Anda di halaman 1dari 4

Review Jurnal Oral mucosal lesions in older people: relation to salivary secretion, systemic

diseases and medications

Di seluruh dunia, proporsi orang lanjut usia meningkat dengan cepat, dan seiring
bertambahnya usia, orang lebih cenderung mengalami masalah kesehatan umum dan mulut
(Marengoni et al, 2008; Harford, 2009; Thomson dan Ma, 2014). Berdasarkan beberapa
penelitian atau studi terdahulu mengenai hubungan lesi mukosa mulut dengan beberapa faktor
sistemik maupun lokal. Beberapa penelitian menyatakan bahwa angka prevalensi terjadinya
lesi mukosa mulut pada lansia berhubungan dengan usia (Lin et al, 2001; Jainkittivong et al,
2002; Pentenero et al, 2008), jenis kelamin (Lin et al, 2001; Pentenero et al, 2008), tembakau,
dan konsumsi alkohol (Lin et al, 2001; Pentenero et al, 2008; Dundar dan Ilhan Kal, 2007),
dan terutama penggunaan gigi tiruan (Vigild, 1987; Jainkittivong et al, 2002; Pentenero et al,
2008).
Study pada hubungan faktor lokal dan penyakit mulut banyak dilakukan tetapi studi
pada hubungan lesi oral mukosa, kondisi sistemik, konsumsi obat rutin dan glandula saliva
jarang dilakukan. Ditunjukkan pada beberapa penelitian bahwa diabetes dan konsumsi
obatrutin masing- masing bisa jadi signifikan sebagai faktor resiko stomatitis denture/
hiperplasia dan ulser traumatik (Dundar dan Ilhan Kal, 2007), dimana kerentanan untuk
perkembangan lesi oral tidak dipengaruhi oleh konsumsi obat rutin dan mulut kering
(Espinoza et al, 2003)

Judul Oral mucosal lesions in older people: relation to salivary


secretion, systemic diseases and medications
Jurnal Journal Of Oral Disease
Volume & Halaman Vol. 21, Hal. 721-729
Tahun 2015
Penulis AM Lynge Pedersen, B Nauntofte, D Smidt, LA Torpet
Reviewer Denna Idryareza Augustyana
Tanggal 1 November 2019

Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan
prevalensi lesi mukosa oral dan untuk mencari hubungan
antara usia, jenis kelamin, penyakit sistemik / kondisi medis,
asupan obat-obatan, konsumsi tembakau dan alcohol, aliran
saliva glandula labialis yang distimulasi dengan mengunyah dan
yang tidak terstimulasi, xerostomia dan lesi oral mukosa pada
komunitas Danish berumur 65-95 tahun
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 668 orang Denmark dengan rentang
usia 65-95 tahun.
Assesment Data Menggunakan beberapa cara, yakni :
1. Wawancara
2. Questionare
3. Observasi Klinis
4.
Metode penelitian Cross Sectional Study
Langkah penelitian Penelitian ini dijalan
1. Dilakukan interview mengenai kondisi medis/kondisi
sistemik, konsumsi obat dan obat-obatan herbal harian,
supplemen harian, ada atau tidaknya mengalami mulut
kering atau xerostomia dalam 3 bula terakhir disertai
pengisian questionnare mengenai kebiasaan merokok dan
minum minuman beralkohol.
2. Pengukuran laju aliran saliva dengan menggunaka the
draining method selama 10 menit dan pengukuran laju
aliran saliva yang terstimuasi dengan mengunyah selama
5 menit. Dimana sampel diminta untuk menahan diri
tidak melakukan makan, minum, mengunyah permen
karet, menggosok gigi dan merokok 1 jam sebelumnya.
3. Dilakukan observasi klinis mulut untuk melihat lesi oral
yang sesuai dengan International Classification Of
Disease dari Guideline WHO. Dilakukan pula
pengambilan candida pada dorsal seluruh sampel
(participant), dan smears ini dilakuan juga pada bagian
lesi-lesi lain atau simpton dari lesi tersebut.
4. Dilakukan analisis statistik menggunakan Pearson’s
chisquared test atau Fisher’s exact test untuk hubungan
variabel kategorik. Hubungan antara usia dengan
banyaknya medikasi dan penyakit dilakukan dengan
ANOVA. Perbandingan pada usia participants dengan
penyakit dan mereka yang melakukan medikasi
menggunakan two-sample t-test. Perbandingan pada usia
dengan lesi oral dan lesi oral yang spesifik menggunakan
two-sample t-test untuk mean nya. Perbandingan diantara
laju aliran saiva dan lesi oral dan lesi oral spesifik di
analisis dengan the Wilcoxon rank-sum test or Kruskal–
Wallis test.
Hasil Penelitian - Tabel 1 menjelaskan bahwa pada penelitian ini jumlah
wanita lebih banyak dibandingkan pria, dan usia
cenderung lebih tua wanita dibandingkan pria. Rata-rata
usia 76,1 – 74,4 tahun.
- Tabel 2 menjelaskan tentang prevalensi dari berbagai
varasi lesi pada mukosa. Dari 668 partisipan ditemukan
75% di antaranya memiliki lesi. Prevalensi varian lesi
terbanyak adalah lingual variscosities (28,3%), denture
stomatitis (12,7%), candidiasis (11,8%), fissured tongue
(9,1%) dan frictional keratoses (8,4%)
Secara keseluruhan lesi mukosa ditemukan lebih banyak
pada orang yg memiliki penyakit sitemik/dalam masa
pengobatan dibandingkan dengan orang yang sehat tanpa
obat. Selain itu merokok dan xerostomia juga memilik
keterkaitan dengan adanya lesi pada mukosa.
Dibuktikan dengan penemuan beberapa varian lesi dibawah ini :
- Sublingual varicosities ditemukan paling banyak pada
partisipan yg memiliki penyakit sistemik/dalam masa
pengobatan. Pada tabel juga dijelaskan adanya keterkaitan
varicosities dengan penyakit kardiovaskular tetapi tidak
terkaiy dengan umur dan gender.
- Candida hyphae banyak ditemukan pada pria, perokok
dan memiliki penyakit sistemik, dan mempunyai lebih
dari 3 penyakit sistemik, dan mengkonsumsi lebih dari 6
obat medikasi perhari disertai laju aliran saliva yang
rendah saat distimulasi dan tidak terstimulasi. Secara
klinis candida hyhae berada pada beberapa lesi oral
contohnya adalah oral candidiasis yang meliputi denture
stomatitis, fissured tongue, atrophic tongue, median
rhomboid glossitis, dan lesi ini berhubungan dengan
rendahnya laju aliran saliva.
- Sekitar 80% dari lesi oral yang ditemukan adalah
frictional keratosis, yang berada pada mandibular alveolar
ridge dan mempunyai hubungan dengan pemakaian
partial atau full denture. Oral frictional keratosis tersebut
berhubungan dengan xerostomia dan laju aliran saliva
ketika tidak terstimulasi yang rendah, tetapi tidak
memiliki hubungan dengan umur dan gender.
- Fissured tongue ditemukan lebih banyak pada wanita,
lobulated tongue hanya ditemukan pada wanita. Fissure
tongue dan atrophic tongue ada keterkaitannya dengan
low unstimulated saliva flow rate dan xerostomia,
participants yang mengkonsumsi obat dan umur.Atrophic
Tongue juga berhubungan dengan konsumsi obat dan laju
aliran saliva saat terstimulasi dan tidak yang rendah dan
hyposalivation. Athropic tongue, lobular tongue, atau
fissured tongue mempunyai hubungan dengan umur dan
gender
- Leukoplakia tidak terkait dengan umur tetapi sering pada
pria, perokok dan alcoholic.
- Participants melaporkan 1 – 11 penyakit yang bisa
dimilki. Urutan penyakit pertama yang ditemukan pada
kategori C adalah umunya hipertensi, hypertension,
hypercholesterolaemia and cardiac arrhythmia and
category M including predominantly osteoarthritis and
osteoporosis. diagnosis yg sering diteukan lebih lanjut
untuk sistem organ yang lain adalah pada categories: A
(diabetes mellitus), G (prostate hyperplasia), H
(myxoedema), N (anxiety/depression) and R
(asthma/bronchitis). Secara umum wanita memilki tingkat
kesehatan yang lebih rendah daripada pria, dengan banyak
wanita memiliki thyroid disease dan muskoskeletal
disease. Pria banyak ditemukan genitourinary disease
- Ditemukan adanya hubungan antara tingkat keparahan
penyakit dan status merokok participants. Adanya
hubungan yang signifikan antara status merokok dan
penyakit cardiovascular.
- Pada tabel 3 dijelaskan bahwa candida hype include
denture stomatitis, fissured tongue, atrophic tongue dan
rhomboid glossitis memilik keterkaitan dengan laju aliran
saliva yg rendah tidak distimulasi (chewing-stimulated).
Fissured tongue dan atrophic tongue banyak ditemukan
pada wanita, ada xerostomia dan low unstimulated saliva.
Oral candidiasis banyak ditemykan pada pria yang
usianya lebih tua, perokok dan memiliki lebih dari 3
penyakit, low saliva flow rate.

Kekuatan Penelitian 1. Memiliki jumlah sampel yang besar dimana dapat


menghasilkan hasil yang lebih presisi dan perseberan
data yang normal
2. Melakukan penelitian dengan mengambil data primer
yang beragam dengan kuesioner, wawancara, dan
pemeriksaan klinis

Kelemahan Penelitian 1. Tidak dipaparkannya semua analisis statistik


2. Pemaparan di diskusi tidak mencatumkan semua hasil
yang didapat
3. Kurannya dasar teori pada penelitian
Kesimpulan Oral lesi banyak ditemukan atau lebih prevalent pada orag-
orang Danish. Lesi Tersebut mempunyai hubungan dengan
faktor lingkungan dan lokal tetapi tidak dengan umur dan
gender. Lesi pada lidah terutama athropic dan fissure pappilae
lidah, adalah indikasi klinis dari drug-induced xerostomia dan
hipofungsi glandula salivaris. Kolonisasi kandida dan oral
kandidiasis adalah faktor lanjut yang diperhatikan pada orang
tua lanjut yang mengikuti pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai