melakukan
sesuatu)
 Tidak menakut-nakuti dengan
kata-kata maupun perbuatan
 Berikan mainan sesuai
usianya (boneka, mobil-
mobilan, balon, bola, kertas
gambar dan pesil warna)
 Saat anak mengamuk pastikan
dia aman dari bahaya cedera
kemudian tinggalkan awasi
dari jauh
 Beritahu tindakan-tindakan
yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, yang baik dan
buruk dengan kalimat positif,
contoh:
a. “mau tidak permen itu
diambil orang?kalau
begitu ita juga tidak boleh
mengambil permen anto”
b. “supaya cantic bila akan
pergi ita harus memakai
baju yang rapi”
 Libatkan anak dalam
kegiatan-kegiatan keagamaan
(sholat berjamaah, mengaji)
Penyimpangan perkembangan:  Yakinkan anak bahwa ia
ragu-ragu dan malu mampu melakukan tugas
yang diberikan
 Berikan tugas yang sederhana
dan mampu dilakukan sendiri
(menyimpan mainan,
mengambil baju, mengambil
minum, mengambil
sandal/sepatu)
 Berikan kepercayaan pada
anak untuk melakukan tugas
tertentu (yang bisa
dilakukannya)
 Berikan pujian terhadap
keberhasilannya
 Jangan memberi pernyataan
negative terhadap perilaku
anak (ita memang biasa
membuat rumah berantakan,
anto kan anak cengeng, budi
itu anak penakut)

B. Keluarga
1. Tujuan
a) Memahami perkembangan psikososial pada kanak-kanak yang
normal dan menyimpang
b) Memahami cara menstimulasi cara kemandirian anaknya
c) Mendemontrasikan cara menstimulasikan cara menstimulasi
kemandirian anaknya
d) Merencanakan tindakan untuk menstimulasi rasa kemandirian
anaknya
2. Tindakan keperawatan

Tugas Tindakan keperawatan


perkembangan
Perkembangan yang normal:  Informasikan pada keluarga
kemandirian cara yang dapat dilakukan
untuk memfasilitasi
perkembangan psikososial
anaknya
 Diskusikan dengan keluarga
cara apa yang akan digunakan
keluarga untuk menstimulasi
perkembangan psikososial
kanak-kanak
 Latih keluarga melakukan
metode tersebut dan
mendampingi saat keluarga
melakukan stimulasi
perkembangan anaknya
 Bersama keluarga menyusun
tindakan yang akan dilakukan
dalam menstimulasi
perkembangan anaknya
Penyimpangan perkembangan:  Motivasi dan membimbing
ragu-ragu dan malu anak agar mau bergerak dan
bergaul
 Damping anak saat bermain
atau melakukan kegiatan
 Ajak anak bermain dan
berbiacar dengan kalimat
pendek
 Motivasi dan doronga anak
bermain dengan anak lain
 Motivasi dan membimbing
anak makan, minum, memaki
baju, BAK,BAB
 Berikan pujian terhadap
keberhasilan anak

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan jiwa adalah kemampuan individu dalam kelompok dan
lingkungannya untuk berinteraksi dengan yang lain sebagai cara untuk mencapai
kesejahteraan, perkembangan yang optimal, dengan menggunakan kemampuan
mentalnya (kognisi, afeksi, dan relasi) memiliki prestasi individu serta
kelompoknya konsisten dengan hukum yang berlaku.
B. Saran

Bagi mahasiswa, diharapkan sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan


ilmu ini atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
dengan baik dan benar.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
- Arif, M. K. (2008). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
KECEMASAN ORANG TUA TERKAIT HOSPITALISASI ANAK USIA TODDLER DI
BRSD RAA SOEWONSO PATI. FIKkeS, (Vol 1, No 2 (2008): Keperawatan dan
Kebidanan). Diambil dari http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/FIKkeS/article/view/160

Mokorimban Amatus Yudi; Hamel, Rivelino, H. R. I. (2013). HUBUNGAN PENGETAHUAN


IBU DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRANING PADA ANAK USIA TODDLER DI
RUANG RAWAT INAP E BLU RSUP Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO. e-NERS,
(Vol 1, No 1). Diambil dari http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eners/article/view/1770

Lailasari A, N. A. (2012). PERSEPSI IBU TENTANG PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK


USIA TODDLER DI DESA CIBEUSI JATINANGOR. Student e-Journal, (Vol 1, No 1
(2012): Wisuda Agustus 2012), 37. Diambil dari
http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/881

https://www.academia.edu/37888113/LP_SEHAT_JIWA_TOODLER.doc

Anda mungkin juga menyukai