Anda di halaman 1dari 88

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.

04
RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MANAJEMEN RESIKO FASILITAS
RUMAH SAKITTK.IV 02.07.05 dr. NOESMIR BATURAJA
RUMAH SAKIT Tk. IV
02.07.05dr.Noesmir CCTV
(Closed Circuit Television)

Jl. dr. Moh. Hatta No.64 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Baturaja 002 1/2

Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
SPO Tanggal terbit dr. Noesmir Baturaja,
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr. Hengki Irawan, M. Biomed, Sp.An
Mayor CKM NRP 11040005570178
CCTV (Closed Circuit Television) adalah sebuah kamera video
PENGERTIAN
digital yang difungsikan untuk memantau dan mengirimkan sinyal
video pada suatu ruang yang kemudian sinyal itu akan
diteruskan kesebuah layar monitor komputer/televisi.oleh
petugas yang diberi kewenangan untuk itu.
Mendiskripsikan prosedur bagi petugas dan unit terkait dalam
operasional penggunaan CCTV dalam memantau keamanan
TUJUAN lingkungan Rumah Sakit dan memastikan tidak terjadinya
adanya tindak kriminal atau tindak kejahatan pada
pasien/pengunjung/karyawan selama berada di rumah sakit.
Kebijakan Karumikt Rumah Sakit Tk IV02.07.05 dr. Noesmir
KEBIJAKAN
Tentang Manajemen Fasilitas Keselamatan.
1. Petugas Ruangan Perawatan Dan Penunjang
a) Pahami dan ketahuilah tentang kegunaan CCTV,
memastikan bahwa CCTV masih terpasang ditempatnya dan
PROSEDUR
melaporkan apabila ada kerusakan atas fisik kamera CCTV yang
dipasang di areanya.
b) Laporan kejadian yang mencurigakan yang didapat dari
pemantauan langsung sehingga dapat segera dilakukan
pemantauan dengan perekaman kamera CCTV secara otomatis.
RUMAH SAKIT Tk. IV CCTV
02.07.05dr.Noesmir (Closed Circuit Television)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. dr. Moh. Hatta
002 2 dari 2
No.64
Baturaja

c) Mintalah rekaman CCTV paling lama pada periode 10 hari


kebelakang, apabila ada kejadian diantara periode tersebut.
Guna memastikan dan menguatkan pembuktian apabila ada
PROSEDUR kejadian peristiwa khusus yang akan diselidiki. Koordinasikan
dengan atasan langsung atau bagian keamanan apabila
dinilai ada hal-hal yang tidak sewajarnya atau mencurigakan.
2. Piket
Lakukan tanggung jawab pelaksanaan pemantauan
danpastikan adanya pencatatan data berdasarkan hasil
pemantauan kamera CCTV.

1. Piket
UNIT TERKAIT
2. Petugas ruangan
RUMAH SAKIT Tk. IV
02.07.05dr.Noesmir IDENTIFIKASI FASILITAS FISIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. dr. Moh. Hatta
No.64 1 dari 2

Baturaja

Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Tk.IV02.07.05
SPO Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr. Hengki Irawan, M. Biomed, Sp.An


Mayor CKM NRP 11040005570178

Identifikasi fasilitas fisik merupakan suatu tindakan yang


PENGERTIAN dilakukan untuk menciptakan fasilitas pelayanan pasien yang
aman dan mendukung
Untuk mencegah kecelakaan dan cidera, menjaga kondisi bagi
keselamatan dan keamanan pasien, keluarga, staf dan
TUJUAN
pengunjung serta untuk mengurangi dan mengendalikan bahaya
resiko.
Kebijakan Karumikt Rumah Sakit Tk IV 02.07.05 dr. Noesmir
KEBIJAKAN Tentang Manajemen Fasilitas Keselamatan.
RUMAH SAKIT Tk. IV
02.07.05dr.Noesmir IDENTIFIKASI FASILITAS FISIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. dr. Moh. Hatta
No.64 2 dari 2

Baturaja

1. Petugas teknisi umum dan teknisi medis melakukan


identifikasi / pengecekan terhadap kondisi fasilitas minimal satu
kali dalam sebulan.
PROSEDUR 2. Identifikasi/ pengecekan fasilitas fisik yang dilakukan
mencakup pemeriksaan gedung dan peralatan.
3. Gedung dilakukan dengan pengecekan kondisi bangunan
gedung seperti:
a. keretakan – keretakan bangunan gedung
b. warna cat gedung yang mulai pudar/ berjamur
c. kondisi flapon yang mulai retak/ lapuk
d. seng yang mulai karat dan berlubang – lubang
e. lantai yang retak dan pecah-pecah.
4. Identifikasi peralatan dilakukan dengan pemeriksaan secara
berkala sesuai kebutuhan dan kalibrasi peralatan yang mau
dikalibrasi (jatuh tempo) .
5. laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada unit terkait
6. fasilitas gedung dan peralatan yang perlu perbaikan dan
kalibrasi ditindaklanjuti.
3. Teknisi umum
UNIT TERKAIT
4. Teknisi medis
RUMAH SAKIT Tk. IV
02.07.05dr.Noesmir IDENTIFIKASI PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. dr. Moh. Hatta No.64
Baturaja 1 dari 4
SPO/ / /

Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk.IV02.07.05
Tanggal terbit dr.Noesmir Baturaja,
SPO / STANDAR
PROSEDURE
OPERASIONAL

dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178
Proses mencocokkan gelang identifikasi pasien pada
PENGERTIAN pergelangan tangan kiri/kanan yang tercantum nama lengkap,
tanggal lahir dan nomor Rekam Medis dengan identitas orang
yang akan diberikan, dilakukan tindakan/prosedur, diambil
darah/sample, diberikan darah atau produk darah, dilakukan
pengobatan.
Memastikan identitas pasien dengan benar sebelum petugas
memberikan obat, melakukan tindakan/prosedur, mengambil
TUJUAN
darah/sample, memberikan darah atau produk darah, melakukan
pengobatan.
1. Mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian obat,
KEBIJAKAN tindakan, prosedur, mengambil darah/sample, memberikan
darah dan produk darah, melakukan pengobatan
2. Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Rumah sakit Tk. IV
02.07.05 dr.Noesmir Baturaja Nomor Skep/01/XI/2015 tentang
Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien

1. Di Bagian Pendaftaran
a. Sapa pasien
Menanyakan identitas pasien( nama, tanggal lahir,
penanggung jawab pasien, agama)
PROSEDUR
a. Alamat dan nomer telepon).
b. Identitas pasien sesuai dengan KTP
c. Catat di form identitas pasien dan diinput kekomputer.
RUMAH SAKIT Tk. IV
02.07.05dr.Noesmir IDENTIFIKASI PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. dr. Moh. Hatta No.64 2 dari 4
Baturaja SPO//XI/

d. Jika ada nama sama tulis pada list bagian atas dengan
pena“ hati- hati pasien dengan nama sama.”
e. Berkas yang sudah di lengkapi dibawa petugas
pendaftaran poli rawat jalan untuk pasien yang berobat
jalan dan keInstalasi gawat darurat untuk pasien rawat
inap.
2. Di Bagian Rawat Jalan
PROSEDUR a. Panggil pasien sesuai urutan antrian pasien.
b. Sapa pasien
c. Konfirmasi identitas pasien dengan data Rekam medis.
d. Tanyakan riwayat alergi obat pada pasien.
e. Dokter mengkonfirmasi identitas pasien (tanyakan nama
dan alamat) sebelum memeriksa pasien.
f. Dokter memberikan pelayanan medis & resep (dalam resep
tertera: nama, umur, tanggal peresepan, tanda tangan
dokter).
3. Dibagian IGD
g. Sapa pasien
h. Konfirmasi identitas pasien dengan catatan Rekam medis
pasien.
i. Minta pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir
Jika pasien tidak dapat mengidentifikasi diri sendiri
verifikasi data dengan menanyakan keluarga/ pengantar
lahir
j. Jika pasien tidak dapat mengidentifikasi diri sendiri
verifikasi data dengan menanyakan keluarga/ pengantar
pasien.
k. Tanyakan riwayat alergi obat pada pasien .
l. Berikan identitas pada pasien berupa gelang identifikasi
sesuai dengan jenis kelamin pasien.
m. Dokter mengkonfirmasi identitas pasien sebelum
memeriksa pasien.
RUMAH SAKIT Tk. IV
02.07.05dr.Noesmir IDENTIFIKASI PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. dr. Moh. Hatta No.64
Baturaja 3 dari 4

n. Dokter memberikan pelayanan medis & resep (dalam resep


tertera: nama, umur, tanggal peresepan, tanda tangan
dokter).
o. Setiap tindakan periksa ulang data rekam medis dangelang
pengenal.
p. Jika terdapat lebih dari 2 pasien dengan nama sama
periksa ulangi dentitas dengan melihat alamat rumahnya
PROSEDUR .pasang stiker dengan tulisan Hati-hati pasien dengan
nama sama.
q. Jika semua tindakan sudah dilakukan pasien di antar
keruangan sesuai permintaan pesanan kamar.
4. Di Bagian Farmasi
a. Petugas menerima resep
b. Sebelum obat diserah kan tanyakan kembali identitas
pasien (nomer antrian, nama, umur , dokter pemeriksa)
dan memastikan bahwa obat telah sesuai dengan resep
yang diberikan oleh dokter.
c. Resep pasien rawat inap diserahkan oleh perawat ruangan
kepetugas apotik.
Petugas apotik menyerahkan obat keruangan dengan
mengecek kembali dengan perawat ruangan
d. Petugas apotik menyerahkan obat keruangan dengan
mengecek kembali dengan perawat ruangan.
5. Di Bagian Laboratorium/Radiologi/Fisioterapi
a. Adanya blangko permintaan yang dibuat oleh dokter
b. Cek dengan instruksi dokter.
c. Tanyakan nama, tanggal lahir, alamat, cek nomor rekam
medis sebelum pemeriksaan di lakukan.
RUMAH SAKIT Tk. IV IDENTIFIKASI PASIEN
02.07.05dr.Noesmir

No Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. dr. Moh. Hatta No.64 4 dari 4
Baturaja

d. Verifikasi dengan keluarga jika pasien tidak bias mengidentifikasi


sendiri.
e. Lihat gelang identintifikasi pasien ( pasien ranap )
f. Jika sudah pasti tindakan bisa di lakukan.
6. Di Bagian Rawat Inap
a. Periksa kesesuaian identitas dengan data identitas di RM.
b. Sesuaikan pada gelang identitas pada pasien
c. Pemberian klip warna merah pada gelang untuk pasien riwayat
alergi.
PROSEDUR
d. Pemberian klip warna kuning pada gelang untuk pasien resiko
jatuh.
e. Form Identitas pasien risiko jatuh diletakkan di bed pasien.
f. Di nurse station obat dimasukan pada kotak obat dan diberi
label.
g. Konfirmasi identitas pasien dengan melihat gelang indentitas
sebelum melakukan tindakan ataupun pemberian obat.
h. Sebelum pasien pulang dilakukan pengecekan gelang identitas
pasien dan dilakukan pencopotan.

1. Instalasi rawat jalan


UNIT TERKAIT 2. Instalasi rawat inap
3. Instalasi ICU
4. Semua staf rumah sakit
5. IGD
RUMAH SAKIT Tk. IV
02.07.05 dr. Noesmir PENANGANAN BAHAN KIMIA

No.
No. Revisi Halaman
Dokumen
1 dari 2
Jl. Dr. Moh. Hatta No. 64
Baturaja
Ditetapkan :
Tanggal
terbit Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02. 07. 05
SPO dr. Noesmir Baturaja
(STANDAR
PROSEDUR
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
OPERASIONAL)
Mayor Ckm NRP 11040005570178

Penanganan bahan kimia adalah semua cara


menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan dan
PENGERTIAN
menggunakan bahan-bahan kimia yang ada di
Laboratorium.

Agar setiap petugas laboratorium mengetahui betul


TUJUAN
jenis bahan dan cara penanganannya.

Penanganan bahan kimia di Laboratorium mengacu


KEBIJAKAN pada K3 rumah sakit tentang penanganan B3 yang
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Penanganan bahan kimia yang ada di laboratorium
terdiri dari sifat penanganannya, yaitu :
1. Penanganan untuk personil
a. Kenali dengan seksama jenis barang yang akan
digunakan atau disimpan.
b. Baca petunjuk yang tertera pada kemasan.
c. Tempatkan bahan kimia pada ruang
penyimpanan yang sesuai
PROSEDUR d. Perhatikan batas waktu pemakaian bahan yang
disimpan
e. Jangan menyimpan bahan yang mudah
bereaksi di lokasi yang sama
f. Jangan menyimpan bahan melebihi pandangan
mata.
g. Pastikan kerja aman sesuai prosedur dalam
pengambilan dan penempatan bahan, hindari
terjadi tumpahan/kebocoran.
h. Laporkan segera bila terjadi kebocoran bahan
kimia atau gas.
RUMAH SAKIT Tk. IV
02.07.05 dr. Noesmir PENANGANAN BAHAN KIMIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2 dari 2
Jl. Dr. Moh. Hatta No. 64
Baturaja

i. Laporkan setiap kejadian atau kemungkinan


kejadian yang menimbulkan bahaya/kecelakaan
(accidentatau near miss) melalui form yang telah
disediakan dan alur yang telah ditetapkan.
2. Penanganan berdasarkan lokasi
Daerah-daerah yang berisiko adalah laboratorium,
radiologi, farmasi dan tempat penyimpanan,
penggunaan dan pengelolaan B3, sehingga harus
ditetapkan sebagai daerah berbahaya dengan
PROSEDUR
menggunakan kode warna di area bersangkutan,
serta dibuat dalam denah Rumah Sakit dan
disebarluaskan/disosialisasikan kepada seluruh
penghuni Rumah sakit.
3. Penanganan administratif
Setiap penyimpanan, penggunaan dan
pengelolaanB3 harus diberi tanda sesuai potensi
bahaya yang ada dan dilokasi tersebut tersedia SOP
untuk menangani B3 antara lain :
a. Cara penanggulangan bila terjadi kontaminasi.
b. Cara penanggulangan apabila terjadi kedaruratan.
c. Cara penanganan B3 dan lain-lain.

1. K3 Rumah Sakit
UNIT TERKAIT
2. Unit Farmasi
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN KIMIADAN
GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYADAN
BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
002 1/11
Rumah Sakit
Tk.IV Baturaja
Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV Baturaja
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Bahan berbahaya dan beracun adalah bahan atau zat yang
mempunyai karakteristik mudah terbakar, mudah meledak,
beracun, bersifat reaktif, bersifat korosif atau menyebabkan
infeksi.
1. Bahan Mudah Terbakar
Bahan yang apabila berdekatan dengan api, percikan api,
gesekan, atau sumber nyala lain akan mudah menyala/terbakar
dan apabila telah nyala akan terus terbakar dalam waktu lama.
2. Bahan Mudah Meledak
Bahan yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan
suhu dan tekanan yang tinggi yang dengan cepat merusak
lingkungan sekitar.
3. Bahan Bersifat Reaktif
Bahan yang mudah menyebabkan kebakaran atau ledakan
karena sifat kimia yang tidak stabil pada suhu tinggi karena
mengalami oksidasi.
4. Bahan Korosif
Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau
Pengertian
mengkorosikan baja.
5. Bahan Infeksius
Bahan yang berbahaya bagi lingkungan karena mengandung
kuman penyakit yang dapat menular.
6. Bahan Beracun
Bahan yang mengandung racun berbahaya bagi manusia dan
lingkungan karena dapat menyebabkan kematian atau sakit
serius.
7. Bahan Iritan
Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan
selaput lendir.
8. Material Safety Data Sheet (MSDS)
Lembar Data Pengamanan Bahan adalah lembar petunjuk yang
berisi informasi tentang sifat fisika, kimia dari bahan berbahaya
dan beracun, cara penanganan dan tindakan khusus yang dapat
dilakukan dalam keadaan darurat apabila terpapar bahan
berbahaya dan beracun.
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN
KIMIADAN GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN
BERBAHAYADAN BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
00 2/11
Rumah Sakit Tk.IV
Baturaja
Prosedur ini dimaksudkan agar setiap karyawan dapat
mengenal dan memahami, bahan-bahan yang potensial dapat
menyebabkan bahaya atau racun pada tubuh serta mencegah
Tujuan
dan menghindari terjadinya pemaparan bahan berbahaya dan
beracun dengan mengikuti petunjuk-petunjuk penanganan
termasuk penggunaan alat pelindung diri yang tepat.
Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.IV Baturaja Nomor Kep /
Kebijakan / / 2019 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan.
1. Pemesanan
a. Pemesanan Bahan Berbahaya dan Beracun dapat
dilakukan apabila disertai permintaan tertulis yang
ditandatangani oleh Kepala Bagian Logistik Farmasi.
b. Pemesanan Bahan Berbahaya dan Beracun
menggunakan Nota Pemesanan yang terpisah dengan
bahan yang tidak termasuk Bahan Berbahaya dan
Beracun.
c. Pemesanan harus disertai dengan notifikasi bahwa
bahan yang dipesan merupakan B3.
d. Pemesanan dilakukan melalui Distributor resmi yang
terdaftar pada Balai POM atau Departemen
Perindustrian dan Perdagangan.
e. Setiap pemesanan harus mencantumkan dengan jelas
nama bahan, nama dagang, nama kimia, jumlah yang
dipesan, nama dan alamat distributor.
f. Setiap pemesanan harus mencantumkan pernyataan
Prosedur bahwa pihak distributor akan melampirkan MSDS pada
saat penyerahan B3.
g. Tidak diperkenankan memesan B3 yang terlarang
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 74 tahun
2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun.
h. Pemesanan B3 yang termasuk golongan bahan dengan
penggunaan terbatas sesuai dengan Peraturan
Pemerintah RI No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun harus mendapat
persetujuan PK3RS dengan masa berlaku 1 tahun.
2. Penyerahan Barang
a. Pada saat penyerahan B3, nota penyerahan harus
mencantumkan dengan jelas nama bahan, nama
dagang, nama kimia, jumlah bahan, nama distributor,
dan nama pengimpor/produsen.
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN KIMIADAN
GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYADAN
BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
00 3/11
Rumah Sakit Tk.IV
Baturaja
b. Setiap B3 yang diserahkan harus disertai dengan
Lembar Data Pengamanan Bahan (Material Safety Data
Sheet) yang berisi merek dagang, rumus kimia, jenis
B3, klasifikasi, teknik penyimpanan, dan tata cara
penanganan bila kecelakaan.
c. Pada saat diserahkan, B3 harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
1) Diserahkan dalam bentuk kemasan yang kompak
2) Wadah kemasan tidak bocor
3) Tidak berkarat
4) Tidak rusak
5) Disertai dengan penandaan nama dagang, nama
bahan, berat, yang sesuai dengan yang tertera pada
nota penyerahan bahan.
d. Setiap B3 yang diserahkan harus telah memiliki tanda
peringatan sesuai dengan jenis dan bahayanya, symbol
bahaya dan petunjuk P3K yang harus mudah dilihat,
dibaca, dimengerti dan tidak luntur.
e. Bahan Berbahaya dan Beracun tidak dapat diterima
apabila :
1) Dokumen tidak lengkap
Prosedur 2) Sudah kadaluarsa
3) Label yang tertera pada bahan dan dokumen tidak
cocok.
f. Penyerahan B3 harus dilakukan secara langsung
kepada petugas Bagian Logistik sedangkan bahan
langsung ditempatkan pada Ruang Penyimpanan B3.
3. Penanganan Bahan Kimia
a. Penandaan
1) Setiap bahan berbahaya dan beracun harus
diberikan penandaan agar dapat dikenali oleh setiap
orang.
2) Penandaan meliputi nama bahan, nama kimia dan
symbol bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Penandaan harus diberikan pada setiap kemasan
termasuk kemasan luar/pembungkus bahan, dengan
tulisan dan symbol yang jelas, mudah terbaca, tidak
mudah lepas dan bertahan lama.
4) Simbol yang dipergunakan untuk penandaan bahan
B3 mengacu pada ketentuan yang berlaku yaitu
sebagai berikut :
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN KIMIA
DAN GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYADAN
BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
002 4/11
Rumah Sakit Tk.IV
Baturaja

BAHAN IRITAN BAHAN TOKSIK

BAHAN KOROSIF BAHAN MUDAH


TERBAKAR

Prosedur

BAHAN MUDAH BAHAN


MELEDAK OKSIDATOR
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN KIMIA
DAN GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYADAN
BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
00 5/11
Rumah Sakit Tk.IV
Baturaja
b. Tata Cara Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun
1) Dalam menangani bahan kimia berbahaya dan beracun,
setiap karyawan harus menghindari terjadinya inhalasi
bahan, penyerapan melalui kulit, tertelan melalui mulut,
atau kontak langsung dengan peralatan/bahan yang
terkantaminasi.
2) Pengambilan bahan kimia cair dengan mempergunakan
pipet yang disedot dengan mulut tidak diperkenankan
karena dapat menyebabkan tertelannya bahan kimia
tersebut.
3) Dalam menuang bahan kimia cair, tidak boleh dilakukan
dengan terburu-buru yang sampai mengotori label.
4) Sebelum menuang bahan kimia, pekerja harus membaca
dengan teliti label bahan kimia. Apabila label sudah tidak
jelas atau tidak ada maka tidak diperkenankan
mengambil bahan kimia dari kontener.
5) Apabila menuang bahan kimia cair dari kontener yang
besar kedalam gelas ukur yang kecil maka gelas ukur
harus ditahan agar cairan tidak tumpah.
6) Setiap pekerja yang menangani bahan kimia berbahaya
Prosedur
dan beracun harus mempergunakan sarung tangan,
gown, sepatu tertutup dan celana panjang, pekerja tidak
diperkenankan memakai celana pendek, baju lengan
pendek dan sepatu yang terbuka apabila bekerja dengan
bahan kimia yang berbahaya dan beracun.
7) Makan, minum, atau merokok tidak diperkenankan
apabila sedang bekerja dengan bahan kimia berbahaya
dan beracun.
8) Tidak diperkenankan mengembalikan bahan kimia yang
berlebihan setelah dituang kedalam wadah semula
karena hal ini akan dapat menimbulkan suatu reaksi
kimia yang berbahaya. Harus diupayakan pengambilan
bahan secara tepat tanpa berlebihan.
9) Apabila sedang mengerjakan pencampuran bahan kimia,
tidak diperkenankan meninggalkan tempat sehingga
proses pencampuran/reaksi tidak diawasi.
10) Tidak diperkenankan mencicipi/merasa bahan kimia jenis
apapun. Apabila harus mencium bahan kimia maka
lakukan dengan sangat hati-hati mempergunakan ujung
botol sehingga hanya.
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN KIMIADAN
GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYADAN
BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
002 6/11
Rumah Sakit Tk.IV
Baturaja
sebagian kecil uap yang masuk ke hidung
11) Tidak diperkenankan menyimpan mantel, baju lapis, atau
buku dalam ruang berisi bahan kimia karena bisa
terkontaminasi oleh bahan kimia.

c. Tata Cara Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun


1) Untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat bahan
kimia berbahaya maka bahan kimia berbahaya dan
beracun harus disimpan, dipergunakan, dan dibuang
dengan cara yang sesuai ketentuan.
2) Setiap bagian dan setiap personel dirumah sakit harus
melaksanakan secara benar seluruh ketentuan
penyimpanan, penggunaan dan pembuangan bahan
kimia berbahaya dan beracun.
3) Setiap bagian yang menyimpan bahan kimia berbahaya
dan beracun dalam jumlah besar dan jenis bahan kimia
yang banyak, harus mempunyai ruangan penyimpanan
khusus.
4) Semua bahan kimia berbahaya dan beracun harus
Prosedur diberikan label yang benar agar tidak terjadi
pencampuran bahan yang tidak sesuai.
5) Semua bahan kimia berbahaya dan beracun harus
diperiksa secara teratur untuk mendeteksi kebocoran
atau kerusakan wadah.
6) Bahan kimia yang menjadi basah akibat kelembaban
yang tinggi harus dikeringkan sebelum dipergunakan.
7) Sampah yang berasal dari bahan kimia harus dibuang
pada kontener yang telah disiapkan khusus untuk bahan
tersebut, tidak boleh dibuang pada tempat sampah untuk
bahan kimia lain.
8) Tidak diperkenankan mempergunakan lampu spiritus
dalam ruang berisi bahan kimia apabila tidak di
instruksikan.
9) Setiap wadah dari gelas harus diperiksa apakah ada
keretakan atau tidak karena akan menyebabkan cedera
serius apabila terjadi kebocoran bahan kimia.
10) Untuk menghindari terjadinya peledakan bahan kimia
maka setiap bahan kimia dengan konsentrasi yang tinggi
harus disimpan dalam ruangan dengan suhu yang lebih
rendah dari titik nyala bahan kimia tersebut.
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN
KIMIADAN GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN
BERBAHAYADAN BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
00 7/11
Rumah Sakit Tk.IV
Baturaja
11) Setiap bahan kimia yang mudah meledak atau
terbakar harus di identifikasi titik nyala dari bahan
tersebut.
12) Setiap karyawan harus memperhatikan bahwa
beberapa bahan-bahan kimia padat tidak boleh
terkena air, terkena pemanasan, terjadi gesekan
atau terkena cahaya/sinar matahari karena akan
mudah terbakar.
13) Setiap karyawan harus mengetahui lokasi dari Alat
Pemadam Api Ringan (APAR), tempat pembilasan,
dan mengetahui cara mempergunakan peralatan
tersebut.
14) Setelah kejadian pemaparan, kecelakaan,
kebakaran, peledakan, atau adanya tumpahan
bahan, karyawan harus segera memberitahukan
kepada Kepala Bagiannya atau atasan langsung.

4. Penanganan Bahan Gas


a. Penggunaan gas yang tidak benar dapat menimbulkan
peledakan, kebakaran, keracunan, intoksikasi akibat
inhalasi gas atau dapat mencederai kulit. Karena di
rumah sakit terdapat banyak jenis gas yang berbahaya
Prosedur
dengan efek yang bermacam-macam maka dibuat
beberapa ketentuan umum yang berlaku untuk semua
tindakan yang mempergunakan gas.
b. Pemakaian lampu spiritus (Bunsen) pada daerah yang
mengandung gas harus dilakukan dengan sangat hati-
hati dan hanya dapat dilakukan apabila tidak terdapat
kebocoran gas. Lampu spiritus harus segera di matikan
apabila tidak di pergunakan. Apabila sedang ada nyala
api maka tidak di perkenankan menggunakan oksigen.
c. Merokok dilarang diseluruh bagian, seluruh tempat
tindakan di rumah sakit apalagi di tempat penyimpanan
gas dan penanganan yang mempergunakan gas.
d. Penyimpanan gas apabila memungkinkan di tempat
yang berjauhan dengan pusat kegiatan pelayanan dan
di lindungi dari pemaparan suhu tinggi.
e. Seluruh tabung gas harus diberi label yang jelas.
Tabung yang tidak berlabel tidak boleh dipergunakan
karena sangat membahayakan.
f. Seluruh staf harus mengetahui tata cara
mengidentifikasi gas berdasarkan kode warna yang di
sepakati.
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN
KIMIADAN GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN
BERBAHAYADAN BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
00 8/11
Rumah Sakit Tk.IV
Baturaja
g. Pengangkutan tabung gas dan pengisian gas harus
mempergunakan troli yang menahan tabung gas tidak
jatuh.
h. Dalam menuang gas bentuk cair maka tidak boleh
terjadi tumpahan gas pada pakaian atau lantai
i. Setiap pekerja harus mempergunakan pakaian
pelindung, masker, sarung tangan, dan baju lengan
panjang.
5. Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun
a. Persyaratan Umum Ruang Penyimpanan
1) Ruangan penyimpanan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a) Kedap air, tidak bocor, ada ventilasi untuk
mencegah akumulasi gas, lubang angin harus
dilengkapi dengan kasa penutup agar burung
dan binatang tidak masuk dan dilengkapi
penerangan yang mencukupi.
b) Instalasi penerangan harus tidak menimbulkan
ledakan, dengan memasang lampu penerangan
minimal 1 meter diatas kemasan dan semua
saklar untuk ruang bahan mudah terbakar harus
Prosedur terpasang dari sisi luar.
c) Tersedia sarana pencucian yang dekat lokasi
dan memadai misalnya wastafel untuk membilas
mata atau bagian tubuh lainnya yang terpapar
bahan berbahaya dan beracun.
d) Tersedia sistim pemadam kebakaran dan deteksi
kebakaran yang sesuai dengan luas ruang dan
jenis bahan yang disimpan.
e) Tersedia pembangkit listrik cadangan yang
berfungsi secara otomatik apabila terjadi
gangguan listrik.
f) Tersedia fasilitas pertolongan pertama pada
kecelakaan dalam jumlah dan jenis yang
memadai.
g) Peralatan komunikasi dalam ruang penyimpanan
harus tersedia agar memudahkan komunikasi
dengan bagian lain.
h) Setiap ruang penyimpanan harus mempunyai
pompa penyedot tumpahan B3 yang juga
berfungsi menyedot tumpahan cair.
i) Tersedia pengontrol suhu dan kelembaban di
setiap ruang penyimpanan bahan berbahaya dan
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN KIMIADAN
GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYADAN
BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
00 9/11
Rumah Sakit Tk.IV
Baturaja
beracun
j) Ruangan penyimpanan tidak boleh terkena cahaya
matahari secara langsung karena dapat
menyebabkan terjadinya reaksi kimia pada bahan-
bahan kimia yang tidak stabil.
k) Ruangan penyimpanan bahan berbahaya dan
beracun dinyatakan sebagai “restrieted area”
sehingga setiap orang yang tidak berkepentingan
tidak diperkenankan masuk.
l) Semua sistim pengamanan ruangan penyimpanan
bahan kimia harus diperiksa sekurang-kurangnya
setiap bulan.
m) Setiap hasil pemeriksaan harus di dokumentasikan,
dilaporkan ke PK3RS dan ditindak lanjuti.
2) Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun harus
mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a) Dilakukan dengan sistim blok, terdiri dari 2x2
kemasan sehingga dapat dilakukan pemeriksaan
menyeluruh terhadap setiap kemasan.
b) Jarak antar blok minimum 60 cm agar masih tersisa
Prosedur ruang untuk melakukan pengawasan rutin.
c) Maksimum tumpukan 3 lapis, apabila lebih maka
harus dengan memakai rak, kecuali untuk bahan
kimia yang disimpan dalam wadah botol, tidak
diperkenankan untuk disimpan bersusun.
d) Jarak kemasan terluar tidak boleh kurang 1 meter
dari atap.
e) Kemasan B3 yang tidak saling cocok harus disimpan
terpisah, tidak dalam 1 blok untuk menghindari
terjadinya reaksi kimia yang membahayakan
f) Penempatan kemasan harus dengan syarat tidak ada
kemungkinan tumpah ke kemasan lain.

b. Persyaratan Berdasarkan Jenis B3


1) Bahan Beracun
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
b) Jauhkan dari bahan lain yang dapat bereaksi
c) Tersedia alat pelindung diri
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN
KIMIADAN GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN
BERBAHAYADAN BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
00 10/11
Rumah Sakit Tk.IV
Baturaja
2) Bahan Korosif
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan
berventilasi
b) Bahan disimpan dalam wadah tertutup dan
berlabel
c) Tersedia alat pelindung diri
3) Bahan Mudah Terbakar
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan
berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber
api/panas
c) Hindari terjadinya loncatan api listrik atau bara
rokok
d) Tersedia alat pemadam kebakaran
e) Penyimpanan harus dijauhkan dari bahan kimia
oksidator
f) Tersedia alat pelindung diri
4) Bahan Mudah Meledak
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan
berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber
Prosedur api/panas
c) Tersedia alat pemadam kebakaran
d) Tempat penyimpanan tidak menimbulkan
gesekan atau benturan mekanis.
e) Tersedia alat pelindung diri
5) Bahan Oksidator
a) Ruangan penyimpanan harus dingin dan
berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber
api/panas
c) Hindari terjadinya loncatan api listrik atau bara
rokok
d) Penyimpanan harus terpisah dengan bahan
mudah terbakar atau bahan pereduksi.
e) Tersedia alat pelindung diri
6) Bahan Reaktif
a) Ruangan penyimpanan harus dingin, kering dan
berventilasi
b) Ruangan/bahan harus jauh dari sumber
api/panas
c) Tersedia alat pemadam kebakaran
d) Tersedia alat pelindung diri
PEMESANAN, PENYERAHAN , PENANGANAN BAHAN
KIMIADAN GAS, SERTA PENYIMPANAN BAHAN
BERBAHAYADAN BERACUN (B3)
No Dokumen No Revisi Halaman
Rumah Sakit Tk.IV 11/11
Baturaja 00
1. Bagian Pengadaan
2. Instalasi Farmasi
Unit Terkait
3. Sub Unit Laboratorium Dan Bank Darah
4. Bagian Urusan Dalam
PENANGGULANGAN APABILA TERJADI KONTAMINASI
BAHAN-BAHAN BERBAHAYA PADA PERBEKALAN
FARMASI
No Dokumen No Revisi Halaman
Rumah Sakit Tk.IV
002 1/1
Baturaja

Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV Baturaja
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Yang dimaksud penanggulangan kontaminasi ialah tindakan
Pengertian yang perlu diambil apabila terjadi kontaminasi bahan
berbahaya pada perbekalan farmasi.
Agar perbekalan farmasi yang diberikan kepada pasien
Tujuan
bermutu baik dan tidak terkontaminasi oleh bahan berbahaya.
Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.IV Baturaja Nomor Kep / /
Kebijakan / 2016 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan.
1. Apabila terjadi kontaminasi bahan berbahaya pada
perbekalan farmasi maka barang tersebut dipisahkan.
2. Kemudian barang tersebut segera dimusnahkan sesuai
Prosedur
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
3. Dibuat berita acara pemusnahan.
4. Melapor ke Kepala Rumah Sakit TK.IV Baturaja
1. Unit Farmasi
2. Instalasi Gawat Darurat
Unit Terkait
3. Tim K3RS
4. Gudang Obat
PENANGGULANGAN BILA TERJADI KECELAKAAN
KONTAMINASI ALKOHOL

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumah Sakit Tk.IV 002 1/1
Baturaja
Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV Baturaja
PROSEDUR 04 Januari 2016
OPERASIONAL
(SPO) dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Alkohol adalah bahan / zat kimia cair berwarna bening, mudah
Pengertian menguap, dan uapnya mudah terbakar pada suhu dibawah
25,5 derajat Celcius.
Untuk mencegah timbulnya kebakaran dan ledakan dari
Tujuan
tumpahan uap Alkohol
Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.IV Baturaja Nomor Kep /
Kebijakan / / 2016 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan.
1. Memberi tahu kepada petugas yang lain dan menjauhkan
petugas yang tidak berkepentingan.
2. Memberikan pertolongan kepada petugas bila ada yang
cedera.
Prosedur
3. Mematikan semua sumber api dan listrik.
4. Jangan menghirup uap / bau dari bahan yang tumpah.
5. Petugas yang cedera segera dirujuk ke Instalasi Gawat
Darurat.
1. Unit Farmasi
2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Jalan
Unit Terkait
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Tim K3RS
6. Gudang Obat
PENANGGULANGAN BILA TERJADI KECELAKAAN
KONTAMINASI AIR RAKSA

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumah Sakit Tk.IV 002 1/1
Baturaja
Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV Baturaja
STANDAR
04 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Air Raksa adalah bahan / zat kimia berbentuk cair pada suhu
kamar, berwarna putih keperakan, tidak berbau, namun sangat
Pengertian toksik (beracun). Bila dalam ruangan dengan suhu 20 derajat
Celcius terdapat raksa cair, maka kadar uapnya = 150 x nilai
ambang batas.
Untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan berupa
Tujuan lemah badan, hilang nafsu makan, gangguan pencernaan dan
gangguan ginjal akibat keracunan air raksa (logam berat).
Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.IV Baturaja Nomor Kep / /
Kebijakan / 2016 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan.
1. Bila uap terhirup, korban segera pindahkan ke area udara
terbuka.
2. Bila zat tertelan, usahakan agar korban bisa muntah.
Prosedur
3. Beri susu atau telur untuk memperkuat daya tahan tubuh.
4. Bila korban keadaannya parah, segera dibawa ke Instalasi
Gawat Darurat dan laporkan ke Tim MFK
1. Unit Farmasi
2. Instalasi Gawat Darurat
Unit Terkait
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Rawat Jalan
PENANGGULANGAN BILA TERJADI KECELAKAAN
KONTAMINASI HIDROGEN PEROKSIDA (H2O2)

Rumah Sakit Tk.IV


No Dokumen No Revisi Halaman
Baturaja
00 1/1

Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV Baturaja
PROSEDUR 04 Januari 2016
OPERASIONAL
(SPO) dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
H2O2 (Hidrogen Peroksida) adalah larutan kimia yang dapat
Pengertian
menyebabkan iritasi terhadap kulit.

Tujuan Untuk mencegah dan mengatasi terjadinya iritasi.

Keputusan KepalaRumah Sakit TK.IV Baturaja Nomor Kep / /


Kebijakan / 2016 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan.
1. Apabila uap H2O2 terhirup, segera bawa ketempat terbuka.
2. Apabila larutan terkena mata, cuci dengan air bersih
selama 15 menit dan segera bawa ke IGD.
3. Apabila larutan terkena kulit, cuci dengan air bersih, ambil
Prosedur
pakaian yang terkontaminasi.
4. Apabila larutan tertelan, segera beri minum air putih
sebanyak 250cc. Untuk mengencerkan, jangan dirangsang
untuk muntah.
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Unit Farmasi
Unit Terkait
3. Sub Unit Laboratorium dan Bank Darah
4. Tim K3RS
PENANGGULANGAN BILA TERJADI KECELAKAAN
KONTAMINASI KAPORIT
No Dokumen No Revisi Halaman
Rumah Sakit Tk.IV
00 1/1
Baturaja

Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV Baturaja
STANDAR
04 Januari 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Kaporit adalah bahan kimia yang bersifat iritatif dan dipakai
Pengertian
sebagai disinfektan dan sanitasi
Untuk menghindari terjadinya kontaminasi yang menyebabkan
Tujuan gangguan kesehatan berupa lemah badan, hilang nafsu
makan, gangguan pencernaan dan gangguan ginjal.
Keputusan KepalaRumah Sakit TK.IV Baturaja Nomor Kep / /
Kebijakan / 2016 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan.
1. Bila zat kaporit terhirup, bawa korban ke tempat segar dan
beri oksi-gen murni jika diperlukan.
2. Bila terkena mata, cuci dengan air bersih selama 20 menit
Prosedur dan laporkan ke Tim K3RS
3. Bila terkena kulit, cuci dengan air bersih atau air mengalir.
4. Bila zat tertelan, kumur dan minum air putih sebanyak 240-
300cc untuk mengencerkan.
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Unit Farmasi
Unit Terkait
3. Tim K3RS
4. Bagian IPAL
RUMAH SAKIT Tk. IV
PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA
02.07.05 dr. Noesmir
DEFELOPER DAN FIXER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 dari 2
Jl. Dr. Moh. Hatta No. 64
Baturaja

TanggalTerbit Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr.
SOP
Noesmir Baturaja
(STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR)

dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178

Larutan fixer adalah larutan bersifat asam dan Developer


PENGERTIAN
merupakan sebuah bahan Kimia.

TUJUAN Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja atau kecelakaan akibat


kerja akibat terkontaminasi larutan asam dan kimia.

KEBIJAKAN Petugas kamar gelap yang terkontaminasi oleh bahan berbahaya


harus segera ditolong.
1. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbs kulit,
tertelan atau kontak dengan kulit/mata
2. Gejala Keracunan
a. Mata : Iritasi, gangguan penglihatan, kerusakan sarafmata
PROSEDUR
b. Kulit : Iritasi, dermatitis
c. Inhalasi : Iritasi saluran napas/hidung, sakit kepala,
pusing, mual, muntah, gangguan kesadaran
3. Pertolongan Pertama
a. Segera melakukan Irigasi mata dengan menggunakan air
mengalir selama 15 menit. Bila terjadi frostbite, jangan dibilas

RUMAH SAKIT Tk. IV


02.07.05 dr. Noesmir PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA
DEFELOPER DAN FIXER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2 dari 2
Jl. Dr. Moh. Hatta No. 64
Baturaja
dengan air
b. Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun
c. Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada
gangguan pernapasan
d. Lakukan lavese lambu
e. Dapat diberikan antidot yaitu Ethanol atau Fomeprazole
4. PencegahanPemaparan
a. Hindari kontak dengan mata/kulit
b. Pakai masker dan sarung tangan dalam pengolahan

Unit terkait 1. Instalasi Farmasi


2. Instalasi Gawat Darurat
3. K3 Rumkit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.
RUMAH SAKIT Tk. IV STANDAR OPERASIONAL PEMBUANGAN SAMPAH INFEKSIUS,
02.07.05 dr. Noesmir CAIRAN TUBUH DAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 1 dari 2

Jl. Dr. Moh. Hatta No


64 Baturaja

TanggalTerbit Ditetapkan,
SOP Kepala Rumah Sakit TK. IV dr. Noesmir
(STANDAR Baturaja
OPERASIONAL
PROSEDUR)
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178

Sebagai pengawasan terhadap :


PENGERTIAN
Pembuangan Sampah Infeksius cairan tubuh dan darah

TUJUAN 1. Menciptakan lingkungan yang bersih dilingkungan rumah sakit


2. Meningkatkan keamanan secara umum, baik pada pekerjaan
dilingkungan rumah sakit maupun pada penanganan sampah.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes Lingkungan Hidup No. 1204/Menkes/SK/X/2004


tentang Persaratan Kesehatan Lingkungan RS
2. SK Karumkit tentang tugas dan fungsi sanitasi

1. Setelah melakukan tindakan keperawatan, barang–barang yang


sudah tidak terpakai agar dibuang ketempat sampah
2. sampah yang dibuang harus dimasukan kedalam kantong
wadah sesuai dengan jenis sampah
PROSEDUR 3. Masukan sampah infeksius, cairan tubuh dan darah kedalam
wadah yang anti tususuk, anti bocor dan tidak mudah dibuka.
4. Setelah wadah berisis ¾ maka petugas sampah akan
mengambil kesetiap ruangan dengan jadwal pengambilan
sampah yang telah ditentukan
5. Sebelum sampah diberikan kepada petugas sampah, petugas
harus mengisi buku serah terima sampah yang diisi sesuai
dengan banyaknya sampah yang diambil, lalu ditanda

RUMAH SAKIT Tk. IV STANDAR OPERASIONAL PEMBUANGAN SAMPAH INFEKSIUS,


02.07.05 dr. Noesmir CAIRAN TUBUH DAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 2 dari 2

Jl. Dr. Moh. Hatta No


64 Baturaja
tangani oleh kepala ruangan.
1. Sampah dengan kualifikasi sampah medis maupun non
medisdibawake TPA (TempatPenampunganLimbahAkhir).

Karumkit, Ka.Keperawatan, Kepala Ruangan , Petugas Kebersihan


UNIT TERKAIT
dan Cleaning Service.
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT TK.IV . / / 00 1/3
Baturaja
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tk.IV Baturaja
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan sebagai
teknik pencegahan mikroorganisme pathogen dari seseorang ke
orang lain yang disebut “carrier”. Barrier yang umum digunakan
PENGERTIAN
adalah masker, kacamata pelindung, skort/gaun, sarung tangan,
penutup kepala dan pelindung kaki.

Melindungi tenaga kesehatan, pasien, keluarga, pengunjung dan


TUJUAN
lingkungan dari kemungkinan transmisi material infeksius.

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/Per/III/2007


tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian infeksi di
Rumah sakit dan fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
KEBIJAKAN
2. Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk IV Baturaja tentang
Kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah
Sakit Tk IV Baturaja

A. Masker Biasa
Langkah-langkah pemasangan :
1. Ambil masker bersih di tempat penyimpanannya.
2. Eratkan / ikatkan tali bagian atas lalu bagian bawah karet
elastic pada bagian tengah kepala.
3. Paskan kilp hidung dari logam flesksibel pada batang
hidung.
Langkah-langkah melepaskan :
1. Jangan disentuh bagian depan masker karena telah
PROSEDUR terkontaminasi.
2. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet
bagian atas atau karet bagian tengah.
3. Buang ketempat limbah infeksius
B. Langkah – Langkah Pemakaian Kacamata Pelindung
Pasang pada wajah dan mata serta sesuaikan agar pas.
Langkah-langkah melepaskan :
1. Bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi, saat melepaskan, pegang karet atau
gagang kacamata.
2. Letakkan diwadah yang telah disediakan untuk di proses
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT TK.IV . / / 002 2/3
Baturaja

ulang atau dalam tempat limbah infeksius


C. Pemakaian Skort/Gaun
Langkah-langkah pemasangan :
1. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga paha atau
bawah lutut.
2. Masukan tangan kedalam lengan gaun.
3. Ikat / kalungkan tali di bagian leher.
4. Ikat tali pinggang dengan baik,upaya bagian belakang gaun
menutup sempurna pakaian petugas,jika diperlukan minta
petugas lain.
Langkah-langkah melepaskan :
1. Lepaskan terlebih dahulu ikatan tali pinggang.
2. Lepaskan tali leher
3. Lepaskan skort/gaun dengan cara mendorong ke depan
PROSEDUR dan kedua tangan memegang skort/gaun,sehingga bagian
dalam skort/gaun berada di luar.
4. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah
yang telah disediakan untuk proses ulang.
D. Pemakaian Sarung Tangan
Langkah-langkah pemasangan :
1. Buka pembungkus sarung tangan dengan hati-hati, pilih
yang sesuai ukuran tangan petugas.
2. Jika harus mempertahankan prinsip-prinsip steril, hindarkan
sarung tangan terkontaminasi obyek tidak steril.
3. Jari telunjuk dan ibu jari non dominan membuka lipatan
sarung tangan bagian atas dan masukkan tangan non
dominan dengan posisi telenang, masukkan jari secara
pelan-pelan.
Langkah-langkah melepaskan :
1. Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah
terkontaminasi
2. Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan
lainnya, lepaskan.
3. Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan
menggunakan tangan yang masih memakai sarung tangan
4. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung
tangan di bawah sarung tangan yang belum dilepas di
pergelangan tangan
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

RUMAH SAKIT TK.IV No. Dokumen No. Revisi Halaman


Baturaja . / / 00 3/3

5. Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama.


6. Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius.
7. Cuci tangan sesuai prosedur.
E. Pemakaian Pelindung Kaki
Langkah-langkah pemasangan :
1. Sepatu harus selalu bersih
2. Gunakan sepatu karet atau boot yang menutupi seluruh
ujung kaki sampai bawah lutut kaki kanan dan kaki kiri.
3. Harus selalu digunakan contohnya didalam kamar operasi,
ruang VK dan tidak boleh dipakai keluar dan hanya dipakai
didalam ruangan ataupun memakai sandal,dilarang
memakai sandal/sepatu dari luar.
Langkah-langkah pelepasan :
PROSEDUR 1. Lepaskan sepatu boot secara bergantian.
2. Letakan diwadah yang telah disediakan.
F. Penutup Kepala
Langkah – Langkah pemakaian :
Gunakan tutup kepala sehingga menutupi seluruh kepala dan
rambut.
Langkah – langkah pelepasan :
1. Lepaskan tutup kepala dengan memegang bagian dalam
tutup kepala dan lipat / gulung keluar, sehingga bagian
dalam tutup kepala berada di luar.
2. Buanglah di tempat infeksius atau letakkan di wadah yang
telah disediakan untuk proses ulang.

1. Instalasi Rawat Jalan


2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Bedah Dan Anastesi
5. Unit Farmasi
6. Unit Jangdiag (sub unit Radiologi,sub unit Laboratorium)
7. Unit Jangwat (sub unit Gizi,sub unit Laundry,sub unit Kamar
Jenazah
RUMAH SAKIT Tk. IV STANDAR OPERASIONAL PENGELOLAAN LIMBAH BENDA
02.07.05 dr. Noesmir TAJAM DAN JARUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 dari 2

Jl. Dr. Moh. Hatta No


64 Baturaja

TanggalTerbit Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit TK. IV dr. Noesmir
/ / 201
SOP Baturaja
(STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR)
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178

Sebagai pengawasan terhadap :


PENGERTIAN
Pembuangan limbah padat berupa benda tajam dan jarum

TUJUAN 3. Menciptakan lingkungan yang bersih dilingkungan rumah sakit


4. Meningkatkan keamanan secara umum, baik pada pekerjaan
dilingkungan rumah sakit maupun pada penanganan sampah.

KEBIJAKAN 3. Kepmenkes Lingkungan Hidup No. 1204/Menkes/SK/X/2004


tentang Persaratan Kesehatan Lingkungan RS
4. SK Karumkit tentang tugas dan fungsi sanitasi

6. Setelah melakukan tindakan keperawatan, sampah yang


dibuang harus dimasukan ke dalam kantong wadah sesuai

PROSEDUR dengan jenis sampah


7. Masukan benda tajam dan jarum kedalam wadah yang anti
tususk, anti bocor dan tidak mudah dibuka.
8. Setelah wadah berisis ¾ maka petugas sampah akan
mengambil kesetiap ruanagan dengan jadwal pengambilan
RUMAH SAKIT Tk. IV STANDAR OPERASIONAL PENGELOLAAN LIMBAH BENDA
02.07.05 dr. Noesmir TAJAM DAN JARUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 dari 2

Jl. Dr. Moh. Hatta No


64 Baturaja
Sampah yang telah ditentukan. Sebelum sampah diberikan.
kepada petugas sampah, petugas harus mengisi buku serah
terima sampah yang diisi sesuai dengan banyaknya sampah
yang diambil, lalu ditanda tangani oleh kepala ruangan
9. Sampah akan dibawa ketempat penampungan sementara,
dengan kualifikasi sampah medis seperti jarum dibakar
ditempat pembakaran bagian incinerator

Karumkit, Ka.Keperawatan, Kepala Ruangan , Petugas Kebersihan


UNIT TERKAIT
dan Cleaning Service.
PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI

RUMAH SAKIT Tk. IV


02.07.05 dr.Noesmir No. Dokumen No. Revisi Halaman

00 1/2

Jl. dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja
Ditetapkan
Tanggal terbit Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05
dr. Noesmir Baturaja,
SPO
(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL)
dr. Hengki Irawan, M.Biomed, Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178

1. Perbekalan Farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri


dari sediaan farmasi, alat kesehatan, gas medic, reagen
dan bahan kimia, radiologi dan produk nutrisi.
PENGERTIAN 2. Pengadaan adalah segala upaya pekerjaan dan kegiatan
dalam mengadakan barang atau jasa berdasarkan usulan
yang disepakati dan sesuai rencana kerja dan anggaran
(RKA).

Sebagai acuan penetapan pengadaan perbekalan farmasi


sehingga mampu mengadakan bekal kesehatan secara tepat
TUJUAN
jenis, tepat jumlah dan tepat waktu serta mengurangi potensi
kerugian rumah sakit

Menunjuk dan menugaskan bagian-bagian :Perencanaan,


KEBIJAKAN Pengadaandan Penerimaan yang terdiri dari orang-orang
yang memiliki spesifikasi teknis di masing-masing bidang.

1. Apoteker merencanakan pesanan obat berdasarkan


permintaan dan kebutuhan pengguna dengan
memperhatikan Pola penyakit dan kondisi stok obat di
gudang bekkes, kemudian diajukan ke karumkit
2. Apoteker menuliskan surat pesanan berdasarkan
PROSEDUR
perencanaan bulanan dan menyerahkan surat pesanan
kepada tim pengadaan.
3. Setelah disetujui tim pengadaan, Apoteker menyarahkan
surat pesanan kepada distributor
4. Petugas penerimaan melakukan penerimaan barang
sesuai dengan protap penerimaan bekkes.
PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI

RUMAH SAKIT Tk. IV


02.07.05 dr.Noesmir No. Dokumen No. Revisi Halaman

002 2/2

Jl. dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja

5. Petugas pengadaan berkoordinasi dengan bagian


penerimaan pada saat barang datang. Koordinasi yang
dilakukan adalah menerima faktur pembelian.
PROSEDUR
6. Petugas pengadaan mengadministrasikan faktur
penjualan (melengkapi persyaratan wabku ) dan
mengkoordinasikan dengan bendahara dengan tembusan
kabina yanmasum.
7. Petugas gudang bekkes menerima dan menyimpan
perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan kefarmasiaan.
8. Petugas gudang bekkes mengadministrasikannya ke
dalam buku administrasi gudang atau komputer.

1. Panitia Pengadaan
2. Kabina Yanmasum / Bendahara
UNIT TERKAIT 3. Panitia Penerimaan
4. Gudang Bekkes
5. Kepala Instalasi Farmasi
RUMAH SAKIT
Tk.IV02.07.05dr.NOE EVAKUASI DOKUMEN
SMIR ( Helm Putih )

No Dokumen No Revisi Halaman


1/1

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64Baturaja
Ditetapkan
TanggalTerbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
dr.Noesmir Baturaja,
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M. Biomed., Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Evakuasi dokumen adalah kegiatan mengevakuasi /
memindahkan / mengamankan dokumen dari lokasi kejadian
PENGERTIAN
bencana kelokasi yang lebih aman / posko guna memperoleh
pengaman dokumen.
1. Menyelamatkan dokumen dari bahaya kebakaran.
TUJUAN
2. Mengamankan dokumen agar tetap terjaga kerahasiannya.

Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05 dr. Noesmir


KEBIJAKAN Nomor Kep / / / 2019 tentang Pedoman Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan.
1. Petugas adalah tim Penyingkir / evakuasi dokumen dan staf di
masing-masing instalasi / ruangan.
2. Siapkan semua personil tim peyingkir/evakuasi dokumen dari
tiap instalasi/ruangan.
3. Tempatkan dokumen-dokumen penting pada wadah.
4. Dokumen-dokumen yang perlu diamankan adalah:
a. Perizinan Rumah Sakit
b. Dokumen Personalia
PROSEDUR
c. Dokumen Administrasi Medis
d. Dokumen UrusanDalam
e. Brankas di kasir dan keuangan
5. Laptop, dll Evakuasikan dokumen melalui jalur evakuasi.
6. Pastikan semua dokumen sudah dievakuasi dari masing-
masing ruangan.
7. Lakukan pencatatan dokumen yang telah dievakuasi dan
amankan.
UNIT TERKAIT Semua unit terkait
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.Noesmir EVAKUASI PASIEN

No Dokumen No Revisi Halaman


1/2

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64Baturaja
Ditetapkan
TanggalTerbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
dr.Noesmir Baturaja,
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M. Biomed., Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Evakuasi pasien adalah kegiatan mengevakuasi / memindahkan /
mengamankan pasien dari lokasi kejadian bencana ke lokasi
PENGERTIAN
TRIASE / aman / posko guna memperoleh pertolongan / perawatan
lanjut.
1. Mengamankan / memindahkan pasien ketempat yang lebih
TUJUAN aman.
2. Memberi pertolongan pertama di tempat yang aman.
Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.IV02.07.05 dr. Noesmir, Nomor
KEBIJAKAN Kep / / / tentang Pedoman Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan.
8. Petugas adalah perawat di masing-masing ruangan, staf di
masing-masing urusan/instalasi.
9. Siapkan semua personil evakuasi di masing-masing instalasi.
10. Siapkan semua peralatan dan perlengkapan pasien, seperti:
Kursi roda, matras, O₂ transfer, dll
11. Evakuasi pasien menggunakan tangga darurat/jalur evakuasi.
12. Evakuasi pasien sesuai kondisi pasien:
a. Pasien bisa berjalan, dipapah oleh 2 orang.
b. Pasien ibu hamil, menggunakan bed pasien dan kursi roda.
PROSEDUR
13. Pasien yang beresiko tinggi, menggunakan bed pasien dan O₂
transfer diangkat oleh 2 orang dan 1 orang membawa O₂
transfer. Dahulukan pasien dengan kondisi dari yang ringan
kemudian kondisi yang berat.
14. Pastikan pasien seluruh instalasi sudah dievakuasi semua dan
sudah mendapat perawatan lanjutan di UGD
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.Noesmir EVAKUASI PASIEN

No Dokumen No Revisi Halaman


2/2

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64Baturaja

PROSEDUR 8. Pastikansemuapasiensudahmendapatperawatan

UNIT TERKAIT Semua unit terkait


RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.Noesmir PENANGANAN BAHAYA GEMPA BUMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Jl. dr. Moh. Hatta 1/1


No.64Baturaja
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
dr.Noesmir Baturaja,
TanggalTerbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Bahaya gempa bumi adalah resiko bahaya yang ditimbulkan dari
PENGERTIAN suatu kejadian alam sehingga menyebabkan jatuhnya korban
dan kerusakan gedung.

TUJUAN Untuk pengendalian bahaya gempa bumi.

Keputusan kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir


KEBIJAKAN
Nomor: Kep / / /2019 tentang Kebijakan Kebijakan
penangulangan Bencana di Rumah Sakit Tk IV 02.07.05 dr.
Noesmir Baturaja

1. Jangan panik, usahakan merunduk, berlindung, dan mengamankan


kepala.
2. Jangan berlari keluar ruang saat bangunan berguncang, sebab bisa
tertimpa reruntuhan / terkena lemparan benda.
3. Untuk lansia, cacat, atau sakit, tetap di tempat, merunduk dan
lindungi kepala dengan bantal / benda lain.
4. Mencari tempat yang jauh dari dinding, lemari, jendela, pintu dan
sumber api / listrik.
PROSEDUR 5. Jauhi jendela kaca (yang pecah dan berjatuhan saat gempa).
6. Waspada langit-langit / benda menggantung yang mungkin runtuh.
7. Matikan kompor atau alat listrik yang dapat memicu terjadinya
kebakaran.
8. Anggota ruangan segera mengecek kondisi gedung secara cepat.
9. Perawat ruangan segera mempersiapkan proses evakuasi pasien
berupa monitoring pasien dan bangunan.
10. Buat pencatatan dan pelaporan keKepala Rumah Sakit maksimal 1
x 24 jam.

UNIT TERKAIT Semua unit terkait


RUMAH SAKIT Tk.
IV02.07.05 dr.NOESMIR PENANGGULANGAN KEBAKARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


K3/ 1/6
Jl. dr. Moh. Hatta
No.64Baturaja

Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )

dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178
Kebakaran adalah suatu peristiwa terbakarnya peralatan, unit kerjaata
uinstalasi disebabkan api sebagai akibat reaksi kimia (reaksi oksidasi)
PENGERTIAN
yang bersifat eksotermis dan diikutioleh pengeluaran cahaya, panas,
serta dapat menghasilkan nyalaapi dan bara.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanggulangan
kebakaran dan keadaan darurat di lingkungan Rumkit Tk. IV 02.07.05 dr.
TUJUAN
Noesmir Baturaja.

Kebijakan Karumkit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja tentang


KEBIJAKAN Pelaksanaan K3

Langkah-langkah :
1. Kebakaran Kecil dansedang
1. Apabila terjadi kebakaran di area gedung, petugas yang pertama
kali menemukan kebakaran segera memadamkan api dengan alat
pemadam api yang tersedia atau dengan karung/kain basah yang ada
PROSEDUR sambil meminta pertolongan kepetugas yang lain dan segera hubungi piket.
2. Piket langsung datangke TKP.
3. Jika listrik mati, 1 orang pembantu piket langsung membunyikan pluit
tanda kebakaran : prit, prit, prit “bunyi terputus-putus” sebanyak 3x ( selama
2 menit ) sebagai tanda pemberitahuan intern terjadinya kebakaran kepada
semua staf/ karyawan RS
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.NOESMI PENANGGULANGAN KEBAKARAN
R

No. Dokumen No. Revisi Halaman


K3/ 2/6
Jl. dr. Moh. Hatta
No.64Baturaja

Jika listrik menyala / hidup,1 orang pembantu piket langsung


memberitahukan kepada semua staf/ karyawan RS melalui pengeras
suara dengan menyebutkan kata “ Code RED dan nama tempat
terjadinya kebakaran “ MISALNYA “CODE RED CEMPAKA”, “CODE
RED CEMPAKA”, “CODE RED CEMPAKA” sebanyak 3 X ( selama 2
menit ) / sampai seluruh staff/ karyawan yang berada di rumah sakit
mengetahui.
4. Petugas / perawat RS langsung mengevakuasi pasien dan barang,
keluar dari ruangan mengikuti jalur evakuasi dan menuju titik kumpul.
5. Petugas listrik dari RS Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja
PROSEDUR (TamtamPiket)memutuskan / memadamkan jaringan listrik.
6. Piket menelpon nomor( 0735 ) 322113 kedinas kebakaran untuk
meminta bantuan pemadam kebakaran. Selanjutnya memberitahu
petugas tim pemadam kebakaran,
7. Piket menelpon nomor 123 kedinas PLN untuk memadam kan
jaringan listrik.
8. Setelah kebakaran telah teratasi
-Jika listrik tidak menyala / mati, petugas piket memberitahukan kepada
semua staff/ karyawan RS dengan meniup pluit tanda kebakaran telah
teratasi. Dengan cara priiiiiittt, priiiiiiiitt, priiiiiittt, bunyi pluit panjang”
sebanyak3x (selama 2 menit).
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.NOES PENANGGULANGAN KEBAKARAN
MIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


K3/ - 3/6
Jl. dr. Moh. Hatta
No.64Baturaja

- Jika listrik menyala / hidup, petugas piket memberitahukan kepada


semua staff/ karyawan RS melalui pengeras suara dengan menyebutkan
kata “ Code RED nama ruangan tempat terjadinya kebakaran ” contohnya :
“ CODE RED CEMPAKA AMAN”, “CODE RED CEMPAKA AMAN”, “CODE
RED CEMPAKA AMAN” sebanyak 3x selama 2 menit sampai seluruh staf/
karyawan yang berada dirumah sakit mengetahui.

2. Kebakaran Besar
a. Pengawas Bagian Keamanan / Ba Piket
1) Segera memerintahkan Ta Piket untuk mengumumkan adanya
kebakaran, dan mematikan saluran listrik.
PROSEDUR 2) Melaporkan kejadian tersebut kepada Ka/Waka Rumah Sakit
Tk.IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja
3) Menghubungi dan memberitahu Dinas Pemadam Kebakaran
Pemkab Ogan Komering Ulu tentang lokasi terjadinya kebakaran dan
jalan yang terdekat menuju lokasi tersebut.
4) Menghubungi dan minta bantuan Dinas Siaga Kodim 0403/OKU
5) Mengerahkan anggotajaga lainnya memperketat pengawasan
terhadap personil yang keluar masuk Rumah SakitTk.IV 02.07.05 dr.
Noesmir Baturaja.
6) Sediakan jalur untuk unit mobil Pemadam Kebakaran dan Aparat
Keamanan.
7) Melarang orang-orang yang tidak berkepentingan memasuki area
kebakaran.
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.NOESMIR PENANGGULANGAN KEBAKARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


K3/ 4/6
Jl. dr. Moh. Hatta
No.64Baturaja

b. Tim Pemadam – Petugasnya – Sertu Edi Maryono, Sertu


Siswantoro dan Asn Heru Apriyanto
Ketua Tim pemadam Sertu Edi Maryono memakai helm berwarna
Merah
1) Mengetahui apakah api bias dipadamkan dengan tabung
APAR.
2) Mengetahuidenganpastiletakalatpemadamkebakaran.
3) Mengambilalihdanmembawaalatpemadamkebakaranketem
patkejadian.
4) Berusaha memadamkan api dengan Alat Pemadam Api
PROSEDUR Ringan (APAR) dipergunakan setelah listrik dipadamkan.
5) Melokalisir area kebakaran dengan manyingkirkan barang-
barang yang mudah terbakar, menutup jendela-jendela dan
pintu agar api tidak menjalarke area lain.
6) Cegah / melarang orang-orang yang bukan petugas
Keselamatan Kebakaran mendekati lokasi api hanya untuk
menyelamatkan barang-barangnya.
7) Bila tidak mampu menguasai api, keluar dari lokasi api
dengan cepat, segera menghubungi Pos Jaga / Piket.
8) Melaporkan tindakan dan hasilnya kepada Perwira
Jaga/Piket.
c. Tim Evakuasi – Petugasnya – Peltu Nasrul Hilali danSerka (K)
Evryes Sri Wahyuni
RUMAH SAKIT Tk.
IV02.07.05dr.NOESMI
R PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Halaman
No. Dokumen No. Revisi 5/6
Jl. dr. Moh. Hatta K3/
No.64Baturaja
Ketua Tim Evakuasi Peltu NasrulHilali (Baurdal) memakai helm
berwarna Biru
1) Memerintahkan semua karyawan dan pasien serta keluarga
agar segera keluar gedung dengan tertib melalui jalur
evakuasi.
2) Memimpin pelaksanaan Evakuasi pasien, keluarga
pengunjung rumah sakit dan karyawan.
3) Usahakan orang-orang keluar dengan cepat dengan
mengutamakan factor keselamatan.
4) Perintahkan wanita-wanita untukmelepas sepatu hak
tingginya.
PROSEDUR 5) Pimpin evakuasi dan berkumpul pada titi kumpul dilokasi
masing-masing yang telah ditentukan.
6) Segera dievaluasi jumlah mereka, bersama-sama dengan
staf terkait.
7) Jaga ketat jangan sampai ada yang berusaha masuk ke
gedung atau meninggalkan kelompok, sebelum ada instruksi
lebih lanjut
8) Mengarahkan pasien yang beresiko untuk medapatkan
perawatan, jika perlu segera hubungi Rumah Sakit
terdekat/ambulance/dokter.

d. Tim Petugas Pengaman Alkes – Petugasnya Peltu Iwan Sulistio


dan Tks Imam Akbar SY.
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.NOESMIR PENANGGULANGAN KEBAKARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


K3/ 6/6
Jl. dr. Moh. Hatta
No.64Baturaja

Ketua tim pengamanPeltu Iwan memakai helm Kuning


1) Mengamankan lokasi penempatan penyelamatan Alkes,
barang berharga, brankas dan lain-lain
2) Mengamankan area kebakaran agar jangan dimasuki
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
3) Mengamankan lokasi penampungan Alkes dan barang-
barang lain.
4) Menangkap orang yang mencurigakan, dibawa ke pos
jaga/piket diinterview kemudian diserahkan ke Polisi.
PROSEDUR e. Tim Petugas Pengaman Berkas/Dokumen – Petugasnya
Pelda Kustanto dan Serda Haryono. Ketua tim Petugas
Pengaman Berkas/Dokumen Pelda Kustanto memakai helm
Putih.
1) Mengamankan lokasi penempatan berkas/dokumen,
barang berharga dan lain-lain.
2) Melarang orang-orang yang tidak berkepentingan
masukke area kebakaran.
3) Mengamankan lokasi penampungan berkas / dokumen
serta barang berharga lainnya.

- Seluruh unit yang ada di RS Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.


- Apabila terjadi kebakaran dan Tim pemadam yang tertera tida
UNIT TERKAIT
ada ditempat, diganti oleh petugas yang dinas saat itu.
RUMAH SAKIT Tk. PENANGANAN JENAZAH KORBAN BENCANA
IV02.07.05 dr.NOESMIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64Baturaja

Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )

dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178

PENGERTIAN Prosedur yang dilakukan saat menerima jenazah korban bencana.

Agar penanganan jenazah korban bencana dapat teridentifikasi dengan


TUJUAN
benar

SURAT KEPUTUSAN NO. Tentang Kebijakan Penanggulangan


KEBIJAKAN Bencana di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

1. Pasien DOA diberi label. Bagian label berisi nomor kode pasien
(identitas pasien)
2. Mayat dibawa ke ruang label hitam yang telah disediakan oleh
tim penanggulangan bencana.

PROSEDUR 3. Setelah mayat dikenali, lengkapi informasi pada label dan rekam
medis
4. Mayat dari dalam rumah sakit dibawa ke ruang label hitam.
Catatan lengkap dibuat berikut nama petugas yang membawa: petugas
kesehatan, polisi, PMK, Relawan, dll.
5. Pastikan label dan formulir sudah lengkap
1. Ruang triase
Unit Terkait 2. Rekam medis
3. Dinas Kesehatan
RUMAH SAKIT Tk.
IV02.07.05 dr.NOESMIR
TIM RESPON CEPAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 1/2

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64Baturaja

Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )

dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178
Adalah tim yang bertugas untuk menilai di lokasi bencana atau tempat
Pengertian kejadian untuk menentukan tingkat keparahan dan bantuan yang
diperlukan

1. Memberikan informasi tentang bencana ke rumah sakit


Tujuan 2. Memberikan pertolongan awal terhadap korban bencana
3. Melakukan triase lapangan di lokasi bencana

SURAT KEPUTUSAN NO. Tentang Kebijakan Penanggulangan Bencana


Kebijakan di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

1. Tim respon cepat terdiri atas dokter umum, perawat, dan supir
Prosedur ambulans.
2. Setelah sampai di lokasi bencana, tim respon cepat akan menilai
lokasi bencana, menentukan tingkat keparahan bencana, dan prakiraan
jumlah korban dan bantuan yang diperlukan
3. Melapor ke komando bencana setempat untuk mendapat ijin
memasuki lokasi
4. Menentukan:
a. Skala bencana dan luas wilayah yang terkena bencana
RUMAH SAKIT
Tk.IV02.07.05dr.NOE EVAKUASI DOKUMEN
SMIR ( Helm Putih )

No Dokumen No Revisi Halaman


002 2/2

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64 Baturaja
b. Jumlah korban
c. Jenis penyakit
d. Sarana dan prasarana yang tersisa
e. Sisa SDM yang masih ada
f. Akses menuju lokasi bencana
5. Menyampaikan hasil survei awal ke RS untuk pengambilan
keputusan
6. Melakukan triase lapangan, untuk pasien luka ringan diberi
pertolongan pertama
7. Korban luka sedang dibawa ke RS dan/ RS lapangan
Korban luka berat segera di evakuasi ke RS Rujukan Wilayah
terdekat

1. Semua Unit
Unit Terkait 2. Komando bencana setempat
RUMAH SAKIT Tk.
IV02.07.05 dr.NOESMIR
DEKONTAMINASI KORBAN BENCANA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 1/2

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64Baturaja

Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )

dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178
Langkah pertama menangani peralatan, perlengkapan, sarung tangan,
dan benda-benda lain yang terkontaminasi. Proses yang membuat benda
Pengertian
mati lebih aman untuk ditangani oleh staf sebelum dibersihkan dan
mengurangi jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi.

1. Mengurangi jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi saat


Tujuan melakukan penanganan terhadap korban
2. Menghindari penularan penyakit

SURAT KEPUTUSAN NO. Tentang Kebijakan Penanggulangan


Kebijakan Bencana di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

1. Setelah memakai alat proteksi diri, petugas kesehatan melakukan


Prosedur dekontaminasi, pastikan korban dalam keadaan stabil atau telah
dilakukan stabilisasi fungsi vital.
2. Buka seluruh pakaian korban
3. Cuci dari ujung kepala sampai ujung kaki dalam 1 menit dengan air
mengalir.
4. Lakukan dengan cepat pencucian seluruh tubuh
5. Gunakan cairan pembersih ke seluruh tubuh. Cairan 0,5% sodium
sodium hypochlorite (HTH) dapat digunakan dan efektif untuk
kontaminan biologi atau kimia
6. Untuk kontaminan biologi perlu waktu 10 menit
7. Bersihkan kembali dengan air dari ujung kepala sampai ujung kaki
8. Yakinkan korban sudah dicuci bersih, bila perlu periksa dan
bersihkan kembali dengan air dari ujung kepala hingga ujung kaki
9. Keringkan tubuh pasien dan ganti/ berikan pakaian kering dan
bersih
RUMAH SAKIT Tk.
IV02.07.05 dr.NOESMIR
DEKONTAMINASI KORBAN BENCANA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 2/2

Jl. dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja
10. Korban dimasukkan ke ruangan UGD/ sesuai dengan kriteria triase
11. Penanganan dilakukan berdasarkan skala prioritas
kegawatdaruratan korban bencana.
12. Pelayanan medis diberikan sesuai standar kemampuan rumah
sakit.

Catatan:
 Pasien yang bisa berjalan sendiri dan gejala jelas segera lakukan
dekontaminasi
 Pasien masih bisa berjalan, tetapi tanpa gejala jelas pindahkan ke
area tindakan, pakaian dibuka dan dilakukan evaluasi medis
 Pasien tidak dapat bergerak lakukan evaluasi klinis, berikan
prioritas dekontaminasi.

Unit Terkait Semua Unit


RUMAH SAKIT Tk. EVAKUASI KORBAN BENCANA (MEMINDAHKAN DAN
IV02.07.05 dr.NOESMIR
MENGANGKAT PASIEN / KORBAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 1/2

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64Baturaja

Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )

dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178
Memindahkan pasien / korban bencana dari lokasi bencana ke tempat
Pengertian
yang lebih aman dan mengusahakan pasien/korban yang masih bernyawa
untuk diselamatkan

Melakukan tindakan penyelamatan terhadap kejadian yang mengancam


Tujuan
nyawa

SURAT KEPUTUSAN NO. Tentang Kebijakan Penanggulangan Bencana


Kebijakan
di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

1. Mengevakuasi korban dari lokasi bencana ke titik berkumpul


Prosedur 2. Proses evakuasi dilakukan melalui tangga darurat
3. Pasien yang tidak bisa berjalan dievakuasi dengan dengan
menggunakan kursi roda atau brankar
4. Petugas juga membawa alat kesehatan dan obat untuk pertolongan
pertama
5. Pada saat mengangkat pasien / korban perhatikan beberapa
peraturan yang mencegah cedera, antara lain:
a. Posisi kaki petugas menapak dengan baik dan kokoh dan
sepanjang lebar bahu
b. Saat mengangkat menggunakan tumpuan pada kaki bukan
punggung
c. Saat mengangkat hindari gerakan memutar yang bisa
menimbulkan cedera, jaga punggung dalam posisi lurus
d. Hindari memutar ketika menjangkau
e. Hindari menjangkau lebih dari 15-20 inchi di depan anda
RUMAH SAKIT Tk. EVAKUASI KORBAN BENCANA (MEMINDAHKAN DAN
IV02.07.05 dr.NOESMIR
MENGANGKAT PASIEN / KORBAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 2/2

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64Baturaja
6. Saat mendorong atau menarik penderita perlu diperhatikan:
a. Lebih baik mendorong daripada menarik jika memungkinkan
b. Punggung tetap lurus
c. Jaga beban dekat dengan tubuh petugas
d. Jika beban berada dibawah pinggang, dorong atau tarik
dengan posisi berlutut
Hindari mendorong atau menarik melebihi kepala
Unit Terkait 1. Ruangan rawat inap
2. Tim penanggulangan bencana
3. UGD
RUMAH SAKIT Tk.
IV02.07.05 dr.NOESMIR
PENERIMAAN INFORMASI SAAT BENCANA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 1/2

Jl. dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja

Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )

dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178
Merupakan prosedur penerimaan informasi bencana baik internal dan
Pengertian
eksternal bagi petugas informasi rumah sakit

1. Menyelamatkan pasien dan keluarga penunggu pasien dengan


Tujuan sesegera mungkin setelah adanya peringatan tanda bahaya.
2. Melakukan penyebaran informasi bencana

SURAT KEPUTUSAN NO. Tentang Kebijakan Penanggulangan


Kebijakan Bencana di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

1. Angkat telepon untuk menerima informasi bencana


2. Terima informasi kegawatdaruratan, lokasi kejadian, nama pelapor,
jumlah korban bila ada
Prosedur 3. Mencatat informasi yang diterima
4. Sebarkan informasi bencana dengan kode kegawatdaruratan dan
lokasi kejadian
5. Minta bantuan petugas lain untuk menelepon tim penanggulangan
bencana, tim pemadam kebakaran

Unit Terkait Semua unit


RUMAH SAKIT Tk. PENANGGULANGAN BENCANA DIDALAM DAN DILUAR
IV02.07.05 dr.NOESMIR
RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 1/2

Jl. dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja

Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggalterbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )

dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178

Bencana (disaster) adalah suatu keadaan dimana dalam satu waktu relatif
singkat menimbulkan atau mengakibatkan korban manusia dan harta
Pengertian
benda dalam jumlah relatif besar sehingga memerlukan penanggulangan
khusus. Bencana dapat berupa gempa bumu, gunung meletus, banjir, dan
kecelakaan bis, pesawat, kapal laut.

Tingkat Bencana:
- Siaga I: jumlah korban 20-50
- Siaga II: jumlah korban 51-100
- Siaga III: jumlah korban lebih dari 100

Pasien dibagi dalam empat kategori (labelisasi):


- Label hijau: tidak gawat darurat (tindakan ringan, dapat pulang)
- Label kuning: darurat tidak gawat(membutuhkan pertolongan
cepat)
- Label merah: gawat darurat (pertolongan segera, mengancam
nyawa, perlu resusitasi)
- Label hitam: meninggal

Memberikan pedoman bagi semua unsur yang terlibat dalam kegiatan


penanganan korban massal di RumahSakit Tk. IV 02.07.05 dr.
Tujuan
NoesmirBaturaja
RUMAH SAKIT Tk. PENANGGULANGAN BENCANA DIDALAM DAN DILUAR
IV02.07.05 dr.NOESMIR
RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 2/2

Jl. dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja

Kebijakan SURAT KEPUTUSAN NO. Tentang Kebijakan Penanggulangan Bencana


di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

Prosedur Didalam Rumah Sakit


1. Petugas UGD yang menerima informasi adanya korban massal
lewat sarana komunikasi mengecek kebenaran selengkap mungkin
mengenai kapan, dimana, jumlah korban, macam bencana, situasi
terkini.
2. Informasi akan diteruskan kepada dokter jaga UGD yang
selanjutnya akan meneruskan kepada Kepala Unit Gawat Darurat
3. Menghubungi Tim Penanggulangan Bencana RS Tk. IV 02.07.05
dr. NoesmirBaturaja
4. Kepala UGD atau Dokter Jaga bertindak sebagai Triase Officer
sebagai pos depan melakukan seleksi prioritas medis dan pasien/
korban berdasarkan labelisasi.
Penanganan definitif dilakukan oleh SMF terkait secara terpadu
sebagai pos belakang
1. Dilakukan koordinasi dengan unit lain di rumah sakit untuk
penyiapan ruangan, obat, dan sarana lain
2. Ketua pelaksana Tim Penanggulangan Bencana melaporkan
pelaksanaan penanganan ke KepalaRumahSakitTk. IV 02.07.05 dr.
NoesmirBaturaja

Unit Terkait Semua unit


RUMAH SAKIT Tk.
IV02.07.05 dr.NOESMIR EVAKUASI PASIEN PADA BENCANA KEBAKARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 1/2
Jl. dr. Moh. Hatta No.64
Baturaja

Ditetapkan oleh:
SPO Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit dr.Noesmir Baturaja,
OPERASIONAL )

dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178
Pemindahan pasien dari tempat bencana kebakaran/ yang terancam
Pengertian
karena terbakar ke tempat yang aman

1. Menyelamatkan pasien-pasien yang sedang dirawat dari bahaya


Tujuan
kebakaran
2. Mengatur pemindahan dengan tertib sehingga semua pasien dapat
dipindahkan dengan selamat
SURAT KEPUTUSAN NO. Tentang Kebijakan Penanggulangan Bencana
Kebijakan
di Rumah Sakit Tk IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

1. Evakuasi dilakukan oleh perawat, karyawandan cleaning service


Prosedur
dikoordinir oleh petugaspiket.
2. Tentukan jalur evakuasi yang akan dilalui yang telah diberi tanda
pada dinding rumah sakit
3. Tutup semua pintu yang dekat ke sumber api
4. Pasien dipindahkan ke tempat/ruangan yangditentukan dan aman
RUMAH SAKIT Tk.
IV02.07.05 dr.NOESMIR EVAKUASI PASIEN PADA BENCANA KEBAKARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 2/2
Jl. dr. Moh. Hatta No.64
Baturaja

5. Petugas tidak perlu memberitahu kepada seluruh pasien bahwa


sedang terjadi bahaya kebakaran, agar pasien tidak panik dan bertindak
sendiri tanpa terkoordinasi keluar gedung
6. Pindahkan dahulu pasien-pasien yang dependen/ tidak dapat
berjalan sendiri
7. Pasien-pasien yang memakai oksigen atau monitor di evakuasi
lengkap dengan alat yang terpasang selama pemindahan
8. Pasien yang dapat berjalan diminta untuk berjalan sendiri ke
tempat yang telah ditentukan
9. Selama ditempat pemindahan pasien harus tetap diawasi oleh
perawat masing-masing ruangan, hitung jumlah seluruh pasien yang
dievakuasi apakah sama dengan jumlah pasien yang ada di ruangan
awal.
10. PetugasPiket ikut mengamankan tempat penampungan sementara
11. Laporkan hasil evakuasi ke koordinator penanggulangan bencana
RS Tk IV 02.07.05 dr. NoesmirBaturaja.
12. Selama ditempat pemindahan pasien harus tetap diawasi oleh
perawat masing-masing ruangan, hitung jumlah seluruh pasien yang
dievakuasi apakah sama dengan jumlah pasien yang ada di ruangan
awal.

Unit Terkait Semua unit


RUMAH SAKIT Tk IV PENANGANAN KERACUNAN MASSAL
02.07.05dr.Noesmir
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/4

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64 Baturaja
Ditetapkan oleh:
Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
STANDAR Tanggalterbit
dr.Noesmir Baturaja,
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178

Keracunan massal adalah suatu kasus keracunan makanan,


Pengertian
minuman, dan lain-lain yang terjadi pada suatu ketika dengan
jumlah korban yang relatif besar. Adanya korban dalam jumlah
yang besar membutuhkan penanganan yang berbeda dengan
penanganan pada keracunan dengan korban yang sedikit,
sehingga perlu dibuat prosedur khusus.
UGD dapat memberikan pelayanan terhadap kasus keracunan
Tujuan
dengan korban massal secara cepat dan tepat

SURAT KEPUTUSAN NO. Tentang Kebijakan Penanggulangan


Kebijakan Bencanadi Rumah Sakit Tk IV 02.07.05 dr. NOesmir Baturaja.

Kondisi Siaga untuk penanggulangan korban bencana termasuk


Prosedur
keracunan adalah sebagai berikut:
- Siaga I bila korban 10-20 orang
- Siaga II bila korban 20-40 orang
- Siaga III bila korban lebih dari 40 orang
Untuk RumahSakitTk IV 02.07.05 dr. NoesmirBaturaja, karena
keterbatasan tenaga dan fasilitas maka penanganan terhadap
RUMAH SAKIT Tk IV PENANGANAN KERACUNAN MASSAL
02.07.05dr.Noesmir
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/4

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64 Baturaja
kasus keracunan massal dapat dilakukan sampai pada kondisi
Siaga I dan II, sedangkan kondisi siaga III harus dirujuk.
Tatalaksana:
1. Deteksi pertama adanya keracunan massal adalah dari
UGD. Bila didahului dengan pemberitahuan sebelumnya
maka petugas penerima informasi harus mencatat:
- Jumlah korban
- Jenis keracunan
- Perkiraan jam kedatangan
Informasi yang diterima harus diteruskan ke dokter jaga
UGD

2. Bila tidak dalam kondisi siaga maka penanganan kasus


keracunan ini langsung ditangani oleh dokter jaga dan tidak
perlu mobilisasi.
a. Pasien datang ditriase, pada korban massal triase
menggunakan sistem labelisasi penanggulangan bencana
b. Prinsipnya:
- Menjauhkan racun
- Memberikan antidotum bila ada
- Pengobatan simptomatik
c. Pasien diperiksa dan dilakukan tindakan sesuai status
kesehatannya
d. Pengambilan sampel (muntahan, bilas lambung, sisa
makanan) untuk identifikasi zat racun melalui sarana
laboratorium
e. Pasien setelah diatasi keadaan akutnya dapat dirawat
inap, rujuk, atau rawat jalan
f. Jika ada kecurigaan kasus pidana maka harus
dilaporkan kepada pihak berwajib.

3. Bila kondisi siaga I maka segera memanggil Tim


Penanggulangan Bencana
RUMAH SAKIT Tk IV PENANGANAN KERACUNAN MASSAL
02.07.05dr.Noesmir
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/4

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64 Baturaja
4. Ketua Tim Penanggulangan Bencana melakukan
mobilisasi tenaga dan fasilitas/sarana. Tenaga yang perlu
disiapkan adalah sebagai berikut:
- 1 dokter spesialis Penyakit Dalam
- 1 dokter intensif
- 1 dokter ruang perawatan
- 2 perawat intensif
- 1 perawat lantai II
- 1 perawat lantai III
5. Fasilitas yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
- Bed I sebagai ruang resusitasi
- Bed II, III sebagai ruang tindakan
- Poliklinik umum, ruang depan Poliklinik Gigi, depan
farmasi, sebagai ruang observasi
6. Pada waktu penderita datang maka segera lakukan
perawatan di ruang tunggu UGD
7. Perawatan dilakukan oleh dokter jaga UGD dengan
dibantu oleh PJ Shift UGD
8. Perawatan yang dilakukan menggunakan ketentuan
sebagai berikut:
- Pasien dengan tanda vital yang baik masuk ruang
observasi
- Pasien dengan tanda vital tidak baik masuk ke ruang
resusitasi
RUMAH SAKIT Tk IV PENANGANAN KERACUNAN MASSAL
02.07.05dr.Noesmir
No. Dokumen No. Revisi Halaman
4/4

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64 Baturaja
- Pasien yang berada di ruang resusitasi ditangani oleh:
a. 1 dokter intensif
b. 2 perawat intensif
c. 3 perawat UGD
- Pasien yang berada di ruang observasi ditangani oleh:
a. 1 dokter jaga UGD
b. 1 dokter ruang perawatan
c. 1 PJ Shift UGD
d. orang perawat ruang Perawatan
Catatan :
Pembahasan dalam prosedur ini merupakan bahasan dalam
bentuk penanganan manajerial, sedangkan penanganan teknis
medis ditentukan oleh jenis keracunan tersebut.
9. Sebagai konsultan untuk penanganan keracunan berdasarkan
jenis kasus maka disiapkan seorang dokter Spesialis Penyakit
Dalam sebagai konsultan internis dan seorang dokter Spesialis
Anak sebagai konsultan keracunan pada anak-anak
10. Apabila kasus keracunan massal termasuk kategori kasus
untuk siaga III maka perlu dilakukan:
a. Mencari RS Rujukan yang lain dalam hal ini dapat
dirujuk ke RS terdekat/RSUD IbnuSuetowoBaturaja.
Sebelum dirujuk RS yang dituju harus diberitahukan terlebih
dahulu
b. Menghubungi Komando atas untuk koordinasi
penanggulangan termasuk didalamnya untuk
mempersiapkan transportasi

Unit Terkait
Semua unit
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.Noesmir PENANGANAN ANCAMAN BOM DAN HURU HARA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64 Baturaja

Ditetapkan oleh:
SPO Tanggal terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR dr.Noesmir Baturaja,
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178
Suatu upaya penanggulangan keadaan darurat, bila terjadi
Pengertian
gangguan keamanan dan keselamatan yang disebabkan oleh
adanya ancaman bomdan huru hara
Mempersiapkan petugas agar dapat mengatasi keadaan darurat
Tujuan
yang terjadi dengan baik dan terkoordinir

SURAT KEPUTUSAN NO. Tentang Kebijakan


Kebijakan Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit Tk IV 02.07.05 dr.
Noesmir Baturaja

I. Ancaman Bom
Prosedur
1. Petugas/karyawan yang mengetahui ancaman/
keberadaan bom segera melaporkan kepada tim keamanan
(Piket) dan penanggung jawab ruangan
2. Penanggung jawab ruangan mencatat data-data sebagai
berikut:
- Lokasi bom
- Waktu peledakan
- Bentuk bom
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.Noesmir PENANGANAN ANCAMAN BOM DAN HURU HARA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64 Baturaja

- Mekanisme keberadaan bom (melalui pos atau dibawa


seseorang)
3. Berkoordinasi dengan petugas keamanan/ polisi

II. Ada Huru Hara


Tim keamanan segera memblokir/ mengamankan pintu-pintu
gerbang, halaman rumah sakit dan meningkatkan
1. Penjagaan/pengamanan halaman
2. Segera hubungi Ka. Instalwatlan
3. Karyawan lain harus tetap tenang, menunggu instruksi
selanjutnya

Unit terkait 1. Ka. InstalWatnap


2. Ka. InstalWatlan
3. PetugasPiket
RUMAH SAKIT Tk IV MERUJUK KORBAN BENCANA
02.07.05dr.Noesmir

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


002 1/2

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64Baturaja
Ditetapkan oleh:
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
OPERASIONAL dr.Noesmir Baturaja,

dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178
Prosedur yang mengatur tata cara memindahkan korban bencana
Pengertian
Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja ke rumah sakit lain
karena alasan keterbatasan kemampuan pelayanan
1. Memberikan penanganan lebih baik
Tujuan 2. Agar korban bencana tidak terlantar karena keterbatasan
pelayanan
SURAT KEPUTUSAN NO. Tentang Kebijakan Penanggulangan
Kebijakan Bencana di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

1. Rumah Sakit Rujukan untuk korban bencana adalah sebagai


Prosedur berikut:
- RSUD Ibnu Sutowo Baturaja
- RSTk II dr. Ak Gani Palembang
- RS Mohomad Husin Palembang
2. Rujukan dapat dilakukan bila korban melebihi 40 orang atau
berdasarkan instruksi ketua tim penanggulangan bencana.
Cara Merujuk:
1. Petugas menghubungi pusat pengendalian bencana dan
menyampaikan adanya korban yang akan dirujuk
2. Petugas pusat pengendalian bencana menghubungi rumah
sakit rujukan
3. Pusat Pengendalian Bencana menentukan rumah sakit yang
dipilih sebagai tempat rujukan
4. Pusat pengendalian bencana mengirim kendaraan pengangkut
Transportasi dapatdilakukan oleh ambulan rumah sakit berdasarkan
persetujuan pusat pegendalian bencana
RUMAH SAKIT Tk IV MERUJUK KORBAN BENCANA
02.07.05dr.Noesmir

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


002 2/2

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64Baturaja
Bila korban diangkut dengan kendaran RumahSakitTk. IV
02.07.05 dr. NoesmirBaturaja maka pendamping korban berasal dari
rumah sakit

Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat


2. Rumah Sakit lain
RUMAH SAKIT Tk
IV02.07.05dr.Noesmir PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


K3/
002 1
Jl. dr. Moh. Hatta
No.64Baturaja

Ditetapkan oleh:
SPO Tanggalterbit Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
( STANDAR dr.Noesmir Baturaja,
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr.Hengki Irawan, M. Biomed.,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178
Alat Pemadam Api Ringan (APAR adalah suatu alat yang
digunakan untuk memadamkan api yang tidak begitu besar
PENGERTIAN
sebagai penanggulangan pertama.

Untuk memadamkan api dalam keadaan tidak begitu besar,


TUJUAN sebagai penanggulangan pertama biasanya digunakan di dalam
ruangan.
Tindakan awal terjadinya kebakaran menentukan kondisi
berikutnya untuk itu SOP upaya tindakan awal perlu dipelajari
KEBIJAKAN
dan dilaksanakan agar tidak timbul keadaan yang lebih
membahayakan.
1. Tarik keluar segel pengaman handle picu
2. Angkat Nozel kearah bebas
3. Tekan handle picu sediki tsampai gas CO2, powder keluar
PROSEDUR 4. Bawa APAR ketitikapi
5. Arahkan Nozel ketitik api dan tekan handle picu
Jarak apar dengan titikapi : 2 meter
6. Jangan melawan Arah Angin
Seluruh unit kerja
UNIT TERKAIT
RUMAH SAKIT Tk IV SISTEM ALARM ALTERNATIF KEBAKARAN YANG DIGUNAKAN
02.07.05 dr.Noesmir PETUGAS PIKET
(menggunakan peluit)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. dr. Moh. Hatta
No.64 Baturaja K3/ 002 1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


Kepala Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05
SPO dr.Noesmir Baturaja,
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr. Hengki Irawan, M. Biomed., Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Sistem dan peralatan yang digunakan untuk memberitahu adanya
PENGERTIAN kebakaran di RS Tk.IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

TUJUAN Untuk mengetahui adanya kebakaran yang terjadi di RS. Tk.IV


02.07.05 dr. Noesmir Baturaja pluit dibunyikan oleh petugas piket.

KEBIJAKAN SK Program penanggulangan kebakaran

Persiapan alat : 1. Peluit

Pelaksanaan :

1. Kebakaran Kecil, sedang dan besar


a. Apabila terjadi kebakaran di area gedung, petugas yang
pertama kali menemukan kebakaran segera memadamkan api
dengan alat pemadam api yang tersedia atau dengan karung/kain
basah yang ada sambil meminta pertolongan ke petugas yang
lain dan segera hubungi piket.
PROSEDUR b. Piket langsung datang ke TKP.
c. 1 orang pembantu piket langsung membunyikan pluit tanda
kebakaran _ _ _..._ _ _...dst ( selama 2 menit )bunyi pluit terputus-
putus sebagai tanda pemberitahuan terjadinya kebakaran.
d. Petugas / perawat RS langsung mengevakuasi pasien dan
barang menuju jalur evakuasi dan titik kumpul ke lapangan.
e. Piket menelpon nomor ( 0735 ) 322113 ke dinas kebakaran
untuk meminta bantuan pemadam kebakaran

UNIT TERKAIT Semua unit di Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.
Rumah Sakit Tk.IV
dr. Noesmir Baturaja SISTEM PENGAWASAN PERALATAN KADALUARSA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

002 1/2
Jl. dr. Moh. Hatta
No.64 Baturaja

Tanggal terbit Ditetapkan,


Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05
Standar dr. Noesmir Baturaja,
Prosedur
Operasional
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M. Biomed, Sp. An
Mayor Ckm. NRP 11040005570178

Mekanisme dari rumah sakit mengenai prosedur pengawasan


PENGERTIAN peralatan kadarluasa

Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk :


TUJUAN Melindungi keselamatan pasien dari bahaya yang disebabkan oleh
penggunaan alat yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan serta kemanfaatan
1. Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud adalah : gedung
KEBIJAKAN rumah sakit, utilitas rumah sakit, alat kesehatan elektro medis, alat
kesehatan non elektro medis, alat non medis dan kendaraan
operasional
2. Rumah Sakit Tk. IV dr. Noesmir Baturaja mengatur tata cara tentang
penarikan barang / fasilitas yang ada di rumah sakit dengan alasan
tertentu dan menjadi tanggung jawab Bagian Unit Sarana dan
Prasarana rumah sakit
1. Petugas dari masing-masing bagian rumah sakit yang memakai alat
medis melakukan pemeriksaan fisik jumlah dan tanggal kadarluasa
alat medis
PROSEDUR 2. Jika ditemukan peralatan medis yang rusak atau kadarluasa atau
tidak pernah dipakai lagi, maka peralatan medis tersebut di kumpulkan
ke bagian Unit Sarana dan Prasarana rumah sakit
3. Pelebelan berwarna “ RUSAK / TIDAK DAPAT DIGUNAKAN“ pada
alat medis yang bermasalah agar tidak digunakan untuk pelayanan
dalam waktu yang tidak di tentukan sampai ada keputusan dari Kepala
Bagian Unit Sarana dan Prasarana rumah sakit
SISTEM PENGAWASAN PERALATAN KADALUARSA
RUMAH SAKIT Tk IV No. Dokumen No. Revisi Halaman
02.07.05dr.Noesmir
002 2/2

Jl. Dr. Moh. Hatta No.64


BATURAJA

4. Jika hasil pemeriksaan terhadap peralatan medis menunjukan


peralatan medis tersebut rusak, kadarluasa atau tidak pernah
PROSEDUR dipakai lagi. Petugas Bagian Instalasi Sarana dan Prasarana
rumah sakit memilih dan memisahkan peralatan medis tersebut,
apakah dimusnahkan atau dikembalikan ke distributor alat
kesehatan terkait.
5. Jika alat medis bias dikembalikan ke distributor maka Petugas
Bagian Instalasi Sarana dan Prasarana rumah sakit memberikan
kebagian Pengadaan dan akan mengembalikan alat medis sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
6. Jika peralatan medis tersebut tidak bias dikembalikan ke
distributor, maka alat medis tersebut dimasukan kelokasi rusak
atau kadarluasa oleh Petugas Bagian Instalasi Sarana dan
Prasarana rumah sakit

UNIT TERKAIT 1. Petugas Bagian Instalasi Sarana dan Prasarana rumah sakit
(USPRS)
2. Pengadaan
3. UGD
4. Kebidanan
5. HCU
6. Kamar Operasi
7. Perawatan
8. Laboratorium
Rumah Sakit Tk.IV dr.
Noesmir Baturaja SISTEM PENARIKAN / RECALL BARANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Dr. Moh. Hatta No.64
BATURAJA 002 1/1

Tanggalterbit Ditetapkan,
Kepala Rumah SakitTk. IV 02.07.05
Standar dr. Noesmir Baturaja,
Prosedur
Operasional
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M. Biomed, Sp. An
Mayor Ckm. NRP 11040005570178

Penarikan atau pengembalian alat medic adalah segala tindakan


PENGERTIAN yang dilakukan manajemen, produsen, importer atau distributor alat
medis.

TUJUAN Agar mutu layanan selalu dalam kondisi baik dengan


memperhatikan kualitas barang / alkes yang akan diberikan
1. Tugas IPRSR adalah menjaga kendala sarana dan prasarana
KEBIJAKAN agar selalu layak fungsi
2. Sarana dan prasarana sebagai mana dimaksud adalah : gedung
rumah sakit, utilitas rumah sakit, alat kesehatan elektromedis, alat
kesehatan non elektromedis, alat non medis dan kendaraan
operasional
3. Rumah Sakit Tk. IV dr. Noesmir Baturaja mengatur tata cara
tentang penarikan barang / fasilitas yang ada di rumah sakit dengan
alas an tertentu dan menjadi tanggung jawab Bagian Unit Sarana
dan Prasarana rumah sakit
1. Pelaporan kejadian oleh pengguna kepada Bagian Umum
tentang adanya potensi bahaya kesehaatan dari :
a) Hasil audit alat medik yang menyaatakan fungsi alat terganggu /
PROSEDUR rusak
b) Hasil keluaran penggunaan alat medis yang mencurigakan

2. Pelebelan “ TIDAK DAPAT DIGUNAKAN“ berwarna pada alat


medis yang bermasalah agar tidak digunakan untuk pelayanan
dalam waktu yang tidak di tentukan sampai ada keputusan dari
Kepala Bagian Umum
SISTEM PENARIKAN / RECALL BARANG
RUMAH SAKIT Tk IV No. Dokumen No. Revisi Halaman
02.07.05dr.Noesmir
… … 2/2

Jl. Dr. Moh. Hatta


No.64BATURAJA

3. Pencatatan detail laporan pengguna oleh


penanggung jawab ruangan dan evaluasi dari
PROSEDUR pemeliharaan meliputi keterangan masalah, keterangan
alat medis bermasalah, data pelaporan awal dan data
distributor
4. Penyerahan rekap laporan lengkap insiden oleh
bagian pemeliharaan

UNIT TERKAIT USPRS


Rumah Sakit Tk.IV dr.
Noesmir Baturaja PERMINTAAN PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Jl. Dr. Moh. Hatta No.64 002 1/3


BATURAJA

Tanggal terbit Ditetapkan,


Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05
Standar dr. Noesmir Baturaja,
Prosedur
Operasional
(SPO)
dr. Hengki Irawan, M. Biomed, Sp. An
Mayor Ckm. NRP 11040005570178

Suatu langkah-langkah administrasi permintaan perbaikan dan


PENGERTIAN penggantian yang teratur di Urdal (Haralkes dan Haralbang) untuk
menjamin kelangsungan pemeliharaan secara cepat dan terpadu.
1. Memudahkan Urdal dalam mengerjakan segala permintaan
TUJUAN perbaikan dan pengantian dari unit-unit lain.
2. Memudahkan Urdal untuk meminta penggantian alat (spare part)
yang akan diperbaiki dari unit peminta atau penggantian ke Unit
Pembelian Umum.
3. Memudahkan Urdal untuk menyelesaikan perbaikan dan
penggantian alat
1. Pelayanan perbaikan dan penggantian adalah permintaan
KEBIJAKAN perbaikan atas adanya kerusakan atau penggantian komponen
(spare part) yang rusak.
2. Semua perbaikan dan penggantia n komponen menjadi
wewenang Urdal dan pengadaan dilaksanakan oleh Unit
Pembelian Umum
3. Dalam keadaan darurat (cito) dimana perlu diambil tindakan
segera dan memerlukan komponen yang bukan barang stock di
Gudang Umum dan Unit Pembelian Umum kesulitan membantu
mengupayakan permintaan komponen tersebut maka Urdal
mempunyai wewenang mengupayakan komponen tersebut,
akan tetapi tetap harus dikomunikasikan setelah nya ke Unit
Pembelian Umum
4. Semua pekerjaan perbaikan dalam Urdal mendapat dukungan
penuh dari Unit Pembelian Umum, dengan demikian Unit
Pembelian Umum diharapkan dapat menyediakan komponen
yang dibutuhkan paling lambat 3 x 24 jam kecuali adahal yang
khusus dan harus dikomunikasikan terlebih dahulu kepada
Urdal.
Rumah Sakit Tk.IV dr.
Noesmir Baturaja PERMINTAAN PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Jl. Dr. Moh. Hatta No.64 002 2/3


BATURAJA
Prosedur Perbaikan Intern.
1. Apabila komponen/material pengganti merupakan barang sediaan
yang ada di Gudang Urdal, maka :
2. Urdal dapat langsung melakukan perbaikan komponen yang rusak
dan akan membebankan biaya perbaikan dan pengganti
tersebutke Unit yang meminta perbaikan.
3. Apabila komponen/material pengganti merupakan barang
sediaan yang ada di Gudang Urdal tetapi pada saat tersebut stok
barang kosong, tidak mempunyai sediaan, maka :
4. Unit Pemeliharaan membuat permintaan barang sediaandan
segera melakukan perbaikan setelah mendapatkan barang yang
dibutuhkan
5. Apabila komponen/material pengganti merupakan barang non
sediaan, maka :
a. Untuk barang dengan perkiraan harga di bawah
Rp2.000.000,00 maka Urdal akan membuatkan permintaan
pembelian barang dan yang nantinya akan dibebankan ke Unit
yang meminta perbaikan.
b. Untuk barang dengan perkiraan harga di atas Rp
2.000.000,00 maka Urdal akan meminta Unit peminta untuk
membuatkan permintaan pembelian. Urdal akan memberikan
penjelasan spesifikasi yang dibutuhkan.
c. Yang dimaksudkan dengan perkiraan harga adalahperkiraan
harga pasar pada saat ini dan/atau dengan melihat data harga
pembelian terakhir.
6. Apabila perkiraan harga yang terjadi diluar hargayang
sesungguhnya, dimana terjadi kesalahan pembuatan permintaan
pembelian, misalnya : karena harga pasar yang diperkirakan
adalah Rp 1.500.000,00 sehingga Urdal yang membuat, padahal
harga sesungguhnya adalah Rp 3.500.000,00 (lebih di atasnya)
maka permintaan pembelian yang telah dibuat tetap dianggap
sah dan tetap dapat dipakai, karena memandang pada faktor
waktu, efisiensi dan efektivitas.
Rumah Sakit Tk.IV dr.
Noesmir Baturaja PERMINTAAN PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Jl. Dr. Moh. Hatta No.64 002 3/3


BATURAJA
Perbaikan External.
1. Penawaran Komponen saja dari perbaikan alat
a. Semua penawaran dan proses negosiasi harga menjadi
wewenang pemeliharaan akan tetapi tetap didisposisikan
terlebih dahulu ke Unit yang memintaperbaikan dan Unit yang
meminta harap memberikan keterangan tentang alat tersebut
atau masih layak kahalat tersebut diperbaiki dengan
mempertimbangkan (budget, umur alat, harga alat, masa pakai
alat) dengan demikian Urdal dapat memutuskan penawar anter
sebut dengan mengambil kalkulasi jika harga komponen
melebihi 30% dari harga alat maka komponen tersebut tidak
akan dibelikan) dan alat batal diperbaiki. Urdal akan
membuatkan Surat Afkir. Akan tetapi jika alat yang dimaksud
sangat dibutuhkan perbaikannya (CITO), maka pemeliharaan
berwenang untuk mengambil keputusan untuk penawaran
tersebut.
b. Jika perbaikan diluar budget maka Kepala Unit terkait
memintakan persetujuan dari Karumkit, baru akan ditidak
lanjuti oleh Urdal.

2. Penawaran Ongkos saja dari perbaikan alat


a. Semua penawaran dan proses negosiasi harga menjadi
wewenang Urdal akan tetapi tetap didisposisikan terlebih
dahuluke Unit yang memintaperbaikan dan Unit yang
memintaharap memberikan keterangan tentang alat tersebut
atau masih layakkah alat tersebut diperbaiki dengan
mempertimbangkan (budget, umur alat, harga alat, masa pakai
alat) dengan demikian Pemeliharaan dapat memutuskan
penawaran tersebut (dengan mengambil kalkulasi jika harga
ongkos perbaikan melebihi 30% dari harga alat maka
perbaikan tersebut tidak akan dilakukan) dan alat batal
diperbaiki, pemeliharaan akan membuatkan Surat Afkir. Akan
tetapi jika alat yang dimaksud sangat dibutuhkan perbaikannya
(CITO), maka Urdal berwenang untuk mengambil keputusan
untuk penawaran tersebut.
b. Jika perbaikan diluar budget maka Kanit terkait memintakan
persetujuan dari Karumkit terlebih baru akan ditindak lanjuti
oleh Urdal.
RUMAH SAKIT TK IV
02.07.05 dr Noesmir PEMELIHARAN GAS MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 1/2

JL.dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja
Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05
dr. Noesmir Baturaja,
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr. Hengki Irawan, M.Biomed,.Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
PENGERTIAN Gas medis adalah semua gas yang di gunakan di
rumah sakit untuk keperluan medis seperti O2 dan N2O.
1. Terjaganya kesediaan gas medis dalam jumlah dan
kualitas yang cukup .
TUJUAN 2. Tercipta kinerja efektif dan efisien
3. Menghindari adanya kecelakaaan kerja akibat gas
medis.
KEBIJAKAN Kebijakan Karumikt Rumah Sakit Tk IV 02.07.05 dr.
Noesmir Tentang Pemeliharaan Gas Medis
1. Jenis gas medis yang digunakan :
a) O2 (Oksigen)
b) N2O (Nitrogen)
2. Alat Penunjang Gas Medis
a) Selang
b) Masker
c) Kunci regulator dan kunci tabung
d) Dorongan/Trolley
PROSEDUR 3. Penyimpangan Gas Medis
a) Tabung-tabung gas medis harus disimpan
berdiri, dipasng penutup kran dan dilengkapi tali
pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi
goncangan,
b) Lokasi penyimpan harus khusus dan masing-
masing gas medis dibedakan tempatnya,
c) Penyimpanan tabung gas medis kosong
dipisahkan, untuk memudahkan pemeriksaan dan
penggantian,
RUMAH SAKIT TK IV
02.07.05 dr Noesmir PEMELIHARAN GAS MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 1/2

JL.dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja
d) Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari
sumber panas, listik dan oil atau sejenisnya.
4. Pendistribusian
a) Distribusi gas medis dilakukan oleh petugas
piket dengan pihak ketiga,
b) Regulator harus ditest dan kalibrasi
c) Tabung gas beserta trolly harus bersih dan
memenuhi syarat sanitasi.
Semua Unit di di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr.
UNIT TERKAIT Noesmir Baturaja.
RUMAH SAKIT TK IV
02.07.05 dr Noesmir IDENTIFIKASI SISTEM KUNCI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 1/3

JL.dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja
Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05
dr. Noesmir Baturaja,
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr. Hengki Irawan, M.Biomed,.Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Identifikasi Sistem Kunci adalah Upaya mengenali dan
PENGERTIAN menentukan sistem kunci yang digunakan untuk setiap
ruang Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

TUJUAN Untuk menjaga keamanan setiap ruang dirumah sakit.

Kebijakan Karumikt Rumah Sakit Tk IV 02.07.05 dr.


KEBIJAKAN
Noesmir Tentang identifikasi Sistem Kunci.

2. Manajemen Sistem Kunci


a) Sistem kunci di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05
dr. Noesmir Baturaja, terdiri dari 1 macam yaitu
menggunakan anak kunci
b) Secara umum sistem kunci di Rumah Sakit
PROSEDUR Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja adalah
dengan menggunakan anak kunci
c) Penomoran anak kunci terdiri dari tiga (3)
digit :
 Digit Pertama :
 GF (Ground Floor/Lantai 1)
RUMAH SAKIT TK IV
02.07.05 dr Noesmir IDENTIFIKASI SISTEM KUNCI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 1/3

JL.dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja
 FF (First Floor/Lantai 2)
 Digit Kedua : Kode zona ruangan
 Digit Ketiga : Nomor urut sesuai zona
ruangan
d) Kode Zona : (MK= Master Key)
 MK 1 Zona UGD
 MK 2 Zona Poliklinik
 MK 3 Zona Ruang OK / CSSD
 MK 4 Zona HCU
 MK 5 Zona Instalasi Farmasi
 MK 6 Zona Radiologi
 MK 7 Zona Kasir
 MK 8 Zona Rekam Medik
 MK 9 Zona Laboratorium
 MK 10 Zona Rawat Inap
 MK 11 Zona Instalasi Gizi
 MK 12 Zona Loundry
 MK 13 Zona Staf
 MK 14 Zona IPAL
 MK 15 Zona Ruang BPJS / Yankesmas
 Mk 16 Zona Piket
 MK 17 Zona Gerbang
e) Kunci diduplikasi sebanyak 3 buah
f) Kunci pertama dipegang oleh penanggung
RUMAH SAKIT TK IV
02.07.05 dr Noesmir IDENTIFIKASI SISTEM KUNCI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002 1/3

JL.dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja
jawab ruang (kepala bagian/kepala ruangan)
g) Master Key (2 buah kunci) disimpan dan
digantung dalam lemari yang telah diberi nomor
sesuai dengan nomor kode pada kunci di ruang pos
jaga, Lemari tersebut dikunci dan kuncinya
dipegang oleh petugas yang sedang berjaga.
2. Sistem kunci Ruang pelayanan bukan 24 jam
a) Kunci pintu utama menggunakan anak kunci
dan dipegang oleh petugas yang berjaga.
b) Setelah jam pelayanan selesai, pintu utama
dikunci.

Semua Unit di di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr.


UNIT TERKAIT
Noesmir Baturaja.
RUMAH SAKIT Tk. IV
02.07.05dr.Noesmir PENGADAAN DAN PEMANTAUAN AIR BERSIH

Jl. dr. Moh. Hatta No. Dokumen No. Revisi Halaman


No.64 002 1/3
Baturaja

Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Tk.IV02.07.05
SPO Tanggal terbit dr.Noesmir Baturaja,
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )

dr. Hengki Irawan, M. Biomed, Sp.An


Mayor CKM NRP 11040005570178

Pengadaan dan Pemantauan air merupakan kondisi air yang


PENGERTIAN berasal dari sumber air dan penyediaan air untuk pemenuhan
kebutuhan dilingkungan rumah sakit
1. Memantau kebersihan atau kelayakan air bersih sehingga
TUJUAN tidak tercemar,
2. Memenuhi penyediaan air bersih dirumah sakit
Kebijakan Karumikt Rumah Sakit Tk IV02.07.05 dr. Noesmir
KEBIJAKAN Tentang Manajemen Fasilitas Keselamatan.
Langkah – Langkah :
1. Air bersih untuk keperluan rumah sakit dapat diperoleh
dari Perusahaan air minum, sumber air tanahatausumber lain
yang telah diolah sehingga memenuhi persyaratan
PROSEDUR kesehatan,
2. Kemudian air bersih dialirkan ke bak penampung yang
telah tersedia,
RUMAH SAKIT Tk. IV PENGADAAN DAN PEMANTAUAN AIR BERSIH
02.07.05dr.Noesmir
No. Dokumen No. Revisi Halaman
002 2/3

Jl. dr. Moh. Hatta


No.64
Baturaja

3. Setelah dibak penampung, air bersih dialirkan ke seluruh


unit terkait dirumah sakit, Pendistribusian air bersih untuk
rumkit harus menggunakan sistim perpipaan,
4. Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas
dari pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis,
5. Jika ada masalah dalam penyediaan di bak penampung
petugas langsung lapor ke piket,
6. Pengadaan air bersih dilakukan setiap hari untuk
kebutuhan dirumah sakit, Sedangkan pemantauan air bersih
dilakukan sebulan sekali,
7. Dilakukan pengambilan sampel air bersih pada sumber,
bak penampungan dan pada kran terjauh untuk diperiksakan
di laboratorium minimal 2 kali setahun, yaitu musim kemarau
dan musim hujan.
1. Petugas memastikan tidak ada kebocoran atau sumbatan
2. Petugas memastikan air mengalir, bersih dan cukup
HAL YANG HARUS 3. Petugas memastikan tidak ada genangan air
DIPERHATIKAN 4. Petugas memastikan saluran pembuangan air lancar
5. Petugas memastikan kondisi pipa untuk alir air bersih
RUMAH SAKIT TK IV
02.07.05 dr Noesmir PEMELIHARAAN VENTILASI

No. Dokumen No. revisi Halaman


002 1/2

JL.dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja
Ditetapkan
Tanggal Terbit Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05
dr. Noesmir Baturaja,
SPO
( STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL )
dr. Hengki Irawan, M.Biomed,.Sp.An
Mayor Ckm NRP 11040005570178
Fasilitas ventilasi (udara dan cahaya) yang diperlukan
untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan.
PENGERTIAN
Pemeliharaan instalasi terdiri dari perawatan rutin dan
perbaikan/rehab. Perawatan rutin dilakukan secara rutin
dan berkala, sedangkan perbaikan/rehab dilakukan hanya
terhadap instalasi yang rusak.

1. Meningkatkan Mutu ventilasi guna kenyamanan


pasien, keluarga, petugas dan pengunjung
TUJUAN
2. Meningkatkan Kinerja di ruang pelayanan dan
perawatan pasien

KEBIJAKAN Kebijakan Karumikt Rumah Sakit Tk IV 02.07.05 dr.


Noesmir Tentang Pemeliharaan Ventilasi.

1. Menjaga suhu dan kelembaban udara setiap ruangan


di Rumah Sakit dengan menggunakan ventilasi dan
PROSEDUR alat penata udara seperti AC, kipas angin.
2. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar
tidak menimbulkan kesilauan dan memiliki intensitas
RUMAH SAKIT TK IV
02.07.05 dr Noesmir PEMELIHARAAN VENTILASI

No. Dokumen No. revisi Halaman


002 1/2

JL.dr. Moh. Hatta No.64


Baturaja
yang sesuai
3. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan
penyinaran yang optimum
4. Bola lampu yang mulai atau berkurang fungsinya
segera dilakukan penggantian

Semua Unit di di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr.


UNIT TERKAIT
Noesmir Baturaja.

Anda mungkin juga menyukai