MIKROBIOLOGI
ACARA XI
Disusun Oleh :
NPM : 1810401050
Kelompok : B4
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui proses pewarnaan bakteri secara gram dan
mengidentifikasi bakteri yang di beri perlakuan pewarnaan gram, pada bakteri
Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap
setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative tidak.
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu
proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop,
sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara
kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri
(Aditya,2010)
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida
(lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan
berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang
tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat
dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).
Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama.
Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek
(Fitria, 2009).
perlakuan fisik
(Manurung, 2010).
Dinding sel bakteri gram positif pada umumnya memiliki struktur dinding sel yang
tebal (15-80 nm) dan sedikit lemak (1 – 4%). Dinding sel bakteri gram positif memiliki
peptodoglikan yang lebih banyak yang mampu mempertahankan zat warna ungu sehingga
warna ungu yang muncul pada pengamatan mikroskopis terlihat kontras. Sedangkan bakteri
gram negatif memiliki dinding sel yang lebih tipis ( 10-15 nm) dan persentase lemak lebih
tinggi (11- 24%) daripada bakteri gram positif dikarenakan bakteri gram negatif memiliki
peptodoglikan sedikit yang mampu menyerap warna merah hingga warna merah yang muncul
pada pengamatan mikroskopis terlihat kontras (Pelczar, 2009).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Setelah diadakannya praktikum ini hasil yang dicapai yaitu bahwa bakteri merupakan suatu
mikroba yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, yang hanya dapat dilihat dengan
bantuan mikroskop oleh karena itu perlu dilakukan metode pengecatan pada sel bakteri. .
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah
dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui
sifat fisiologisnya, yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pengecatan. Pada praktikum ini bakteri yang digunakan yaitu Bacillus subtilis dan
Pseudomonas fluorescens. 4 tahap yaitu pemberian cat kristal violet, penambahan larutan
mordan, pencucian dengan alkohol, pemberian cat safranin, , masing-masing dilakukan
secara berurutan.
Setiap akhir pemberian reagen atau pewarna, selalu dilakukan pembilasan terhadap gelas
benda dengan menggunakan aquades. Pembilasan ini bertujuan untuk mengurangi kelebihan
setiap zat warna yang sedang diberikan serta perlu dilakukan penyerapan air bilasan dari
aquades dengan menggunakan kertas tissu agar aquades tidak tercampur dengan reagen atau
pewarna baru yang akan diberikan. Setelah pembilasan terakhir, gelas benda dikeringkan dan
diamati di bawah mikroskop. Hasil akhir dari pewarnaan gram adalah bakteri gram positif
akan berwarna ungu/biru, sementara bakteri gram negatif akan berwarna merah.
Pada bakteri Bacillus subtilis hasil akhir setelah dilaksanakn pengecatan adalah berwarna
ungu, yang berarti bakteri Bacillus subtilis termasuk kedalam bakteri gram positif, sedangkan
pada Pseudomonas fluorescens hasil akhir setelah dilaksanakan pengecatan adalah berwarna
merah, yang berarti bakteri Pseudomonas fluorescens termasuk kedalam bakteri gram negatif.
Hal ini terjadi sesuai dengan pendapat Pelczar, (2009). Bahwa dinding sel bakteri
gram positif pada umumnya memiliki struktur dinding sel yang tebal (15-80 nm) dan sedikit
lemak (1 – 4%). Dinding sel bakteri gram positif memiliki peptodoglikan yang lebih banyak
yang mampu mempertahankan zat warna ungu sehingga warna ungu yang muncul pada
pengamatan mikroskopis terlihat kontras. Sedangkan bakteri gram negatif memiliki dinding
sel yang lebih tipis ( 10-15 nm) dan persentase lemak lebih tinggi (11- 24%) daripada bakteri
gram positif dikarenakan bakteri gram negatif memiliki peptodoglikan sedikit yang mampu
menyerap warna merah .
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Pelczar, Michael J. & Chan, E.C.S. 2009. DasarDasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta
Ramona, Y., R. Kawuri, I.B.G Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum
Program Studi Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi F. MIPA UNUD.
Bukit Jimbaran.
.
LAMPIRAN