a) Track = struktur fosil jejak berupa bekas atau jejak yang tercetak pada material
lunak, terbentuk oleh kaki burung, reptil, mamalia atau hewan lainnya. Istilah lain
untuk track adalah footprint.
b) Trail = struktur fosil jejak berupa jejak atau tanda lintasan satu atau beberapa hewan
yang berbentuk tanda seretan menerus yang ditinggalkan organisma pada saat bergerak
di atas permukaan.
c) Burrow = struktur fosil jejak berupa liang di dalam tanah, biasanya untuk
bersembunyi
e) Borring = struktur fosil jejak berupa (lubang) pemboran, umumnya berarah vertikal.
Klasifikasi dalam fosil jejak dapat didasrkan pada 4 hal yaitu, taksonomi, model
pengawetan, pola hidup dan lingkungan pengendapan.
TAKSONOMI
Penggunaan taksonomi dalam fosil jejak disebut dengan Ichnotaxonomy. Sampai
sekarang taksonomi di dalam fosil jejak masih dalam perdebatan, hal ini disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu :
1. Jejak yang sama dapat saja dihasilkan oleh lebih dari satu jenis organis. Contoh
: Ophiomorpha
3. Bagian-bagian struktur biogenic dapat dihasilkan oleh dua atau lebih organism
berbeda yang hidup bersama-sama. Contoh : Thalassinoides.
MODEL PENGAWETAN
Beberpa peneliti telah memberikan berbagai usulan mengenai kategori dan
pengertian dari aspek-aspek model pengawetan. Salah satunya adalah Seilacher ( 1964
) membedakan bentukan-bentukan fosil-fosil jejak berdasarkan posisi stratum. Dalam
klasifikasi ini dihasilkan kelompok-kelompok full relief, semirelief dan hyporelief.
POLA HIDUP
Sejak diketemukan hubungan antara fosil jejak dengan perilaku organism, maka salah
satu tujuan mempelajari fosil jejak adalah mengenali perilaku dari organism yang
sudah mati. Perilaku-perilaku tersebut dapat tercermin pada struktur sedimen dan dapat
dibedakan dalam beberapa jenis perilaku. Seilacher mengelompokan jenis-jenis
perilaku menjadi :
1. Domichnia, merupakan jejak-jejak tempat tinggal dari suatu organism.
2. Repichnia, merupakan jejak yang dibentuk oleh pergerakan organism termasuk
berlari, merayap, berjalan. Bentuk dapat memotong perlapisan, sejajar,
berkelok atau berpola tidak beraturan.
3. Cubichnia, merupakan jejak yang dibentuk pada saat organism istirahat selama
beberapa waktu.
4. Fodinichnia, jejak yang terbentuk pada infaunal deposit feeders. Merupakan
kombinasi tempat tinggal sementara dengan pencarian makanan.
5. Pascichnia, jejak yang terbentuk dari kombinasi antara mencari makan dan
berpindah tempat.
6. Fugichnia, merupakan jejak yang terbentuk dari aktivitas melepaskan diri dari
kejaran organism pemangsa.
7. Agrichnia, jejak yang berbentuk tidak teratur, belum dapat ditentukan jenis
aktivitasnya.
Lingkungan Masa Lampau atau Pengendapan
Kegunaan utama dari studi fosil jejak adalah sebagai penentu lingkungan masa lampau.
Seilacher ( 1967 ) memperkenalkan konsep Ichnofasies yaitu hubungan antara
lingkungan pengendapan dengan kemunculan fosil-fosil jejak. Konsep ini kemudian
lebih dikembangkan lagi oleh Pemberton, dkk ( 1984 )
1. Scoyenia, terbentuk pada lingkungan darat ataupun air tawar. Beberapa genus
yang masuk dalam fasies ini antara lain :Scoyenia, Planolites, Isopdhichnus dan
beberapa yang lainnya.
2. Skolithos, terbentuk pada daerah intertidal dengan substrat berupa pasir dengan
fluktuasi air tinggi. Didominasi oleh fosil jejak jenis vertical. Beberapa genus yang
masuk kelompok ini antara lain : Skolthos, Diplocraterion, Thallasinoides dan
Ophiomorpha.
3. Cruziana, terbentuk pada laut dangkal dengan permukaan air laut surut. Sangat
dipengaruhi oleh gelombang. Hampir semua bentuk baik vertical maupun horizontal
dapat terbentuk. Beberapa genus yang termasuk kelompok ini antara lain : Rusophycus,
Cruziana dan Rhizocorallium