PROTEIN
Disusun Oleh :
Nama : Mely Agusti
NPM : A1F017019
Kelompok : 2 ( Dua)
Hari, Tanggal : Jumat, 15 November 2019
Pertemuan ke : 2 ( Dua )
Dosen Pengampu : 1. Nadia Amida, M.Pd
2. HermansyahAmir,M.Pd
Laboran : Tarmo Sujono, A.Md
Asisten Pratikum : 1. Bagus Aiyadi,S.Pd
2. Yezza Febyani
(A1F016009)
3. Evando (A1F016006)
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui mengidentifikasi sampel-sampel yang
mengandung protein.
1.3.2. Mengetahui pengendapan protein pada titik isoelektrik.
BAB II
METODE
Uji biuret telah di jelaskan sebelum nya , bahwa uji biuret mendeteksi ada
tidak nya ikatan peptida di dalam suatu sampel dengan tanda terbentuk
warna violet atau ungu. Pada saampel susu terbentuk warna ungu atau
violet sehingga menandakan pada susu terdapat ikatan peptida yang juga
menandakan adanya protein didalam susu. Yang mana protein adalah
biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino yang berhubungan satu
dengan yang lain dengan ikatan amida ( peptida ) (Hart,harald. 2003. 45).
Dari kutipan diatas bahwa ikatan peptida itu terbentuk dari dua atau lebih
asam amino yang di kenal sebagai protein. Karena itulah ketika uji biuret
positif yang menandakan adanya ikatan peptida yang berarti adanya
protein didalam sampel. Dengan kata lain sampal susu positif
mengandung protein .
Warna iolet atau ungu yang di hasilkan dari uji biuret karena Cu+ pada
biuret bereaksi dengan N pada protein yang akan terbetuk senyawa
kompleks anatara Cu+ dan N. Senyawa kompleks itu lah yang memberi
warna pada sampel menjadi ungu. Sesuai dengan menurut Putri, ariza
abu bakar( 2016:93) hal ini terjadi karena ion Cu+ ( dari pereaksi biuret)
dalam suasana basa bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan
peptide yang menyusun protein membentuk senyawa berwarna ungu(
violet).
Kemudian di lakukan uji pada sampel putih telur, sampel putih telur di
masukan sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi kemudian di tambahakan
peraksi biuret sampai berubah warna. Dan amaiti warna yang terbentuk .
pada sampel puti telur terbentuk warna violet sepperti gambar di bawah
ini:
Pada sampel putih telur terbentuk warna violet yang mennadakan adanya
ikatan peptida di dalam sampel. Sesuai dengan Wulandari, siska ayu
(2014:5) reagen biuretberfungsi untuk mengidentifikasikan adanya
molekul peptida. Komposisi dari reagen ini adalah senyawa kompleks
yang menandung unsur karbon (C) , hidrogen (H) , oksigen (O) dan
nitrogen (N). Prinsip reage ini menggunakan prinsip reaksi antara
senyawa CuSO4 dngan larutan NaOH sehingga dapat menyebabkan
larutan protein yang semula tak bewarna menjadi berwarna . warna vioelt
yang terbentuk apabila larutan protein yang diuji mempunyai molekul
besar seperti gelatin. Reaksi buret biuret positif untuk semua jenis protein
dan hasil-hasil antara hidrolisisnya jika msih memepunyai dua atau lebih
ikatan peptida dan negatif untuk asam amino. Sehingga pada sampel
putih telur ataiu albumin menunjukan uji positif terhadap biuret yang
memenadakan adanya ikatan peptida dan menadakan adanya protein di
dalam puth telur.
Pada hasil reaksi larutan pati dan biuret tidak terbentuk warna violet atau
ungu yang menandakan adanya ikatan peptida. Melainkan terbentuk
warna biru lembut yang merupakan warna dari pereaksi biuret dengan
kata lain larutan patii tidak bereaksi dengan larutan pati karena tidak
terbentuk warrna violet yang menandakan adnya ikatan peptida pada
suatu sampel dengan kata lain bahwa larutan pati tidak mengandung
protein.
Pada sampel air liur atau saliva, diambil 2 ml air liur dimasuukan di dalam
tabung reaksi dan ditambahkan pereaksi biuret, amati wana yang
terbentuk d dallam tabung reaksi. Warna yang terbentuk yaitu seperti
gambar di bawah ini:
Dari gambar terlihat bahwa warna yang ter bentuk dri hasil reaksi yaitu
bewarna violet atau ungu. Menurut Wulandari, siska ayu ( 2014 ) biuret
merupakan reagen yang bersifat basa sehingga gugus amin dari asam
amino bertindak sebagai asam dengan memebentuk NH4+, reaksi
menghasilkan senyawa basa NH4OH yang meyebabakan lrutan berwarna
ungu. Dengan kata lain air liur mengandung protein karena menunjukan
uji positif pada reaksi biuretyang menunjukan adanya ikatan petida.
Adapun reaksi protein dengan biuret sebagai berikut:
Air liur menunjukan uji biuret yang positif karena air liur/saliva merupakan
enzim. enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang
berfungsi sebagia katalis (senywa yang mempercepat proses reaksi
tanpa havis reaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara
menempel pada permukaan molekul zat-zat yang beraksi dan dengan
demikian mempercepat proses reaksi (Wulandari, siska ayu . 2014:5)
karena air liur mengandung enzin yang mana enzim merupakansalah satu
gugus polipeptida ( protein ). unit struktur dasar dari protein ialah asam amino.
Asam amino ialah senyawa yang mengandung sedikitnya satu gugus amino (-NH3) dan
sedikit nya satu gugus karbonil (-COOH) (Chang , raymond. 2005).
tabung 1 2 3 4 5 6 7 8
Na- 1 ml 1 ml 2 ml 3 ml 5 ml 6 ml 8 ml 9 ml
asetat
Asam 15 ml 9 ml 8 ml 6 ml 5 ml 3 ml 2 ml 1 ml
asetat
PH 3 ml 3,8 ml 4,1 ml 4,4 ml 4,7 ml 5 ml 5,3 ml 5,6 ml
Larutan 3 ml 3 ml 3 ml 3 ml 3 ml 3 ml 3 ml 3 ml
kasein
Dari hasil percobaan didapatkan adanya larutan keruh sampai yang paling
jernih.yang mana yang paling keruh sampai yang paling jernih di tunjukan
oleh tabung reaksi dan ph sebagai berikut:
urut Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 Ke-7 Ke-8
tabung 6 7 8 5 4 2 3 1
ph 5,0 5,3 5,6 4,7 4,4 3,8 4,1 3,0
Pada tabung yang didalam tabel diatas memliki urutan dari yang paling
kerung dan adantya endapan sampai yang paling jernih dan tidak terdapat
endapan yang mana terjadi pada ph tertentu. Hal ini berhubungan dengan
titik isoeletrik . titik isoelektrik adalah suatu nilai ph dimana pprotein
memilki jumlah muatan positif dan negatif sama atau dengan kata lain
memiliki muatan keseluruhan sama dengan nol atau tidak bermuatan.
asam amino mempunyai titik isoelektris yang berbeda-beda. Titik
isoelektris adalah saat dimana pada pH asam amino berada pada bentuk
amfoter (zwitter ion), dan pada saat titik isoelektris ini kelarutan protein
menurun dan mencapai angka terendah, protein akan mengendap dan
menggumpal. Pada saat titik isoelektris ini jumlah kation dan anion yang
terbentuk sama banyaknya. Sejalan dengan pendapat (Soeharsono,
1989), yang menyatakan berdasarkan struktur molekulnya, pada dasarnya
asam amino merupakan senyawa yang bermuatan ganda atau zwitter ion,
keadaan ini mudah berubah karena dipengaruhi oleh keadaan sekitar atau
pH lingkungan. Pada pH rendah (suasana asam) asam amino akan
bermuatan positif sedangkan pada pH tinggi (suasana basa) akan
bermuatan negatif (Triyono , agus. 2010:5)
pengumpalan protein dan pengendapan protein disebabkan oleh
terjadinya koagulasi dan denaturasi protein. Denaturasi dapat mengubah
sifat protein menjadi sukar larut dalam air. Penggumpalan ini dapat
disebabkan oleh pemanasan, penambahan asam, penambahan enzim,
dan adanya logam berat Penambahan asam asetat dilakukan setelah
pemanasan pada suhu 80°C. Pemanasan lebih lanjut dan penambahan
asam ini akan menyebabkan denaturasi rusaknya struktur protein
sehingga protein akan mengendap.. Denaturasi dapat diartikan sebagai
perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier dan
kuartener molekul protein, tanpa terjadinya pemecahan ikatan-iaktan
kovalen. Karena itu denaturasi dapat pula dikatakan sebagai suatu proses
terpecahnya ikatan hydrogen interaksi hidrofobik, ikatan garam,dan
terbentuknya lipatan atau wiru molekul. Pada percobaan ini yang
menyebabkan denaturasi yaitu dengan penambahan asam yaitu asam
asetat.
Kelarutan protein akan meningkat jika diberi perlakuan asam yang
berlebih, hal ini terjadi karena ion positif pada asam yang menyebabkan
protein yang semula bemuatan netral atau nol menjadi bermuatan positif
yang menyebabkan kelarutannya bertambah. Semakin jauh derajat
keasaman larutan protein dari titik isoelektrisnya, maka kelarutannya akan
semakin bertambah (Triyono , agus. 2010:5). Dengan di berikan asam
yang berlebih maka kelarutan protein akan semakin bertambah , lain hal
nya bila di tambahkan basa , yang akan menetralkan ph karena adanya
ion OH- yang masuk. Ketika itu terjadi maka akan adanya pengendapan
dari protein. Apabila pH isoelektrik sudah tercapai maka muatan yang
saling karena muatan listriknya antara yang positif dan negatif sama.
Sehingga, tidak dapat bergerak dan membentuk endapan atau warna
keruh.
PH PERCOBAAN
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.1.1 pada sampel yang di uji menggunakan uji biuret , dari 5 sampel yang
di uji 3 sampel positif mengandung protein dan 2 sampel negatif
mengandung potein. Sampel yang positif yaitu larutan susu, putih
telur dan air liur /saliva karena menghasilkan warna violet/unggu
pada saat di reaksikan dengan biuret. Sampel yang negatif yaitu air
suling dan larutan pati yang mana tidak menghasilkan warna
violet/ungu pada saat direaksikan denga biuret.
4.1.2. pada sampel larutan susu/ larutan kasein , di dapatkan bahwa pada
tabung ke-6 memliki tingkat kekeruhan dan pengendapan yang
paling tinggi. Apabila pH isoelektrik sudah tercapai maka muatan
yang saling berlawanan akan saling menetralkan sehingga akan
terbentuk gumpalan. Sehingga dapat di simpulkan pada percobaan
ini titk isoelektrik nya terdapat pada tabung ke-6 yaitu pada PH 5,0.
4.2. Saran
4.2.1. pratikan hendak nya lebih teliti lagi melihat kekeruhan dan
pengendapan yang terjadi pada setiap tabung
DAFTAR PUSTAKA
Foto percobaan
Uji biuret larutan putih Uji biuret air liur, Uji biuret larutan pati,
telur, terdapat warna terdapat warna ungu terdapat warna ungu
ungu
tidak berubah warna
Foto alat dan bahan
Tabung reaksi