Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIM

PROTEIN

Disusun Oleh :
Nama : Mely Agusti
NPM : A1F017019
Kelompok : 2 ( Dua)
Hari, Tanggal : Jumat, 15 November 2019
Pertemuan ke : 2 ( Dua )
Dosen Pengampu : 1. Nadia Amida, M.Pd
2. HermansyahAmir,M.Pd
Laboran : Tarmo Sujono, A.Md
Asisten Pratikum : 1. Bagus Aiyadi,S.Pd
2. Yezza Febyani
(A1F016009)
3. Evando (A1F016006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Protein merupakan senyawa terpenting penyusun sel hidup, yang
terdapatdalam semua jaringan hidup baik tumbuhan, hewan maupun
tubuh kita. Proteinsangat penting bagi makhluk hidup, antara lain
sebagai sumber energi,mensintesis atau memperbaiki jaringan yang
rusak, alat transport, melindungikita dari berbagai penyakit, dan
sebagai enzim yang mengkatalis berbagai reaksimetabolisme. Protein
merupakan salah satu contoh polimer alam yangmempunyai struktur
paling kompleks diantara contoh polimer alam lainnya,misalnya:
karbohidrat dan lemak. Molekul- molekul pada protein
mempunyai bobot molekul yang tinggi, misalnya pada albumen
pada telur yang mempunyai berat molekul(BM) yang tinggi yaitu
40.000 – 45.000.

Molekul Protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,


dankadang sulfur dan fosfor, serta juga jenis protein yang
mengandung unsur logamseperti besi dan tembaga. Molekul protein
yang besar menyebabkan proteinmudah sekali mengalami perubahan
fisik ataupun aktivitas biologisnya. Banyakagensai yang dapat
menyebabkan perubahan sifat alamiah protein, misalnya panas,
asam, basa, solven organic, garam, logam berat, dan radiasi sinar
matahari.Sedangkan untuk perubahan fisik yang mudah diamati
adalah penjedalan. Protein dapat dianalisis baik secara kualitatif
maupun kuantitatif, secara kuantitatif protein dapat dianalisis dengan
cara uji kjeldahl(untuk menganalisiskadar protein kasar dalam bahan
makanan secara tidak langsung) dan ujidumas.,Sedangkan secara
kualitatif protein dapat dianalisis dengan cara biologis,PER(Protein
Efficiency Ratio), NPU(Net Protein Utilization), NDpCal ,uji biuret,dsb.

Pada percobaan ini dilakukan analisa kualitatif dari protein dengan


menggunakan pereaksi biuret, yang mana pereaksi biuret merupakan
reagen yang mengandung cuso4. Adapun prinsip reaksi biuret adaah
reaksi antara tembaga sukfat dalam alkali dengan senyawa yang
berisi dua atau lebih ikatan peptida seperti protein yang memeberikan
warna ungu yang kkhas. Reaksi biuret ini bersifat spesifik , artinya
hanya senywa yang mengandung ikatan pepetida yang akan bereajsi
dengan pereaksi biuret.Oleh karena fungsi protein ini sangat
kompleks, maka dilakukan percobaan mengenai protein ini dengan
tujuan dapat dapat mengidentifikasi sampel-sampel yang
mengandung protein dengan reaksi biuret dan dapat mengetahui
pengendapan protein pada titik isoelektrik .

1.2. Rumusann masalah


1.2.1. Bagaimana mengidentifikasi sampel-sampel yang
mengandung protein?
1.2.2. Bagaimana mengetahui pengendapan protein pada titik
isoelektrik?

1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui mengidentifikasi sampel-sampel yang
mengandung protein.
1.3.2. Mengetahui pengendapan protein pada titik isoelektrik.
BAB II

METODE

2.1. waktu : 14 November 2019

2.2. tempat : Lantai 1 laboratorium pembelajaran FKIP

2.3. Alat dan Bahan

2.3.1. Alat 2.3.2. Bahan

 Tabung reaksi kecil  Air liur


 Ra tabung reaksi  Larutan pati
 Pipet tetes  Pereaksi biuret
 Gelas kimia  Susu
 Gelas ukur  Air suling
 Tabung reaksi besar  Putih telurasm asetat
 Na-asetat

2.4. Prosedur percobaan

2.4.1. identifikasi protein dalam suatu sampel

Sampel air liur, larutan susu, larutan pati, air suling


dan putih telur

1. Disiapkan 5 tabung reaksi kecil


2. Di isi kelima tabung dengan sampel yang
berbeda sebanyak 2 ml masing-masing sampel
Tabung 1 : air liur
Tabung 2 : larutan pati
Tabung 3 : susu
Tabung 4 : air suling
Tabung 5 : putih telur
3. Di tambahkan 5 tetes pereaksi biuret
4. di amati apakh terjadi perubahan warna jika
belum tambahkan peraksi biuret kembali sampai
ada perubahan warna. Jika tidak juga terjadi
perubahan warna hentikan penambhan pereaksi
biuret
5. Diamati warna-warna yang terventuk pada
masing-masing tabung reaksi

 Air liur, larutan susu dan putih telur


menghasilkan warna violet/ungu
 Air suling dan larutan pati tidak menghasilkan
warna violet/ungu

2.4.2. pengendapan protein pada titik isoelektrik

Tabung 1-8 dengan perlakukan yang berbeda

1. Di siapkann 8 tabung reaksi besar


2. Di masukan pada masing-masingtabung reaksi
seperi tabek di bawah ini:
tbg 1 2 3 4 5 6 7 8
Na 1 1 2 3 5 6 8 9
- ml ml ml ml ml ml ml ml
as
eta
t
As. 15 9 8 6 5 3 2 1
as ml ml ml ml ml ml ml ml
eta
t
PH 3 3,8 4,1 4,4 4,7 5 5,3 5,6
su 3 3 3 3 3 3 3 3
su ml ml ml ml ml ml ml ml

3. Diamati kekurahan yang terjadi pada setiap


tabung
Tabung ke-6 mengalami kekeruhan dan
pengendapan yang paling tinggi
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. mengidentifikasi sampel-sampel yang mengandung protein

pada percobaan kali ini yaitu mengenai protein. Dalam keidupan


sehari-hari protein tidak asing lagi, begitu banyak protein yang terkandung
dalam makanan ataupun yang bukan makananyag sangat dekat dengan
kehidupan kita. Sehingga pada percobaan ini akan menganalisis sampel-
sampel yang mengandung protein. Menurut Wulandari,dewi chrisna
(2016:148-149) protein adalah salah satu kelompok bahan makronutrien,
tidak seperi bahan makronutrien lain nya ( karbohidrat, lemak), protein
berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber
energi yaitu sebagai penyusun bentuk tubuh. keistimewaan lain dari
protein aadalah struktur yang selain mengandung N, C, H, O, kadang
mengadung S, P dan Fe. Protein adalh bahan pembentuk jaringan di
dalam tubuh.

Pada percobaan ini sampel yang di gunakan yaitu susu, air


liur/saliva, larutan pati, putih telur,dan air suling. Bahan susu yang di
gunakan yaitu susu bubuk sehingga harus di larutkan dengan air terlebih
dahulu. Setelah jadi larutan susu pun siap digunakan sebagai sampel
yang akan dianalisis. Larutan susu diambil sebanaya 2 ml menggunakan
popet tetes dan di masukan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu di
tambahkan pereaksi biuret pada tabung reaksi yang terdapay larutan
susus tadi. uji biuret digunakan untuk uji protein , karena uji in dapat
mendeteksi adanya ikatan peptida yang di peroleh hasil reaksi berupa
warna ungu pada larutan yang menunjukan adanya protein (Putri, ariza
abu bakar. 2016:93)

Kemudian tabung reaksi dikocok atau diguncang dan diamati warna


yang terjadi, pada larutan susu terbentuk warna ungu atau violet, seperti
di bawah ini:
Gambar 3.1. hasil reaksi larutan susu dan biuret

Uji biuret telah di jelaskan sebelum nya , bahwa uji biuret mendeteksi ada
tidak nya ikatan peptida di dalam suatu sampel dengan tanda terbentuk
warna violet atau ungu. Pada saampel susu terbentuk warna ungu atau
violet sehingga menandakan pada susu terdapat ikatan peptida yang juga
menandakan adanya protein didalam susu. Yang mana protein adalah
biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino yang berhubungan satu
dengan yang lain dengan ikatan amida ( peptida ) (Hart,harald. 2003. 45).
Dari kutipan diatas bahwa ikatan peptida itu terbentuk dari dua atau lebih
asam amino yang di kenal sebagai protein. Karena itulah ketika uji biuret
positif yang menandakan adanya ikatan peptida yang berarti adanya
protein didalam sampel. Dengan kata lain sampal susu positif
mengandung protein .

Warna iolet atau ungu yang di hasilkan dari uji biuret karena Cu+ pada
biuret bereaksi dengan N pada protein yang akan terbetuk senyawa
kompleks anatara Cu+ dan N. Senyawa kompleks itu lah yang memberi
warna pada sampel menjadi ungu. Sesuai dengan menurut Putri, ariza
abu bakar( 2016:93) hal ini terjadi karena ion Cu+ ( dari pereaksi biuret)
dalam suasana basa bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan
peptide yang menyusun protein membentuk senyawa berwarna ungu(
violet).

Kemudian di lakukan uji pada sampel putih telur, sampel putih telur di
masukan sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi kemudian di tambahakan
peraksi biuret sampai berubah warna. Dan amaiti warna yang terbentuk .
pada sampel puti telur terbentuk warna violet sepperti gambar di bawah
ini:

Gambar 3.2 reaksi hasil putih telur dan biuret

Pada sampel putih telur terbentuk warna violet yang mennadakan adanya
ikatan peptida di dalam sampel. Sesuai dengan Wulandari, siska ayu
(2014:5) reagen biuretberfungsi untuk mengidentifikasikan adanya
molekul peptida. Komposisi dari reagen ini adalah senyawa kompleks
yang menandung unsur karbon (C) , hidrogen (H) , oksigen (O) dan
nitrogen (N). Prinsip reage ini menggunakan prinsip reaksi antara
senyawa CuSO4 dngan larutan NaOH sehingga dapat menyebabkan
larutan protein yang semula tak bewarna menjadi berwarna . warna vioelt
yang terbentuk apabila larutan protein yang diuji mempunyai molekul
besar seperti gelatin. Reaksi buret biuret positif untuk semua jenis protein
dan hasil-hasil antara hidrolisisnya jika msih memepunyai dua atau lebih
ikatan peptida dan negatif untuk asam amino. Sehingga pada sampel
putih telur ataiu albumin menunjukan uji positif terhadap biuret yang
memenadakan adanya ikatan peptida dan menadakan adanya protein di
dalam puth telur.

Pada sampellarutan pati, di masukan 2 ml larutan oati didalam tabung


reaksi dan ditambahkan pereksi biuret sampai sampel berubah warna.
Dan amati warna yag terbentuk, pada larutan pati warna yang terbentuk
sebagi berikut:
Gambar 3.3 hasil reaksi larutan pati dan biuret

Pada hasil reaksi larutan pati dan biuret tidak terbentuk warna violet atau
ungu yang menandakan adanya ikatan peptida. Melainkan terbentuk
warna biru lembut yang merupakan warna dari pereaksi biuret dengan
kata lain larutan patii tidak bereaksi dengan larutan pati karena tidak
terbentuk warrna violet yang menandakan adnya ikatan peptida pada
suatu sampel dengan kata lain bahwa larutan pati tidak mengandung
protein.

Pada sampel air liur atau saliva, diambil 2 ml air liur dimasuukan di dalam
tabung reaksi dan ditambahkan pereaksi biuret, amati wana yang
terbentuk d dallam tabung reaksi. Warna yang terbentuk yaitu seperti
gambar di bawah ini:

Gambar 3.4 hasil reaksi dari air liur/saliva dengan biuret

Dari gambar terlihat bahwa warna yang ter bentuk dri hasil reaksi yaitu
bewarna violet atau ungu. Menurut Wulandari, siska ayu ( 2014 ) biuret
merupakan reagen yang bersifat basa sehingga gugus amin dari asam
amino bertindak sebagai asam dengan memebentuk NH4+, reaksi
menghasilkan senyawa basa NH4OH yang meyebabakan lrutan berwarna
ungu. Dengan kata lain air liur mengandung protein karena menunjukan
uji positif pada reaksi biuretyang menunjukan adanya ikatan petida.
Adapun reaksi protein dengan biuret sebagai berikut:

Gamabr 3.5 reaksi protein dan biuret

Air liur menunjukan uji biuret yang positif karena air liur/saliva merupakan
enzim. enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang
berfungsi sebagia katalis (senywa yang mempercepat proses reaksi
tanpa havis reaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara
menempel pada permukaan molekul zat-zat yang beraksi dan dengan
demikian mempercepat proses reaksi (Wulandari, siska ayu . 2014:5)
karena air liur mengandung enzin yang mana enzim merupakansalah satu
gugus polipeptida ( protein ). unit struktur dasar dari protein ialah asam amino.
Asam amino ialah senyawa yang mengandung sedikitnya satu gugus amino (-NH3) dan
sedikit nya satu gugus karbonil (-COOH) (Chang , raymond. 2005).

Sampel air suling , dimasukan sebanyak 2 ml di dalam tabung reaksi dan


di tambahkan biuret sampai terjadi perubahan warna. Hasil reksi antara air
suling dan biuret tidak mengasilakn warna ungu atau violet yang
mengidentifikasi tidak adannya ikatan peptida di dalam air suling dengan
demikian dapat dilhat bahwa air suling tidak mengandung protein.
3.2. pengendapan protein pada titik isoelektrik.
Pada percobaan inibahan yang di gunakan yaitu larutan kasein ( susu ),
larutan asam asetat dan natrium asetat. Di siapkan 8 tabung reaksi yang
besar. Pada setiap tabung akan diberikan perlakuan yang berbeda-beda,
seperti tabel di bawah ini :

tabung 1 2 3 4 5 6 7 8
Na- 1 ml 1 ml 2 ml 3 ml 5 ml 6 ml 8 ml 9 ml
asetat
Asam 15 ml 9 ml 8 ml 6 ml 5 ml 3 ml 2 ml 1 ml
asetat
PH 3 ml 3,8 ml 4,1 ml 4,4 ml 4,7 ml 5 ml 5,3 ml 5,6 ml
Larutan 3 ml 3 ml 3 ml 3 ml 3 ml 3 ml 3 ml 3 ml
kasein

Langkah yang di lakukan yaitu dengan reaksikan Na-asetat , asam asetat


dan larutan kasein atau larutan susu kemudian bandingkan ke- delapan
tabung reaksi. Adapun hasil reaksi dari ke-delapan tabung reaksi sebagai
berikut:

Gambar 3.6 hasil pengendapan protein

Dari hasil percobaan didapatkan adanya larutan keruh sampai yang paling
jernih.yang mana yang paling keruh sampai yang paling jernih di tunjukan
oleh tabung reaksi dan ph sebagai berikut:
urut Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 Ke-7 Ke-8
tabung 6 7 8 5 4 2 3 1
ph 5,0 5,3 5,6 4,7 4,4 3,8 4,1 3,0

Pada tabung yang didalam tabel diatas memliki urutan dari yang paling
kerung dan adantya endapan sampai yang paling jernih dan tidak terdapat
endapan yang mana terjadi pada ph tertentu. Hal ini berhubungan dengan
titik isoeletrik . titik isoelektrik adalah suatu nilai ph dimana pprotein
memilki jumlah muatan positif dan negatif sama atau dengan kata lain
memiliki muatan keseluruhan sama dengan nol atau tidak bermuatan.
asam amino mempunyai titik isoelektris yang berbeda-beda. Titik
isoelektris adalah saat dimana pada pH asam amino berada pada bentuk
amfoter (zwitter ion), dan pada saat titik isoelektris ini kelarutan protein
menurun dan mencapai angka terendah, protein akan mengendap dan
menggumpal. Pada saat titik isoelektris ini jumlah kation dan anion yang
terbentuk sama banyaknya. Sejalan dengan pendapat (Soeharsono,
1989), yang menyatakan berdasarkan struktur molekulnya, pada dasarnya
asam amino merupakan senyawa yang bermuatan ganda atau zwitter ion,
keadaan ini mudah berubah karena dipengaruhi oleh keadaan sekitar atau
pH lingkungan. Pada pH rendah (suasana asam) asam amino akan
bermuatan positif sedangkan pada pH tinggi (suasana basa) akan
bermuatan negatif (Triyono , agus. 2010:5)
pengumpalan protein dan pengendapan protein disebabkan oleh
terjadinya koagulasi dan denaturasi protein. Denaturasi dapat mengubah
sifat protein menjadi sukar larut dalam air. Penggumpalan ini dapat
disebabkan oleh pemanasan, penambahan asam, penambahan enzim,
dan adanya logam berat Penambahan asam asetat dilakukan setelah
pemanasan pada suhu 80°C. Pemanasan lebih lanjut dan penambahan
asam ini akan menyebabkan denaturasi rusaknya struktur protein
sehingga protein akan mengendap.. Denaturasi dapat diartikan sebagai
perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier dan
kuartener molekul protein, tanpa terjadinya pemecahan ikatan-iaktan
kovalen. Karena itu denaturasi dapat pula dikatakan sebagai suatu proses
terpecahnya ikatan hydrogen interaksi hidrofobik, ikatan garam,dan
terbentuknya lipatan atau wiru molekul. Pada percobaan ini yang
menyebabkan denaturasi yaitu dengan penambahan asam yaitu asam
asetat.
Kelarutan protein akan meningkat jika diberi perlakuan asam yang
berlebih, hal ini terjadi karena ion positif pada asam yang menyebabkan
protein yang semula bemuatan netral atau nol menjadi bermuatan positif
yang menyebabkan kelarutannya bertambah. Semakin jauh derajat
keasaman larutan protein dari titik isoelektrisnya, maka kelarutannya akan
semakin bertambah (Triyono , agus. 2010:5). Dengan di berikan asam
yang berlebih maka kelarutan protein akan semakin bertambah , lain hal
nya bila di tambahkan basa , yang akan menetralkan ph karena adanya
ion OH- yang masuk. Ketika itu terjadi maka akan adanya pengendapan
dari protein. Apabila pH isoelektrik sudah tercapai maka muatan yang
saling karena muatan listriknya antara yang positif dan negatif sama.
Sehingga, tidak dapat bergerak dan membentuk endapan atau warna
keruh.

Pada percobaan terjadi pengendapan dan kekurahan yang paling tinggi


yaitu pada tabung reaksi 6 dengan PH percobaan 5,0 yang mana
menandakan bahwa pada pada titik tersebut telah terjadi titik isoelektrik
nya sesuai dengan menurut Triyono , agus ( 2010 ) Pada pH 4,8– 6,3 (pH
isoelektris) asam amino akan berada pada keadaan dipolar atau ion
zwitter. Pada keadaan ini kelarutan protein dalam air paling kecil sehingga
protein akan menggumpal dan mengendap. Sehingga titik isoeletrik pada
percobaan masing pada rentang PH isoelektris dari asam amino. Adapun
grafik hubungan PH dan tingkat kekeruhan protein , yang mana PH
percobaan sebagai variabel bebas nya yaitu PH larutan ( X ) dan variabel
terikat nya yaitu tingkat kekeruhan nya ( Y ), garafik nya sebagai berikut:
Hubungan PH dan tingkat kekeruhan
9 3; 8
8 4,1; 7
TINGKAT KEKERUHAN 7
6
3,8; 6
5 4,4; 5
4
4,7; 4
3 5,6; 3 TINGKAT KEKERUHAN
2 5,3; 2
1 5; 1
0
0 2 4 6 titik isoelektrik

PH PERCOBAAN
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

4.1.1 pada sampel yang di uji menggunakan uji biuret , dari 5 sampel yang
di uji 3 sampel positif mengandung protein dan 2 sampel negatif
mengandung potein. Sampel yang positif yaitu larutan susu, putih
telur dan air liur /saliva karena menghasilkan warna violet/unggu
pada saat di reaksikan dengan biuret. Sampel yang negatif yaitu air
suling dan larutan pati yang mana tidak menghasilkan warna
violet/ungu pada saat direaksikan denga biuret.

4.1.2. pada sampel larutan susu/ larutan kasein , di dapatkan bahwa pada
tabung ke-6 memliki tingkat kekeruhan dan pengendapan yang
paling tinggi. Apabila pH isoelektrik sudah tercapai maka muatan
yang saling berlawanan akan saling menetralkan sehingga akan
terbentuk gumpalan. Sehingga dapat di simpulkan pada percobaan
ini titk isoelektrik nya terdapat pada tabung ke-6 yaitu pada PH 5,0.

4.2. Saran

4.2.1. pratikan hendak nya lebih teliti lagi melihat kekeruhan dan
pengendapan yang terjadi pada setiap tabung
DAFTAR PUSTAKA

Chang , raymond. 2005. Kimia dasar konsep inti. Jakarta : erlangga

Hart,harald. 2003 . kimia organik. Jakarta : Erlangga

Putri, ariza abu bakar .,yuliet.,jamaluddin. 2016. Analisis kadar albumin


ikan sidat ( angguilla marmorata dan anguilla bicolor) dan uji
aktivitas penyembuhan luka terbuka pada kelinci (oryctolagus
cuniculus). GALENIKA journal of pharmacy. Vol.2(2): hal 90-95.
ISSN:2442-8744

Triyono , agus. 2010. Mempelajari pengaruh penambahan beberapa asam


pada proses isolasi protein terhadap tepung protein isolat kacang
hijau (phaseolus radiatas L). Seminar rekaya kimia dan proses.
ISSN: 1411-4216

Wulandari,dewi chrisna., nurdiana., yosfi rahma. 2016. Identifikasi


kesempurnaan proses pasteurisasi ditinjau dari total bakteri serta
kandungan protein dan laktosa pada susu pasteurisasi kemasan
produksi pabrik dan rumah tagan di kota batu. Majalah kesehatan
FKUB. Vol 3. No 3 : hal 144-149.

Wulandari, siska ayu. 2014. Sistem pencernaan. Laporan fisiologi


hewan:Hal 1-10
LAMPIRAN

Foto percobaan

Dimasukkan larutan Dimasukkan 2 ml air Dimasukkan 2 ml


pati 2 ml liur ke dalam tabung larutan albumin (putih
reaksi telur) ke dalm tabung
reaksi

Dimasukkan 2 ml Ditambahkan 5 tetes


larutan susu ke dlaam pereaksi biuret ke Hasil uji biuret larutan
tabung reaksi dalam larutan pati, susu, terdapat warna
susu, putih telur, air ungu
liur dan air suling

Uji biuret larutan putih Uji biuret air liur, Uji biuret larutan pati,
telur, terdapat warna terdapat warna ungu terdapat warna ungu
ungu
tidak berubah warna
Foto alat dan bahan

Larutan susu Pipet tetes Larutan pati

Air liur Putih telur Pereaksi biiuret

Susu bubuk Na-asetat Rak dan tabung reaksi

Tabung reaksi Telur ayam Asam asetat

Tabung reaksi

Anda mungkin juga menyukai