Anda di halaman 1dari 16

I.

IDENTITAS
Nama : Nn. A
TTL : 8 Juli 2007
Usia : 11 tahun
Pendidikan : SD
Alamat : Bangbayang RT 03 RW 01 Bantarkawung
Agama : Islam
Nama ayah/ibu : /Ny. Nurchayati
Pekerjaan ayah/ibu : /Ibu rumah tangga
Pendidikan ayah/ibu : SMP/SD
Agama : Islam
Alarnat : Bangbayang RT 03 RW 01 Bantarkawung
Suku/Bangsa : Jawa

II. KELUHAN UTAMA


Pasien datang ke IGD RSUD Margono Soekarjo pada Senin 3 Juni 2019
pukul 16.40 WIB dengan keluhan batuk-batuk sampai dada terasa nyeri
sejak 7 hari SMRS. Pasien masuk ruang perawatan aster pada selasa 4 Juni
2019 pukul 17.30 WIB.
KELUHAN TAMBAHAN
Pasien muntah sebanyak lebih dari 20 kal 2 hari SMRS setelah makan pedas

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Sejak 14 hari SMRS pasien mulai tampak pucat tetapi hanya dirasakan oleh orang
tuanya akibat sedang puasa. Sejak 7 hari SMRS pasien mengatakan batuk
berdahak. Batuk terus menerus sampai dada terasa nyeri . sejak 2 hari SMRS
pasien muntah (berisi air dan sedikit makanan) sebanyak lebih dari 20 kali dalam
sehari , pernafasan pasien cepat dan mulai mengalami sesak nafas serta memberat
sejak minggu, 2 Juni 2019 malam hari sampai tidak dapat tidur. Senin, 3 Juni 2019
keadaan pasien semakin lemas, sampai pingsan atau tidak sadarkan diri sejak pukul
06.00 WIB sehingga dibawa ke IGD RS Bumiayu dan tidak sadar sampai pukul
11.00 WIB. Pasien terpasang O2, infuse, kateter urine, transfuse prc 1 kolf pada
pukul 10.00 WIB. Pasien dirujuk ke RSUD Margono Soekarjo dan tiba di IGD
pada senin 3 Juni 2019 pukul 16.40 WIB.
IV. RIWAYAT MASA LAMPAU
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.

V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak ada riwayat keluarga
Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Menikah

: Perempuan : Garis keturunan


: Pasien : Tinggal bersama

VI. RIWAYAT SOSIAL


1. Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya secara langsung
2. Pembawaan secara umum pasien adalah anak yang periang
3. Pasien tinggal di lingkungan rumah yang bersih dan terawat,
ventilasi rumah tercukupi untuk udara dan cahaya dapat masuk,
dan tidak ada ancaman yang dapat merugikan pasien dan
keluarganya.

VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa medis : BRPN dan diare
2. Tindakan operasi :-
3. Obat-obatan :
a. 7 Juni 2019
Cefotaxim 1 gram @12 jam pukul 09.00 dan 21.00 secara IV
Ranitidine 1 gram @12 jam pukul 09.00 dan 21.00 secara IV
Kalnex 200 mg @8 jam pukul 09.00 dan 17.00 secara IV
Paracetamol infuse @500 mg bila panas
b. 8 Juni 2019
Cefotaxim 1 gram @12 jam pukul 09.00 dan 21.00 secara IV
Ranitidine 1 gram @12 jam pukul 09.00 dan 21.00 secara IV
Kalnex 200 mg @8 jam pukul 09.00 secara IV
Paracetamol infuse @500 mg bila panas
c. 9 Juni 2019
Cefotaxim 1 gram @12 jam pukul 09.00 dan 21.00 secara IV
Ranitidine 1 gram @12 jam pukul 09.00 dan 21.00 secara IV
Kalnex 200 mg @8 jam pukul 09.00 secara IV
Paracetamol infuse @500 mg bila panas
4. Tindakan keperawatan :
a. Memposisikan pasien semi fowler
b. Edukasi dan melatih batuk efektif
c. Pemberian kompres hangat
5. Hasil laboratorium :
Pemeriksaan darah lengkap tanggal 7 Juni 2019 pukul 20.21

Hematologi Hasil Satuan Nilai normal


Darah lengkap
Hemoglobin 8.0 g/dL 11.8-15.0
Leukosit 370 U/L 4500-13500
Hematokrit 24 % 35-47
Eritrosit 2.8 10^6/uL 3.8-5.2
Trombosit 8.000 /uL 154000-442000
MCV 88.0 fL 80-100
MCH 29.1 Pg/cell 26-34
MCHC 33.1 % 32-36
MDW 16.1 % 11.5-14.5
MPV 11.0 fL 9.4-12.3
Hitung jenis
Basofil 0.0 % 0-1
Basinofil 0.0 % 1-5
Batang 0.0 % 3-6
Segmen 54.1 % 25-60
Limfosit 43.2 % 25-50
Monosit 2.7 % 1-6
6. Hasil Rontgen

VIII. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL

1. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan


Status kesehatan pasien sejak lahir adalah tidak ada masalah (normal).
Pasien saat ini tidak mengikuti kegiatan di sekolahnya akibat penyakit
yang dideritanya. Orang tua pasien kurang informasi mengenai proses
penyakit, sebab saat pasien mengeluarkan tanda dan gejala yang
berbeda dar biasanya, orang tua pasien beranggapan bahwa tanda
tersebut hanya merupakan efek dari puasa.
2. Nutrisi-Pola Metabolik
Antropometri: BB: 35 kg TB: 115 cm IMT: 26,9
Biokimia: HB: 8.0 g/dL
Clinical sign: pasien terlihat lemas, suhu: 39,8 derajat celcius, TD:
106/53 mmHg, nadi 163 kali/menit, RR: 46 kali/menit.
D: dalam sehari pasien makan sebanyak 3 kali dan selalu habis. Nafsu
makan makan pasien baik. Pasien tidak mual dan muntah.
3. Pola Eliminasi
BAK: sebelum sakit, pasien tidak menggunakan diapers dan BAK
dalam sehari sebanyak 3 kali. Saat sakit pasien menggunakan
diapers dan dalam sehari mengganti diapers sebanyak 4 kali
dengan warna urine kuning dan tdak berbau menyengat.
BAB: sebelum sakit, pasien BAB sebanyak 1 kali dalam sehari
setiap pagi. Saat sakit pasien baru BAB 1 kali sejak masuk RS
dengan konsistensi lembek berwarna kuning kecoklatan.
4. Aktivitas- Pola Latihan
Sebelum sakit pasien sering bermain dengan teman-temannya.
Pasien sekolah mulai pukul 06.30 WIB sampai 11.00 WIB. Saat
sakit, pasien hanya terbaring di tempat tidur.
5. Pola Istirahat-Tidur
Sebelum sakit pasien tidur malam pukul 21.00 WIB sampai 05.00
WIB, dan jarang tidur siang, serta jarang sekali mimpi buruk. Saat
sakit pasien lebih sering tidur dan tidak pernah mimpi buruk
selama di RS.
6. Pola Kognitif –Persepsi
Pasien adalah anak yang kooperatif. Pasien dapat mengatakan apa
yang dikeluhkan dan mengatakan jika ingin makan atau minum.
Orang tua:
Orang tuda dan pasien tidak mengalami kelainan atau masalah
dalam indera penglihatan, penciuman, perasa, peraba, dan
pendengarannya.
Orang tuanya tidak memiliki masalah dalam hal mendidik pasien.
jika pasien salah makan akan dibantu untuk membenarkan, jika
benar makan orang tua memberikan pujian.
7. Persepsi Diri - Pola Konsep Diri
Pasien memiliki banyak teman, hal ini membentuk kepercayaan
diri pasien dalam menjalin pertemanan.
Orang tua:
Ayah dan ibunya berusaha menjadi orang tua yang baik, yang
menasehati ke dalam hal-hal yang baik
8. Pola Peran-Hubungan
Pasien adalah anak pertama dan merupakan anak satu-satunya.
9. Seksualitas
Pasien adalah seorang anak perempuan. Pasien sering
menggunakan rok dan bermain layaknya anak perempuan. Pasien
belum mengalami menstruasi.
Orang tua: tidak memiliki penyakit dan masalah yang berhubungan
dengan seksualitasnya.
10. Koping -Pola Toleransi Stress
Pasien tidak pernah mengalami stress.
11. Nilai - Pola Keyakinan
Pasien beragama islam. Pasien tidak terlalu mengerti mengenai
penyakitnya.
Orangtua: selalu berdoa agar anaknya diberi kesembuhan dan
yakin bahwa Allah akan menyembuhkan penyakit anaknya. Orang
tua juga selalu memberi semangat kepada anaknya agar cepat
sembuh.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : GCS = E4 M6 V5 = 15 (composmentis)
KU : Cukup
2. TTV
Nadi : 162 x/mnt
Suhu tubuh : 39,7˚C
Tekanan darah : 106/53 mmHg
Respirasi : 46 x/mnt
3. TB/BB
4. Lingkar kepala
5. Mata
Isokhor, pupil simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik,
koordinasi gerak mata simetris
6. Hidung
Kedua lubang hidung simetris, bersih, tidak ada polip hidung, tidak
tampak nafas cuping hidung sewaktu sesak nafas.
7. Mulut
Mukosa mulut lembab atau tidak kering, tidak tampak lesi, bibir
pasien terlihat berwarna merah.
8. Telinga
Kedua telinga simetris, bersih, tidak ada tanda peradangan di
telinga, dan tidak ada nyeri tekan.
9. Tengkuk
Tidak teraba masa, dan tidak ada nyeri tekan.
10. Dada
Kulit berwarna putih, tidak ada lebam, tidak ada masa, tidak ada
krepitasi, dan tidak ada nyeri tekan.
11. Jantung
Inspeksi : tidak terdapat luka bekas operasi, iktus cordis tidak
tampak.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, iktus cordis teraba kencang
perkusi : suara redup
Auskultasi : tidak ada tambahan bunyi jantung.
12. Paru-paru
Inspeksi : Tidak ada retraksi dinding dada, pasien terpasang
sungkup 8 L/menit, dan tampak menggunakan otot bantu
pernafasan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
perkusi : suara sonor (normal).
Auskultasi : terdapat suara ronkhi kasar di lobus bawah kedua
paru pasien.
13. Perut
Inspeksi : warna kulit kuning putih, bentuk abdomen simetris, tidak
terdapat distensi abdomen, tidak ada luka bekas operasi.
Auskultasi : bising usus 15 kali/menit (normal 2-30 kali/menit)
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar dan kedua ginjal, tidak
terdapat nyeri tekan.
Perkusi : terdengar suara timpani
14. Punggung
Warna kulit putih, tidak terdapat pembengkakan dan nyeri tekan,
tidak teraba masa.
15. Genitalia
Pasien tidak terpasang kateter.
16. Ektremitas
Terpasang infuse KA EN 3A 15 tpm pada lengan tangan kanan,
akral teraba hangat, kekuatan otot 5, dan CRF selama <2 detik.
17. Kulit
Tidak ada kemerahan maupun sianosis.
X. Analisis Data
Tanggal/Jam Data Klien Masalah Penyebab
7 Juni 2019/ jam DS: Ketidakefektifan Mucus dalam
16.00 - Pasien bersihan jalan jumlah
mengatakan nafas berlebihan
masih batuk
dan sesak
nafas
- Pasien
mengatakan
kesulitan
dalam
mengeluarkan
dahaknya
DO:
- Pasien tampak
menggunakan
otot bantu
pernafasan
- RR: 47
kali/menit
- Terdengar
suara ronkhi
kasar di lobus
bawah kedua
lapang paru
DS: Hipertermi Adanya penyakit
- Keluarga ISK
pasien
mengatakan
anaknya panas
DO:
- Suhu tubuh
pasien 38,7
derajat celcius

XI. Prioritas Masalah Keperawatan


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukul
dalam jumlah yang berlebihan
2. Hipertermi berhubungan dengan adanya penyakit (ISK)

XII. Rencana Asuhan Keperawatan


Nama Klien : Nn. A
Ruang : Aster
No Hari/Tang Diagnosa Tujuan & Krteria Hasil Intervensi Rasional
gal Keperawatan
1 Jum’at/ 7 Ketikefektifan bersihan Setelah dilakukan tindakan 1. Managemen 1. Membantu
Juni 2019 jalan nafas keperawatan selama 3x8 jam batuk pasien untuk
diharapkan status pernafasan a. Dukung mengeluark
pasien membaik dengan pasien an lender
criteria hasil sebagai berikut: menarik nafas
1. Status pernafasan: dalam berkali-
ventilasi kali dan
Indikator target melakukan
orthopnea 5 batuk efektif
b. Minta pasien
Akumulasi 5 untuk batuk
sputum dilanjutkan
Gangguan 5 dengan
suara saat beberapa
auskultasi periode nafas
Penggunaa 5 dalam
n otot
bantu 2. Terapi oksigen
pernafasan a. Siapkan
peralatan 2. Memenuhi
Keterangan: oksigen kebutuhan
1: sangat berat b. Monitor oksigen di
2: berat aliran dalam tubuh
3: cukup oksigen 8 pasien
4: ringan L/menit
5: tidak ada c. Periksa
peralatan
pemberian
oksigen
secara
berkala

3. Monitor
pernafasan 3. Memantau
a. Monitor pernafasan
suara nafas pasien agar
tambahan mengetahui
seperti perkembang
b. Auskultasi annya
suara nafas,
catat adanya
penurunan
atau tidak
adanya
ventilasi dan
keberadaan
suara nafas
tambahan
c. Monitor
keluhan
sesak nafas
pasien

2 Hipertermi Termoregulasi (0800) Perawatan demam


Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau suhu
keperawatan selama 3x8 jam, dan tanda-
diharapkan termoregulasi tanda vital
pasien dapat membaik dengan lainnya
indikator: 2. Monitor
Indikator Target asupan dan
pengeluaran
Berkeringat 5 3. Beri obat atau
saat panas cairan IV
4. Tutup pasien
dengan
Peningkatan 5 selimut atau
suhu kulit pakaian ringan
(selimut atau
Keterangan: pakaian
1: sangat terganggu hangat saat
2: banyak terganggu fase dingin
3: cukup terganggu dan pakaian
4: sedikit terganggu atau linen
5: tidak terganggu ringan untuk
fase demam)
5. Dorong
konsumsi
cairan
6. Terapkan
pembatasan
aktivitas
XIII. IMPLEMENTASI
No Tanggal/Pukul DX Implementasi Respon Klien Paraf
dan
nama
terang
1 Jum’at, 7 Juni I 1. Menanyakan keluhan S: pasien
2019/ pukul pasien mengatakan kadang
16.00 sesak dan batuk-
batuk, dahak dapat
keluar tetapi sedikit-
sedikit
O: pernafasan pasien
cepat dan
menggunakan otot
bantu pernafasan

2. Mendengarkan bunyi S: -
nafas di kedua lapang O: terdengar ronkhi
paru pasien kasar pada area
lobus bawah di
kedua paru pasien

3. Menghitung frekuensi S: -
pernafasan pasien O: RR 50 kali/menit

4. Memberi edukasi pada S: keluarga pasien


keluarga pasien supaya mengatakan
minum air hangat untuk anaknya sering
membantu minum air hangat
mengencerkan dahak O: terdapat air
pasien hangat di meja
pasien

5. Menanyakan dan S: pasien


mengenalkan batuk mengatakan tidak
efektif dan fungsinya tahu dan belum
pada pasien dan pernah melakukan
keluarganya batuk efektif
O: pasien
mendengarkan

6. Mengajarkan batuk S: -
efektif O: pasien melihat
dan mendengarkan

7. Meminta pasien S: pasien


mengulangi langkah mengatakan masih
batuk efektif bingung
O: pasien belum
melakukan nafas
dalam sebelumnya

8. Memeriksan air dalam S: -


humidifier tercukupi O: humidifier cukup
terisi air

9. Memastikan aliran S: -
oksigen 8 L/menit O: aliran oksigen 8
L/menit

10. Memberikan obat S: -


ambroxol sirup O: ambroxol sirup
telah masuk

II 1. Mengukur suhu pasien S: -


O: suhu pasien 38.7
derajat celcius, kulit
teraba panas

2. Memberikan kompres S: -
hangat O: terpasang
kompres hangat
pada kening pasien

3. Memberikan obat S: -
paracetamol 500 mg O: obat parasetamol
500 mg telah masuk
melalui IV

4. Dorong pasien dan S: ibu pasien


keluarga meningkatkan mengatakan
minum anaknya sering
minum air putih
O: terdapat botol
mineral 1 L di meja
pasien
2 Sabtu, 8 Juni I 1. Menanyakan keluhan S: pasien
2019/ pukul sesak nafas dan mengatakan masih
16.00 pengeluaran dahak sesak
pasien O: pernafasan pasien
cepat dan dangkal,
tampak
menggunakan otot
bantu pernafasan

2. Mendengarkan bunyi S: -
pernafasan di kedua O: masih terdengar
lapang paru suara ronkhi kasar
pada area lobus
bawah kedua lapang
paru

3. Menghitung frekuensi S: -
pernafasan pasien O: RR 47 kali/menit

4. Menanyakan apakah S: pasien


menggunakan batuk menggelengkan
efektif jika ingin batuk kepala, keluarga
pasien mengatakan
kadang-kadang
dilatih
O: pasien
mengeluarkan
dahaknya 1 kali saat
batuk

5. Meminta pasien S: -
mengulangi batuk efektif O: pasien tidak
dapat ambil nafas
panjang maksimal

6. Mengingatkan pada S: keluarga


keluarga untuk memberi mengatakan sering
minum air hangat memberikan minum
air hangat
O: terdapat gelas air
hangat di meja
pasien

7. Memberikan obat S: -
ambroxol sirup O: ambroxol sirup
telah masuk

II 1. Mengukur suhu pasien S: -


O: suhu pasien 37,9
derajat celcius

2. Memberikan obat S: -
paracetamol 500 mg O: obat paracemol
500 mg telah masuk

3. Mengingatkan keluarga S: ibu pasien


memberikan minum ke mengatakan pasien
pasien lebih sering sudah minum 3
gelas mineral
3 Minggu/ 9 Juni I 1. Observasi tanda-tanda S: pasien penurunan
2019 vital pasien kesadaran
Pukul 22.00 O: TD: 99/65
WIB mmHg; RR: 34
kali/menit

II 1. Monitor suhu pasien S: pasien penurunan


kesadaran
O: suhu tubuh 37,7
derajat celcius

XIV. EVALUASI KEPERAWATAN


No. Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Evaluasi
Keperawatan
1 Jum’at/7 Juni Ketidakefektifan bersihan S : Pasien mengatakan masih sesak dan dahak
2019/16.40 WIB jalan nafas dapat keluar tetapi hanya sedikit
O: RR 50 kali/menit, pernafasan pasien cepat dan
dangkal, terdengar bunyi ronkhi kasar pada area
lobus bawah kedua lapang paru, dan tampak
penggunaan otot bantu pernafasan
A: masalah keperawatan belum teratasi dengan
indikator status pernafasan: ventilasi sebagai
berkut:
Indikator Awal target Saat
ini
orthopnea 2 5 2
Akumulasi 2 5 2
sputum
Gangguan 2 5 2
suara saat
auskultasi
Penggunaan 2 5 2
otot bantu
pernafasan

P: monitor RR dan suara tambahan pernafasan,


mengingatkan untuk minum air hangat,
pemberian intervensi batuk efektif dilanjutkan

Hipertermi
S : ibu pasien mengatakan anaknya masih panas
dan lemas
O: suhu tubuh 38,8 derajat celcius, kulit teraba
panas, pasien tampak berkeringat
A:masalah keperawatan belum teratasi, dengan
indikator termoregulasi sebagai berikut:
Indikator Awal Target Saat ini

Berkeringat 3 5 3
saat panas

Peningkatan 2 5 2
suhu kulit

P: pantau perubahan suhu tubuh, pemberian


penurun panas dilanjutkan jika suhu tubuh di atas
37,5 derajat celcius.
2 Sabtu/8 Juni Ketidakefektifan bersihan S: Pasien mengatakan masih sesak dan dahak
2019/16.30 jalan nafas sudah dapat keluar lebih sering
O: RR 47 kali/menit, pernafasan pasien masih
cepat dan dangkal, masih terdengar bunyi ronkhi
kasar pada area lobus bawah kedua lapang paru,
dan masih tampak penggunaan otot bantu
pernafasan
A: masalah keperawatan belum teratasi dengan
indikator status pernafasan: ventilasi sebagai
berkut:
Indikator Awal target Saat
ini
orthopnea 2 5 2
Akumulasi 2 5 3
sputum
Gangguan 2 5 3
suara saat
auskultasi
Penggunaan 2 5 3
otot bantu
pernafasan

P: monitor RR dan suara tambahan pernafasan,


mengingatkan untuk minum air hangat,
pemberian intervensi batuk efektif dilanjutkan

S : ibu pasien mengatakan anaknya masih panas


dan lemas
O: suhu tubuh 37,7 derajat celcius, kulit teraba
panas, pasien tampak berkeringat lebih banyak
A:masalah keperawatan belum teratasi, dengan
indikator termoregulasi sebagai berikut:
Indikator Awal Target Saat ini

Berkeringat 4 5 4
saat panas

Peningkatan 3 5 3
suhu kulit

P: pantau perubahan suhu tubuh, pemberian


penurun panas dilanjutkan jika suhu tubuh di atas
37,5 derajat celcius.
3 Minggu/9 Juni 2019 Ketidakefektifan bersihan S : pasien mengalami penurunan kesadaran
jalan nafas O: TD: 99/65 mmHg, RR: 34 kali/menit, dan
suhu 37,7 derajat celcius
A: Masalah keperawatan belum teratasi dengan
indikator status pernafasan: ventilasi sebagai
berkut:
Indikator Awal target Saat
ini
orthopnea 2 5 2
Akumulasi 2 5 3
sputum
Gangguan 2 5 3
suara saat
auskultasi
Penggunaan 2 5 4
otot bantu
pernafasan

P: Monitor tanda-tanda vital

Hipertermi
S: pasien mengalami penurunan kesadaran
O: suhu pasien 37,7 derajat celcius
A: masalah keperawatan belum teratasi, dengan
indikator termoregulasi sebagai berikut:
Indikator Awal Target Saat ini

Berkeringat 4 5 4
saat panas

Peningkatan 3 5 4
suhu kulit

P: Monitor tanda-tanda vital


LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A
DENGAN BRONKHOPNEUMONIA DI RUANG ASTER
RSUD PROF. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Disusun Oleh
Gustiani Ike Saraswati
I4B018097

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2019

Anda mungkin juga menyukai