FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn. A
• Usia : 20 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status : Belum Menikah
• Pekerjaan :-
• MRS : 16/08/2019
ANAMNESA
Vital Sign:
• Keadaan Umum : Tampak sesak • Tekanan Darah : 100/60mmHg
• Kesadaran : compos mentis. • RR : 28 kali/menit
• GCS : 456 • Suhu : 37 oC
• Nadi : 100 kali/menit
• SpO2 : 98 %
Status Generalisata
• EKG
• DL
• Thorax AP
Diagnosis
• Cerebral palsy dengan impending
Acute Lung Oedem
Penatalaksanaan
• Nebul combivent + pulmicort
• Inf NS 14 tpm
• O2 nasal canule
• Pukul 13.20 cardiac arrest napas kussmaul (+), nadi (-)
• Dilakukan resusitasi jantung paru sebanyak 5x5 siklus dan
pemberian norepinephrin sebanyak 3 ampul
• Pukul 13.50 nadi (-) , nafas (-), midriasis maksimal. Dinyatakan
meninggal dunia
TINJAUAN PUSTAKA
CEREBRAL PALSY
PENDAHULUAN
• Cerebral Palsy (CP) : gangguan gerak dan postur
akibat lesi nonprogresif pada otak yang belum
matang
• Merupakan penyebab terbesar disabilitas pada
anak (2-3 per 1000 kelahiran hidup)
• Etiologi : pada sebagian besar kasus tidak dapat
dijelaskan secara pasti
ETIOLOGI
Saat kelahiran :
• prematuritas (< 32 minggu kehamilan)
• berat badan lahir < 2500 gm
• retardasi pertumbuhan, presentasi abnormal, perdarahan
intrakranial, trauma, infeksi, bradikardia dan hipoksia, kejang,
hiperbilirubinemia.
Riwayat :
• sebelum kelahiran
• saat kelahiran
• perkembangan penderita
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan statik : kekuatan otot, luas gerak
sendi, tonus otot dan spastisitas, postur abnormal
saat duduk, berdiri; adanya skoliosis.
• Pemeriksaan dinamik dengan observasi status
ambulasi, alat bantu yang digunakan, cara berjalan
dan adanya pola gait abnormal.
• Fungsi sensoris dan pemeriksaan refleks
perkembangan/ maturitas otak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Retardasi mental
• Kejang Gangguan oromotor
• Gangguan gastrointestinal
• Gangguan penglihatan
• Defisit sensoris kortikal
• Komplikasi paru
PROGNOSIS
The short term goals were able to head up and sit independently, able to
ambulate independently, Improve ability to do ADL ( Barthel index ↑ ), Able to
speak , no oral drooling, Better posture
The long term goals was to increase QoL
EDEMA PARU AKUT
Tekanan hidrostatik pada kapiler paru
Normal 7-12 mmHg pada saat istirahat
Jika tekanan ini melebihi tekanan onkotik plasma (normal 25-30
mmHg) --- terjadi transudasi cairan dari kapiler pulmuner.
Edema paru akan terjadi bila kecepatan transudasi melebihi
kecepatan aliran limfatik dari jaringan
EDEMA PARU
• KARDIOGENIK
• NON KARDIOGENIK
KARDIOGENIK
• Karena ventrikel kiri tidak dapat memompakan stroke volume yang normal
tekanan diastolik dalam ventrikel kiri meningkat tekanan
dalam atrium kiri meningkat dan vena-vena pulmonalis meningkat pula.
Diagnosis
• Anamnesis.
• Gambaran klinik.
• Pemeriksaan penunjang.
Gambaran klinik
• Takipneu, orthopneu.
• Keringat.
• Batuk dengan sputum merah
• Rhonki basah kasar, krepitasi
• S3 gallop
• Tekanan darah meningkat
Pemeriksaan penunjang
• Foto thorax
• EKG
• Analisa gas darah
• Swan-Ganz kateter untuk mengukur “Pulmonary artery wedge pressure”
dan “Pulmonary artery diastolic pressure”.
Echocardiography
• Dyspneu, ronkhi pada basal atau kedua paru, cyanosis dan takipneu. Pasien
kelihatan cemas, pada kasus tertentu bisa ditemukan adanya mulut berbusa.
Penatalaksanaan