Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

ACARA XI

PEWARNAAN BAKTERI SECARA GRAM

Disusun Oleh :

Nama : Sinta Puspita Dewi

NPM : 1810401050

Kelompok : B4

Asisten : 1. Natasha C Priwardana

2. Siti Rahma Wati

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TIDAR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri merupakan makhluk hidup terkecil yang tidak dapat dilihat secara kasat
mata, bakteri hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop yang akhirnya dapat dilihat
bentuk dan ukurannya. Namun bakteri yang hidup dan yang mati sangat sulit dibedakan,
bahkan sangat sulit untuk diamati. Sehingga muncul teknologi baru dalam penelitian
dengan metode pewarnaan pada biakan murni bakteri yang akan diamati.
Teknik pewarnaan tersebut harus dilakukan secara cermat dan sangat membutuhkan
ketelitian. Teknik pewarnaan sendiri merupakan suatu teknik sederhana yang dapat kita
lakukan untuk melihat bentuk dari bakteri yang dapat dilihat melalui bantuan mikroskop
dengan perbesaran yang kuat karena ukuran bakteri yang sangat kecil.
Oleh karena itu dengan diadakannya praktikum ini kita dapat melakukan pengecatan
bakteri secara sederhana yang digunakan untuk membantu dalam melihat bakteri.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui proses pewarnaan bakteri secara gram dan
mengidentifikasi bakteri yang di beri perlakuan pewarnaan gram, pada bakteri
Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pewarnaan diferensial yang sangat bermanfaat karena merupakan tahapan penting


dalam langkah awal identifikasi dan banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi atau
dikenal dengan istilah pewarnaan gram. Tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding
sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri menjadi dasar pewarnaan
ini. Berdasarkan pewarnaan gram, jenis bakteri dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan
gram negatif. Karakteristik bakteri gram positif yaitu memiliki dinding sel yang tebal dan
membran sel selapis. Sedangkan bakteri yang mempunyai dinding sel tipis yang berada di
antara dua lapis membran sel adalah bakteri gram negative (Manurung, 2010).
a. Bakteri Gram Negatif

Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap
setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative tidak.

b. Bakteri Gram Positif

Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu
proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop,
sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara
kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri
(Aditya,2010)

Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida
(lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan
berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang
tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat
dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).

Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama.
Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek
(Fitria, 2009).

Perbedaan relatif sifat bakteri gram positif dan gram negatif.

Sifat Bakteri garam (+) Bakteri gram negatif(-)


Komposisi dinding sel Kandungan lipid rendah (1-4%) Kandungan lipid tinggi
Ketahanan terhadap Lebih sensitif Lebih tahan
penisilin
Penghambatan oleh Lebih dihambat Kurang dihambat
pewarna basa (VK)
Kebutuhan nutrisi Kebanyakan spesies relatifRelatif sederhana
kompleks
Ketahanaa terhadap Lebih tahan Kurang tahan

perlakuan fisik
(Manurung, 2010).

Dinding sel bakteri gram positif pada umumnya memiliki struktur dinding sel yang
tebal (15-80 nm) dan sedikit lemak (1 – 4%). Dinding sel bakteri gram positif memiliki
peptodoglikan yang lebih banyak yang mampu mempertahankan zat warna ungu sehingga
warna ungu yang muncul pada pengamatan mikroskopis terlihat kontras. Sedangkan bakteri
gram negatif memiliki dinding sel yang lebih tipis ( 10-15 nm) dan persentase lemak lebih
tinggi (11- 24%) daripada bakteri gram positif dikarenakan bakteri gram negatif memiliki
peptodoglikan sedikit yang mampu menyerap warna merah hingga warna merah yang muncul
pada pengamatan mikroskopis terlihat kontras (Pelczar, 2009).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum dilakukan pada tanggal 11 November 2019 di Laboratorium Fakultas
Pertanian Universitas Tidar di ruang P2.03 pukul 18.15 sampai 20.15 wib .

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu, mikroskop, pipet tetes, gelas benda,
jarum ose, kertas penghisap dan bunsen. Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya kultur
murni, alcohol 95%, kristal violet , larutan mordant, larutan iodium, larutan safranin.

3.3 Langkah Kerja


Ambil kultur dengan menggunakan jarum ose secara aseptis. Preparat diambil dengan
menggunakan jarum ose secara aseptis. Lakukan fiksasi hingga berbentuk film tipis. Ditetesi
kristal violet hingga 1 menit. Bilas sisa pewarnaan dengan posisi preparat miring
menggunakan air mengalir. Larutan mordant diteteskan diatas preparat. Buang larutan yang
berlebih dan dibilas dengan air mengalir. Tetesi preparat dengan alcohol 95% dan didiamkan
20 detik. Buang sisa alcohol dan bilas dengan air mengalir. Preparat ditetesi dengan larutan
safranin dan biarkan 20 detik. Kelebihan larutan safranin dibuang dan dibilas dengan air
mengalir. Preparat dikeringkan dengan kertas penghisap. Diamati menggunakan mikroskop

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel Hasil Pengamatan,

Bakteri WarnasetelahPewarnaan Jenisgram Bakteri


Bacillus subtilis Ungu Positif
Pseudomonas Merah Negatif
fluorescens

4.2 Pembahasan

Setelah diadakannya praktikum ini hasil yang dicapai yaitu bahwa bakteri merupakan suatu
mikroba yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, yang hanya dapat dilihat dengan
bantuan mikroskop oleh karena itu perlu dilakukan metode pengecatan pada sel bakteri. .
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah
dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui
sifat fisiologisnya, yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pengecatan. Pada praktikum ini bakteri yang digunakan yaitu Bacillus subtilis dan
Pseudomonas fluorescens. 4 tahap yaitu pemberian cat kristal violet, penambahan larutan
mordan, pencucian dengan alkohol, pemberian cat safranin, , masing-masing dilakukan
secara berurutan.

Pewarnaan gram merupakan pewarnaan umum dalam bidang bakteriologi. Dengan


pewarnaan ini, kelompok bakteri dibedakan menjadi dua yaitu bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif (Ramona dkk, 2007)

Setiap akhir pemberian reagen atau pewarna, selalu dilakukan pembilasan terhadap gelas
benda dengan menggunakan aquades. Pembilasan ini bertujuan untuk mengurangi kelebihan
setiap zat warna yang sedang diberikan serta perlu dilakukan penyerapan air bilasan dari
aquades dengan menggunakan kertas tissu agar aquades tidak tercampur dengan reagen atau
pewarna baru yang akan diberikan. Setelah pembilasan terakhir, gelas benda dikeringkan dan
diamati di bawah mikroskop. Hasil akhir dari pewarnaan gram adalah bakteri gram positif
akan berwarna ungu/biru, sementara bakteri gram negatif akan berwarna merah.

Pada bakteri Bacillus subtilis hasil akhir setelah dilaksanakn pengecatan adalah berwarna
ungu, yang berarti bakteri Bacillus subtilis termasuk kedalam bakteri gram positif, sedangkan
pada Pseudomonas fluorescens hasil akhir setelah dilaksanakan pengecatan adalah berwarna
merah, yang berarti bakteri Pseudomonas fluorescens termasuk kedalam bakteri gram negatif.

Hal ini terjadi sesuai dengan pendapat Pelczar, (2009). Bahwa dinding sel bakteri
gram positif pada umumnya memiliki struktur dinding sel yang tebal (15-80 nm) dan sedikit
lemak (1 – 4%). Dinding sel bakteri gram positif memiliki peptodoglikan yang lebih banyak
yang mampu mempertahankan zat warna ungu sehingga warna ungu yang muncul pada
pengamatan mikroskopis terlihat kontras. Sedangkan bakteri gram negatif memiliki dinding
sel yang lebih tipis ( 10-15 nm) dan persentase lemak lebih tinggi (11- 24%) daripada bakteri
gram positif dikarenakan bakteri gram negatif memiliki peptodoglikan sedikit yang mampu
menyerap warna merah .

BAB V

KESIMPULAN

Setelah diadakannya praktikum dan dari pembahasan diatas dapat disimpulkan


bahwa pengecatan bakteri yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bentuk dan
struktur sel tubuh bakteri Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens. Dimana setelah
dilakukannya pengecatan dapat terlihat di bawah mikroskop yaitu pada latar belakang
berwarna putih daan bakteri berwarna ungu. Pewarnaan gram dilakukan dengan empat
tahap yaitu pemberian cat kristal violet, penambahan larutan mordan, pencucian dengan
alkohol, pemberian cat safranin, yang harus dilakukan secara berurutan. Pewarnaan
bakteri gram positif menghasilkan warna ungu dan bakteri gram negatif berwarna
merah. Sehingga dapat diketahui bahwa bakteri Bacillus subtilis merupakan bakteri gram
positif, dan bakteri Pseudomonas fluorescens merupakan bakteri gram negatif.

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Bayu. 2009. Pewarnaan Gram (Gram positif dan Gram


Negatif). http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-gram-
positif-dan-gram-negatif. Diakses pada 20 November 2019
Manurung, Pebrin. 2010. Pengamatan Bentuk Bakteri.
http://pebrinmanurung.blogspot.com/2010/10/pengamatan-bentuk-bakteri.html.

Pelczar, Michael J. & Chan, E.C.S. 2009. DasarDasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta

Ramona, Y., R. Kawuri, I.B.G Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum
Program Studi Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi F. MIPA UNUD.
Bukit Jimbaran.

Karmana, O. (2008). Biologi. PT Grafindo Media Pratama: 2008.


Madigan, M. T., Martinko, J. M., & Stahl, D. A. (2011). Brock biology of microorganisms.
Razali, U. (1987). Mikrobiologi Dasar. Jatinangor: FMIPA UNPAD.
Tortora , G. J., Funke, B. R., & Case, C. L. (2010). Microbiology: An introduction 10th ed.
Waluyo, L. (2010). Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiolog Umum. Malang: UMM.
Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan
Bakteri. http://mushoffaditya.blogspot.com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html.
Diakses pada 19 November 2019
Betsy dan Keogh. 2005. Microbiology Demystifed. USA : McGraw-Hill Publisher.

.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai