Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN SYOK HIPOVOLEMIK

STASE GAWAT DARURAT DI RUANG IGD

DISUSUN OLEH :
NAMA : ERVIANA BUNGA MISKHA
NIM : 20902100150

PRODI PROFESI NERS KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2022

PENGERTIAN Syok Hipovolemik ETIOLOGI


Syok hipovolemik merupakan kondisi 1. Perdarahan:
medis atau bedah dimana terjadi KLASIFIKASI SYOK
a. Hematom subkapsular hati
kehilangan cairan dengan cepat yang
1. Syok Hipovolemik stadium I b. Aneurisma aorta pecah
berakhir pada kegagalan beberapa organ,
disebabkan oleh volume sirkulasi yang 2. Syok Hipovolemik stadium II
3. Syok Hipovolemik stadium III

Kondisi Klinis Terkait KOMPLIKASI

a. Penyakit Addison. a. Sindrom distress pernapasan akut


b. Trauma atau perdarahan. b. Nekrosis tubuler akut
c. Luka bakar. c. Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC)
d. AIDS. d. Hipoksia serebral
e. Penyakit Crohn. e. Kematian
f. Muntah.
g. Diare.
h. Colitis ulseratif.
i. Hipoalbuminemia
PATOFISIOLOGI

Gejala-gejala klinis pada suatu perdarahan bisa belum terlihat jika kekurangan
darah kurang dari 10% dari total volume darah karena pada saat ini masih dapat
PEMERIKSAAN PENUNJANG dikompensasi oleh tubuh dengan meningkatkan tahanan pembuluh dan
a. Nilai hematokrit
b. Pemeriksaan koagulasi frekuensi dan kontraktilitas otot jantung. Bila perdarahan terus berlangsung
d. Analisis gas darah arteri maka tubuh tidak mampu lagi mengkompensasinya dan menimbulkan gejala-
a. Kultur darah
b. Kimia Serum seperti elektrolit, BUN dan kreatinin gejala klinis. Secara umum syok hipovolemik menimbulkan gejala peningkatan
c. DPL dan profil koagulasi frekuensi jantung dan nadi (takikardi), pengisian nadi yang lemah, kulit dingin
d. Oksimetri nadi
e. Pemeriksaan curah jantung dengan turgor yang jelek, ujung-ujung ektremitas yang dingin dan pengisian
f. Laktat Serum kapiler yang lambat
g. Urinalisis dengan berat jenis, osmoralitas, dan elektrolit urin
h. EKG
i. Tes fungsi ginjal dan hati
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
PENATALAKSANAAN
2. Keluhan utama
3. Riwayat Kesehatan lalu a. Jangan memberikan cairan apapun pada mulut penderita
4. Riwayat Kesehatan sekarang b. Periksa CAB (circulation, airway, breathing)
5. Riwayat kesehatan keluarga
6. Riwayat psikososial c. Buat pasien merasa nyaman dan hangat
7. Pemeriksaan Fisik d. Bila ditemukan adanya cedera pada kepala, leher atau punggung jangan
a. Keadaan umum memindahkan posisinya.
b. Tanda-tanda vital
e. Apabila ada tampaknya perdarahan eksternal maka segera lakukan penekanan
c. Pemeriksaan fisik
pada lokasi perdarhan dengan menggunakan kain tau handuk, hal ini dilakukan
8. Mengkaji fungsional klien
meminimalisir volume darah yang terbuang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN f. Jika ditemukan benda tajam masih menancap pada tubuh penderita jangan dicabut
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d kekurangan volume cairan
hal ini ditakutkan akan menyebabkan perdarahan hebat.
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
g. Beri sanggaan pada kaki atau setinggi cm untuk meningkatkan peredaran darah.
jantung
Saat akan dipindahkan ke dalam ambulans usahakan posisi kaki tetap sama.
3. Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung
h. Jika adanya cedera pada kepala atau leher saat akan dinaikkan menuju
kemih
ambulan berulah penyangga khusus terlebih dahulu
INTERVENSI
Evaluasi :
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d kekurangan volume cairan
S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan
MANAJEMEN SENSASI PERIFER (I. 06195) yang telah dilaksanakan
1. Observasi O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan
 Identifikasi penyebab perubahan sensasi
yang telah dilaksanakan
 Identifikasi penggunaan alat pengikat, prostesis, sepatu, dan pakaian
 Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul A : Analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk
 Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin menyimpulkan apakah masalah masih ada atau telah teratasi
 Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan tekstur benda atau muncul masalah baru.
 Monitor terjadinya parestesia, jika perlu
 Monitor perubahan kulit P : Perencanaan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis
 Monitor adanya tromboflebitis dan tromboemboli vena
2. Terapeutik
 Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya (terlalu DAFTAR PUSTAKA
panas atau dingin) Boswick, John, A. (2014). Perawatan Gawat Darurat. Jakarta:
3. Edukasi EGC
 Anjurkan penggunaan termometer untuk menguji suhu air
 Anjurkan penggunaan sarung tangan termal saat memasak Sudoyo, Aru. W, Bambang Setyohadi, Idrus Alwi, Marcellus
 Anjurkan memakai sepatu lembut dan bertumit rendah Simabrata K. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I,
4. Kolaborasi Edisi V. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
 Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal. 180-181
 Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu
Kolecki, Paul. 2016. Syok Hipovolemik.
www,emedicine.medscape.com.
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Indicator Diagnostik) Edisi 1 Cetakan III Revisi.
Jakarta: DPP. PPNI. ISBN.978-602-18445-6-4. PPNI. 2018.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Definisi dan
Tindakan Keperawatan) Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP.
PPNI. ISBN.978-602-18445-9-5.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan) Edisi 1 Cetakan II. Jakarta:
DPP. PPNI

Anda mungkin juga menyukai