Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEJADIAN LUAR BIASA

STASE KEGAWATDARURATAN DAN KRITIS


DI RUANG IGD RSUD BANYUMAS

Oleh :
TETI SURANTIKA
I4B018089

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN PROFESI NERS
PURWOKERTO
2019
KEJADIAN LUAR BIASA
DI RUANG IGD RSUD BANYUMAS

A. GAMBARAN KASUS
Pada tanggal 01 Agustus 2019 saya masuk shift pagi di ruang IGD RSUD
Banyumas. Seperti biasa rutinitas IGD dipagi hari sibuk dengan keluar masuknya pasien
yang ingin mendapatkan perawatan. Waktu kurang lebih pukul 08.30 WIB, datang pasien
Sdr.P 22 tahun post jatuh dari sepeda motor. Pasien datang diantar oleh warga dan
mengatakan jatuh dengan riwayat tanpa menggunakan helm. Warga yang menolong
hanya mengatakan menolong pasien, tanpa mengetahui bagaimana pasien terjatuh.
Pasien mengalami luka ringan dibeberapa bagian tubuhnya dan terdapat luka terbuka
pada pelipis kanan, lengan kiri atas, punggung telapak kaki kanan yang mengharuskan
pasien untuk diberikan tindakan hecting. Akral teraba dingin dan nampak bekas darah
keluar dari hidungnya yang dapat mengindikasikan pasien mengalami perdarahan
didalam kepalanya. Hasil pemeriksaan GCS (E3, M4,V2). Dokter langsung memberikan
informasi kepada keluarga yang pada saat itu baru datang.
Terdapat 1 perawat ruangan dan dua mahasiswa (termasuk saya) untuk melakukan
perawatan pada pasien tersebut. Pada saat diberikan tindakan hecting pasien masih
mampu meronta dan berteriak gelisah. Darah terus menerus mengalir dari lengan kiri
atas. Saya pun mencoba memegangi kaki dan tangan yang sangat aktif untuk mengurangi
gerakan pasien. Proses hecting berlangsung sedikit lama dikarenakan pasien sangat
gelisah dan meronta merasakan sakit. Pasien masih tetap meronta sampai proses hecting
dan perawatan luka selesai. Keadaan tersebut mengkibatkan pasien harus dipasang
restrain. Pasien diprogramkan untuk melakukan CT-scan namun menunggu
kegelisahannya menurun. Proses perawatan pasien berlangsung kurang lebih sekitar 1
jam. Setalah di restrain pasien masih tetap meronta kurang lebih 15 menit dan pasein
mulai tenang. Setelah itu saya pergi untuk melakukan tindakan pada pasien lain. Kurang
lebih 30 menit, saya melihat kondisi pasien Sdr.P kembali. Disana sudah ada rekan saya
yang akan melakukan injeksi ketorolak pada pasien. Namun, ternyata ketika akan
melakukan injeksi tiba-tiba pasien apneu. Pada sata itu saya diperintahkan untuk
memeriksa pasien lain tanpa dapat membantu melakukan pemeriksaan EKG untuk
memastikan pasien masih hidup atau sudah meninggal. Dari luar ruangan saya
mendengar tangisan keluarga pasien dan ternyata Sdr. P meninggal dunia. Setelah saya
selesai melakukan tindakan kepada pasien lain, saya membantu melakukan perawatan
jenazah pada Sdr. P.
B. HASIL OBSERVASI
Sdr.P datang ke IGD dengan masalah cidera kepala berat dengan kesadaran yang
terus menerus menurun. Perawatan pada pasien sebetulnya sudah cukup cepat. Pasien
datang langsung dimasukan ke ruang OK-Minor dan diberikan tindakan. Tindakan untuk
mengurangi adanya peningkatakan TIK juga dilakukan meliputi pemberian oksigenasi
menggunakan nasal kanul 4 lpm, pemantauan ketat tanda-tanda TIK, serta pengaturan
posisi tidur dengan kepala lebih tinggi langsung diberikan dari awal ketika pasien datang.
Namun pemantauan TTV dan GCS tidak setiap waktu dilakukan, hanya di awal ketika
pasien datang dan dilakukan perawatan. Pemeriksaan CT-scan pun sudah diprogramkan
untuk mengetahui apakah terdapat perdarahan pada otak atau kepala bagian dalam atau
tidak. Pemberian obat juga akan segera diberikan, namun kondisi pasien ternyata sudah
tidak memungkinkan.
C. ANALISA PERMASALAHAN
Dari kejadian yang terjadi pada Sdr.P tersebut, menjadikan pembelajaran bagi kita semua
penanganan terhadap pasien yang mengalami CKB memang harus cepat dan tepat.
Sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana kronologi jatuhnya pasein. Selain itu,
pemantauan TTV dan GCS setiap waktu harus dilakukan untuk melihat apakah terjadi
perburukan pada kondisi pasien. Sehingga perawat dapat mempersiapkan jika terdapat
kejadian yang tidak diduga. CT scan juga penting untuk melihat apakah terjadi
perdarahan pada kepala bagian dalam atau tidak.
D. ANALISA TERULANG DI MASA YANG AKAN DATANG
Beberapa hal yang dapat dilakukan dan diperhatikan adalah:
Penatalaksanaan Cidera Kepala:
 Konservatif
a. Bedrest total
b. Pemberian obat-obatan
c. Observasi tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran (GCS)
d. Tindakan terhadap peningkatan TIK
- Pemantauan TIK dengan adekuat
- Oksigenasi adekuat
- Pemberian manitol
- Penggunaan steroid
- Peningkatan kepala tempat tidur
- Bedah neuro
e. Tindakan pendukung
- Dukung ventilasi
- Pencegahan kejang
- Pemeliharaan cairan
- Terapi antikonvulsan
E. REFLEKTIF BAGI DIRI SENDIRI
Hal yang harus diperhatikan untuk perbaikan kedepannya adalah harus semakin
peka terhadap situasi tanpa disuruh. Harus semakin peka tehadap kondisi pasien tanpa
disuruh. Berpikirlah kritis mengenai suatu kondisi. Sebetulnya jika pada saat itu dari
saya sendiri memonitor TTV dan GCS pasein mungkin saja kejadian pasien apneu
mendadak dapat diminimalisir walaupun memang kondisi pasien juga sudah tidak dapat
tertolong.

Anda mungkin juga menyukai