Anda di halaman 1dari 12

TOKOH FILSAFAT ISLAM IBN MISKAWAIH

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Filsafat Umum”

Dosen Pengampu:

Muhammad Manar, S.Fil.I., M.Ag.

Disusun oleh :

CARESSA INDASARI (12212193056)

JURUSAN TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat, taufik , hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Tokoh Filsafat Islam Ibn Miskawaih”. Dengan hadirnya
makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para pembaca,
khususnya mahasiswa program studi Tadris Kimia (TKIM).
Sholawat dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini
mungkin tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah
memberi kesempatan untuk kami dapat menempuh pendidikan di IAIN
Tulungagung.
2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I selaku dekan FTIK yang telah
memberikan dukungan selama penyusunan makalah ini.
3. Muhammad Manar, S.Fil.I., M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah
Filsafat Umum yang telah memberikan bimbingan dan mengarahkan
kami sehingga kami mendapatkan pemahaman yang benar mengenai mata
kuliah ini.
4. Teman-teman se-angkatan Jurusan Tadris Kimia semuanya yang telah
memberikan motivasinya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya.
Tulungagung, 12 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ...........................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................. 2
D. Batasan Masalah ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Ibn Miskawaih................................................................. 3
B. Karya-karya Ibn Miskawaih .......................................................... 4
C. Pemikiran Ibn Miskawaih .............................................................. 5
D. Analisis Pemikiran Ibn Miskawaih ............................................... 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................... 16
B. Saran .............................................................................................. 17

DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 18


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Filsafat merupakan ilmunya ilmu pengetahuan, atau induk dari ilmu


pengetahuan (mother of science). Dengan berfilsafat maka lahirlah sebuah
ilmu pengetahuan, karena berfilsafat merupakan mengoptimalkan daya nalar
dan kritis akal manusia. Filsafat merupakan ilmu untuk mencari kebenaran
yang penuh dengan tanda tanya sehingga tak heran jika terdapat perbedaan
pendapat dikalangan filosof tentang esensi sesuatu hal ini tidaklah menjadi
hal yang tabuh karena setiap Filosof harus menerima hasil pemikiran orang
lain. Semakin banyak orang yang mau berfilsafat maka semakin
berkembanglah ilmu pengetahuan.

Filsafat mulai dikenal didunia Islam pada abad IX di zaman pemerintahan


daulah Abbasiyah. Pada masa itu lahirlah ilmu kedokteran, geometri,
astronomi, kimia dan lainnya dengan tokoh-tokohnya yang Mashur. Dengan
munculnya filsafat ditengah-tengah kehidupan umat islam, yang memberikan
kebebasan seluas mungkin untuk berkembengnya pikiran secara bebas,
meskipun harus menentang kebiasaan lama, membuka tabir baru terhadap
perkembangan sejarah dan peradaban dunia islam.

Islam telah melahirkan tokoh-tokoh filsafat yang terkenal di dunia islam


dan dunia barat karena pemikiranya yang tidak akan lekang oleh waktu.
Dalam perkembangannya filsafat memiliki sejarah yang menarik. Betapa
menariknya perkembangan filsafat islam untuk kita pelajari tanpa
mengesampingkan tokoh dan pemikirannya.

Ibnu Miskawaih adalah salah satu tokoh filsafat islam yang memiliki
pemikiran-pemikiran khususnya di bidang akhlaq. Beliau adalah cendikiawan
muslim yang tetap berdasarkan Al-Qur’an dan hadits dalam berfikir. Untuk
lebih jelasnya, maka dalam makalah ini akan di bahas lebih lanjut tentang
Biografi Ibn Miskawaih, Karya-karya Ibn Miskawaih, Pemikiran Ibn
Miskawaih, dan Analisis Pemikiran Ibn Miskawaih.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Ibn Miskawaih?
2. Apa Karya-karya Ibn Miskawaih?
3. Bagaimana Pemikiran Ibn Miskawaih?
4. Bagaimana Analisis Pemikiran Ibn Miskawaih?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Biografi Ibn Miskawaih.
2. Untuk mengetahui Karya-karya Ibn Miskawaih.
3. Untuk mengetahui Pemikiran Ibn Miskawaih.
4. Untuk mengetahui Analisis Pemikiran Ibn Miskawaih.

D. Batasan Masalah
Agar penulisan makalah ini lebih terarah, dan permasalahan yang dihadapi
tidak terlalu luas, maka perlu dilakukan batasan masalah. Penulisan makalah
ini hanya membahas “ Biografi Ibn Miskawaih, Karya-karya Ibn Miskawaih,
Pemikiran Ibn Miskawaih, Analisis Pemikiran Ibn Miskawaih.”
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Ibn Miskawaih


Ibnu Miskawaih nama lengkapnya adalah Abu Ali al-khazin Ahmad ibn
Muhammad ibn Ya'qub Miskawaih. Sebutan namanya yang lebih masyhur
adalah Miskawaih, Ibn Miskawaih atau Ibn Maskawaih. Nama itu diambil
dari nama kakeknya yang semula beragama majuzi ( Persi) kemudian masuk
Islam.1
Ibn Miskawaih dilahirkan di Ray (sekarang Taheran). Para penulis
menyebut tahun kelahirannya berbeda -beda. M.M. Syarif menyebutkan tahun
320 H/932 M, sedangkan Margoliout menyebutkan kelahirannya pada tahun
330 H begitu pula M. Yusuf Musa dan Abd al-Aziz Izzat menyebutkan tahun
325 H. 2 Tetapi nampaknya yang pertamalah yang lebih kuat, sebab ia biasa
bersama al-Mahallabi yang imenjabat sebagai wazir pada tahun 339 H, yang
pada masa itu paling tidak ia telah berusia19 tahun.3 Ia wafat pada tahun 421
H/1030 M. Dengan memerhatikan tahun kelahiran dan wafatnya itu berarti
ibn Miskawaih hidup pada masa pemerintahan Bani Buwaih yang beraliran
Syi'ah dan berasal dari keturunan persi.
Ibnu Miskawaih tinggal selama tujuh tahun bersama Abu Fadhl ibn al-
‘Amid (360 H/970 M) sebagai pustakawannya. Setelah Abu Fadh wafat, ia
mengabdi kepada putranya yakıni Abu Fath Ali ibn Muhammad ibn al-
‘Amid, dengan nama keluarga Dzu al-Kifayatai. Ia juga mengabdi kepada
Adhud Daulah dan kemudian kepada beberapa pangeran dari keluarga
terkenal itu.4

Riwayat pendidikan Ibnu Maskawaih tidak diketahui dengan jelas. Ibn


Miskawaih tidak menulis Autobiografinya, dan para penulis riwayatnyapun

1
Ahmad Azhar Basyir, Miskawaih: Riwayat Hidup dan Permikiran Filsafatnya, (Yogyakarta: Nur
Cahaya, 1983), hlm. 1.
2
Ibid.
3
M.M. Syarif, Op.cit., hlm. 84.
4
Ahmad Azhar Basyir, Loc.cit.
tidak memberikan informasi yang jelas mengenai latar belakang
pendidikannya. Namun demikian, dapat diduga bahwa Maskawaih tidak
berbeda dari kebiasaan anak menuntut ilmu pada masanya.

Ibn Miskawaih berhasil dalam bidang ilmu dan filsafat, sehingga digelari
dengan Bapak Etika Islam dan Curu ketiga (al-Mu'allim al-Tsalits) setelah al-
Farabi yang digelari guru dengan Guru kedua (al-Mu'allim Tsani), sedang
yang dipandang sebagai guru pertama (al-Mu'allim al-Awal) adalah
Aristoteles.5 Keberhasilan Ibnu Miskawaih ini terutama diperoleh dari banyak
membaca buku-buku, terutama di saat memperoleh kepercayaan meguasai
perpustakaan Ibnu al-'Amid.6

B. Karya-karya Ibn Miskawaih


Keberhasilan Ibnu Miskawaih ini dibuktikan dengan banyaknya buku yang
ditulisnya, antara lain:

1. Al-Fauz al-Ashghar, tentang ketuhanan, jiwa, dan kenabian (metafisika).


2. Al-Fauz al-Akbar, tentang etika.
3. Tajarib al-Umam, tentang sejarah yang berisi peristiwa sejarah setelah air
bah Nabi Nuh sampaí tahun 369 H.
4. Tartib al-Sa’adah, tentang etika dan polítik, terutama mengenai
pemerintahan bani Abbas dan bani Buwaih.
5. Al-Mustaufi, berisi syair-syair pilihan.
6. Al-Jami', tentang kenabian.
7. Jawizan Khard, (akal abadi), membicarakan pemerintahan dan hukum
yang berlaku di Arab, Persia, India, dan Romawi.
8. Tahdzib al-Akhlak wa That-hir al-A'raq, tentang etika.
9. Al-Adwiyah, tentang obat-obatan.
10. Al-Asyribah, tentang minuman.7

5
Ahmad Azhar Basyir, Op.cit., hlm. 14.
6
Ibid., hlm. 4.
7
Muhammad Luthfi Jum’ah, Op.cit., hlm. 307.
C. Pemikiran Ibn Miskawaih
Ibn Miskawaih juga memiliki pemikiran filsafat antara lain:
1. Ketuhanan
Tuhan menurut Ibn Miskawaih ialah tidak memiliki jism, Azali,
Esa dan Sang Pencipta. Menurut pandangannya, ia menyatakan bahwa
Tuhan ialah zat yang Esa dan keberadaan-Nya tidak tergantung oleh
keberadaan lain.
2. Emanasi
Ibn Miskawaih juga meyakini tentang asal muasal terciptanya
ciptaan ialah secara emanasi. Namun menurut Ibn Miskawaih ini ialah
bahwa entitas pertama yang memancar dari Tuhan adalah akal aktif.
3. Kenabian
Menurut Ibn Miskawaih, nabi ialah manusia yang memilki hakikat-
hakikat kebenaran yang memperolehnya dari wahyu Tuhan. Disini, Ibn
Miskawaih menyatakan bahwa antara nabi dan seorang filosof ialah sama
dalam hal perolehan hakikat dari kebenaran namun hal yang
membedakannya ialah jalan atau cara dari keduanya.
4. Jiwa
Jiwa menurut Ibn Miskawaih ialah sesuatu yang bersifat non
materi yang ada di dalam materi (jasad/tubuh manusia) namun jiwa tidak
akan mengalami kehancuran ketika materi (jasad/tubuh) tersebut hancur.
Menurut pandangan Ibn Miskawaih ini, jiwa memiliki fakultas-
fakultas yang dapat membawanya pada kesempurnaan. Diantara fakultas-
fakultas tersebut adalah:
a. Akal
Akal merupakan fakultas jiwa yang kaitannya dengan berpikir,
maksudnya ialah akal digunakan untuk mencari suatu hakikat dari
kebenaran, melihat, mempertimbangkan realitas dari segala sesuatu.
b. Marah
Marah ialah gejolak jiwa yang di dalamnya terdapat emosi yang
bergejolak yang tidak beraturan yang jika marak tersebut tidak
dikendalikan maka secara fisik akan rusak dan secara moralpun ia
akan rusak.
c. Syahwat atau nafsu
Syahwat ialah suatu fakultas jiwa yang mendorong manusia kepada
kenikmatan-kenikmatan materi yang jika ia dapat dikendalikan
dengan baik akan membawa manusia kepada ‘iffah atau kebajikan
atau kehormatan diri.
5. Akhlak
Menurut Ibn Miskawaih, akhlak ialah suatu sikap mental atau
keadaan jiwa yang mendorongnya untuk berbuat tanpa berpikir dan
mempertimbangkannya terlebih dahulu.8

D. Analisis Pemikiran Ibn Miskawaih


Pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting untuk dibahas
mengingat krisis moral marak yang terjadi belakangan ini. Selain itu
Indonesia juga kekurangan tokoh-tokoh yang dapat dijadikan teladan. Hal ini
disebabkan para figure pablik sekarang banyak yang melakukan kriminalitas
seperti korupsi, kolusi, prostitusi, dan lain sebagainya. Ibnu Miskawaih
adalah salah satu tokoh filsafat Islam yang menyentuh konsep tentang
pendidikan karakter dalam bukunya tahzib al-akhlak wa tahir al-a’raf.
Dengan menggunakan studi literatur, tulisan ini berusaha untuk memaparkan
konsep pendidikan karakter yang ditawarkan oleh Ibn Miskawaih yang
dikenal dengan jalan tengah. Ia mengungkapkan bahwa karakter manusia
terbangun dari empat landasan yaitu menahan diri, keberanian, kebijaksanaan,
dan keadilan. Ibn Miskawaih memandang pendidikan sebagai sarana
menanamkan akhlak mulia, memanusiakan manusia, sosialisasi individu, dan
menanamkan rasa malu. Sehingga pemikiran Ibn Miskawaih ini sangat cocok
digunakan di era krisis moralitas seperti sekarang ini.

8
Ibn Miskawaih, Tahzib Al Aklaq wa Tathhir Araq, (Kairo: Muassasat AlKhaniji, 1967), hlm. 9.
Pemikiran Ibn Maskawaih sangat membawa pengaruh pada filosof
lain,salah satunya kepada Ibnu Sina mengenai kenabian. Dan pemikiran Ibn
Miskawaih ini lebih banyak mencatat hal yang muncul di tingkat
regional,terutama di Irak dan Persia. Pada pemikirannya tidak terdapat ulasan
mengenai sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW. Sejarah kehidupan dan
periode kerasulan Muhammad SAW sangat penting untuk dipelajari.
Terdapat banyak teladan bagi seluruh umat Islam dari generasi ke generasi.
Namun sayangnya, dalam karya Ibn Miskawaih tidak ditemukan bagian
mengenai riwayat Rasulullah ini.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Nama lengkap Ibn Miskawaih ialah Ahmad Ibn Muhammad Ibn
Ya’qub Ibn Miskawaih. Ia lahir pada tahun 320 H/932 M di Ray
(sekarang Teheran), dan meninggal di Isfahan pada tanggal 9 Shafar tahun
412 H/1030 M. Ibnu Miskawaih hidup pada masa dinasti Buwaihi (320-
450 H/932-1062 M) yang sebagian besar pemukanya bermazhab Syi’ah
dan beliau pernah menjadi bendahara sehingga mendapat gelar al-Knazain
dan gelar Abu Ali, indikasi inilah yang membuat ia dianggap penganut
Syi’ah.
Dalam dunia islam beliau dikenal sebagai seorang sejarawan,
sastrawan, filosof, dan moralis karena luasnya ilmu pengetahuan yang ia
miliki. Menurut pemikirannya Tuhan adalah pencipta tidak berjism dan
azali. Ibn Miakawaih adalah orang yang pertama kali menulis tentang
akhlak melalui karya-karyanya yang mazhur seperti namanya. Filsafat Ibn
Miskawaih dalam hal etika merupakan karya terbesar dalam sejarah Islam.
Ini terbukti dari gelar yang dia dapat, yaitu Bapak Etika Muslim.

B. SARAN
Demikian makalah ini saya susun, saya sadar makalah ini masih
banyak kekurangan atau kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran saya
harapkan untuk memperbaiki makalah saya berikutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
DAFTAR RUJUKAN

Miskawaih, Ibn. 1967. Tahzib Al Aklaq wa Tathhir Araq. Kairo: Muassasat


AlKhaniji.

Muhaimin. 2007. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai