Anda di halaman 1dari 5

CERPEN BAHASA INDONESIA

CUKUP

EVELIA ARADHIN
XI MIPA 3
2019
Hembusan angin sore yang mendukung suasana hatiku pada saat ini. Seakan – akan hembusan
angin ini membawaku ke suasana nyaman, tenang, dan nyaman.
Hari ini adalah hari yang penuh kegelapan. Hari yang membuat aku bersedih, Hari yang
membuatku tidak bersemangat untuk menjalani hari esok. Hari dimana aku mengetahui
segalanya.
"Venus?" Panggil mama setelah membuka pintu kamarku.
"Iya ma masuk aja, ada apa ma?"
"Mama mau ngomong sama kamu." .... Aku Venus biasa dipanggil ve. Aku anak pertama dari
dua bersaudara walau aku anak pertama tetapi aku ga kalah manja dibanding adikku.
Pagi ini selayaknya hari hari sebelumya, karna sekarang aku kelas 12 SMA aku harus tryout
tiap pagi layaknya sarapan.
"Vee bangunin adikmu ini udah jam berapa mama papa udah mau berangkat kerja ini" Suruh
mama dari bawah
"Lho ma adik belum dibangunin? Yah maa vee bisa telat kalo disuruh anter adik dulu apalagi
mereka belum bangun"
"Yaudah kak Vee bawa mobil sendiri tapi tolong bangunin adikmu dulu ya"
"Siap maa" Hehehe sebenernya aku suka usilin adik ku apalagi disuruh bangunin soalnya kalo
Cuma aku teriak dia gabakal bangun sampe dinosaurus bangkit juga ga bangun. Dia paling ga
suka kalo misalnya dibangunin pake cara dipeluk dari blakang apalagi kalo dicium pipinya dia
pasti bakal marah marah bilangnya bukan adik kecil lagi tapi tetep aja gemesin walau udah
kelas 9 smp.
Aku pun masuk kamarnya dengan perlahan, aku rasa adik masih tidur karna saat aku membuka
pintu kamarnya tidak ada suara omelan dari adikku, karena adikku paling ga suka kalo ada
yang masuk masuk ke kamarnya katanya dia butuh privasi, gile gile aku aja yang udah sma
privasi orang tua harus tau semua.
"Ngapain kesini?" Sontak adikku yang membuatku kaget
"Eh gila! Kaget tiba-tiba kamu dibalik pintu dek. Bangun ituloh mama suruh"
"Halah bilang aja kakak mau usilin aku kan? Mesti kan ih aku udah bangun kokk wlek jadi
gausa usilin"
"Bodo amat, kakak tunggu di bawah dek kalo lama sarapanmu kakak makan" ucapku seraya
lari ke bawah.
Aku pun lari untuk turun ke bawah dan ga disangka adikku turun tangga layaknya selurutan
pegangan tangga.
"YAH CURANG" Teriakku tidak terima
"Yah salah sendiri tidak menggunakan cara alternative"
"Yakan aku pake rok gimana caranya kek gitu"
"Sorry ga menerima alasan aku kalo main"
"Aish bodo amat" gerutuku dengan pelan.
"KAKAK AKU BISA DENGER!!!"
"Iya aku bilang bodo amat dek!" Aku melihat mama yang hanya geleng geleng sambil tertawa.
Tapi ada yang beda sama mama, tapi aku ga paham apa yang beda sama mama. Aku rasa mama
ada masalah yang membuat mama tidak tertawa lepas seperti biasanya. Mama juga terlihat
pucat. Aku pun menghampiri mama yang sedang menyiapkan susu di dapur.
"Ma ada apa? Mama bisa cerita sama vee"
"gak vee mama ga kenapa napa kok mama ga ada masalah"
" Vee ga bilang mama ada masalah, kok mama nyimpulin ada masalah ma. Ada apa ma? Vee
ada buat mama kapan aja kok"
"Ah Vee bisa aja mama gapapa kok. Oh iya Vee maaf mama tadi tiba tiba dapet telfon ada
urusan penting vee gapapa kan kalo anter adikmu sekalian?"
"Gapapa kok maa, semangat ya maaa" Aku pun mengajak adikkku untuk berangkat sekolah
karna sebentar lagi aku akan telat.
Di sepanjang perjalanan aku hanya diam tak fokus saat adikku bercerita panjang lebar
mengenai latihan ujiannya dan aku hanya menjawab iya saat dia bercerita. Tak terasa aku telah
sampai sekolah adikku tiba tiba adikku menanyakan sesuatu yang membuatku mematung.
"Kak udah tau masalah mama?"
"Emang ada apa dik? Kamu tau? "
"Yaudah nanti kakak bakal tau sendiri dari mama. Mangat ya kak?" Adikpun langsung keluar
mobil tanpa mengatakan sepatah kata kunci sekalipun.
Aku sempat berfikir sejenak dan berhenti sebelum kembali mengemudi. Dan disadarkan
kembali oleh mobil belakang yang mengklaksonku karena parkir sembarangan. Selama
perjalanan aku tidak dapat fokus menyetir. Aku selalu kaget saat mobil sekitarku mengklakson
karena kesalahan ku. Dan akhirnya pun aku masuk wilayah sekolah ku dan sempat berhenti
sejenak . Tok tok tok..
"Vee" sahabatku Audrey mendatangi mobilku. Mengajak untuk ke kelas bersama, dia selalu
begitu katanya alasannya agar ga jalan sendiri.
"Ha? Tunggu aku keluar"
"Eh ga km gabawa hp ya? Mama mu telfon aku katanya km disuruh pulang "
"Oh sumpah? Yaudah makasi drey tolong ijinin ke bu lia yaa aku ga masuk. Makasih" Aku
pun langsung pergi dari sekolah untuk kembali kerumah, aku memiliki firasat tidak enak. Aku
hanya bisa berserah diri dan terus berdoa semoga ini bukanlah sesuatu yang buruk, apalagi
besok adalah ulang tahun mamaku. Aku ingin setiap ulang tahun anggota keluarga dalam
keadaan bahagia tidak misterius seperti ini. Aku pun langsung masuk kerumah sudah ada mbak
siti yang menungguku. Ia mengatakan bahwa aku disuruh menunggu dikamar nanti mama akan
menyusul.
"Vee?" Panggil mama setelah membuka pintu kamarku.
"Iya ma masuk aja, ada apa ma?"
"Mama mau ngomong sama kamu."
"Ada apa ma?"
"Mama mau keluar jalan jalan sama temen mama jadi vee jaga adik ya baik baik dirumah papa
ikut mama soalnya" jawab mama sambil tersenyum tapi aku merasa itu ada yang aneh bukan
jawaban itu yg aku mau.
"Mama mau jalan- jalan? Mama lho pucet mending istirahat dirumah."
"Eh gaboleh batalin janji. Mama ga pernah ngajarin kamu buat batalin janji"
"Iyaa maa jaga kesehatan"
"Adek ini perjalanan pulang, mama tadi nyuruh adik pulang"
"Oke maaa ati ati ya maa" Mama pun keluar sama papa sambil bawa banyak koper. Dan saat
mama papa akan pergi adik datang dan langsung memeluk mama sambil menangis. Aku yang
tidak tau apa apa hanya bisa diam bingung dan terus memikirkan apa yang salah sampe adik
yang aku ga pernah liat dia menangis hanyut dan menangis tersedu sedu aku hanya bisa diam
dan menahan emosi ada apa sama semua ini dan mbak siti hanya mengelus punggungku untuk
menenangkan ku. Setelah mama papa pergipun aku langsung menarik adikkku ke kamar sambil
menahan emosi.
"Dek ceritain kakak ada apa?"
"Mama sakit kak sakit kanker payudara, mama gamau beritau kakak langsung karena kakak
anak mama satu satunya yang perempuan. Mama gamau kakak juga ngalamin hal yang sama
kek mama" Aku hanya mematung mendengar jawaban adikku. Aku tak dapat berkomentar
sama sekali. Jadi selama ini mamaku menyembunyikan masalah sebesar ini kepadaku. Dan aku
bulan depan harus menhadapi ujian nasional. Aku sudah tidak dapat berfikir apapun lagi.
Pikiranku buntu. Dan aku hanya menangis tersedu- sedu. Aku merasa langin hancur dan dunia
menjadi gelap. Aku tak bisa melihat apa apa setelah itu.
"Kak?" "Kau sudah bangun? Aku tau ini berat buat kakak tapi kakak harus tabah. Biar mama
ga sedih kalo tau kakak sampe pingsan. Ini minum dulu kak"
"Makasih dik kakak gatau harus apa" Aku hanya bisa berserah diri selagi mendoakan mamaku.
Aku hanya harus menjaga emosi. Apalagi pada saat mamaku menjalani operasi dan menjalani
perawatan karena selain umurku yang dibawah rata rata dan aku juga perempuan jadi aku tidak
boleh masuk kedalam ruangan. Yang membuat aku sedih pada saat terakhir aku melihat mama
aku masih belum mengetahui apa masalah mama. Alhamdulillah oprasi mama berjalan dengan
lancar. Dan hari ini mama balik kerumah untuk istirahat dirumah aku udah ga tahan ingin
memeluk mama.
"Assalamualaikum" ada suara cewe seraya mengetuk pintu
"Waalaikumsalam, MAMAAAA" ucapku sambil menangis
"Kakak gapapa kan mama udah sehat kok waktu pulang"
"Mama gapapa kan vee gapeduli apa-apa maaa ini hadiah surprise untuk semangat ujian ku
besok yang teristimewa. Yang penting mama sehat trus vee gamau mama kenapa napa"
"Mama udah gapapa kok kakk. Kakak jaga pola makannya ya nak jan makan mie mulu"
"Siap maaaa"

Anda mungkin juga menyukai