Anda di halaman 1dari 2

C.

OUTLINE PROPOSAL

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kota Banda Aceh merupakan wilayah aktif yang juga memiliki permasalahan lalu lintas
khususnya pada persimpangan jalan. Hal ini karena volume lalu lintas yang dapat ditampung
sebuah jaringan jalan dipengaruhi juga oleh kapasitas simpang pada jaringan jalan tersebut
ataupun sebaliknya. Lalu lintas merupakan suatu keadaan yang menggunakan pengaturan
traffic light untuk mengendalikan arus lalu lintas pada persimpangan.
Persimpangan adalah pertemuan dari beberapa ruas jalan yang mana kendaraan saling
bergerak antar satu dengan yang lainnya sehingga menjadi daerah yang memiliki potensial
terjadinya konflik. Suatu simpang yang tidak diatur dengan baik dapat menyebabkan masalah
pada persimpangan. Analisis kapasitas dan evaluasi pada persimpangan merupakan hal yang
penting dalam menilai karakteristik dan seberapa besar tingkat kinerja persimpangan tersebut.
Salah satu simpang yang ada di Kota Banda Aceh yang perlu untuk di perbaiki adalah Simpang
Punge, yang merupakan salah satu persimpangan tak bersinyal berlengan empat sebagai titik
temu dan distribusi pergerakannya. Tarikan yang muncul pada Simpang Punge antara lain
disebabkan akses keluar dan masuk kota Banda Aceh, akses menuju instasi perkantoran,
pendidikan, tempat sejarah, dan tempat wisata.
Kondisi seperti diatas menyebabkan tingkat kepadatan dan keramaian lalu lintas pada
kawasan Simpang Punge. Pada kawasan Simpang Punge ini terdapat sebuah simpul pertemuan
empat jalan arteri sekunder yang mempertemukan Jl. Sultan Iskandar Muda – Jl. Punge Blang
Cut – Jl. Cempaka Punge Jurong. Oleh sebab itu, pada jam - jam sibuk terjadi kepadatan lalu
lintas pada lengan persimpangan tersebut. Hal ini dilihat dari penelitian sebelumnya didapatkan
jumlah kendaran terbanyak yaitu 3053 kendaraan yang dilewati pada jalan Sultan Iskandar
Muda (D) (Arah kota ke Ulee Lheu) dan yang paling sedikit dilewati adalah pada ruas jalan
Cempaka Punge Jurong (A) dengan total jumlah 559 kendaraan yang menunjukkan nilai DS
(Derajat Kejenuhan) sebesar 1,851 yang sudah melebih nilai DS > 0,85 (Taufiqy,2016).
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan evaluasi, analisis dan juga
pemodelan pada Simpang Punge menggunakan metode MKJI dan software PTV Vissim
sebagai perangkat lunak. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 merupakan salah satu
pedoman untuk analisis kinerja ruas jalan di Indonesia. MKJI 1997 berfungsi untuk
menganalisis jalan yang sudah ada maupun membuat jalan baru yang sedang direnacakan.
Lingkup dari MKJI 1997 sendiri sangat luas, yaitu daerah simpang bersinyal, simpang tak
bersinyal, bagian jalinan, jalan perkotaan, jalan luar kota dan jalan bebas hambatan. Sedangkan
Software Vissim adalah perangkat lunak aliran mikroskopis untuk pemodelan lalu lintas.
Pembuatan pemodelan pada simpang tak bersinyal ini akan membantu perencana dalam
mengurangi penumpukan kendaraan pada tiap persimpangan, sehingga kemacetan dapat diurai,
keuntungan yang didapatkan dari pemodelan transportasi adalah hasil yang didapatkan dari
pemodelan hampir menyerupai dari keadaan real di dunia nyata, aplikasi ini dapat memodelkan
kondisi lapangan dalam bentuk simulasi 2D dan 3D.
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dibuat suatu identifikasi masalah yaitu
bagaimanakah kinerja simpang tak bersinyal pada kondisi eksisting, bagaimanakah kinerja
persimpangan dengan menggunakan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL).
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan kinerja simpang tak bersinyal
pada kondisi eksisting, menentukan kinerja persimpangan dengan menggunakan Alat Pemberi
Isyarat Lalu Lintas (APILL).
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mempelancar pergerakan arus lalu lintas pada
simpang Punge Kota Banda Aceh sehingga para pengguna jalan bisa melewati simpang dengan
aman dan nyaman, sebagai bahan kajian dan masukan untuk penelitian selanjutnya, dan juga
bisa dijadikan rujukan kepada pihak terkait apabila persimpangan tersebut memerlukan Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) untuk mengurangi kepadatan yang terjadi.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka dalam penelitian perlu dilakukan beberapa
batasan-batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Pengumpulan data terdiri atas peta Simpang Punge Banda Aceh, Arah Pergerakan sesuai
geometrik, dan volume lalu lintas pada jam puncak.
2. Menganalisis kinerja Simpang Punge Banda Aceh pada kondisi tak bersinyal maupun
bersinyal dengan menggunakan metode MKJI dan software VISSIM sebagai perangkat
lunak.

Anda mungkin juga menyukai