Anda di halaman 1dari 19

SULFUR (S), SIFAT & PERILAKU DALAM TANAH

 Sulfur (S) merupakan unsur hara makro esensial yang


diperlukantanaman dalam jumlah yang hampir sama
banyaknya dengan unsur P.

 Komponen dari beberapa senyawa asam amino

 Persoalan S tidak sebanyak dan sesignifikan unsur


makro yang lain, bahkan penambahan S ke dalam
tanah relatif masih jarang dilakukan.
Jarang dijumpai kekahatan S?

• S sbg bahan campuran dalam pupuk yang


diberikan ke dalam tanah.
misal: pupuk amonium sulfat [(NH4)2SO4]
(Zwavelzure ammonia, ZA)

• S terbawa oleh air hujan dari atmosfer.


• S terbawa oleh semburan air laut.
SULFUR DI DALAM TANAH
 Rata-rata S di dalam tanah 0,04%
 Bentuk S di dalam tanah
Sebagain besar sbg S organik (95%)
Di wilayah beriklim kering dijumpai dalam
bentuk garam-garam sulfat, spt. gipsum
(CaSO4)
Sebagian S sbg senyawa pirit di rawa dan
tambang
Bentuk S mineral sbg sulfat (SO42-)
DAUR SULFUR
Sulfur INORGANIK
Pada tanah-tanah berdrainase baik:
 Sebagian besar S berada dalam bentuk sulfat dengan kation-
kation seperti Ca2+, Mg2+, K+, Na+, atau NH4+ di dalam larutan
tanah.
 S sebagai endapan garam sulfat di daerah kering.
 Sulfat terjerap pada mineral liat tipe 1:1 dan oksida hidrus
dari Fe dan Al.
SULFAT LARUT
 Sulfat larut sebagai anion sulfat (SO42-) dalam larutan tanah merupakan
bentuk S yang mudah diserap oleh tanaman.

 Konsentrasi 3-5 ppm SO42- dalam larutan tanah dianggap cukup untuk
kebanyakan tanaman.

 Ion ini bergerak mencapai akar melalui difusi dan aliran masa.

 Karena larut dalam tanah dan tidak dijerap kuat oleh kebanyakan tanah,
maka sulfat mudah terlindi. Kemudahan pelindian dipengaruhi oleh jenis
kation pasangan.

 Sulfat dari kation K dan Na paling mudah terlindi, sulfat dengan Ca dan
Ma, dan yang paling sulit adalah sulfat Al dan Fe.
SULFAT TERJERAP (TERFIKSASI)
 Bentuk sulfat terjerap penting terutama pada tanah-tanah yang kaya
akan oksida Fe & Al akibat eluviasi dan pelindian.

 Jumlah SO42- terjerap terjadi pada tanah bawahan (subsoil) dan kurang
pada tanah atasan (topsoil), masing-masing sekitar 1/3 dan 10%.

 Penjerapan SO42- ini bersifat dapat balik, tergantung pada kondisi tanah.

 Besarnya SO42- terjerap dipengaruhi:


 kandungan liat dan tipe liat, oksida hidrus Al dan Fe,
 horison atau kedalaman, pH tanah (<6,5),
 lama kontak dengan penjerap,
 adanya anion-anion lain, kation-kation garam atau
 dpt ditukar dengan urutan H>Sr>Ba>Ca>Mg> Rb> K>NH4>Na>Li, dan
bahan organik.
SULFAT MENGENDAP (KURANG LARUT)

 Sulfat dapat mengendap sebagai endapan alam, dan penting


terutama pada tanah kapuran di daerah kering atau setengah
sebagai gipsum (CaSO4.2H2O)

 Sulfat dalam bentuk ini kurang tersedia bagi tanaman. Garam-


garam sulfat yang lain adalah selenit, jarosit, dan kokuimbit.
SULFUR TEREDUKSI
 Sulfat akan tereduksi menjadi bentuk sulfida pada konsisi
air tergenang (anaerobik) atau sebagai S elementer pada
lingkungan yang kondisi aerobik dan anaerobik terjadi
bergantian.
 Sulfur elementer merupakan sumber S yang bagus, tetapi
ia harus teroksidasi dulu secara biologi menjadi SO42-,
dipacu oleh bakteri Thiobacillus thiooxidans, sebelum dia
dapat dimanfaatkan tanaman. Reaksinya menghasilkan
kemasaman tanah, karena membentuk asam sulfat.
2S + 3O2 + 2 H2O ------> 2H2SO4
SULFIDA
 Bentuk S sulfida banyak dijumpai pada tanah-tanah yang senantiasa
tergenang.
 Pada kondisi reduktif, maka sulfat akan tereduksi menjadi sulfida
(H2S) dengan bantuan bakteri perduksi sulfat, seperti genus
Desulfovibrio.
 Reaksi reduksi ini akan berlangsung dengan baik jika tanahnya
mempunyai kandungan bahan organik tinggi. Bahan organik akan
bertindak sebagai elektron donor kepada SO4, sehingga tereduksi
menjadi hidrogern sulfida (H2S).
Sulfur Elementer
 Sulfur elementer (S°) bukan merupakan hasil langsung dari
reduksi sulfat pada kondisi reduktif di dalam tanah, melainkan
hasil antara yang terbentuk selama okidasi sulfida akibat proses
kimia.

 Akumulasi S° terjadi pada tanah-tanah di daerah delta sungai,


tempat terjadinya oksidasi sempurna yang diselingi oleh banjir
secara periodik.

 Pembentukan S elementer secara sederhana adalah sebagai


berikut:

FeS + H2O +1/2O2  Fe(OH)2 + S°


Sulfur ORGANIK

• Seperti halnya N, S di dalam tanah sebagian besar berada dalam


bentuk N organik, terutama pada bagian lapisan tanah
permukaan, bahkan dapat mencapai 90% total S pada tanah
bukan kapuran.

• Di dalam tanah S organik dibedakan:


(1) S diikat sebagai ester,
(2) S terikat langsung dengan atom C, dan
(3) S residual.
1. Sulfat-S Ester.
 Sulfur di sini tidak terikat langsung oleh atom C, tetapi dalam bentuk ester
sulfat dan eter, seperti C-O-S, C-N-S, dan C-S-S.
 Dapat direduksi oleh HI menjadi H2S Contohnya: senyawa arilsulfat dan
alkilsulfat.
 Kelompok ini menyusun antara 27 dan 90% atau rata-rata sekitar 50% total S
organik.
2. Sulfur Terikat Langsung Atom Karbon
 Sulfur yang terikat langsung seperti pada senyawa asam-asam amino sistein
dan metionin. Ia juga dapat berupa alin, seperti sulfoksida, sulfon, dan
sulfenik.
 Ia menyusun antara 10 sampai 20% total S organik.
3. Sulfur Residual
 Sulfur residual meliputi semua senyawa S yang tidak masuk ke dalam dua kelompok S yang
lain.
 Kelompok ini tidak begitu penting dalam nutrisi tanaman, meskipun menyusun 30-40%
total S organik tanah, karena sifatnya yang stabil.
Kehilangan Sulfur Tanah
1. Akibat erosi tanah, terutama lapisan tanah permukaan,
2. Pelindian sebagai sulfat terutama pada tanah-tanah
berpasir, dan
3. Menguap sebagai gas SO2 terutama pada kondisi tanah
anaerobik.
Terimak
asih...

Anda mungkin juga menyukai