Anda di halaman 1dari 2

Cintai Apa Yang Engkau Kerjakan dan

Kerjakan Apa Yang Engkau Cintai


Posted on May 3, 2009 Written by Muhammad Noer 60 Comments
inShare

Pepatah mengatakan, rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri. Pekerjaan orang lain
terlihat lebih menarik daripada pekerjaan sendiri.

Setiap orang yang bekerja tentu pernah merasakan jenuh, penat, seakan-akan suatu beban yang
berat. Di sisi lain seseorang juga membutuhkan pekerjaannya sehingga tidak bisa melepas begitu
saja. Jadilah dia bekerja dengan penuh rasa tertekan, lahir dan batin.

Ketika melihat sekeliling, seringkali ada perasaan pekerjaan orang lain lebih baik dan lebih
nikmat daripada pekerjaan sendiri. Apakah mungkin waktunya lebih longgar, pekerjaannya lebih
ringan, atau penghasilannya lebih besar. Pekerjaan sendiri terlihat menjadi kurang berharga dan
kurang menarik.

Tanyakanlah pada diri: “Apa yang sebenarnya saya cari? Apa sebenarnya pekerjaan yang saya
cintai?”

Mengapa perasaan seperti itu muncul? Biasanya terjadi karena kita kurang menghargai apa yang
diberikan kepada kita saat ini. Kita kurang bersyukur dan merasa selalu ada pekerjaan lain yang
lebih baik yang seharusnya menjadi hak kita.

Adapun satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mencintai apa yang kita kerjakan.
Apakah saat ini diri kita seorang karyawan, pengusaha, pedagang asongan, atau pengangguran
yang sedang mencari pekerjaan, nikmati dan jalani dengan sepenuh hati. Mencintai pekerjaan
akan membuat kita berusaha memberikan yang terbaik untuk diri sendiri, tempat kita bekerja,
dan semoga bisa menjadi persembahan dan kebaktian bagi Allah Ta’ala. Mencintai pekerjaan
akan memperkuat energi dan memberi kesegaran.

Lantas bagaimana jika pekerjaan yang sekarang tidak cocok? Apakah harus tetap dipaksakan
mencintainya?

Ingat, apa yang terjadi pada diri saat ini, termasuk mengapa kita melakukan pekerjaan tersebut
semuanya ada dalam pengetahuan Allah Yang Maha Ilmu. Kita ada di sana karena Dia
mengizinkannya. Karenanya jalani dan hayati sambil terus mengamati ke mana pergerakan diri
selanjutnya.

Tugas selanjutnya adalah berusaha mengenali apa yang sebenarnya kita cintai untuk dikerjakan,
dan mulai melakukannya. Karenanya jika mencari pekerjaan, tanyakanlah pada diri: “Apa yang
sebenarnya saya cari? Apa sebenarnya pekerjaan yang saya cintai?” Jika kita sungguh-sungguh
menjalani sepenuh hati apa yang ada di tangan saat ini sambil terus menemukan pekerjaan yang
kita cintai, maka Allah Maha Kuasa untuk memberikan jalan dan mengaturnya secara halus,
tanpa menyakiti siapapun sampai akhirnya menemukan tempat yang paling tepat untuk berkarya.

Banyak orang memilih pekerjaan apa yang dapat dan tidak sesuai dengan dirinya. Hal ini akan
menciptakan rasa tertekan. Temukan apa yang menjadi kekuatan diri dan kemampuan alami diri
Anda dan cobalah menemukan pekerjaan yang cocok dengan hal itu. Bayangkan betapa
indahnya ketika seseorang bisa melakukan apa yang dia cintai untuk dilakukan. Pekerjaan akan
menjadi sebuah hobi, prestasi dan persembahan terbaik bagi semua orang.

Karenanya, mari belajar mengerjakan apa-apa yang kita cintai agar kita bisa mencintai apa-apa
yang kita kerjakan. Jika belum bisa melakukannya, mohonlah pertolongan Allah agar Dia
membantu menempatkan kita pada tempat yang tepat. Agar bisa bekerja dan berkarya dengan
penuh rasa cinta.

Sebagai penutup, saya mengutip ucapan Ali bin Abi Thalib yang dirangkum dalam Nahjul
Balaghah.

“Mencukupkan diri dengan sesuatu yang berada di tanganmu lebih kusukai bagimu daripada
usahamu memperoleh apa yang ada di tangan orang lain. Pahitnya kegagalan untuk memiliki
sesuatu, lebih “manis” daripada memintanya dari orang lain.”

“Pekerjaan tangan yang paling sederhana sekalipun, demi mempertahankan harga diri seseorang,
jauh lebih utama daripada kekayaan yang disertai penyelewengan.”

Anda mungkin juga menyukai