Oleh:
1.2 Pertanyaan
1. Kedaruratan apa yang ada pada pasien ini?
2. Tindakan apa yang dilakukan ketika menerima pasien ini di IGD?
3. Apa assesment anda?
4. Pemeriksaan apa yang dibutuhkan?
5. Bagaimana assesment lanjutan anda?
6. Tindakan apa yang dilakukan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kedaruratan medik apa yang dijumpai pada pasien?
● Penurunan Kesadaran
Kesadaran adalah kondisi dimana seseorang sadar terhadap diri sendiri dan
lingkungannya. Kesadaran terdiri dari dua aspek yaitu bangun (wakefulness) dan
ketanggapan (awareness). Sehingga dapat diartikan bahwa penurunan kesadaran
sebagai penurunan ketanggapan terhadap diri sendiri lalu diikuti dengan
penurunan ketanggapan terhadap lingkungan sekitar (Avner, 2006). Kesadaran
diatur oleh kedua hemisfer otak dan ascending reticular activating system (ARAS),
yang meluas dari midpons ke hipotalamus anterior. RAS terdiri dari beberapa jaras
saraf yang menghubungkan batang otak dengan korteks serebri.
Terdapat empat kategori penyebab terjadinya penurunan kesadaran yaitu
(Cooksley dkk, 2018) :
1. Neurologi = Stroke Iskemik, perdarahan intraserebral, perdarahan
subarachnoid, brain tumor, infeksi pada susunan saraf pusat, hidrosefalus,
trauma, dll.
2. Metabolik = hipoglikemia, hiperglikemia, hiponatremia, hipotiroid, uremia,
hiperkapnea, encephalopathy hepatikum, dll.
3. Disfungsi fisiologis otak difus = kejang, intoksikasi alkohol, intoksikasi
opioid, overdosis obat, keracunan, hipotermi, neuroleptic malignant
syndrom
4. Psikiatri = koma psikiatri, malingering
2.2 Tindakan apa yang sejawat lakukan ketika menerima pasien ini di IGD?
● TRIAGE
Melakukan pemilahan pasien gawat darurat berdasarkan kebutuhan pertolongan
medisnya apakah pasien emergensi, urgent atau non-urgent yang dinilai dari tanda
vital dan keadaan umum pasien. Pada pasien ditemukan adanya penurunan
kesadaran dengan GCS 123, hipotensi, takikardi, saturasi di bawah 92% sehingga
termasuk dalam kondisi emergensi dan perlu segera mendapatkan pertolongan.
● Primary Survey
Mencari keadaan yang dapat mengancam jiwa dengan segera dan mengatasi
keadaan tersebut dalam waktu singkat dengan menggunakan pendekatan ABCDE :
- Airway : Menilai adanya obstruksi jalan napas/gangguan proteksi jalan napas
dan membebaskan/menjaga patensi jalan napas. Sehingga tindakan yang perlu
diberikan adalah melakukan head tilt dan chin lift serta memastikan saluran
nafas terbuka dan tidak ada hambatan.
- Breathing : Mengkaji adanya masalah breathing yang mengancam nyawa
yang dinilai dari frekuensi napas dan saturasi oksigen pasien. Pada pasien
didapatkan frekuensi napas yang meningkat 28 kali per menit dan saturasi
oksigen 90% sehingga diberikan masker oksigen 10 liter per menit.
- Circulation : Menentukan apakah pasien dalam kondisi syok atau tidak yang
ditandai dengan adanya gangguan perfusi jaringan. Tanda dari gangguan
perfusi jaringan/ hipoperfusi meliputi takikardi, nadi lemah, akral/ekstremitas
dingin, Capillary Refill Time >2 detik, penurunan kesadaran, oliguria/anuria,
dan pulse pressure menyempit. Pada pasien didapatkan tanda-tanda gangguan
perfusi jaringan sehingga diberikan loading cairan berupa NaCl 0,9% 500 ml
setiap 30 menit selama 2 jam. Pasien juga dilakukan pemasangan kateter urin
untuk mengevaluasi produksi urin dengan target 0,5 - 1 cc/kg/jam.
- Disability : Mengkaji apakah pasien mengalami penurunan kesadaran dan
mencari tanda lateralisasi dengan melakukan penilaian kesadaran secara cepat
meliputi: 1) Alert : apakah pasien mampu bicara, orientasi tempat dan waktu
baik tanpa stimulus, 2) Verbal : apakah pasien responsif jika dipanggil, 3)
Pain : responsif hanya terhadap stimulus nyeri, atau 4) Unresponsive : tidak
ada respon terhadap stimulus apapun. Pada pasien didapatkan respon verbal
dan nyeri yang minimal.
- Exposure : Mengevaluasi permukaan tubuh untuk memastikan tidak adanya
trauma. Pada pasien didapatkan adanya luka di ujung ekstremitas bawah kiri.
● Secondary survey
- Setelah dilakukan primary survey, maka dilakukan secondary survey apabila
kegawatdaruratan sudah teratasi. Pada secondary survey dilakukan pemeriksaan
yang lebih komprehensif dengan melakukan anamnesis menyeluruh dimulai dari
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga, riwayat pengobatan atau konsumsi obat, dan riwayat
psikososial. Pemeriksaan fisik lengkap mulai dari tanda-tanda vital dengan
mengecek kesadaran pasien menggunakan glasgow coma scale, tekanan darah,
nadi, frekuensi nafas, suhu, dan skala nyeri. Pemeriksaan penunjang sesuai
indikasi.
- Pada anamnesis pasien didapatkan bahwa pasien an. Tn. L/63
tahun/Surabaya/Tidak Bekerja/Belum Menikah dibawa ke IGD oleh Tim Gerak
Cepat Surabaya. Pasien ditemukan terbaring tidak sadar, respon minimal pada
suara dan rangsang nyeri. Tidak terdapat tanda cedera maupun kecelakaan pada
tubuh pasien. Pasien sadar setelah dilakukan resusitasi, pasien mengatakan bahwa
tubuh terasa lemas, energi berkurang, dan demam sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien mengatakan sedang di tengah perjalanan ke rumah saudaranya
tetapi pasien merasa lemas lalu pasien pingsan. Pasien juga mengatakan bahwa
kaki kirinya terasa gatal sejak dua minggu yang lalu dan mulai terasa panas dan
nyeri. Tidak ada keluhan batuk, nyeri tenggorokan, sesak, mual, muntah, diare,
ataupun kelemahan pada ekstremitas. Tidak didapatkan riwayat diabetes,
hipertensi, penyakit liver maupun keganasan. Didapatkan riwayat merokok sejak
20 tahun yang lalu, tidak didapatkan riwayat penyalahgunaan obat maupun
alkohol. Pasien masih sering keluar, pergi ke pasar, dan jarang menggunakan
masker. Pasien tidak mengetahui apakah ada seseorang terinfeksi COVID-19
disekitar pasien.
- Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
● GCS : 1-2-3 -> 4-5-6
● Vital Sign :
○ Tekanan Darah : 110/80 mmHg
○ Nadi : 110 x/ menit
○ Respiratory rate : 24 x/menit, pola pernafasan kussmaul
○ Suhu : 370 C
● Kepala/Leher : a-/i-/c-/d-, pkgb-
● Thorak : dalam batas normal
● Abdomen : dalam batas normal
● Ekstremitas : Luka pada dorsal pedis sinistra
Radiologi (29/05/2020)
● Kurang inspirasi
● Cor dalam batas normal
● Infiltrat di lobus superior hemithorax sinistra dan lobus medius hemithorax dextra,
tidak ada efusi, kedua sudut costophrenicus tajam
● Suspek pneumonia