Anda di halaman 1dari 49

BAB 4

PERMASALAHAN KESEHATAN KOMUNITAS

LEMBAR KERJA 2

RESUME PERMASALAHAN
STATUS KESEHATAN:
No PERMASALAHAN KOMENTAR
1. Angka kematian kasar Faktor Psikobiologis:
(crude death rate) pada  Tingkat pendidikan yang rendah
tahun 2018 sebanyak mempengaruhi rendahnya pengetahuan
16,6/1000 penduduk dan pemahaman masyarakat dalam
mencegah penyakit
 Kekhawatiran mengenai diskrimanasi
dalam pelayanan kesehatan antara pasien
yang menggunakan asuransi jaminan
kesehatan dengan non asuransi jaminan
kesehatan
(Widodo, 2017; Desra, 2019)

Faktor Penyelenggara Kesehatan:


 Rendahnya jumlah tenanga kesehatan
yaitu 10 per 100.000 penduduk
 Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan
(rumah sakit dan puskesmas) yang mudah
untuk dijangkau dan dimanfaatkan oleh
masyarakat masih rendah dibandingkan
dengan jumlah penduduk
 Kurangnya program upaya kesehatan
preventif
 Minimnya pengobatan serta penanganan
yang tepat pada penderita penyakit
 Dukungan anggaran dari pemerintah yang
kurang memadai.
(Irianto, 2009; Desra, 2019)

Faktor Perilaku:
 Kuatnya dukungan lingkungan sosial
kepada perilaku tidak sehat
 Dukungan finansial yang kurang memadai
 Keadaan masyarakat yang masih sangat
kurang dalam pemanfaatan sarana
kesehatan masyarakat

25
 Kurangnya kesadaran untuk menjaga
kebutuhan gizi seimbang
(Irianto, 2009; Widodo, 2017)

Faktor Lingkungan:
 Faktor sosial, ekonomi dan budaya yang
rendah memberikan pengaruh nyata
terhadap angka kematian
(Widodo, 2017)
2. Prevalensi hipertensi Psikobiologik
24,31%  Kondisi tubuh yang terlihat sehat tanpa
gejala (Binti S, dkk, 2015)
 Kurangnya pengetahuan mengenai
hipertensi (Erna K, Vivi E, 2018)
Environment
 Kurangnya perhatian khusus dan dukungan
moril dari keluarga (Binti S, dkk, 2015)
Health services
 Kurang tepatnya sasaran informasi tentang
penyakit Hipertensi dari tenaga kesehatan
(Ramadani S, 2017)
 Kurangnya tenaga kesehatan yang berperan
dalam memberikan informasi ataupun
skreening masalah hipertensi. (Ramadani S,
2017)
Life Styles
 Banyak masyarakat yang kurang
memperhatikan pola makan yang benar.
(Anwar H, 2014)
 Masyarakat banyak mengkonsumsi kopi dan
merokok (Eka O, dkk, 2019)

STATUS UPAYA KESEHATAN:


No PERMASALAHAN KOMENTAR
Kesehatan Ibu Hamil
3. Kesenjangan pada K1, Psikobiologik :
K4 Ibu Hamil
(-1,40 & -4,33)  Ibu dengan pengetahuan rendah
mengenai ANC sehingga
kunjungan ANCnya tidak lengkap
(Fitrayeni., Suryati., Faranti Rizki
M. 2015).

26
Life Style :

 Dengan adanya status pekerjaan


atau memiliki kesibukan lain
menjadi ibu rumah tangga, bisa
membuat ibu hamil mengalami
lelah dan berpengaruh terhadap
kandungan dan minimnya waktu
untuk memeriksakan kehamilannya
kepada petugas kesehatan
(Susanto., Ahmad., Suriani. 2016).
Health service :

 Masih ada bidan yang tidak


berperan dengan baik saat ibu
melakukan kunjungan ANC
(Fitrayeni., Suryati., Faranti Rizki
M. 2015).
Environment :


Banyak ibu hamil yang tidak
mendapat dukungan dari keluarga
terutama suami dimana merupakan
faktor risiko dari kelengkapan ANC
(Fitrayeni., Suryati., Faranti Rizki
M. 2015).
4. Kesenjangan pada Psikobiologik
Komplikasi Kebidanan  Mayoritas ibu hamil tidak
(-1,43) memeriksakan kehamilan tidak sesuai
standart Antenatal Care (ANC).
(Edyanti DB, Indawati R, 2014)
Life style
 Budaya patriakal di masyarakat yang
masih kental, yaitu suami masih
merupakan pemegang keputusan,
terutama pada kasus kegawatdaruratan
obstetri. (Hidayah L, Dkk, 2016)
 Ibu hamil yang telah mendapatkan
rujukan tidak melakukan pemeriksaan
lanjutan di puskesmas atau di rumah
sakit (Wulandari A, Wigati PA, Sriatmi
A, 2017)
Health service
 Kurangnya fasilitas pendukung di
Puskesmas dalam penanganan ibu

27
hamil. (Wulandari A, Wigati PA,
Sriatmi A, 2017)
 Sumber Daya Manusia yang masih
kurang, Bidan masih harus merangkap
tugas di Puskesmas, sehingga tugas di
Polindes terbengkalai. (Wulandari A,
Wigati PA, Sriatmi A, 2017)
Environment:
 Keterlambatan di tingkat keluarga
dalam mengambil keputusan untuk
mencari pertolongan, sehingga
terlambat atau tidak sampai ke sarana
pelayanan kesehatan. (Hapsari T, Sari
H, Indrawati, 2015)
5. Kesenjangan pada Ibu Psikobiologik
Bersalin yang ditolong  Kurangnya pemahaman ibu hamil
Nakes dan di Faskes (- tentang bahaya komplikasi yang dapat
1,43 dan -1,43) timbul setelah melahirkan. (Hermawan
A, 2017)
 Status sosial ekonomi yang masih
rendah. (Hermawan A, 2017)

Life style
 Komunikasi yang masih kurang antara
ibu hamil dan keluarga sehingga kontrol
keluaran tidak bijak. (Hermawan A,
2017)
 Ibu hamil tidak berani mengambil
keputusan sendiri karena kurang
kepercayaan diri yang kuat. (Hermawan
A, 2017)
Health service
 Kurangnya fasilitas pendukung di
Puskesmas dalam penanganan ibu
hamil. (Wulandari A, Wigati PA,
Sriatmi A, 2017)
 Sumber Daya Manusia yang masih
kurang, Bidan masih harus merangkap
tugas di Puskesmas, sehingga tugas di
Polindes terbengkalai. (Wulandari A,
Wigati PA, Sriatmi A, 2017)

28
 Aksebilitas terhadap fasilitas kesehatan
dan harga layanan yang tidak terjangkau
berpengaruh terhadap pemilihan
persalinan oleh dukun. (Hermawan A,
2017)
Environment:
 Lingkungan keluarga dengan sosial
ekonomi rendah membuat keluarga
memilih persalinan oleh dukun bayi.
(Hermawan A, 2017)

No PERMASALAHAN KOMENTAR
Kesehatan Anak
6. Kesenjangan pada  Faktor Psikobiologis
Cakupan Balita Kurangnya pengetahuan dan kemauan ibu
(-2,79%) terhadap pentingnya melakukan kunjungan
neonatal. (Zahtamal, Restuastuti T, Chandra F,
2011)
 Faktor Perilaku
- Kepercayaan yang belum sesuai dengan
nilai-nilai kesehatan, terutama terhadap
aspek KIA. (Zahtamal, Restuastuti T,
Chandra F, 2011)
- Orang yang memutuskan pemilihan
pelayanan kesehatan dalam keluarga
(Zahtamal, Restuastuti T, Chandra F, 2011)
 Faktor Pelayanan Kesehatan
- Daya Manusia yang masih kurang, Bidan
masih harus merangkap tugas di
Puskesmas, sehingga tugas di Polindes
terbengkalai. (Wulandari A, Wigati PA,
Sriatmi A, 2017)
 Environment:
- Masyarakat masih mempercayai berobat
pada dukun dulu kemudian baru ke bidan.
Di karenakan biaya dan transportasi lebih
terjangkau (Suharmiati Dkk, 2012)
7. Kesenjangan MTBS (- Psikobiologik :
24,83)
 Kurangnya pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar lengkap (Kowaas.,
Ismanto., Lolong. 2017).

29
Life Style :

 Ketidaktahuan orang tua mengenai


pentingnya kesehatan balita (Kowaas.,
Ismanto., Lolong. 2017).
Health service :

 Kurangnya kepatuhan petugas dalam


memberikan konseling (Suparmi.,
Maisya Iram B., Rizkiant Anissa. et al
2018).
 Kurangnya pendidikan informal seperti
penyuluhan (Kowaas., Ismanto., Lolong.
2017).
Environment :

 Kurangnya sikap atau dukungan dari


orang tua untuk membawa balita ke
fasilitas kesehatan (Kowaas., Ismanto.,
Lolong. 2017).
Pelayanan KB
8. Kesenjangan Cakupan Psikobiologi:
peserta KB baru  Kurangnya pengetahuan dan informasi PUS
(-2,86%) (pasangan usia subur) tentang KB. (Huda AN,
Widagdo L, Widjanarko B, 2016)
Lifestyle:
 Kurangnya pengetahuan tentang KB
membuat ibu dan keluarga tidak mendukung
KB. (Huda AN, Widagdo L, Widjanarko B,
2016)
Health Services:
 Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam
melakukan upaya penyuluhan dan konseling
pentingnya KB, terutama bagi Pasangan Usia
Subur sehingga mendapatkan informasi
berbagai macam KB. (Huda AN, Widagdo L,
Widjanarko B, 2016)
 Kurangnya sarana kesehatan.dan jumlah
tenaga kesehatan. (Huda AN, Widagdo L,
Widjanarko B, 2016)
Environment:
 Keputusan suami dan keluarga yang tidak
mendukung menjalankan program KB
berpengaruh besar terhadap keputusan WUS

30
(Wanita Usia Subur) untuk menggunakan alat
kontrasepsi. (Huda AN, Widagdo L,
Widjanarko B, 2016)
10. KB Drop Out (-4,51) Faktor Psikobiologis
 Tingkat pendidikan ibu yang rendah
mempengaruhi rendahnya pengetahuan dan
pemahan ibu mengenai pentingnya KB
sehingga mengakibatkan tingginya angka KB
drop out
 Buruknya presepsi ibu mengenai efek
samping KB seperti tidak siap untuk menjadi
gemuk menyebabkan ibu memilih untuk
berhenti ber KB
(Fajar, 2014)

Faktor pelayanan kesehatan


 Kurangnya ketersediaan alat kontrasepsi di
fasilitas pelayanan kesehatan
 Kurangnya informasi yang memadai dari
petugas sangat mempengaruhi pengetahuan
responden yang berpengaruh terhadap
keberlangsungan pemakaian kontrasepsi
(Fajar, 2014)

Faktor perilaku
 Kurangnya dukungan keluarga terutama
suami dalam memotivasi untuk tetap ber KB
 Akrabnya masyarakat daerah tersebut dengan
budaya “banyak anak banyak rejeki” dan
“setiap anak membawa rejekinya masing-
masing” atau “anak sebagai tempat
bergantung orang tua” yang membuat
masyarakat masih sulit menerima konsep
program KB
(Fajar, 2014)

Faktor lingkungan
 Rendahnya pendapatan keluarga sehingga
banyak pasangan yang memilih drop out KB
 Semakin berkurangnya pembinaan peran serta
masyarakat dan lembaga masyarakat dalam
berKB
(Fajar, 2014)
9. KB Pasca salin (-60) Psikobiologik
- Rendangnya peran suami dalam
mempengaruhi ibu tentang

31
penggunaan KB (Juliaan
Flourisa.,Maria Anggraeni, 2015)
- Minimnya pengetahuan Ibu tentang
penggunaan KB setelah melahirkan
-
Life Style
- Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai pentingnya program KB,
macam-macam, manfaat, cara
penggunaan (Sitorus, Friska
Megawati., Julia 2018)
- Banyak warga yang menganggap
pemakaian kontrasepsi sebaiknya
minggu ke 6 pasca persalinan
(Sitorus, Friska Megawati., Julia
2018)
- Banyak warga yang takut akan tata
cara pemasangan kontrasepsi,
misalnya IUD

Health Service
- Tenaga kesehatan yang kurang aktif
memberikan konseling mengenai
pentingnya KB, terutama KB pasca
salin (Abbas Marwan, dkk, 2017)
Evironment
- Rendangnya peran suami dalam
mempengaruhi ibu tentang
penggunaan KB (Juliaan
Flourisa.,Maria Anggraeni, 2015)
- Kurangnya pemahaman tentang cara
penggunaan KB (Juliaan
Flourisa.,Maria Anggraeni, 2015)
Imunisasi
10. Kesenjangan pada Psikobiologik:
imunisasi dasar : total  Kurangnya pengetahuan orang tua tentang
campak (-5,0) pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap
pada anak (Triana, 2016).
 Kurangnya keinginan dan motivasi orang
tua untuk memberikan Imunisasi Dasar
Lengkap pada anaknya (Triana, 2016).
 Ibu yang beranggapan bayi masih terlalu
kecil untuk disuntik (Yuliana, 2018).
 Ibu yang merasa takut karena ibu
berasumsi bahwa ketika diberi
imunisasi dapat mengakibatkan bayinya
sakit/demam (Yuliana, 2018).

32
 Kekhawatiran ibu akan vaksin yang
digunakan adalah vaksin palsu (Nisaa,
2018).
Faktor Perilaku:
 Kepercayaan orang tua tentang banyaknya
kerugian yang didapat dari pemberian
imunisasi (Triana, 2016).
 Kepercayaan orang tua bahwa bahan dasar
dalam pembuatan vaksin dari bahan yang
haram (Triana, 2016).
 Ketidaktahuan mengenai jadwal
imunisasi (Yuliana, 2018).
 Suami jarang ataupun tidak
mengingatkan ibu untuk membawa
bayinya imunisasi, tidak mengantar ibu
imunisasi karena sibuk bekerja (Yuliana,
2018).
 Karna kesibukan Ibu sehingga tidak
sempat membawa anaknya untuk
diimunisasi (Dilliyana, 2019).
Faktor pelayanan kesehatan:
 Kurangnya sosialisasi oleh tenaga
kesehatan tentang jadwal imunisasi IPV,
MR, dan campak serta pentingnya
memberikan imunisasi IPV, MR, dan
Campak untuk mendapatkan kekebalan
tubuh (Triana, 2016)
Faktor lingkungan
 Tempat imunisasi yang jauh (Dilliyana,
2019).
 Adanya isu yang tidak baik tentang
imunisasi, sehingga menimbulkan
kurangnya kepercayaan masyarakat
tentang manfaat imunisasi (Dilliyana,
2019).
 Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang beberapa penyakit yang dapat
dicegah dengan melakukan imunisasi
(Triana, 2016).
GIZI
11. Kesejangan pada: Psikobiologik
Partisipasi kunjungan  Kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat ke posyandu ibu untuk kunjungan ke posyandu
(D/S) (-12,9) (Rosdiana, 2019).
 Kurangnya kemauan ibu untuk mengikuti
kegiatan posyandu (Rosdiana, 2019).
Faktor Perilaku

33
 Kurangnya pengetahuan tentang
pentingya pemantauan tumbuh kembang
anak (Ifroh, 2018).
 Tingginya tingkat kesibukan dan
kemalasan ibu untuk membawa anaknya
kunjungan posyandu (Rosdiana, 2019).
 Ibu merasa bahwa balitanya sehat
sehingga tidak perlu melakukan deteksi
dini pemantauan tumbuh kembang di
posyandu setiap bulannya (Rosdiana,
2019).
Faktor pelayanan kesehatan
 Kurangnya aktifnya kader dalam
melakukan sosialisasi, penyuluhan dan
motivasi ibu tentang pentingnya
kunjungan ke posyandu untuk memantau
tumbuh kembang anak (Ifroh, 2018).
 Kurangnya perhatian kader kesehatan
terhadap penambahan jumlah balita di
wilayah kerja Posyandu (Ifroh, 2018).
Faktor lingkungan
 Jarak posyandu dengan rumah tempat
tinggal yang jauh (Ifroh, 2018).
 Pelayanan yang diterima di posyandu
sering tidak memuaskan (Rosdiana,
2019)

12. Kesejangan pada: Psikobiologik :


Partisipasi kenaikan berat
badan (N/S) (-0,7)  Kurangnya partisipasi ibu untuk
membawa balitanya ke posyandu
(Reihana., Duarsa Artha Budi S. 2012).
Life Style :

 Kurangnya motivasi orang tua untuk


berpartisipasi aktif menimbang balitanya
ke posyandu (Reihana., Duarsa Artha
Budi S. 2012).
Health service :

 Jarangnya petugas hadir di hari buka


Posyandu menyebabkan menurunnya
keberhasilan pelaksanaan Posyandu
(Reihana., Duarsa Artha Budi S. 2012).
Environment :

34
 Mayoritas orang tua dengan jarak rumah
yang jauh kurang aktif membawa balita
ke posyandu (Reihana., Duarsa Artha
Budi S. 2012).
 Kurangnya perhatian dan dukungan
suami untuk menimbang balita ke
posyandu (Reihana., Duarsa Artha Budi
S. 2012).

RESUME FAKTOR PENDUKUNG

Penyajian daftar Faktor Pendukung berdasarkan data status kesehatan:


No FAKTOR PENDUKUNG KOMENTAR
CDR
1.11.  Letak Puskesmas induk  Dengan adanya Sarana dan prasarana transportasi
dekat dengan Kelurahan yang mudah seharusnya dapat memudahkan
Banaran dan sarana akses menuju ke fasilitas kesehatan, sehingga
transportasi yang lebih dapat segera menangani setiap penyakit lebih
mudah. cepat
 Jarak puskesmas sekitar 5 menit dari kelurahan
Banaran, seharusnya lebih memudahkan
masyarakat untuk dapat segera mendapatkan
tindakan
Prevalensi Hipertensi
2.  Adanya Pustu di  Adanya Pustu di Kelurahan Banaran dengan lokasi
Kelurahan Banaran dan akses mempermudah pencapaian pengobatan
dengan akses jalan yag Hipertensi.
baik  Kemudahan akses menuju Puskesmas Induk
 Lokasi Puskesmas induk mempermudah pencapaian pengobatan Hipertensi
dan Kelurahan Banaran di Kelurahan Banaran.
yang dekat dan mudah
dijangkau
• Tingkat pendidikan • Tingkat pendidikan yang baik berdampak pada
masyarakat Banaran pengetahuan masyarakat sekitar yang cukup baik.
cukup baik, dimana Hal ini dapat mendukung kegiatan modifikasi gaya
sebagian besar adalah hidup melalui konseling, sehingga mudah bagi
tamat SMA tenaga kesehatan untuk memberikan arahan atau
informasi penyuluhan mengenai pentingnya
pencegahan penyakit hipertensi.

35
Penyajian daftar Faktor Pendukung berdasarkan data status upaya kesehatan
No. FAKTOR PENDUKUNG KOMENTAR
Kesehatan Ibu Hamil
3.  Letak Puskesmas - Letak Puskesmas induk yang dekat mendukung
induk dekat dengan pencapaian program ANC.
Kelurahan - Akses warga dalam melakukan kunjungan
Pesantren lengkap kehamilan tidak sulit.
 Sarana transportasi - Warga tidak mengalami kesulitan bila ingin
yang lebih mudah konsultasi mengenai kehamilan pada kunjungan
 Jumlah posyandu awal.
sebanyak 5 - Kelurahan Pesantren secara rutin melakukan
 Jumlah bidan desa kunjungan pada ibu hamil di daerah Pesantren.
dengan jumlah 3 - Bisa mendapatkan penanganan lebih awal di
 Pelayanan KIA di puskesmas induk apabila ada masalah kesehatan
puskesmas yang - Masyarakat mulai sadar terhadap pentingnya
cukup baik pemeriksaan ANC pada kehamilan.
 Kepercayaan - Jumlah dokter yang memadai seharusnya bisa
masyarakat dengan mudah ibu hamil mendapatkan pelayanan
terhadap tenaga kesehatan dengan baik
kesehatan sudah - Jumlah kader yang banyak seharusnya
baik memudahkan ibu untuk mendapatkan informasi
tentang pentingnya pemeriksaan terhadap
 Dokter umum
kehamilannya
sebanyak 2
- Jumlah posyandu yang banyak seharusnya lebih
mudah bagi ibu untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang baik.
- Sarana dan transportasi yang mudah seharusnya
dapat memudahkan petugas pelayan kesehatan
untuk melakukan penyuluhan tentang pentingnya
kunjungan ibu hamil di fasilitas kesehatan
Kesehatan Anak

36
4.  Letak Puskesmas induk  Letak dari Puskesmas induk mendukung
dekat dengan  Jumlah kader kesehatan, dokter dan bidan
Kelurahan Banaran dapat mempermudah untuk menyebarkan
 Jumlah dokter umum informasi/ penyuluhan tentang manfaat dan
ada 2 tujuan kunjungan bayi untuk pemantauan
 Jumlah pustu ada 1 tumbuh kembang
 Jumlah bidan desa ada 3  Banyaknya posyandu dengan jumlah kader
orang dan bidan memudahkan ibu untuk melakukan
 Jumlah posyandu ada 5 pemantauan kesehatan dan tumbuh kembang
 Sarana transportasi anak
yang lebih mudah.

Pelayanan Keluarga Berencana


5.  Letak Puskesmas induk  Letak dari Puskesmas induk mendukung
dekat dengan pencapaian program KB
Kelurahan Banaran  Jumlah tenaga kesehatan seperti kader, bidan
 Jumlah bidan ada 3 dan dokter juga sarana seperti posyandu
orang memudahkan dalam memberikan
 Jumlah dokter umum penyuluhan atau sosialisasi dan pemahaman
ada 2 orang tentang manfaat KB untuk mendukung
 Sarana transportasi program pemerintah tentang 2 anak cukup
yang cukup mudah  Jumlah bidan praktek, dokter dan sarana
 Jumlah pustu ada 1 kesehatan yang mudah dijangkau dapat
 Jumlah posyandu ada 5 mempermudah untuk melakukan KB

Imunisasi
6.  Letak Puskesmas induk  Letak yang dekat dari Puskesmas induk
dekat dengan mendukung pencapaian program imunisasi
Kelurahan Banaran.  Akses warga untuk imunisasi tidak terlalu sulit.
 Sarana transportasi  Posyandu/nakes dapat secara aktif melakukan
yang lebih mudah penyuluhan dan juga imunisasi kepada
 Jumlah dokter 2 orang masyarakat di daerah Banaran
 Jumlah Bidan ada 3
orang
 Jumlah pustu ada 1
 Jumlah posyandu ada 5
Gizi

37
7.  Letak Puskesmas induk  Kelurahan Banaran dapat secara aktif
dekat dengan meningkatkan pelayanan dari kesehatan anak
Kelurahan Banaran balita
 Jumlah bidan ada 3  Dengan adanya jumlah kader yang aktif dan
orang terdapatnya posyandu maka, dapat
 Jumlah dokter umum digunakan sebagai media promotif untuk
ada 2 orang meningkatkan pemahaman masyarakat
 Sarana transportasi tentang gizi buruk, selain itu setiap satu bulan
yang cukup mudah sekali dapat dilakukan kegiatan
 Jumlah pustu ada 1 penimbangan balita
 Jumlah posyandu ada 5.

RESUME FAKTOR PENGHAMBAT


Penyajian Daftar Faktor Penghambat Berdasarkan Data yang status kesehatan
No FAKTOR PENGHAMBAT KOMENTAR
CDR (Crude Death Rate)
1.1  Menurunnya pelayanan  Meningkatkan kurangnya pelayanan
1111 kesehatan baik secara kesehatan baik secara kualitas maupun secara
kualitas maupun secara kuantitas
kuantitas.  Meningkatkan kurangnya program kesehatan
 Kurangnya program yang sedang berlaku di masyarakat
kesehatan yang sedang  Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan
berlaku di masyarakat kesehatan
 Belum optimalnya sarana  Melatih dan meningkatkan jumlah tenaga
dan prasarana yang kurang dan variasi yang kurang
pelayanan kesehatan. bervariasi
 Jumlah tenaga yang  Meningkatkan dukungan anggaran keuangan
kurang banyak dan dari pemerintah
kurang bervariasi.
 Dukungan anggaran dari
pemerintah yang kurang
memadai.
Prevalensi Hipertensi
2.  Petugas kurang dan  Melatih dan meningkatkan jumlah tenaga
merangkap yang kurang
 Kurangnya  Meningkatkan pengetahuan masyarakat
pengetahuan tentang hipertensi melalui penyuluhan

38
masyarakat tentang  Peningkatan kenyamanan ruang tunggu
hipertensi  Pemberian jangka waktu obat hipertensi yang
 Kenyamanan ruang lebih lama
tunggu puskesmas  Modifikasi gaya hidup melalui konseling
 Pasien malas kontrol ke  Sosialisasi hipertensi pada petugas kesehatan,
puskesmas masyarakat, Toma, Toga, dan lintas sector
 Tingkat stress di  Kegiatan PTM dimasukkan ke pengangguran
masyarakat meningkat BOK lebih banyak
 Kurangnya sosialisasi  Mengadakan mobile PTM ke tempat kerja
tentang HT dan PTM dan sarana pendidikan
 Alokasi pendanaan
untuk penurunan angka
hipertensi

Penyajian Daftar Faktor penghambat berdasarkan data yang status upaya kesehatan:
No. FAKTOR PENGHAMBAT KOMENTAR
Pelayanan Ibu Hamil
3.  Rendahnya tingkat  Tingkat pengetahuan ibu untuk persalinan yang
pengetahuan dan lebih aman di tenaga kesehatan yang masih
pemahaman ibu bersalin. rendah sehingga masih banyak ibu yang
 Kurangnya pelayanan memilih alternatif tempat bersalin lain seperti
kesehatan. ke tenaga non medis
 Faktor social ekonomi  Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk
yang masih kurang melakukan persalinan yang lebih aman
dipelayanan kesehatan. Hal ini berhubungan
dengan rendahnya dari kunjungan ibu selama
hamil sehingga dapat disimpulkan bahwa
kesadaran dan kewaspadaan masyarakat
terhadap persalinan masih cukup rendah.
 Masih banyak anggapan ibu hamil jika
persalinan di tolong tenaga kesehatan akan
memberikan dampak komplikasi yang lebih
besar jika dibandingkan bersalin pada tenaga
non medis
 Masih banyaknya warga yang bersalin ditolong
oleh tenaga non medis dikarenakan biaya
persalinan di pelayanan non medis lebih
terjangkau.

39
 Karena faktor sosial ekonomi yang rendah
mendorong ibu untuk melakukan persalinan
pada tenaga non medis.
Kesehatan Anak
4.  Orang tua terlalu sibuk  Tenaga kesehatan kurang dalam melakukan
bekerja sehingga tidak promosi dan penyuluhan tentang pentingnya
sempat meluangkan melakukan kunjungan dan pemeriksaan
waktu untuk kunjungan pada bayi
anak  Kurangnya pengetahuan masyarakat
 Kurangnya jumlah terhadap kunjungan bayi
tenaga kesehatan dan  Memberi saran agar keluarga ikut dalam
fasilitas untuk asuransi kesehatan
menangani masalah  Meningkatkan dukungan dan motivasi
komplikasi pada bayi keluarga agar melakukan kunjungan dan
 Adanya anggapan pemeriksaan anak secara lengkap untuk
bahwa bayi tidak boleh kesehatan anak
dibawa keluar rumah
 Anggapan bahwa bila
anakn tidak sakit maka
tidak perlu diperiksakan
 Kurangnya dukungan
dan motivasi dari
keluarga untuk
melakukan kunjungan
anak.
 Kurangnya penyuluhan
tenaga kesehatan
tentang pentingnya
kunjungan anak.
Pelayanan Keluarga Berencana
5.  Tingkat pendidikan  Kurangnya pengetahuan pasangan usia
yang masih kurang subur tentang Keluarga Berencana dan
 Tingkat pendapatan mahalnya biaya membuat masyarakat
yang masih rendah enggan untuk menggunakan KB
 Kurangnya pengetahuan  Kurangnya pengetauan dan kesadaran ibu
dan kesadaran ibu untuk mencari informasi secara mandiri
tentang pentingnya tentang KB menyebabkan kurangnya
penggunaan KB kesadaran akan pentingnya KB
 Adanya anggapan  Dukungan dari keluarga dan suami yang
bahwa banyak anak masih rendah untuk menggunakan KB
banyak rezeki

40
 Kurangnya penyuluhan  Kurangnya penyuluhan tentang macam-
dan sosialisasi mengenai macam, manfaat dan jadwal KB kepada
macam-macam KB, masyarakat oleh tenaga kesehatan.
manfaat dan jadwal KB
Imunisasi
6.  Tingkat pendidikan dan  Pengetahuan ibu yang masih rendah terkait
pengetahuan yang manfaat pemberian imunisasi untuk
rendah ibu tentang meningkatkan kekebalan tubuh pada anak
imunisasi dasar lengkap  Kurangnya tenaga kesehatan untuk
 Adanya anggapan mengadakan penyuluhan dan sosialisasi
mengenai imunisasi mengenai pentingnya imunisasi
palsu  Adanya anggapan pada masyrakat bahwa
 Adanya anggapan vaksin untuk imunisasi ini diperoleh
bahwa imunisasi dengan cara yang haram, sehingga
memiliki banyak efek masyarakat enggan untuk melakukan
samping yang buruk imunisasi
terhadap anak  Meluruskan anggapan masyarakat yang
 Kepercayaan yang salah salah menegnai imunisasi
terhadap issue imunisasi  Sosial ekonomi yang rendah sehingga
yang masih beredar di mengharuskan orang tua terlalu sibuk
masyarakat. bekerja sehingga tidak sempat membawa
 Ketidaktahuan anaknya untuk di imunisasi
mengenai jadwal
imunisasi
 Kurangnya penyuluhan
oleh tenaga kesehatan
mengenai pentingnya
untuk melakukan
imunisasi
Gizi

41
7.  Kurangnya pengetahuan  Meningkatkan pengetahuan oleh tenaga
mengenai pentingnya kesehatan kepada masyarakat tentang
memantau pertumbuhan pentingnya pemeriksaan status gizi anak
anak ke posyandu setiap  Keadaan ekonomi yang rendah dapat
bulan menurunkan asupan makanan bergizi sehingga
 Kurangnya penyuluhan mempengaruhi berat badan
dan sosialisasi kader dan  Meningkatkan dukungan kelurga untuk
tenaga kesehatan memeriksakan status gizi anak pada posyandu
mengenai status gizi tiap bulan.
anak  Memberikan edukasi kepada ibu tentang
 Sosial ekonomi yang pentingnya melakukan pemeriksaan status gizi
masih rendah anak di posyandu tiap bulan.
 Kurangnya dukungan
keluarga untuk
memeriksakan status gizi
anaknya.
 Adanya anggapan bahwa
bila bayinya tidak sakit
maka tidak perlu
diperiksakan.

42
LEMBAR KERJA 3

PENILAIAN PRIORITAS PERMASALAHAN

A. STATUS KESEHATAN

 CDR/Mortalitas
 Didapatkan tingkat kematian kasar pada tahun 2018.
 Jumlah kasus tahun 2018 : 16,6/1000 penduduk
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  4
Keseriusan  5
Feasibility  4
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 13

 Prevalensi hipertensi 24,31%

Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  5
Keseriusan  5
Feasibility  4
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 14

B. STATUS UPAYA KESEHATAN


a. Kesehatan Ibu Hamil
Pencapaian K1, K4 ibu ditemukan kesenjangan sebesar -1,40 dan -4,33
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  3
Keseriusan  5
Feasibility  5
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 13

Pencapaian Komplikasi Kebidanan ibu ditemukan kesenjangan sebesar -1,43


Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  4
Keseriusan  4
Feasibility  5
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 13

43
Pencapaian Ibu bersalin ditolong Nakes dan di Faskes ditemukan kesenjangan
sebesar -1,43
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  4
Keseriusan  5
Feasibility  5
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 14

b. Kesehatan Anak
Pencapaian kesenjangan pada cakupan balita ditemukan kesenjangan sebesar -
2,79
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  4
Keseriusan  5
Feasibility  5
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 14

Pencapaian MTBS ditemukan kesenjangan sebesar -24,83


Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  4
Keseriusan  5
Feasibility  5
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 14

c. Pelayananan Keluarga Berencana


Pencapaian KB baru ditemukan kesenjangan sebesar -2,86
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  4
Keseriusan  3
Feasibility  4
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 11

Pencapaian KB Drop Out ditemukan kesenjangan sebesar -4,51


Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  5
Keseriusan  5
Feasibility  3

44
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 13

Pencapaian KB Pasca Salin ditemukan kesenjangan sebesar -60


Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  5
Keseriusan  4
Feasibility  3
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 12

d. Imunisasi
Pencapaian imunisasi total campak ditemukan kesenjangan sebesar -5,0
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  5
Keseriusan  6
Feasibility  5
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 16

e. Gizi
Pencapaian partisipasi kunjungan masyarakat ke posyandu (D/S) ditemukan
kesenjangan sebesar -12,9
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  5
Keseriusan  5
Feasibility  5
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 15

Pencapaian partisipasi kenaikan berat badan (N/S) ditemukan kesenjangan


sebesar -0,7
Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal
Magnitude  4
Keseriusan  5
Feasibility  5
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 14

45
DAFTAR PRIORITAS PERMASALAHAN KELURAHAN BANARAN
NO PERMASALAHAN INDEKS PRIORITAS
1. Imunisasi dasar (Campak) 16
2. Gizi (D/S) 15
3. Gizi (N/S) 14
3. MTBS 14
3. Cakupan Balita 14
3. Ibu bersalin yang ditolong Nakes dan di Faskes 14
3. Prevalensi hipertensi 14
4. Ibu Bersalin K1 dan K4 13
4. Komplikasi kebidanan 13
4. KB Drop Out 13
4. CDR 13
5. KB Pasca Salin 12
6. KB Baru 11

46
LEMBAR KERJA 4

PERMASALAHAN KESEHATAN, FAKTOR RESIKO, SUMBER BIAYA


STATUS KESEHATAN
No Permasalahan Faktor Risiko Potensial Sumber biaya
CDR
1. CDR Faktor Psikobiologis: Tenaga kesehatan
(16,6/1000)  Tingkat pendidikan yang rendah dan Fasilitas
mempengaruhi rendahnya Kesehatan di
pengetahuan dan pemahaman Kelurahan Banaran:
masyarakat dalam mencegah
- Letak
penyakit
 Kekhawatiran mengenai Puskesmas
diskrimanasi dalam pelayanan induk dekat
kesehatan antara pasien yang dengan
menggunakan asuransi jaminan Kelurahan
kesehatan dengan non asuransi Banaran
jaminan kesehatan - Jumlah dokter
(Widodo, 2017; Desra, 2019)
umum ada 1
Faktor Penyelenggara Kesehatan: - Jumlah bidan 3
 Rendahnya jumlah tenanga orang
kesehatan yaitu 10 per 100.000 KIE petugas
penduduk kesehatan untuk
 Jumlah fasilitas pelayanan aktif melakukan
kesehatan (rumah sakit dan penyuluhan.
puskesmas) yang mudah untuk
dijangkau dan dimanfaatkan oleh
masyarakat masih rendah Jenis Kegiatan :
dibandingkan dengan jumlah Kegiatan :
penduduk - Pembinaan
 Kurangnya program upaya kader dan
kesehatan preventif monev kinerja,
 Minimnya pengobatan serta sumber biaya:
penanganan yang tepat pada BPK
penderita penyakit
- Pelayanan
 Dukungan anggaran dari
pemerintah yang kurang memadai. kesehatan pra
(Irianto, 2009; Desra, 2019) dan lansia
diposyandu
Faktor Perilaku: lansia
 Kuatnya dukungan lingkungan - alat:
sosial kepada perilaku tidak sehat powerpoint,
 Dukungan finansial yang kurang LCD, sound
memadai
sistem,

47
 Keadaan masyarakat yang masih proyektor,
sangat kurang dalam pemanfaatan block note, fc
sarana kesehatan masyarakat materi,
 Kurangnya kesadaran untuk tensimeter,chek
menjaga kebutuhan gizi seimbang
lab, leaflet,
(Irianto, 2009; Widodo, 2017)
tenaga
Faktor Lingkungan: pelaksana: 2
 Faktor sosial, ekonomi dan budaya petugas
yang rendah memberikan pengaruh puskesmas dan
nyata terhadap angka kematian kader,
(Widodo, 2017) pemegang
program
kesehatan
lansia, sumber
biaya: DAU
Program
1. Promosi
Kesehatan
Kegiatan
- Penyuluhan
PHBS dan
mencuci tangan
yang benar,
sumber biaya:
BOK
- Percetakan
Banner, sumber
biaya BOK
- Survey dan HE
PHBS
- Alat:
powerpoint,
LCD, sound
sistem,
proyektor,
leaflet, banner,
lembar survey,
tenaga
pelaksana:
pemegang
program
promkes,

48
sumber biaya
BOK
RUK halaman 61-
65
2. Prevalensi Psikobiologik  Petugas : PP P2
hipertensi  Kondisi tubuh yang terlihat sehat HT, perawat,
24,31% tanpa gejala (Binti S, dkk, 2015) bidan wilayah.
 Kurangnya pengetahuan mengenai  Sasaran :
hipertensi (Erna K, Vivi E, 2018) semua warga
Environment yang beresiko
 Kurangnya perhatian khusus dan hipertensi
dukungan moril dari keluarga (Binti  Melatih dan
S, dkk, 2015) meningkatkan
Health services jumlah tenaga
 Kurang tepatnya sasaran informasi yang kurang
tentang penyakit Hipertensi dari  Meningkatkan
tenaga kesehatan (Ramadani S, 2017) pengetahuan
 Kurangnya tenaga kesehatan yang masyarakat
berperan dalam memberikan tentang
informasi ataupun skreening masalah hipertensi
hipertensi. (Ramadani S, 2017) melalui
Life Styles penyuluhan
 Banyak masyarakat yang kurang Kegiatan
memperhatikan pola makan yang - Penyuluhan
benar. (Anwar H, 2014) mengenai
 Masyarakat banyak mengkonsumsi hipertensi,
kopi dan merokok (Eka O, dkk, 2019) sumber biaya:
BOK
- Percetakan
Banner, sumber
biaya BOK
- Alat:
powerpoint,
LCD, sound
sistem,
proyektor,
leaflet, banner,
lembar survey,
tenaga
pelaksana:
pemegang

49
program
promkes,
sumber biaya
BOK
 RUK UPTD
Puskesmas
Pesantren 1
2018
halaman 76.

STATUS UPAYA KESEHATAN


No Permasalahan Faktor Resiko Potensial Sumber biaya
Kesehatan Ibu Hamil
3. Kesenjangan Psikobiologik : Tenaga kesehatan dan
pada K1, K4 Fasilitas Kesehatan di
Ibu Hamil  Ibu dengan pengetahuan Banaran:
(-1,40 & -4,33) rendah mengenai ANC - Jumlah dokter
sehingga kunjungan ANCnya
umum 1 orang
tidak lengkap (Fitrayeni.,
Suryati., Faranti Rizki M. - Jumlah bidan ada
2015). 3 orang
Life Style : - KIE petugas
kesehatan untuk
 Dengan adanya status aktif melakukan
pekerjaan atau memiliki penyuluhan.
kesibukan lain menjadi ibu
Jenis Kegiatan :
rumah tangga, bisa membuat
ibu hamil mengalami lelah dan 1. Pendataan Bumil,
berpengaruh terhadap Bulin dan Bayi
kandungan dan minimnya - Alat:
waktu untuk memeriksakan Alat tulis
kehamilannya kepada petugas menulis
kesehatan (Susanto., Ahmad., - Sumber
Suriani. 2016).
Health service : Biaya:
BOK
 Masih ada bidan yang tidak - Tenaga
berperan dengan baik saat ibu Pelaksana:
melakukan kunjungan ANC Pemegang
(Fitrayeni., Suryati., Faranti Program KIA
Rizki M. 2015). dan Kader
Environment :
2. Kunjungan Bumil
 Banyak ibu hamil yang tidak Resti
mendapat dukungan dari - Alat:
keluarga terutama suami

50
dimana merupakan faktor Alat tulis
risiko dari kelengkapan ANC menulis
(Fitrayeni., Suryati., Faranti - Sumber
Rizki M. 2015).
Biaya:
BOK
- Tenaga
Pelaksana:
Kader
3. Pendampingan
P4K
- Alat:
Alat tulis
menulis
- Sumber
Biaya:
BOK
- Tenaga
Pelaksana:
Kader
4. Pelaksanaan kelas
ibu hamil
- Alat:
Snack
- Sumber
Biaya:
BOK
- Tenaga
Pelaksana:
Bidan
Wilayah,
Bumil, dan
Kader
(Sumber: Rencana
usulan kegiatan
halaman 17, 2018)
4. Kesenjangan Psikobiologik Tenaga kesehatan dan
pada  Mayoritas ibu hamil tidak Fasilitas Kesehatan di
Komplikasi memeriksakan kehamilan tidak Banaran:
Kebidanan (- sesuai standart Antenatal Care - Jumlah dokter
1,43) (ANC). (Edyanti DB, Indawati R, umum 1 orang
2014) - Jumlah bidan ada
Life style 3 orang

51
 Budaya patriakal di masyarakat - KIE petugas
yang masih kental, yaitu suami kesehatan untuk
masih merupakan pemegang aktif melakukan
keputusan, terutama pada kasus penyuluhan.
kegawatdaruratan obstetri. Jenis Kegiatan :
(Hidayah L, Dkk, 2016) 5. Pendataan Bumil,
 Ibu hamil yang telah mendapatkan Bulin dan Bayi
rujukan tidak melakukan - Alat:
pemeriksaan lanjutan di puskesmas Alat tulis
atau di rumah sakit (Wulandari A, menulis
Wigati PA, Sriatmi A, 2017) - Sumber
Health service Biaya:
 Kurangnya fasilitas pendukung di BOK
Puskesmas dalam penanganan ibu - Tenaga
hamil. (Wulandari A, Wigati PA, Pelaksana:
Sriatmi A, 2017) Pemegang
 Sumber Daya Manusia yang masih Program KIA
kurang, Bidan masih harus dan Kader
merangkap tugas di Puskesmas, 6. Kunjungan Bumil
sehingga tugas di Polindes Resti
terbengkalai. (Wulandari A, Wigati - Alat:
PA, Sriatmi A, 2017) Alat tulis
Environment: menulis
 Keterlambatan di tingkat keluarga - Sumber
dalam mengambil keputusan untuk Biaya:
mencari pertolongan, sehingga BOK
terlambat atau tidak sampai ke - Tenaga
sarana pelayanan kesehatan. Pelaksana:
(Hapsari T, Sari H, Indrawati, Kader
2015) 7. Pendampingan
P4K
- Alat:
Alat tulis
menulis
- Sumber
Biaya:
BOK
- Tenaga
Pelaksana:
Kader
8. Pelaksanaan kelas
ibu hamil

52
- Alat:
Snack
- Sumber
Biaya:
BOK
- Tenaga
Pelaksana:
Bidan
Wilayah,
Bumil, dan
Kader
(Sumber: Rencana
usulan kegiatan
halaman 17, 2018)
5. Kesenjangan Psikobiologik Tenaga kesehatan dan
pada Ibu  Kurangnya pemahaman ibu hamil Fasilitas Kesehatan di
bersalin yang tentang bahaya komplikasi yang Banaran:
ditolong Nakes dapat timbul setelah melahirkan. - Jumlah dokter
dan di Faskes (- (Hermawan A, 2017) umum 1 orang
1,43 dan )  Status sosial ekonomi yang masih - Jumlah bidan ada
rendah. (Hermawan A, 2017) 3 orang
- KIE petugas
Life style kesehatan untuk
 Komunikasi yang masih kurang aktif melakukan
antara ibu hamil dan keluarga penyuluhan.
sehingga kontrol keluaran tidak Jenis Kegiatan :
bijak. (Hermawan A, 2017) 9. Pendataan Bumil,
 Ibu hamil tidak berani mengambil Bulin dan Bayi
keputusan sendiri karena kurang - Alat:
kepercayaan diri yang kuat. Alat tulis
(Hermawan A, 2017) menulis
Health service - Sumber
 Kurangnya fasilitas pendukung di Biaya:
Puskesmas dalam penanganan ibu BOK
hamil. (Wulandari A, Wigati PA, - Tenaga
Sriatmi A, 2017) Pelaksana:
 Sumber Daya Manusia yang masih Pemegang
kurang, Bidan masih harus Program KIA
merangkap tugas di Puskesmas, dan Kader
sehingga tugas di Polindes 10. Kunjungan
Bumil Resti
- Alat:

53
terbengkalai. (Wulandari A, Wigati Alat tulis
PA, Sriatmi A, 2017) menulis
 Aksebilitas terhadap fasilitas - Sumber
kesehatan dan harga layanan yang Biaya:
tidak terjangkau berpengaruh BOK
terhadap pemilihan persalinan oleh - Tenaga
dukun. (Hermawan A, 2017) Pelaksana:
Environment: Kader
 Lingkungan keluarga dengan sosial 11. Pendampingan
ekonomi rendah membuat keluarga P4K
memilih persalinan oleh dukun - Alat:
bayi. (Hermawan A, 2017) Alat tulis
menulis
- Sumber
Biaya:
BOK
- Tenaga
Pelaksana:
Kader
12. Pelaksanaan
kelas ibu hamil
- Alat:
Snack
- Sumber
Biaya:
BOK
- Tenaga
Pelaksana:
Bidan
Wilayah,
Bumil, dan
Kader
(Sumber: Rencana
usulan kegiatan
halaman 17, 2018)
Kesehatan Anak
6. Kesenjangan  Faktor Psikobiologis Tenaga kesehatan dan
pada Cakupan Kurangnya pengetahuan dan Fasilitas Kesehatan di
Balita kemauan ibu terhadap pentingnya Kelurahan Banaran:
(-2,79%) melakukan kunjungan neonatal. - Letak Puskesmas
(Zahtamal, Restuastuti T, Chandra F, induk dekat
2011)

54
 Faktor Perilaku dengan Kelurahan
- Kepercayaan yang belum sesuai Banaran
dengan nilai-nilai kesehatan, - Jumlah dokter
terutama terhadap aspek KIA. umum ada 1
(Zahtamal, Restuastuti T, Chandra - Jumlah bidan desa
F, 2011) ada 3 orang
- Orang yang memutuskan KIE petugas
pemilihan pelayanan kesehatan kesehatan untuk aktif
dalam keluarga (Zahtamal, melakukan
Restuastuti T, Chandra F, 2011) penyuluhan.
 Faktor Pelayanan Kesehatan
- Daya Manusia yang masih Jenis kegiatan
kurang, Bidan masih harus - Aktif memberikan
merangkap tugas di Puskesmas, penyuluhan dan
sehingga tugas di Polindes konseling tentang
terbengkalai. (Wulandari A, pentingnya
Wigati PA, Sriatmi A, 2017) program
 Environment: pelayanan bayi
- Masyarakat masih paripurna
mempercayai berobat pada - Pelaksanaan
dukun dulu kemudian baru ke kegiatan dilakukan
bidan. Di karenakan biaya dan pada bayi
transportasi lebih terjangkau paripurna secara
(Suharmiati Dkk, 2012) terpadu kepada
masyarakat
 Alat : Form
pemantauan
Bayi, alat tulis,
power point,
LCD, sound
sistem,
proyektor
 tenaga
pelaksana:
pemegang
program KIA
(Sumber: Rencana
usulan kegiatan
halaman 17, 2019)
7. Kesenjangan Psikobiologik : Tenaga kesehatan dan
MTBS (-24,83) Fasilitas Kesehatan di
Kelurahan Banaran:

55
 Kurangnya pengetahuan ibu - Letak Puskesmas
tentang imunisasi dasar induk dekat
lengkap (Kowaas., Ismanto., dengan Kelurahan
Lolong. 2017). Banaran
Life Style :
- Jumlah dokter
 Ketidaktahuan orang tua umum ada 1
mengenai pentingnya - Jumlah bidan desa
kesehatan balita (Kowaas., ada 3 orang
Ismanto., Lolong. 2017). KIE petugas
Health service : kesehatan untuk aktif
melakukan
 Kurangnya kepatuhan petugas
penyuluhan.
dalam memberikan konseling
(Suparmi., Maisya Iram B.,
Rizkiant Anissa. et al 2018). Jenis kegiatan
 Kurangnya pendidikan 1. Pembinaan kelas
informal seperti penyuluhan ibu balita
(Kowaas., Ismanto., Lolong. - Alat: form
2017). pemantauan bayi
Environment :
dan alat tulis,
- tenaga pelaksana:
 Kurangnya sikap atau
dukungan dari orang tua untuk bidan wilayah
membawa balita ke fasilitas - sumber biaya
kesehatan (Kowaas., Ismanto., BOK
Lolong. 2017). 2. Pelaksanaan kelas
ibu balita
- Alat: form
pemantauan bayi
dan alat tulis,
- tenaga pelaksana:
bidan wilayah
- sumber biaya
BOK
(Sumber: Rencana
usulan kegiatan
halaman 17-18, 2019)
Pelayanan KB
8. Kesenjangan Psikobiologi: Tenaga kesehatan dan
Cakupan  Kurangnya pengetahuan dan Fasilitas Kesehatan di
peserta KB informasi PUS (pasangan usia Kelurahan Banaran:
baru (- subur) tentang KB. (Huda AN, - Letak Puskesmas
2,86%) Widagdo L, Widjanarko B, 2016) induk dekat
Lifestyle:

56
 Kurangnya pengetahuan tentang dengan Kelurahan
KB membuat ibu dan keluarga Banaran
tidak mendukung KB. (Huda AN, - Jumlah dokter
Widagdo L, Widjanarko B, 2016) umum ada 1
Health Services: - Jumlah bidan desa
 Kurang aktifnya tenaga kesehatan ada 3 orang
dalam melakukan upaya KIE petugas
penyuluhan dan konseling kesehatan untuk aktif
pentingnya KB, terutama bagi melakukan
Pasangan Usia Subur sehingga penyuluhan.
mendapatkan informasi berbagai
macam KB. (Huda AN, Widagdo Jenis kegiatan
L, Widjanarko B, 2016) - Petugas melakukan
 Kurangnya sarana kesehatan.dan penyuluhan tentang
jumlah tenaga kesehatan. (Huda KB
AN, Widagdo L, Widjanarko B, - Alat:
2016) power point, LCD,
Environment: sound sistem,
 Keputusan suami dan keluarga proyektor,
yang tidak mendukung - tenaga pelaksana:
menjalankan program KB pemegang program
berpengaruh besar terhadap KB
keputusan WUS (Wanita Usia - sumber biaya: -
Subur) untuk menggunakan alat - Pembinaan para
kontrasepsi. (Huda AN, Widagdo calon pengantin
L, Widjanarko B, 2016) - Alat: Buku saku
- tenaga pelaksana:
pemegang program
KB
- sumber biaya: BOK
- Pembinaan para
calon interpersonal
aseptor KB
- Alat:
ABPK
- tenaga pelaksana:
pemegang program
KB
- sumber biaya: BOK
- Pendampingan
Calon Klien MKJP
(Metode

57
Kontrasepsi Jangka
Panjang)
- Alat:
ABPK
- tenaga pelaksana:
pemegang program
KB
- sumber biaya: BOK

- Komunikasi dan
koordinasi dengan
bidan puskesmas
pesantren I
- Alat:
Alat tulis, laporan
bulanan
- Sumber Biaya: -
- Tenaga Pelaksana:
Pemegang program
KB
- Kaji Banding
Program KB
- Alat:
Instrument kaji
banding, bolpoin,
buku
- Sumber Biaya:
BOK
- Tenaga Pelaksana:
Pemegang program
KB
- Pelayanan Safari
KB
- Alat: -
- Sumber Biaya: -
- Tenaga Pelaksana:-
(Sumber: Rencana
usulan kegiatan
halaman 21-23, 2019)
9. KB Drop Out Faktor Psikobiologis Tenaga kesehatan dan
(-4,51)  Tingkat pendidikan ibu yang Fasilitas Kesehatan di
rendah mempengaruhi rendahnya Kelurahan Banaran:

58
pengetahuan dan pemahan ibu - Letak Puskesmas
mengenai pentingnya KB sehingga induk dekat
mengakibatkan tingginya angka dengan Kelurahan
KB drop out
Banaran
 Buruknya presepsi ibu mengenai
- Jumlah dokter
efek samping KB seperti tidak siap
untuk menjadi gemuk umum ada 1
menyebabkan ibu memilih untuk - Jumlah bidan desa
berhenti ber KB ada 3 orang
(Fajar, 2014) KIE petugas
kesehatan untuk aktif
Faktor pelayanan kesehatan
melakukan
 Kurangnya ketersediaan alat
penyuluhan.
kontrasepsi di fasilitas pelayanan
kesehatan
 Kurangnya informasi yang Jenis kegiatan
memadai dari petugas sangat - Petugas melakukan
mempengaruhi pengetahuan penyuluhan tentang
responden yang berpengaruh KB
terhadap keberlangsungan - Alat:
pemakaian kontrasepsi
power point, LCD,
(Fajar, 2014)
sound sistem,
Faktor perilaku proyektor,
 Kurangnya dukungan keluarga - tenaga pelaksana:
terutama suami dalam memotivasi pemegang program
untuk tetap ber KB KB
 Akrabnya masyarakat daerah - sumber biaya: -
tersebut dengan budaya “banyak
- Pembinaan para
anak banyak rejeki” dan “setiap
anak membawa rejekinya masing- calon pengantin
masing” atau “anak sebagai tempat - Alat: Buku saku
bergantung orang tua” yang - tenaga pelaksana:
membuat masyarakat masih sulit pemegang program
menerima konsep program KB KB
(Fajar, 2014) - sumber biaya: BOK
- Pembinaan para
Faktor lingkungan
 Rendahnya pendapatan keluarga calon interpersonal
sehingga banyak pasangan yang aseptor KB
memilih drop out KB - Alat:
 Semakin berkurangnya pembinaan ABPK
peran serta masyarakat dan - tenaga pelaksana:
lembaga masyarakat dalam berKB pemegang program
(Fajar, 2014) KB
- sumber biaya: BOK

59
- Pendampingan
Calon Klien MKJP
(Metode
Kontrasepsi Jangka
Panjang)
- Alat:
ABPK
- tenaga pelaksana:
pemegang program
KB
- sumber biaya: BOK

- Komunikasi dan
koordinasi dengan
bidan puskesmas
pesantren I
- Alat:
Alat tulis, laporan
bulanan
- Sumber Biaya: -
- Tenaga Pelaksana:
Pemegang program
KB
- Kaji Banding
Program KB
- Alat:
Instrument kaji
banding, bolpoin,
buku
- Sumber Biaya:
BOK
- Tenaga Pelaksana:
Pemegang program
KB
- Pelayanan Safari
KB
- Alat: -
- Sumber Biaya: -
- Tenaga Pelaksana:-
(Sumber: Rencana
usulan kegiatan
halaman 21-23, 2019)

60
10. KB Pasca salin Psikobiologik Tenaga kesehatan dan
(-60) - Rendangnya peran suami Fasilitas Kesehatan di
dalam mempengaruhi ibu Kelurahan Banaran:
tentang penggunaan KB - Letak Puskesmas
(Juliaan Flourisa.,Maria induk dekat
Anggraeni, 2015) dengan Kelurahan
- Minimnya pengetahuan Ibu Banaran
tentang penggunaan KB - Jumlah dokter
setelah melahirkan umum ada 1
- - Jumlah bidan desa
Life Style ada 3 orang
- Kurangnya pengetahuan
KIE petugas
masyarakat mengenai
pentingnya program KB, kesehatan untuk aktif
macam-macam, manfaat, melakukan
cara penggunaan (Sitorus, penyuluhan.
Friska Megawati., Julia
2018) Jenis kegiatan
- Banyak warga yang - Petugas melakukan
menganggap pemakaian
penyuluhan tentang
kontrasepsi sebaiknya
minggu ke 6 pasca KB
persalinan (Sitorus, Friska - Alat:
Megawati., Julia 2018) power point, LCD,
- Banyak warga yang takut sound sistem,
akan tata cara pemasangan proyektor,
kontrasepsi, misalnya IUD - tenaga pelaksana:
Health Service pemegang program
- Tenaga kesehatan yang KB
kurang aktif memberikan - sumber biaya: -
konseling mengenai - Pembinaan para
pentingnya KB, terutama calon pengantin
KB pasca salin (Abbas - Alat: Buku saku
Marwan, dkk, 2017)
Evironment - tenaga pelaksana:
- Rendangnya peran suami pemegang program
dalam mempengaruhi ibu KB
tentang penggunaan KB - sumber biaya: BOK
(Juliaan Flourisa.,Maria - Pembinaan para
Anggraeni, 2015) calon interpersonal
- Kurangnya pemahaman
aseptor KB
tentang cara penggunaan
KB (Juliaan Flourisa.,Maria - Alat:
Anggraeni, 2015) ABPK

61
- tenaga pelaksana:
pemegang program
KB
- sumber biaya: BOK
- Pendampingan
Calon Klien MKJP
(Metode
Kontrasepsi Jangka
Panjang)
- Alat:
ABPK
- tenaga pelaksana:
pemegang program
KB
- sumber biaya: BOK

- Komunikasi dan
koordinasi dengan
bidan puskesmas
pesantren I
- Alat:
Alat tulis, laporan
bulanan
- Sumber Biaya: -
- Tenaga Pelaksana:
Pemegang program
KB
- Kaji Banding
Program KB
- Alat:
Instrument kaji
banding, bolpoin,
buku
- Sumber Biaya:
BOK
- Tenaga Pelaksana:
Pemegang program
KB
- Pelayanan Safari
KB
- Alat: -
- Sumber Biaya: -

62
- Tenaga Pelaksana:-
(Sumber: Rencana
usulan kegiatan
halaman 21-23, 2019)
Imunisasi
11. Kesenjangan Psikobiologik: Tenaga kesehatan:
pada imunisasi  Kurangnya pengetahuan orang
Dokter umum 1 orang
dasar campak tua tentang pentingnya
Imunisasi Dasar Lengkap pada Dokter gigi 0 orang
(-5,0)
anak (Triana, 2016).
Dokter spesialis
 Kurangnya keinginan dan
motivasi orang tua untuk lainnya 0 orang
memberikan Imunisasi Dasar Bidan 3 orang
Lengkap pada anaknya (Triana,
2016). Sarana tranportasi
 Ibu yang beranggapan bayi mudah dan jaraknya
masih terlalu kecil untuk
disuntik (Yuliana, 2018). dekat
 Ibu yang merasa takut karena
ibu berasumsi bahwa ketika
diberi imunisasi dapat Program
mengakibatkan bayinya 1. Penyuluhan
sakit/demam (Yuliana, 2018).
 Kekhawatiran ibu akan vaksin Kegiatan
yang digunakan adalah vaksin - Petugas
palsu (Nisaa, 2018).
Faktor Perilaku: melakukan
 Kepercayaan orang tua tentang penyuluhan
banyaknya kerugian yang
didapat dari pemberian tentang imunisasi
imunisasi (Triana, 2016). - Alat: power point,
 Kepercayaan orang tua bahwa
bahan dasar dalam pembuatan LCD, sound
vaksin dari bahan yang haram sistem, proyektor,
(Triana, 2016).
leaflet, tenaga
 Ketidaktahuan mengenai
jadwal imunisasi (Yuliana, pelaksana:
2018).
pemegang
 Suami jarang ataupun tidak
mengingatkan ibu untuk program imunisasi
membawa bayinya imunisasi,
sumber biaya (-)
tidak mengantar ibu imunisasi
karena sibuk bekerja (Yuliana,
2018).
Program2.Pelayanan
 Karna kesibukan Ibu sehingga
tidak sempat membawa imunisasi

63
anaknya untuk diimunisasi Kegiatan
(Dilliyana, 2019).
Melakukan BIAS
Faktor pelayanan kesehatan:
 Kurangnya sosialisasi oleh tahap I, BIAS tahap
tenaga kesehatan tentang
II, sweeping BIAS
jadwal imunisasi IPV, MR, dan
campak serta pentingnya tahap I, sweeping
memberikan imunisasi IPV,
BIAS tahap II
MR, dan Campak untuk
mendapatkan kekebalan tubuh
(Triana, 2016)
Alat: power point,
Faktor lingkungan
 Tempat imunisasi yang jauh vaksin, form laporan,
(Dilliyana, 2019). spuit, KIPI set, tenaga
 Adanya isu yang tidak baik
tentang imunisasi, sehingga pelaksana: perawat
menimbulkan kurangnya dan bidan sumber
kepercayaan masyarakat
tentang manfaat imunisasi biaya BOK
(Dilliyana, 2019). (RUK hal 36-37)
 Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang beberapa
penyakit yang dapat dicegah
dengan melakukan imunisasi
(Triana, 2016).
Gizi
11. Kesejangan Psikobiologik Tenaga kesehatan dan
pada:  Kurangnya pengetahuan dan Fasilitas Kesehatan di
Partisipasi kesadaran ibu untuk kunjungan Kelurahan Banaran:
kunjungan ke posyandu (Rosdiana, 2019). - Letak Puskesmas
 Kurangnya kemauan ibu untuk
masyarakat ke induk dekat
mengikuti kegiatan posyandu
posyandu (D/S) (Rosdiana, 2019). dengan Kelurahan
(-12,9) Faktor Perilaku Banaran
Kesejangan  Kurangnya pengetahuan - Jumlah dokter
pada: tentang pentingya pemantauan umum ada 1
Partisipasi tumbuh kembang anak (Ifroh, - Jumlah bidan desa
kenaikan berat 2018). ada 3 orang
badan (N/S) (-  Tingginya tingkat kesibukan KIE petugas
dan kemalasan ibu untuk
0,7) kesehatan untuk aktif
membawa anaknya kunjungan
posyandu (Rosdiana, 2019). melakukan
 Ibu merasa bahwa balitanya penyuluhan.
sehat sehingga tidak perlu
melakukan deteksi dini Jenis kegiatan
pemantauan tumbuh kembang 1.Sosialisasi program
gizi

64
di posyandu setiap bulannya - Alat: leaflet, power
(Rosdiana, 2019). point, LCD, sound
Faktor pelayanan kesehatan system, proyektor
 Kurangnya aktifnya kader - tenaga pelaksana:
dalam melakukan sosialisasi,
pemegang program
penyuluhan dan motivasi ibu
tentang pentingnya kunjungan gizi
ke posyandu untuk memantau - sumber biaya:
tumbuh kembang anak (Ifroh, BOK
2018). 2.Penyuluhan tetang
 Kurangnya perhatian kader PMT serta tentang
kesehatan terhadap masalah gizi
penambahan jumlah balita di
- Alat: PMT, power
wilayah kerja Posyandu (Ifroh,
2018). point, LCD, sound
Faktor lingkungan system, proyektor
 Jarak posyandu dengan rumah - tenaga pelaksana:
tempat tinggal yang jauh (Ifroh, pemegang program
2018). gizi
 Pelayanan yang diterima di - sumber biaya:
posyandu sering tidak
BOK
memuaskan (Rosdiana, 2019)
3.Penimbangan di
posyandu
- Alat: motor, KMS,
antropometri
- tenaga pelaksana:
pemegang program
gizi
- sumber biaya:
BOK
4.Pemantauan status
gizi
- Alat: motor, KMS,
antropometri
- tenaga pelaksana:
pemegang program
gizi
- sumber biaya:
BOK
5.Pendataan bayi yang
mendapat ASI
eksklusif
- Alat: alat tulis,
motor

65
- tenaga pelaksana:
pemegang program
gizi
- sumber biaya:
BOK
6.Konseling ASI dan
MP-ASI
- Alat: alat tulis,
leaflet
- tenaga pelaksana:
pemegang program
gizi
- sumber biaya: -
7.Pelayanan pojok gizi
- Alat: leaflet,
komputer,
antropometri, food
models
- tenaga pelaksana:
pemegang program
gizi
- sumber biaya: -

(Sumber: Rencana
usulan kegiatan
halaman 24-26, 2019)

LEMBAR KERJA 5

66
PENILAIAN KETEPATAN INTERVENSI

STATUS KESEHATAN
1. Mortalitas
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pelaksanaan posyandu lansia untuk mendeteksi dan Y N Y Y Y
memberikan penyuluhan dan pengobatan penyakit
degenerative
2 Peran aktif kader dan Nakes dalam memberikan Y N Y Y Y
penyuluhan kepada lansia
3 Memberikan leaflet tentang kesehatan kepada Y N Y Y Y
masyarakat di puskesmas, pustu, posyandu dan tempat-
tempat umum
Sumber : (Rencana usulan kegiatan halaman 1, 2018)

2. Prevalensi Hipertensi
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pelaksanaan posyandu lansia untuk mendeteksi dan Y N Y Y Y
memberikan penyuluhan dan pengobatan penyakit
degenerative
2 Peran aktif kader dan Nakes dalam memberikan Y N Y Y Y
penyuluhan kepada lansia
3 Meningkatkan peran aktif tokoh masyarakat untuk Y N Y Y Y
memotivasi lansia agar rutin melakukan pemeriksaan
kesehatan.
4 Memberikan leaflet tentang kesehatan kepada Y N Y Y Y
masyarakat di puskesmas, pustu, posyandu dan tempat-
tempat umum
Program dari Puskesmas
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Sosialisasi program kesehatan prolanis, visi, Y N Y Y Y
tata nilai, dan tujuan
2 Senam diabetes mellitus dan hipertensi Y N Y Y Y
3 Healt education Y N Y Y Y
4 Pengkajian program prolanis Y N Y Y Y
Sumber : (Rencana usulan kegiatan halaman 72, 2018)

STATUS UPAYA KESEHATAN

67
1. Kesenjangan pada K1 dan K4 Ibu Hamil
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Penyuluhan tentang manfaat dan pentingnya kunjungan Y N Y Y Y
ibu hamil yang dilakukan secara rutin.
2 Meningkatkan kinerja kader yang ada dengan memotivasi Y N Y Y Y
agar lebih aktif memberikan penyuluhan kepada
masyarakat terutama ibu-ibu hamil agar melakukan
kunjungan ibu hamil secara rutin.
3 Meningkatkan peran aktif tokoh masyarakat untuk Y N Y Y Y
memotivasi ibu hamil agar rutin melakukan
kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
4 Pemasangan poster di tempat-tempat umum dan Y N Y Y Y
pembagian leaflet tentang pentingnya kunjungan rutin ibu
hamil.
Program Puskesmas
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pendataan bumil,bulin dan bayi Y N Y Y Y
2 Kunjungan bumil resti Y N Y Y Y
3 Pendampingan P4K untuk memantau keadaan kesehatan Y N Y Y Y
selama masa kehamilan
4 Pelaksanaan kelas ibu hamil Y N Y Y Y
Sumber : (Rencana usulan kegiatan halaman 17, 2018)

2. Kesenjangan komplikasi kebidanan


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1. Promosi kesehatan tentang komplikasi kebidanan yang Y N Y Y Y
ditangani
2. Memberi motivasi kader agar lebih semangat dalam Y N Y Y Y
memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang
pentingnya kunjunagn ANC dan risiko-risiko yang
dapat terjadi pada ibu hamil
3 Meningkatkan peran aktif tokoh masyarakat untuk Y N Y Y Y
memotivasi ibu hamil agar rutin melakukan
kunjungan/pemeriksaan ibu hamil sehingga dapat
mengurangi resiko ibu hamil.
4 Ikut serta sebagian masyarakat dalam upaya pelaporan Y N Y Y Y
komplikasi pada bumil
5 Memasang gambar berupa poster tentang ibu hamil Y N Y Y Y
dengan resiko tinggi dan komplikasi kebidanan apa
saja yang dapat terjadi
6 Ambil sampel darah ibu yang hamil di posyandu dan pustu Y N Y Y Y

68
Program Puskesmas
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Mengadakan pelaksanaan kelas ibu hamil Y N Y Y Y

2 Mengadakan kunjungan Bumil Resti Y N Y Y Y


Sumber : (Rencana usulan kegiatan halaman 17, 2018)

3. Kesenjangan Persalinan yang Ditangani Nakes dan Di Faskes


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1. Melakukan promosi kesehatan berupa penyuluhan Y N Y Y Y
tentang betapa pentingnya persalinan di tenaga
kesehatan dan di fasilitas kesehatan terdekat
2 Memberi motivasi kader agar lebih semangat dalam Y N Y Y Y
memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang
pentingnya melakukan persalinan di tenaga kesehatan
maupun di fasilitas kesehatan
3 Meningkatkan peran aktif tokoh masyarakat untuk Y N Y Y Y
memotivasi ibu hamil dalam upaya persalinan di
fasilitas kesehatan.
4. Ikut serta sebagian besar masyarakat dalam upaya Y N Y Y Y
persalinan di fasilitas kesehatan
5 Memasang gambar berupa poster dan pembagian Y N Y Y Y
panflet tentang pentingnya persalinan di fasilitas
kesehatan
6 Pencatatan ibu hamil Y N Y Y Y
Program Puskesmas
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pengadaan pendampingan Program Perencanaan Y N Y Y Y
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
pada bumil
Sumber : (Rencana usulan kegiatan halaman 17, 2018)

4. Kesenjangan Kesehatan Anak (Cakupan Balita, MTBS)


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1. Penyuluhan tentang manfaat serta pentingnya Y N Y Y Y
Pemeriksaan rutin, kunjungan dari neonatus, bayi, dan
balita.
2. Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan cara Y N Y Y Y
memotivasi agar lebih aktif memberikan penyuluhan

69
kepada masyarakat terutama ibu-ibu agar melakukan
kunjungan neonatus, bayi, dan balita di posyandu
3 Meningkatkan peran aktif tokoh masyarakat untuk Y N Y Y Y
memotivasi ibu dalam upaya meningkatkan kunjungan
Anak di posyandu
4. Pembagian pamflet tentang kunjungan Anak di posyandu Y N Y Y Y
Program Puskesmas
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pemantauan kesehatan neonatus dan neoristi Y N Y Y Y
2 Pemantauan bayi risiko tinggi Y N Y Y Y
Sumber : (Rencana usulan kegiatan halaman 17, 2018)

5. Keluarga Berencana (Cakupan Peserta KB Baru dan DropOut)


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1. Memberikan penyuluhan kepada PUS akan pentingnya Y N Y Y Y
KB untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dan
jenis-jenis KB serta pemakaiannya
2. Meningkatkan kinerja kader dengan penyuluhan kepada Y N Y Y Y
kader dan memotivasi agar mampu membimbing para
PUS dalam melaksanakan KB
3 Meningkatkan peran aktif tokoh masyarakat untuk Y N Y Y Y
memotivasi ibu hamil/PUS tentang manfaat KB untuk
menekan angka pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga
4. Memberikan edukasi kepada ibu hamil/ PUS yang Y N Y Y Y
datang ke puskesmas atau posyandu tentang manfaat KB
untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga
5 Pembagian leaflet tentang KB Y N Y Y Y
Program Puskesmas
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pembinaan calon pengantin Y N Y Y Y
2 Pembinaan para calon interpersonal/ Konseling Y N Y Y Y
Aseptor KB
3 Penyuluhan tentang KB (Alat kontrasepsi jangka Y N Y Y Y
panjang)
4 Pendampingan calon klien MKJP (metode Y N Y Y Y
kontrasepsi jangka panjang)

70
Sumber : (Rencana usulan kegiatan halaman 21-23, 2018)

6. KB Pasca Salin
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1. Memberikan penyuluhan kepada Bulin akan pentingnya Y N Y Y Y
KB untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dan
jenis-jenis KB serta pemakaiannya
2. Meningkatkan kinerja kader dengan penyuluhan kepada Y N Y Y Y
kader dan memotivasi agar mampu membimbing para
Bulin dalam melaksanakan KB
3 Meningkatkan peran aktif tokoh masyarakat untuk Y N Y Y Y
memotivasi ibu bersalin tentang manfaat KB pasca
persalinan
4. Memberikan edukasi kepada Bulin yang datang ke Y N Y Y Y
puskesmas atau posyandu tentang manfaat KB untuk
menekan angka pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga
5 Pembagian leaflet tentang KB Y N Y Y Y

Program Puskesmas
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Pembinaan para calon interpersonal/ Konseling Y N Y Y Y
Aseptor KB
2 Penyuluhan tentang KB (Alat kontrasepsi jangka Y N Y Y Y
panjang)
Sumber : (Rencana usulan kegiatan halaman 21-23, 2018)

7. Imunisasi : Adanya kesenjangan pada imunisasi total campak


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Memberikan Penyuluhan tentang pentingnya Y N Y Y Y
imunisasi
2 Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan Y N N Y Y
memotivasi agar lebih aktif memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dan memberikan pelatihan rutin .
3 Meningkatkan peran aktif tokoh masyarakat untuk Y N Y Y Y
memotivasi masyarakat tentang pentingnya imunisasi
3 Pembagian leaflet tentang imunisasi Y N Y Y Y
Program Puskesmas

71
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Sosialisasi program imunisasi, Visi, tata Nilai, dan Y N Y Y Y
Tujuan
2 Penyuluhan tentang imunisasi Y N Y Y Y
3 BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) Tahap I Y N Y Y Y
(DT kelas 1 dan TD kelas 2)
4 BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) Tahap II Y N Y Y Y
(MR kelas 1 dan TD kelas 3)
5 Sweeping BIAS Tahap 1 Y N Y Y Y
6 Sweeping BIAS Tahap 2 Y N Y Y Y
Sumber : (Rencana usulan kegiatan halaman 24-26, 2018)

8. GIZI : Adanya kesenjangan pada D/S, N/S


NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya Y N Y N Y
posyandu sehingga sangat perlu dilakukan
penyuluhan mengenai gizi pada anak.
2 Memberikan penyuluhan dan motivasi kepada Y N Y N Y
masyarakat terutama ibu tentang perlunya partisipasi
masyarakat, perlunya kenaikan berat badan,
keberhasilan penimbangan pada anak.
3 Memberikan Penyuluhan terutama ibu hamil tentang Y N Y N Y
perlunya konsumsi tablet Fe agar mencegah
terjadinya anemia saat kehamilan
4 Meningkatkan jumlah kader kesehatan dan Y N Y N Y
menggiatkan kegiatan kader yang telah ada.
5 Meningkatkan peran aktif tokoh masyarakat untuk Y N Y Y Y
memotivasi ibu dalam upaya meningkatkan
pentingnya gizi pada anak
6 Pembagian leaflet tentang Gizi Y N Y Y Y

Program Puskesmas
NO Strategi / Intervensi P E A R L
1 Sosialisasi program gizi, visi, tata nilai, dan tujuan Y N Y Y Y
dan Penyuluhan masalah gizi
2 Penimbangan di posyandu Y N Y Y Y
3 Pemantauan status Gizi Y N Y Y Y

72
4 Balita gizi buruk mendapat perawatan Y N Y Y Y
5 Pemberian PMT penyuluhan Y N Y Y Y
6 Ibu Hamil mendapat 90 Tablet FE dan Susu Ibu Y N Y Y Y
7 Pelayanan pojok Gizi Y N Y Y Y
Sumber : (Rencana usulan kegiatan halaman 24-26, 2018)

73

Anda mungkin juga menyukai