Anda di halaman 1dari 19

RUMAH SAKIT TK IV.01.07.

02 BINJAI
KOMITE PPIRS

PANDUAN ICRA

RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.02 BINJAI


Jl. Bandung No.04 Telp (061) 8827705
Tahun 2018
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.01
RUMAH SAKIT TK IV 01.07.02

PANDUAN ICRA

BAB I
DEFINISI

Infection Control Risk Assesment ( ICRA ) adalah suatu proses


berkesinambungan yang memiliki fungsi preventif dalam peningkatan mutu
pelayanan. Menurut definisi APIC (Association for Professionals In Infection Control
and Epidemiology), ICRA merupakan suatu perencanaan proses dan bernilai penting
dalam menetapkan program dan pengembangan kontrol infeksi. Proses ini
berdasarkan kontinuitas surveilans pelaksanaan regulasi jika terdapat perubahan dan
tantangan di lapangan. ICRA merupakan bagian proses perencanaan pencegahan
dan kontrol infeksi, sarana untuk mengembangkan perencanaan, pola bersama
menyusun perencanaan, menjaga fokus surveilans dan aktivitas program lainnya,
serta melaksanakan program pertemuan reguler dan upaya pendanaan (Lardo, 2016).

Risk Assesment merupakan suatu proses penilaian untuk menguji sebuah


proses secara rinci dan berurutan, baik kejadian yang aktual maupun yang potensial
berisiko ataupun kegagalan dan suatu yang rentan melalui proses yang logis, dengan
memprioritaskan area yang akan di perbaiki berdasarkan dampak yang akan di
timbulkan baik aktual maupun potensial dari suatu proses perawatan, pengobatan
ataupun service yang diberikan

“ Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko yg


dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko.”

** Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yg terlibat termasuk
Pasien dan Publik dapat terlibat bila memungkinkan** (TJC 2010)
Menurut Subhan (2011), kegiatan ICRA ini bertujuan untuk :

1. Tercapainya perlindungan terhadap pasien, petugas dan pengunjung rumah


sakit dari risiko infeksi.
2. Tersusunnya data identifikasi dan grading risiko infeksi di rumah sakit.
3. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah penilaian risiko infeksi di
rumah sakit.
4. Tersedianya rencana program pencegahan dan pengendalian risiko infeksi di
seluruh area rumah sakit.
BAB II

RUANG LINGKUP

ICRA suatu proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko
yang dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko. Ruang lingkup
ICRA harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yang terlibat termasuk
pasien dan publik dapat terlibat bila memungkinkan. Dilakukan setiap tahun dan bila
ada perubahan yang terjadi secara signifikan.
Selain itu ruang lingkup ICRA juga termasuk dalam pemberian terapi cairan,
HAIs, serta adanya pembangunan gedung baru ataupun renovasi. Untuk ICRA
dilakukan minimal 1 tahun sekali dan bila ada kegiatan pembangunan gedung baru
atau renovasi.
Ruang lingkup External ICRA terkait dengan komunitas, bencana,
persyaratan peraturan dan akreditasi. Ruang lingkup Internal terkait pasien, petugas,
prosedur, peralatan, lingkungan, pengobatan, dan sumber daya.
BAB III

TATA LAKSANA

Dengan adanya ICRA dapat menekan/mengurangi angka kejadian Healthcare


Associated Infections (HAIs) atau yang sering dikenal dengan sebutan Infeksi
Nosokomial, yaitu infeksi yang di dapat oleh pasien saat dirawat di fasilitas kesehatan
dalam hal ini rumah sakit. HAIs sendiri memiliki dampak yang sangat merugikan baik
itu kepada pasien dan keluarga pasien maupun kerugian bagi rumah sakit. Kerugian
yang ditimbulkan dapat berupa beban kesehatan, ekonomi, sosial maupun
lingkungan.

Manajemen risiko dapat dibagi menjadi 4 tahap penting yaitu :


1. Identifikasi risiko
Masalah yang potensial diidentifikasi dan potensinya untuk menimbulkan
kerusakan dinilai.
a. ICRA Bangunan
Untuk ICRA bangunan pengidentifikasian risiko menggunakan formulir
checklist sebelum, selama dan sesudah pembangunan / renovasi seperti
dibawah ini.

Izin Konstruksi Pengendalian Infeksi


No Izin:
Lokasi Konstruksi: Tanggal Mulai Proyek:
Koordinator Proyek: Perkiraan Durasi:
Kontraktor Kerja Tanggal Izin Kadaluarsa:
Supervisor: Telepon:
YA TIDAK AKTIVITAS KONSTRUKSI YA TIDAK KELOMPOK RISIKO
PENGENDALIAN INFEKSI
TIPE A: Inspeksi, aktivitas non- KELOMPOK 1: Risiko Rendah :
invasif - Area kantor
- Tanpa pasien/area resiko
rendah yang tidak terdaftar
dimanapun
TIPE B: Skala kecil, durasi singkat, KELOMPOK 2: Risiko
tingkat sedang sampai tinggi Sedang :
- Perawatan pasien dan tidak
tercakup dalam grup 3 atau 4
- Loundry
- Cafetaria
- Dietary
- Manajemen Material
- PT/OT/Speech
- Penerimaan/Pemulangan
- MRI
- Obat-obatan nuklir
- Echocardiography
- Laboratorim tidak spesifik
seperti Grup 3
- Koridor umum (yg dilewati
pasien, suplai, dan linen)
TIPE C: Aktivitas menghasilkan GROUP 3: Risiko Medium /
debu tingkat sedang sampai tinggi, Tinggi :
memerlukan lebih dari 1 shift kerja - Ugd
untuk penyelesaian - Radiology
- Recovery Rooms
- Ruang Maternitas / VK
- High Dependency Unit
- Kamar bayi
- Pediatrik
- Lab Mikrobiologi
- Unit sub-akut jangka
panjang
- Farmasi
- Dialisis
- Endoskopi
- Area bronchoskopi
TIPE D: Durasi lama dan aktivitas GROUP 4: Risiko Paling Tinggi
konstruksi membutuhkan shift kerja a
yang berturutan. - Unit onkologi
- Area klinis
- Chemo Infusion
- Transplant
- Pharmacy admixture
- Ruang Bersih
- Kamar Operasi
- Departemn proses
strelisasi
- Kateterisasi jantung
- Kamar prosedur invasif
pasien rawat jalan
- Area anastessi &Pompa
Jantung
- Newborn Intensive care
unit (NICU)
- Semua intensive care uni
3. MATRIKS AKTIFITAS KONTRUKSI

Level Resiko
Aktivitas
Kontruksi Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D

Resiko Rendah Kelas I Kelas II Kelas III KELAS III/iV

Resiko Sedang Kelas 1 Kelas II Kelas III KELAS III/iV

Resiko Tinggi Kelas 1 Kelas II KELAS III/iV KELAS III/iV

Resiko Sangat Kelas II KELAS III/iV KELAS III/iV KELAS III/iV


Tinggi

LANGKAH 4
PEDOMAN PENCEGAHAN DARI INFEKSI KONTROL

1. Melakhansanakan kerja dengan metode yang meminimalkan debu dari


KELAS I lokasi konstruksi.
2. Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi sesegera mungkin.
3. Pembongkaran minor untuk perombakan ulang.
KELAS II 1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke atmosfer.
2. Basahi permukaan kerja untuk mengontrol debu saat pemotongan.
3. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
4. Tutup dan segel ventilasi udara.
5. Seka permukaan dengan pembersih/disinfektan.
6. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan.
7. Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum dengan filter HEPA sebelum meninggalkan
area kerja.
8. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar area kerja.
9. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan; kembalikan seperti
semula saat pekerjaan selesai.

KELAS 1. Dapatkan izin pengendalian infeksi sebelum konstruksi dimulai.


III 2. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk mencegah
Tanggal kontaminasi sistem saluran.
3. Lengkapi semua barier kritis atau implementasikan metode pengontrolan kubus sebelum
konstruksi dimulai.
4. Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit filtrasi udara dengan
Paraf filter HEPA.
5. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dan diperiksa oleh
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta dibersihkan secara menyeluruh oleh Layanan
Lingkungan.
6. Vakum area kerja dengan alat vakum dengan filter HEPA.
7. Pel basah dengan pembersih/disinfektan.
8. Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debris
yang terkait dengan konstruksi.
9. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan.
10. Tutupi tempat sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi. Plester penutupnya.
11. Setelah selesai, kembalikan sistem HVAC seperti semula pada lokasi pekerjaan.

KELAS 1. Dapatkan izin pengendalian infeksi sebelum konstruksi dimulai.


IV 2. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk mencegah
kontaminasi sistem saluran.
3. Lengkapi semua barier kritis atau implementasikan metode pengontrolan kubus sebelum
konstruksi dimulai.
4. Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit filtrasi udara dengan
Tanggal filter HEPA.
5. Segel lubang, pipa, saluran, atau tusukan dengan benar.
6. Buat ruang serambi/anteroom dan pastikan semua personil untuk melewati ruangan ini
sehingga mereka dapat divakum menggunakan alat vakum dengan filter HEPA sebelum
meninggalkan area kerja atau mereka dapat memakai baju kerja dari kain atau kertas yang
dilepaskan setiap kali meninggalkan area kerja.
Paraf 7. Semua personil yang memasukki area kerja diwajibkan untuk memakai penutup sepatu.
8. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dan diperiksa oleh
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta dibersihkan secara menyeluruh oleh Layanan
Lingkungan.
9. Vakum area kerja dengan alat vakum dengan filter HEPA.
10. Pel basah dengan disinfektan.
11. Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debris
yang terkait dengan konstruksi.
12. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan.
13. Tutupi tempat sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi. Plester penutupnya.
14. Setelah selesai, kembalikan sistem HVAC seperti semula pada lokasi pekerjaan.

Persyaratan Tambahan:

Pimpinan Proyek Komite PPIRS/ IPCN

________________
Tanggal Paraf _____________
Tanggal Paraf
Pengecualian/Tambahan terhadap izin ini tercantum
pada memorandum yang dilampirkan.
Izin diminta oleh: Izin disahkan oleh:

Tanggal: Tanggal:

1. Checklist pra konstruksi

Tanggal/Waktu Survey

Area

Proyek

KRITERIA YA TGL Ket

A. Apakah konstruksi dapat mempengaruhi akses keluar dari area perawatan yang
berbatasan dengan lokasi pembangunan?

B. Apakah terdapat salah satu dari bahaya lingkungan di bawah ini?

1) Asbes

2) Bahan kimia berbahaya

3) Ruang sempit

j4) Lainnya (misalnya masalah pengendalian infeksi)


C. Apakah salah satu dari sistem berikut ini dapat berdampak buruk?
1) Alarm Kebakaran

2) Sprinkler/Penyemprot air

3) Listrik

4) Air Domestik

5) Oksigen

6) Limbah

7) Heating Ventilation Air Conditioner ( HVAC )

D. Pengendalian Infeksi

Melakukan edukasi kepada manajer, staf medis, petugas kesehatan lingkungan, dan
staf lain tentang risiko pasien immuno-supresi terhadap debu konstruksi.

1) Kontraktor diberikan salinan, pengelolaan bahan berbahaya, definisi kode darurat , dan
dokumentasi lainnya yang harus dikaji untuk mengurangi risiko cedera dan penyakit
pada karyawan.

2) Dokumen tersebut dikaji bersama kontraktor beserta pertanyaan dan jawabannya.


KRITERIA YA TGL Ket

3) Pengkajian lokasi dan metode pemasangan barrier debu sementara

4) Menilai efisiensi yang berkaitan dengan kemampuan penghambat debu (dust barriers)
terhadap pencegahan keluarnya partikulat udara.

5) Menilai efektifitas ventilasi aliran udara negatif dan sistem filtrasi

6) Terdapat peralatan untuk menangkap partikulat seperti vakum dan peralatan HEPA
yang sesuai dengan urutan kerja.

7) Evaluasi rencana pembersihan dan pengendalian

8) Pengkajian dan evaluasi pola kontrol sirkulasi dan lalu lintas


9) Pengkajian pembatasan / larangan untuk kegiatan konstruksi / pembongkaran dengan
kontraktor.
10) Terdapat exhaust fan dan berfungsi dengan baik.

11) Terdapat unit filtrasi HEPA di daerah perawatan pasien yang berdekatan dengan area
konstruksi dan berfungsi dengan baik.

12) Tersedianya ruang isolasi yang memadai.

13) Pembahasan permasalahan rumah tangga

14) Matras rekat yang tersedia di lokasi.


E. Keselamatan Jiwa
1) Apakah ada jalan keluar yang disetujui diblokir?

2) Apakah lalu lintas ke Emergency Room diblokir? Jika ya, apakah itu kembali dialihkan?
3) Apakah renovasi mempengaruhi area yang digunakan?

4) Apakah modifikasi signifikan terjadi untuk asap atau api dinding penghalang?

5) Apakah proyek menambahkan selain struktur yang ada?

Ka. Harbang _____________________________________ Tanggal, ____________________

Ka. KPPI ______________________________________ Tanggal ____________________

Kontraktor ____________________________________ Tanggal ____________________

Petugas K3 ____________________________________ Tanggal _____________________

2. Checklist selama renovasi


FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN
Area Renovasi :

Tanggal pemantauan :

KELAS III

NO KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN

1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah


kontaminasi sistem saluran.

2 Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode kontrol


kubus (menutup area kerja dengan plastik dan menyegel
dengan vakum HEPA untuk menyedot debu keluar)
sebelum konstruksi dimulai.
3 Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja dengan
menggunakan unit penyaringan udara HEPA.

4 Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang tertutup rapat


sebelum dibuang.

5 Tutup wadah atau gerobak transportasi


limbah.

KELAS IV

NO KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN

1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah


kontaminasi sistem saluran.

2 Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode kontrol


kubus (menutup area kerja dengan plastik dan menyegel
dengan vakum HEPA untuk menyedot debu keluar)
sebelum konstruksi dimulai.
3 Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja dengan
menggunakan unit penyaringan udara HEPA.

4 Menyegel lubang, pipa, dan saluran.

5 Membuat anteroom dan mewajibkan semua personel untuk


melewati ruangan ini sehingga mereka dapat disedot
menggunakan vacuum cleaner HEPA sebelum
meninggalkan tempat kerja atau mereka bisa memakai
pakaian kerja yang lepas setiap kali mereka meninggalkan
tempat kerja.
6 Semua personil memasuki tempat kerja
diwajibkan untuk memakai penutup sepatu.
Sepatu harus diganti setiap kali keluar dari
area kerja.

Petugas yang mengobservasi

( )
3. Checklist post renovasi

Tangga/Time of Survey

Facility Engineer

Area supervisi

Proyek
4.

Kegiatan YA TGL Ket


A. Penyelesaian Proyek

1) Pembilasan sistem air utama untuk membersihkan debu pada pipa


2) Pembersihan zona konstruksi sebelum memindahkan barrier konstruksi .
3) Pemeriksaan jamur dan lumut. Bila ditemukan lakukan pembersihan.
4) Verifikasi parameter ventilasi pada area baru sesuai kebutuhan.
5) Jangan menerima apabila terdapat kekurangan ventilasi terutama di daerah
perawatan khusus.
6) Bersihkan atau ganti filter HVAC sesuai prosedur penahanan debu yang
tepat.
7) Pindahkan barrier dan bersihkan daerah dari semua debu yang dihasilkan
selama pekerjaan / proyek.
8) Pastikan bahwa keseimbangan tekanan udara di kamar operasi dan
lingkungan sekitarnya dapat dicapai sebelum ruangan digunakan.
9) Kondisi ruang sesuai indikasi terutama di kamar operasi dan lingkungan
sekitarnya, pastikan bahwa spesifikasi teknis sesuai yang disyaratkan.
B. Apakah system berikut ini diuji dan berfungsi baik?
1) Alarm kebakaran – lepaskan penutup detektor & lakukan pengujian dari
panel control
2) Sprinkler/Penyemprot air - terhubung ke saluran utama dan betekanan
3) Listrik – pengujian switch/tombol dan pengontrolan
cukup
4) Sumber air buka, dan cek suhu
5) Gas Medis
6) Limbah – hilangkan sumbatan
7) HVAC - pemasangan filter, menghilangkan penyumbatan, uji keseimbangan
tekanan
C. Lingkungan
1) Bersihkan puing-puing, peralatan, perlengkapan, & bahan-bahan bangunan
2) Vacuum & bersihkan permukaan di semua area konstruksi untuk
menghilangkan debu
D. Isolation barriers

1) Pelindung harus di lap basah, disedot dengan hepa, atau diberi uap air sebelum
dibongkar

2) Pelindung harus dipindahkan dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran


kotoran & puing-puing

E. Pengendalian infeksi
Kegiatan YA TGL Ket
Tinjau indikasi untuk melakukan kultur lingkungan dengan satker terkait.

Periksa daerah konstruksi setelah pembersihan akhir dan menyetujui


penggunaannya
F. Keamanan Kebakaran

Tersedianya peralatan pemadam kebakaran

G. Keselamatan Jiwa

1) Pintu keluar & rute ke UGD dibuat kembali

2) Penempatan tanda pintu keluar dengan tepat

Ka.Harbang ____________________________ Tanggal ____________________

Petugas K3 ____________________________ Tanggal ____________________

b. ICRA Lainnya

Untuk ICRA selain ICRA renovasi, identifikasi resiko menggunakan tabel


matrix seperti dibawah ini.

RISK GRADING MATRIX

PROBABILITAS / FREKUENSI / LIKELIHOOD

Level Frekuensi Kejadian actual

1 Sangat Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun

2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun

3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun

4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

5 Sangat Sering Terjadi dalam minggu / bulan


DAMPAK KLINIS / CONSEQUENCES / SEVERITY

Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI

1 Insignificant Tidak ada cedera

2 Minor  Cedera ringan


 Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
3 Moderate Cedera sedang

Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau


intelektual secara reversibel dan tidak berhubungan dengan
penyakit yang mendasarinya

 Setiap kasus yang memperpanjang perawatan


4 Major  Cedera luas / berat
 Kehilangan fungsi utama permanent (motorik,
sensorik, psikologis, intelektual) / irreversibel, tidak
berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya
5 Cathastropic  Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit yang mendasarinya

RISK GRADING MATRIX

Potencial Concequences

Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic


Likelihood 1 2 3 4 5

Sangat Sering Terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme

(Tiap mgg /bln)

Sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme

(Bebrp x /thn)

Mungkin terjadi Low Moderate High Extreme Extreme

(1-2 thn/x)

3
Jarang terjadi Low Low Moderate High Extreme

(2-5 thn/x)

Sangat jarang sekali (>5 Low Low Moderate High Extreme


thn/x)

TINDAKAN
Untuk kasus yang membutuhkan penanganan segera
Tindakan sesuai Tingkat dan Band Risiko

Low (Rendah) Moderate ( Sedang ) High ( Tinggi ) Ekstrem (Sangat


Tinggi )

Risiko ekstrem,
Risiko rendah Risiko sedang dilakukan Risiko tinggi, dilakukan dilakukan RCA paling
dilakukan investigasi sederhana RCA paling lama 45 hari, lama 45 hari,
investigasi paling lama 2 minggu. kaji dengan detail dan membutuhkan
sederhana Manajer/pimpinan klinis perlu tindakan segera, tindakan segera,
paling lama 1 sebaiknya menilai dampak serta membutuhkan perhatian sampai ke
minggu terhadap bahaya. Kelola tindakan top manajemen : Direktur RS : perlu
diselesaikan risiko : menggunakan perlu penanganan segera pengkajian yang
dengan monitoring / audit spesifik sangat dalam
prosedur rutin

4. Analisis risiko
Kemudian dibuat rencana tindakan (aksi) untuk menurunkan
kecenderungan masalah menjadi meningkat atau membatasi kerusakan
yang diakibatkan.
Potensial resiko disusun berdasarkan probabilitas, dampak, dan sistem
yang ada. Kemudian dilakukan penskoran dan prioritas resiko.
Kajian risiko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Potential Probability Risk/Impact (Health, Financial, Current Sc


Risks/ Legal, Regulatory) Systems/Preparedness ore
Problems 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Expect it Lik Ma Ra Ne Loss of Seriou Prolong Moderat Mini no Po Fair Go Soli


life/ s ed mal or d
ely ybe re ver Loss Length e ne od
limb Clini
(functi of Clinical/fi
Functio on/ stay cal/
n/ financi
nancial finan
financial al/ cial
legal

Environment

Infection related
to
Construction/
Renovation
Problem with
Cleaning/Disinfe
ction
Policy and
Procedure

Lack of current
policies
Or procedures
(specify)

Kajian risiko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Potential Probability Risk/Impact (Health, Financial, Current Sc


Risks/ Legal, Regulatory) Systems/Preparedness ore
Problems 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Expect Lik Ma Ra Ne Loss of Serio Prolon Moderat Mini no Po Fair Go Sol


it life/ us ged mal or id
ely ybe re ver Loss Length e ne od
limb Clini
(functi of Clinical/
Functio on/ stay cal/
n/ financ
financia finan
financi ial/ l cial
al legal

Standard Precaution

Lack of Hand
Hygiene

Lack of
respiratory
Hygiene/coug
h Etiquette

Lack of
safety
injection
INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT

Risk/Impact (Health, Financial,

Potenti Probability / Frekuensi Legal, Regulatory) Current Systems/Preparedness


al
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Risks/

Proble
Sc

limbFunction

(function/fin
ms

Loss of life/

Prolonged

Moderate
SeriousLoss

of
or

financial

financial

financial
Minimal
Clinical/

Clinical/
ancial/
Expect it

Maybe

legal
Length

stay
Likely

Never

Solid
Poor
Rare

Good
none

Fair
/j
e

HAI`s

IDO

ISK

IADP

VAP

Plebitis

5. Evaluasi risiko
Resiko yang sudah diprioritaskan dilakukan evaluasi untuk menentukan
strategi dan rencana tindak lanjut
No JENIS SKOR PRIORITAS TUJUAN TUJUAN STRATEGI EVALUASI PROGRESS
KELOMPOK UMUM KHUSUS /
RISIKO ANALISIS

6. Monitoring risiko
Dilakukan monitoring resiko infeksi agar bisa diketahui apakah rencana
tindak lanjut dan strategi untuk mengurangi infeksi berhasil atau tidak.
BAB IV

DOKUMENTASI

a) Pimpinan dan manajemen telah membuat kebijakan kepada komite PPIRS


bahwa segala renovasi ataupun pembangunan baru akan dilakukan
pemantauan / monitoring dengan pendokumentasian yang disetujui oleh kepala
rumah sakit tk. iv Binjai

b) TIM PPI membuat pemantauan/monitoring untuk pendokumentasian terapi


cairan dan HAIs minimal setahun sekali

Binjai, Agustus 2018


Kepala Rumah Sakit Tk IV 01.07.02

dr. Rahmawan Budiaji, Sp. Rad


Mayor Ckm NRP 11010008320973

Anda mungkin juga menyukai