04
RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR
Jl. dr. Moh. Hatta No.64 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Baturaja 002 1/2
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
SPO Tanggal terbit dr. Noesmir Baturaja,
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr. Hengki Irawan, M. Biomed, Sp.An
Mayor CKM NRP 11040005570178
CCTV (Closed Circuit Television) adalah sebuah kamera video
PENGERTIAN
digital yang difungsikan untuk memantau dan mengirimkan sinyal
video pada suatu ruang yang kemudian sinyal itu akan
diteruskan kesebuah layar monitor komputer/televisi.oleh
petugas yang diberi kewenangan untuk itu.
Mendiskripsikan prosedur bagi petugas dan unit terkait dalam
operasional penggunaan CCTV dalam memantau keamanan
TUJUAN lingkungan Rumah Sakit dan memastikan tidak terjadinya
adanya tindak kriminal atau tindak kejahatan pada
pasien/pengunjung/karyawan selama berada di rumah sakit.
Kebijakan Karumikt Rumah Sakit Tk IV02.07.05 dr. Noesmir
KEBIJAKAN
Tentang Manajemen Fasilitas Keselamatan.
1. Petugas Ruangan Perawatan Dan Penunjang
a) Pahami dan ketahuilah tentang kegunaan CCTV,
memastikan bahwa CCTV masih terpasang ditempatnya dan
PROSEDUR
melaporkan apabila ada kerusakan atas fisik kamera CCTV yang
dipasang di areanya.
b) Laporan kejadian yang mencurigakan yang didapat dari
pemantauan langsung sehingga dapat segera dilakukan
pemantauan dengan perekaman kamera CCTV secara otomatis.
RUMAH SAKIT Tk. IV CCTV
02.07.05dr.Noesmir (Closed Circuit Television)
1. Piket
UNIT TERKAIT
2. Petugas ruangan
RUMAH SAKIT Tk. IV
02.07.05dr.Noesmir IDENTIFIKASI FASILITAS FISIK
Baturaja
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Tk.IV02.07.05
SPO Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )
Baturaja
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk.IV02.07.05
Tanggal terbit dr.Noesmir Baturaja,
SPO / STANDAR
PROSEDURE
OPERASIONAL
1. Di Bagian Pendaftaran
a. Sapa pasien
Menanyakan identitas pasien( nama, tanggal lahir,
penanggung jawab pasien, agama)
PROSEDUR
a. Alamat dan nomer telepon).
b. Identitas pasien sesuai dengan KTP
c. Catat di form identitas pasien dan diinput kekomputer.
RUMAH SAKIT Tk. IV
02.07.05dr.Noesmir IDENTIFIKASI PASIEN
d. Jika ada nama sama tulis pada list bagian atas dengan
pena“ hati- hati pasien dengan nama sama.”
e. Berkas yang sudah di lengkapi dibawa petugas
pendaftaran poli rawat jalan untuk pasien yang berobat
jalan dan keInstalasi gawat darurat untuk pasien rawat
inap.
2. Di Bagian Rawat Jalan
PROSEDUR a. Panggil pasien sesuai urutan antrian pasien.
b. Sapa pasien
c. Konfirmasi identitas pasien dengan data Rekam medis.
d. Tanyakan riwayat alergi obat pada pasien.
e. Dokter mengkonfirmasi identitas pasien (tanyakan nama
dan alamat) sebelum memeriksa pasien.
f. Dokter memberikan pelayanan medis & resep (dalam resep
tertera: nama, umur, tanggal peresepan, tanda tangan
dokter).
3. Dibagian IGD
g. Sapa pasien
h. Konfirmasi identitas pasien dengan catatan Rekam medis
pasien.
i. Minta pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir
Jika pasien tidak dapat mengidentifikasi diri sendiri
verifikasi data dengan menanyakan keluarga/ pengantar
lahir
j. Jika pasien tidak dapat mengidentifikasi diri sendiri
verifikasi data dengan menanyakan keluarga/ pengantar
pasien.
k. Tanyakan riwayat alergi obat pada pasien .
l. Berikan identitas pada pasien berupa gelang identifikasi
sesuai dengan jenis kelamin pasien.
m. Dokter mengkonfirmasi identitas pasien sebelum
memeriksa pasien.
RUMAH SAKIT Tk. IV
02.07.05dr.Noesmir IDENTIFIKASI PASIEN
No.
No. Revisi Halaman
Dokumen
1 dari 2
Jl. Dr. Moh. Hatta No. 64
Baturaja
Ditetapkan :
Tanggal
terbit Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02. 07. 05
SPO dr. Noesmir Baturaja
(STANDAR
PROSEDUR
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
OPERASIONAL)
Mayor Ckm NRP 11040005570178
1. K3 Rumah Sakit
UNIT TERKAIT
2. Unit Farmasi
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN KIMIADAN
GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYADAN
BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
002 1/11
Rumah Sakit
Tk.IV Baturaja
Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV Baturaja
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Bahan berbahaya dan beracun adalah bahan atau zat yang
mempunyai karakteristik mudah terbakar, mudah meledak,
beracun, bersifat reaktif, bersifat korosif atau menyebabkan
infeksi.
1. Bahan Mudah Terbakar
Bahan yang apabila berdekatan dengan api, percikan api,
gesekan, atau sumber nyala lain akan mudah menyala/terbakar
dan apabila telah nyala akan terus terbakar dalam waktu lama.
2. Bahan Mudah Meledak
Bahan yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan
suhu dan tekanan yang tinggi yang dengan cepat merusak
lingkungan sekitar.
3. Bahan Bersifat Reaktif
Bahan yang mudah menyebabkan kebakaran atau ledakan
karena sifat kimia yang tidak stabil pada suhu tinggi karena
mengalami oksidasi.
4. Bahan Korosif
Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau
Pengertian
mengkorosikan baja.
5. Bahan Infeksius
Bahan yang berbahaya bagi lingkungan karena mengandung
kuman penyakit yang dapat menular.
6. Bahan Beracun
Bahan yang mengandung racun berbahaya bagi manusia dan
lingkungan karena dapat menyebabkan kematian atau sakit
serius.
7. Bahan Iritan
Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan
selaput lendir.
8. Material Safety Data Sheet (MSDS)
Lembar Data Pengamanan Bahan adalah lembar petunjuk yang
berisi informasi tentang sifat fisika, kimia dari bahan berbahaya
dan beracun, cara penanganan dan tindakan khusus yang dapat
dilakukan dalam keadaan darurat apabila terpapar bahan
berbahaya dan beracun.
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN
KIMIADAN GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN
BERBAHAYADAN BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
00 2/11
Rumah Sakit Tk.IV
Baturaja
Prosedur ini dimaksudkan agar setiap karyawan dapat
mengenal dan memahami, bahan-bahan yang potensial dapat
menyebabkan bahaya atau racun pada tubuh serta mencegah
Tujuan
dan menghindari terjadinya pemaparan bahan berbahaya dan
beracun dengan mengikuti petunjuk-petunjuk penanganan
termasuk penggunaan alat pelindung diri yang tepat.
Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.IV Baturaja Nomor Kep /
Kebijakan / / 2019 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan.
1. Pemesanan
a. Pemesanan Bahan Berbahaya dan Beracun dapat
dilakukan apabila disertai permintaan tertulis yang
ditandatangani oleh Kepala Bagian Logistik Farmasi.
b. Pemesanan Bahan Berbahaya dan Beracun
menggunakan Nota Pemesanan yang terpisah dengan
bahan yang tidak termasuk Bahan Berbahaya dan
Beracun.
c. Pemesanan harus disertai dengan notifikasi bahwa
bahan yang dipesan merupakan B3.
d. Pemesanan dilakukan melalui Distributor resmi yang
terdaftar pada Balai POM atau Departemen
Perindustrian dan Perdagangan.
e. Setiap pemesanan harus mencantumkan dengan jelas
nama bahan, nama dagang, nama kimia, jumlah yang
dipesan, nama dan alamat distributor.
f. Setiap pemesanan harus mencantumkan pernyataan
Prosedur bahwa pihak distributor akan melampirkan MSDS pada
saat penyerahan B3.
g. Tidak diperkenankan memesan B3 yang terlarang
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 74 tahun
2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun.
h. Pemesanan B3 yang termasuk golongan bahan dengan
penggunaan terbatas sesuai dengan Peraturan
Pemerintah RI No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun harus mendapat
persetujuan PK3RS dengan masa berlaku 1 tahun.
2. Penyerahan Barang
a. Pada saat penyerahan B3, nota penyerahan harus
mencantumkan dengan jelas nama bahan, nama
dagang, nama kimia, jumlah bahan, nama distributor,
dan nama pengimpor/produsen.
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN KIMIADAN
GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYADAN
BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
00 3/11
Rumah Sakit Tk.IV
Baturaja
b. Setiap B3 yang diserahkan harus disertai dengan
Lembar Data Pengamanan Bahan (Material Safety Data
Sheet) yang berisi merek dagang, rumus kimia, jenis
B3, klasifikasi, teknik penyimpanan, dan tata cara
penanganan bila kecelakaan.
c. Pada saat diserahkan, B3 harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
1) Diserahkan dalam bentuk kemasan yang kompak
2) Wadah kemasan tidak bocor
3) Tidak berkarat
4) Tidak rusak
5) Disertai dengan penandaan nama dagang, nama
bahan, berat, yang sesuai dengan yang tertera pada
nota penyerahan bahan.
d. Setiap B3 yang diserahkan harus telah memiliki tanda
peringatan sesuai dengan jenis dan bahayanya, symbol
bahaya dan petunjuk P3K yang harus mudah dilihat,
dibaca, dimengerti dan tidak luntur.
e. Bahan Berbahaya dan Beracun tidak dapat diterima
apabila :
1) Dokumen tidak lengkap
Prosedur 2) Sudah kadaluarsa
3) Label yang tertera pada bahan dan dokumen tidak
cocok.
f. Penyerahan B3 harus dilakukan secara langsung
kepada petugas Bagian Logistik sedangkan bahan
langsung ditempatkan pada Ruang Penyimpanan B3.
3. Penanganan Bahan Kimia
a. Penandaan
1) Setiap bahan berbahaya dan beracun harus
diberikan penandaan agar dapat dikenali oleh setiap
orang.
2) Penandaan meliputi nama bahan, nama kimia dan
symbol bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Penandaan harus diberikan pada setiap kemasan
termasuk kemasan luar/pembungkus bahan, dengan
tulisan dan symbol yang jelas, mudah terbaca, tidak
mudah lepas dan bertahan lama.
4) Simbol yang dipergunakan untuk penandaan bahan
B3 mengacu pada ketentuan yang berlaku yaitu
sebagai berikut :
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN KIMIA
DAN GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYADAN
BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
002 4/11
Rumah Sakit Tk.IV
Baturaja
Prosedur
Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV Baturaja
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Yang dimaksud penanggulangan kontaminasi ialah tindakan
Pengertian yang perlu diambil apabila terjadi kontaminasi bahan
berbahaya pada perbekalan farmasi.
Agar perbekalan farmasi yang diberikan kepada pasien
Tujuan
bermutu baik dan tidak terkontaminasi oleh bahan berbahaya.
Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.IV Baturaja Nomor Kep / /
Kebijakan / 2016 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan.
1. Apabila terjadi kontaminasi bahan berbahaya pada
perbekalan farmasi maka barang tersebut dipisahkan.
2. Kemudian barang tersebut segera dimusnahkan sesuai
Prosedur
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
3. Dibuat berita acara pemusnahan.
4. Melapor ke Kepala Rumah Sakit TK.IV Baturaja
1. Unit Farmasi
2. Instalasi Gawat Darurat
Unit Terkait
3. Tim K3RS
4. Gudang Obat
PENANGGULANGAN BILA TERJADI KECELAKAAN
KONTAMINASI ALKOHOL
Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV Baturaja
PROSEDUR 04 Januari 2016
OPERASIONAL
(SPO) dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
H2O2 (Hidrogen Peroksida) adalah larutan kimia yang dapat
Pengertian
menyebabkan iritasi terhadap kulit.
Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV Baturaja
STANDAR
04 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Kaporit adalah bahan kimia yang bersifat iritatif dan dipakai
Pengertian
sebagai disinfektan dan sanitasi
Untuk menghindari terjadinya kontaminasi yang menyebabkan
Tujuan gangguan kesehatan berupa lemah badan, hilang nafsu
makan, gangguan pencernaan dan gangguan ginjal.
Keputusan KepalaRumah Sakit TK.IV Baturaja Nomor Kep / /
Kebijakan / 2016 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan.
1. Bila zat kaporit terhirup, bawa korban ke tempat segar dan
beri oksi-gen murni jika diperlukan.
2. Bila terkena mata, cuci dengan air bersih selama 20 menit
Prosedur dan laporkan ke Tim K3RS
3. Bila terkena kulit, cuci dengan air bersih atau air mengalir.
4. Bila zat tertelan, kumur dan minum air putih sebanyak 240-
300cc untuk mengencerkan.
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Unit Farmasi
Unit Terkait
3. Tim K3RS
4. Bagian IPAL
RUMAH SAKIT Tk. IV
PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA
02.07.05 dr. Noesmir
DEFELOPER DAN FIXER
TanggalTerbit Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr.
SOP
Noesmir Baturaja
(STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR)
TanggalTerbit Ditetapkan,
SOP Kepala Rumah Sakit TK. IV dr. Noesmir
(STANDAR Baturaja
OPERASIONAL
PROSEDUR)
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
A. Masker Biasa
Langkah-langkah pemasangan :
1. Ambil masker bersih di tempat penyimpanannya.
2. Eratkan / ikatkan tali bagian atas lalu bagian bawah karet
elastic pada bagian tengah kepala.
3. Paskan kilp hidung dari logam flesksibel pada batang
hidung.
Langkah-langkah melepaskan :
1. Jangan disentuh bagian depan masker karena telah
PROSEDUR terkontaminasi.
2. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet
bagian atas atau karet bagian tengah.
3. Buang ketempat limbah infeksius
B. Langkah – Langkah Pemakaian Kacamata Pelindung
Pasang pada wajah dan mata serta sesuaikan agar pas.
Langkah-langkah melepaskan :
1. Bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi, saat melepaskan, pegang karet atau
gagang kacamata.
2. Letakkan diwadah yang telah disediakan untuk di proses
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
TanggalTerbit Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit TK. IV dr. Noesmir
/ / 201
SOP Baturaja
(STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR)
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
00 1/2
002 2/2
1. Panitia Pengadaan
2. Kabina Yanmasum / Bendahara
UNIT TERKAIT 3. Panitia Penerimaan
4. Gudang Bekkes
5. Kepala Instalasi Farmasi
RUMAH SAKIT
Tk.IV02.07.05dr.NOE EVAKUASI DOKUMEN
SMIR ( Helm Putih )
PROSEDUR 8. Pastikansemuapasiensudahmendapatperawatan
Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )
Langkah-langkah :
1. Kebakaran Kecil dansedang
1. Apabila terjadi kebakaran di area gedung, petugas yang pertama
kali menemukan kebakaran segera memadamkan api dengan alat
pemadam api yang tersedia atau dengan karung/kain basah yang ada
PROSEDUR sambil meminta pertolongan kepetugas yang lain dan segera hubungi piket.
2. Piket langsung datangke TKP.
3. Jika listrik mati, 1 orang pembantu piket langsung membunyikan pluit
tanda kebakaran : prit, prit, prit “bunyi terputus-putus” sebanyak 3x ( selama
2 menit ) sebagai tanda pemberitahuan intern terjadinya kebakaran kepada
semua staf/ karyawan RS
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.NOESMI PENANGGULANGAN KEBAKARAN
R
2. Kebakaran Besar
a. Pengawas Bagian Keamanan / Ba Piket
1) Segera memerintahkan Ta Piket untuk mengumumkan adanya
kebakaran, dan mematikan saluran listrik.
PROSEDUR 2) Melaporkan kejadian tersebut kepada Ka/Waka Rumah Sakit
Tk.IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja
3) Menghubungi dan memberitahu Dinas Pemadam Kebakaran
Pemkab Ogan Komering Ulu tentang lokasi terjadinya kebakaran dan
jalan yang terdekat menuju lokasi tersebut.
4) Menghubungi dan minta bantuan Dinas Siaga Kodim 0403/OKU
5) Mengerahkan anggotajaga lainnya memperketat pengawasan
terhadap personil yang keluar masuk Rumah SakitTk.IV 02.07.05 dr.
Noesmir Baturaja.
6) Sediakan jalur untuk unit mobil Pemadam Kebakaran dan Aparat
Keamanan.
7) Melarang orang-orang yang tidak berkepentingan memasuki area
kebakaran.
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.NOESMIR PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Halaman
No. Dokumen No. Revisi 5/6
Jl. dr. Moh. Hatta K3/
No.64Baturaja
Ketua Tim Evakuasi Peltu NasrulHilali (Baurdal) memakai helm
berwarna Biru
1) Memerintahkan semua karyawan dan pasien serta keluarga
agar segera keluar gedung dengan tertib melalui jalur
evakuasi.
2) Memimpin pelaksanaan Evakuasi pasien, keluarga
pengunjung rumah sakit dan karyawan.
3) Usahakan orang-orang keluar dengan cepat dengan
mengutamakan factor keselamatan.
4) Perintahkan wanita-wanita untukmelepas sepatu hak
tingginya.
PROSEDUR 5) Pimpin evakuasi dan berkumpul pada titi kumpul dilokasi
masing-masing yang telah ditentukan.
6) Segera dievaluasi jumlah mereka, bersama-sama dengan
staf terkait.
7) Jaga ketat jangan sampai ada yang berusaha masuk ke
gedung atau meninggalkan kelompok, sebelum ada instruksi
lebih lanjut
8) Mengarahkan pasien yang beresiko untuk medapatkan
perawatan, jika perlu segera hubungi Rumah Sakit
terdekat/ambulance/dokter.
Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )
1. Pasien DOA diberi label. Bagian label berisi nomor kode pasien
(identitas pasien)
2. Mayat dibawa ke ruang label hitam yang telah disediakan oleh
tim penanggulangan bencana.
PROSEDUR 3. Setelah mayat dikenali, lengkapi informasi pada label dan rekam
medis
4. Mayat dari dalam rumah sakit dibawa ke ruang label hitam.
Catatan lengkap dibuat berikut nama petugas yang membawa: petugas
kesehatan, polisi, PMK, Relawan, dll.
5. Pastikan label dan formulir sudah lengkap
1. Ruang triase
Unit Terkait 2. Rekam medis
3. Dinas Kesehatan
RUMAH SAKIT Tk.
IV02.07.05 dr.NOESMIR
TIM RESPON CEPAT
Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )
1. Tim respon cepat terdiri atas dokter umum, perawat, dan supir
Prosedur ambulans.
2. Setelah sampai di lokasi bencana, tim respon cepat akan menilai
lokasi bencana, menentukan tingkat keparahan bencana, dan prakiraan
jumlah korban dan bantuan yang diperlukan
3. Melapor ke komando bencana setempat untuk mendapat ijin
memasuki lokasi
4. Menentukan:
a. Skala bencana dan luas wilayah yang terkena bencana
RUMAH SAKIT
Tk.IV02.07.05dr.NOE EVAKUASI DOKUMEN
SMIR ( Helm Putih )
1. Semua Unit
Unit Terkait 2. Komando bencana setempat
RUMAH SAKIT Tk.
IV02.07.05 dr.NOESMIR
DEKONTAMINASI KORBAN BENCANA
Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )
Catatan:
Pasien yang bisa berjalan sendiri dan gejala jelas segera lakukan
dekontaminasi
Pasien masih bisa berjalan, tetapi tanpa gejala jelas pindahkan ke
area tindakan, pakaian dibuka dan dilakukan evaluasi medis
Pasien tidak dapat bergerak lakukan evaluasi klinis, berikan
prioritas dekontaminasi.
Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )
Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )
Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )
Bencana (disaster) adalah suatu keadaan dimana dalam satu waktu relatif
singkat menimbulkan atau mengakibatkan korban manusia dan harta
Pengertian
benda dalam jumlah relatif besar sehingga memerlukan penanggulangan
khusus. Bencana dapat berupa gempa bumu, gunung meletus, banjir, dan
kecelakaan bis, pesawat, kapal laut.
Tingkat Bencana:
- Siaga I: jumlah korban 20-50
- Siaga II: jumlah korban 51-100
- Siaga III: jumlah korban lebih dari 100
Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )
Unit Terkait
Semua unit
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.Noesmir PENANGANAN ANCAMAN BOM DAN HURU HARA
Ditetapkan oleh:
SPO Tanggal terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR dr.Noesmir Baturaja,
PROSEDUR
OPERASIONAL )
I. Ancaman Bom
Prosedur
1. Petugas/karyawan yang mengetahui ancaman/
keberadaan bom segera melaporkan kepada tim keamanan
(Piket) dan penanggung jawab ruangan
2. Penanggung jawab ruangan mencatat data-data sebagai
berikut:
- Lokasi bom
- Waktu peledakan
- Bentuk bom
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.Noesmir PENANGANAN ANCAMAN BOM DAN HURU HARA
Ditetapkan oleh:
SPO Tanggalterbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR dr.Noesmir Baturaja,
PROSEDUR
OPERASIONAL )
Pelaksanaan :
UNIT TERKAIT Semua unit di Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.
Rumah Sakit Tk.IV
dr. Noesmir Baturaja SISTEM PENGAWASAN PERALATAN KADALUARSA
002 1/2
Jl. dr. Moh. Hatta
No.64 Baturaja
UNIT TERKAIT 1. Petugas Bagian Instalasi Sarana dan Prasarana rumah sakit
(USPRS)
2. Pengadaan
3. UGD
4. Kebidanan
5. HCU
6. Kamar Operasi
7. Perawatan
8. Laboratorium
Rumah Sakit Tk.IV dr.
Noesmir Baturaja SISTEM PENARIKAN / RECALL BARANG
Tanggalterbit Ditetapkan,
Kepala Rumah SakitTk. IV 02.07.05
Standar dr. Noesmir Baturaja,
Prosedur
Operasional
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M. Biomed, Sp. An
Mayor Ckm. NRP 11040005570178
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Tk.IV02.07.05
SPO Tanggal terbit dr.Noesmir Baturaja,
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )