Anda di halaman 1dari 7

PSIKOLOGI

“MEKANISME PERTAHANAN DIRI”

OLEH:

Nadia Nova Delza

(193110142)

Kelas 1A

DOSEN PENGAJAR:

Renidayanti, S.Kp, M.Kep, Sp.Jiwa

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES PADANG

2019
1) Sublimasi
Sublimasi adalah mekanisme yang mengubah atau mentrasformasikan dorongan -
dorongan primitif, baik dorongan seksual dan agresi, menjadi dorongan yang
sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di realitas eksternal. Misalnya: dorongan
seksual diubah menjadi dorongan kreatif untuk menghasilkan karya seni; dorongan agresi
diubah menjadi daya juang untuk mencapai suatu tujuan.

2) Kompensasi
Kompensasi merupakan upaya untuk mengatasi suatu kekurangan dalam suatu
bidang dengan cara mengupayakan kelebihan di bidang lain.
Misalnya : seseorang yang tidak memiliki prestasi akademik yang baik memiliki prestasi
olahraga yang sangat baik.

3) Supresi
Supresi merupakan satu - satunya mekanisme pertahana n ego yang dilakukan secara
sadar. Supresi merupakan upaya peredaman kembali suatu dorongan libidinal (dorongan Id)
yang berpotensi konflik dengan realitas eksternal. Peredaman dorongan ini dianggap telah
melalui suatu pertimbangan rasional.
Contoh: salah seorang teman Anto menyinggung dan membangkitkan amarah dan dorongan
agresinya. Namun, Anto meredam kembali dorongan untuk bertindak agresi secara impulsif
karena akan mengakibatkan dampak yang serius pada relasi saya dengannya. Kemudian,
Anto memilih untuk mengungkapkan perasaan secara asertif di waktu yang lebih tepat.

4) Humor
Melalui humor, seseorang dapat mengubah penghayatan akan suatu peristiwa yang tidak
menyenangkan menjadi menyenangkan. Humor juga dapat berfungsi menyalurkan agresivitas
tanpa be rsifat destruktif. Misalnya: menertawakan diri sendiri ketika apa yang dikehendaki
tidak tercapai.

5) Altruisme
Layanan konstruktif untuk orang lain yang membawa kesenangan dan kepuasan pribadi

6) Antisipasi
Perencanaan realistis untuk ketidaknyamanan di masa depan

7) Represi
Represi adalah upaya meredam suatu dorongan libidinal yang berpotensi konflik
dengan realitas eksternal. Yang membedakannya dengan supresi adalah represi
dilakukan tanpa membiarkannya sadar terlebih dahulu. Oleh karena dorongan yang diredam
ini tidak melalui kesadaran, orang yang bersangkutan tidak mungkin mengolahnya secara
rasional.
Contoh: seseorang yang kurang asertif mungkin akan lebih sering mengggunakan represi
untuk meredam kemarahan dan agresivitanya ketika ia
tidak berani menolak hal- hal yang tidak disukainya. Dari luar kelihatan sabar, tetapi
diketidaksadarannya dipenuhi gejolak amarah. Dibutuhkan energi psikis yang lebih besar
untuk melakukan represi dibandingkan dengan supresi. Hal ini dapat menyebabkan
kepribadian melemah. Saat kepribadian semakin lemah, represi yang dilakukan semakin tidak
efektif. Dorongan yang hen dak diredam seringkali lolos dengan berbagai cara.
Misalnya: fenomaslip of the tongue , yaitu ketika suatu ucapan yang netral menjadi agresif
ataupun porno. Fenomena latah juga termasuk di dalamnya. Orang yang sungguh - sungguh
latah akan mengucapkan kata - kata porno saat ia latah.

8) Proyeksi
Proyeksi merupakan mekanisme di mana seseorang secara psikis menolak dan
mengeluarkan bagian diri yang tidak dikehendakinya. Bagian yang tidak dikehendaki ini
tampil pada orang lain. O rang yang melakukan proyeksi tidak dapat mengenali tampilan
yang dilihatnya pada orang lain sebagai bagian daridirinya.
Contoh: seseorang yang tidak mengenal hasrat seksual yang bergejolak
dalam dirinya akan melihat kebanyakan orang lain berpikir dan bertingkah laku
porno.

9) Introyeksi
Mekanisme ini dilakukan dengan cara mengambil alih suatu ciri kepribadian yang
ditemukannya pada orang lain. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan
struktur kepribadian pada orang yang bersangkutan.
Contoh: dalam beberapa organisasi tertentu, senior seri ng memberikan tekanan
psikis yang sangat berat kepada anggota baru. Dalam kondisi stress berat,
anggota baru tersebut akan lebih mudah mengintroyeksikan tindakan seniornya ini. Untuk
perlindungan diri, para anggota baru tersebut mengubah salah satu struktur kepribadiannya,
serupa dengan senior yang menyiksa nya.

10) Reaksi Formasi


Reaksi formasi merupakan suatu upaya melakukan hal yang sebaliknya untuk melawan
suatu dorongan internal yang dapat menimbulkan konflik.
Contoh: seorang yang memiliki hasrat seksual yang tinggi berlaku seolah-olah
dia sangat membenci segala sesuatu yang berbau seks.

11) Undoing
Undoing adalah upaya simbolik untuk membatalkan suatu impuls yang telah terwujud
menjadi tingkah laku. Hal ini biasanya dilakukan dengan melakukan ritual tertentu.
Contoh: seseorang tidak dapat menahan diri untuk melakukan
masturbasi. Kemudian dia menyesal dan melakukan upaya untuk membersihkan
pelanggaran yang dia lakukan dengan suatu ritual, misalnya mandi dan mencuci tangan. Hal
ini akan berulang kali dilakukannya bila dia mengulang perbuatan masturbasi.
12) Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah upaya mendistorsika n persepsinya akan suatu realitas.
Pikiran akan memberikan alasan- alasan yang kelihatannya masuk akal. Hal ini dilakukan
agar suatu kenyataan yang semula berbahaya dan dapat mengguncang kepribadiannya,
menjadi lebih mudah diterima.
Misalnya: bagi seorang yang sel f -esteem nya rapuh, penolakan cinta dari lawan jenis akan
mengguncang kepribadiannya. Orang yang bersangkutan kemudian melakukan rasionalisasi
dengan mendistorsikan kenyataan. Dia beranggapan bahwa lawan jenis tersebut menolaknya
karena merasa tidak layak untuk menjadi kekasihnya.

13) Isolasi
Isolasi merupakan suatu cara untuk meredam suatu aspek yang dianggap paling
berbahaya. Akibatnya, kepribadian menghayati pengalaman tersebut secara parsial tidak utuh.
Seorang yang harmonis dengan realitas eksternal dapat menghayati pengalaman hidupnya
secara utuh. Keutuhan itu dapat dilihat dari aspek kognitif (pikiran), afektif (perasaan) dan
konatif (tingkah laku).
Misalnya: ketika seorang mendapat bonus gaji, orang tersebut akan memikirkan hal - hal
yang menyenangkan. Perasaan akan gembira dan wajahnya berseri- seri pada hari itu. Pada
orang yang melakukan isolasi, contoh: seseorang yang tidak sanggup menerima kenyataan
bahwa orang yang paling dikasihinya meninggal tidak merasa sedih dan tidak menunjukkan
kesedihan. Yang ada hanyalah perasaan hampa. Sesungguhnya kesedihan yang dialami orang
tersebut sangat besar, lebih besar dari yang sanggup ditanggungnya sehingga ia
memendamnya. Hal ini tidak sehat karena akan mengganggu kepribadian di masa yang akan
datang.

14) Intelektualisasi
Mekanisme ini terlalu menonjolkan aspek inteleknya secara berlebihan. Tujuannya untuk
mengkompensasi bagian kepribadian lain yang kurang.
Contoh: seorang yang kurang terampil menjalin relasi sosial yang hangat dengan orang lain,
memperlihatkan upaya yang terlalu besar untuk menonjolkan kepintarannya.

15) Displacement
Displacement dilakukan dengan cara mengganti objek yang menjadi sasaran kemarahan.
Misal: seseorang sangat marah terhadap atasannya karena penghinaan yang dilakukan sang
atasan. Namun, karena tidak mungkin melampiaskan ke marahannya, dia mengalihkan
dorongan tersebut kepada orang lain. Misalnya kepada bawahannya yang mungkin hanya
melakukan kesalahan kecil.

16) Denial
Denial merupakan suatu mekanisme dengan menyangkal bahwa suatu peristiwa
sungguh-sungguh terjadi. Hal ini dilakukan karena tidak sang gup menerima kenyataan
tersebut.
17) Regresi
Regresi artinya mundur secara mental dari suatu tahap perkembangan. Hal ini dilakukan
karena seseorang tidak sa nggup atau mengalami kesulitan untuk maju ke tahap
perkembangan selanjutnya.
Misalnya: seorang bapak paruh baya yang tidak merasa dengan dirinya yang
semakin tua, kembali ke fase phallic. Sehingga ia akan menunjukkan kegenitan
dan seductiveness.

18) Bertindak
Ekspresi langsung dari keinginan tak sadar atau dorongan dalam tindakan, tanpa
kesadaran sadar akan emosi yang menggerakkan perilaku ekspresif

19) Hypochondriasis
Kesibukan berlebihan atau khawatir memiliki penyakit serius

20) Perilaku pasif-agresif


Ekspresi permusuhan tidak langsung

21) Skizoid fantasi


Kecenderungan untuk mundur ke fantasi untuk menyelesaikan konflik dalam dan luar

22) Splitting
Splitting adalah mekanisme yang dilakukan bayi untuk memudahkannya menangani
berbagai pengalaman yang dialaminya. Splitting membagi suatu objek atau pengalaman
menjadi dua, yakni baik dan buruk. Mekanisme ini tidak mampu melihat daerah abu- abu di
antaranya. Secara primitif, hal yang menyenangkan akan dihayati baik sedangkan yang tidak
menyenangkan akan dihayati tidak baik. Semakin tumbuh dan kepribadian semakin matang,
spiltting jarang dilakukan. Mekanisme pertahanan ini biasanya dilakukan oleh orang dengan
gangguan mental yang berat.

23) Projective Identification


Defense mechanism ini jarang ditemui pada kepribadian yang cukup matang. Mekanisme
ini akan lebih sering ditemukan dalam kepribadian yang sangat terganggu, misalnya pada
pasien skizofrenia.

24) Primitive Idealization


Mekanisme ini dilakukan untuk mempertahankan harga diri mendasarnya (basic
self-esteem) ketika mengalami ancaman. Hal ini dilakukan dengan mengidealisasikan orang
lain dan kemudian mengembangkan kesatuan dengan orang tersebut. Orang yang
diidealisasikan akan dipandang sepenuhnya memiliki nilai - nilai positif dan tidak memiliki
nilai - nilai negatif sama sekali. Fantasi kesatuan dengan orang tersebut akan membantu
menambal harga diri yang terluka. Contoh: seseorang perempuan yang semasa keciln ya tidak
pernah mendapat kasih sayang dari orangtua, kemudian mengidealisasikan suaminya.
Suaminya dianggap sangat sempurna walaupun kenyataannya sangat kontras dengan
idealisasinya tersebut.

25) Omnipotence
Arti omnipotence adalah maha kuasa. Orang yang menggunakan mekanisme ini
menganggap dirinya maha kuasa dan mampu melakukan apapun juga, tidak takut atau kuatir
pada apapun juga. Mekanisme ini biasanya dilakukan oleh bayi pada fase oral.

26) Manic Defense


Mekanisme pertahanan ego ini dikembangkan oleh Mela nie Klein. Menurut Klein,
setiap orang memiliki dua posisi mental. Pertama adalah paranoid- schizoid position, di mana
seseorang merasa terpisah dari orang lain. Dia tida dapat menghargai sepenuhnya keberadaan
orang lain. Orang lain dipandang sebagai objek - bukan subjek. Orang lain dipandang sebagai
ancaman bagi diri atau sarana pemuas kebutuhan semata. Posisi kedua adalahdepressive
position, yaitu ketika seorang sepenuhnya menyadari keberadaan orang lain dan memiliki
ketergantungan terhadap mereka. Memandang orang lain sebaga subjek yang juga
memilikperasaan dan pengalaman - pengalaman manusiawi yang serupa. Menurut Klein, kita
beralih dari satu posisi ke posisi yang lain. Saat berada dalam posisi paranoid -skizoid kita
cenderung menyakiti orang, baik den gan tindakan
aktual maupun khayalan. Saat berada dalam posisi depresi, kita menyadari bahwa kita telah
menyakiti orang lain. Kesadaran ini menimbulkan perasaan bersalah dan takut kehilangan
orang tersebut. Pada manic defense, seseorang menyangkal bahwa ia sangat tergantung pada
orang yang dilukainya. Ia menyangkal takut kehilangan orang tersebut atau menyangkal telah
melakukan hal yang merugikan orang tersebut. mekanisme manic defense bersikukuh pada
fantasi bahwa ia akan tetap bahagia seorang diri dan tidak membutuhkan orang lain.

27) Fiksasi
Fiksasi adalah bentuk dari pertahanan diri pada saat individu sedang menghadapi sebuah
kondisi tertekan dan membuatnya frustasi hingga cemas sehingga ia tidak lagi bisa untuk
menghadapi hal tersebut. Hal ini nantinya membuat perkembangan normal terhambat baik
untuk sementara bahkan untuk selamanya atau permanen.Fiksasi ini bisa membuat individu
menjadi sangat tergantung dengan individu lainnya sebagai cara membahagiakan diri sendiri.
Sebagai contoh, seorang anak remaja yang diperintahkan orang tua untuk mencari sebuah
pekerjaan sehingga membuat remaja tersebut berpikir jika nantinya akan ada masalah baru
yang muncul khususnya dari dalam diri sesudah ia bekerja nanti.Seperti contohnya mendapat
komplain dari atasan, pekerjaan tidak diterima, mendapat penghinaan karena pekerjaan yang
tiak berkualitas dan sebagainya. Hal tersebut nantinya akan membuat remaja tersebut terfikasi
yang akhirnya membuat ia tidak lagi mau bekerja baik untuk sementara maupun selamanya.
28) Simpatisme
Usaha untuk memperoleh simpati dari orang lain yakni dengan bercerita tentang segala
kesedihan dan kesulitan yang dihadapi. Sebagai contoh, seorang wanita yang menangis
terlalu berlebihan sebagai bentuk ciri ciri depresi berat pada sahabatnya tentang masalah
perselingkuhan yang dilakukan oleh kekasihnya dengan harapan agar sahabatnya bisa
bersimpati kemudian menegur kekasih individu tersebut.

29) Negativisme
Proses seseorang menggunakan emosi dalam bentuk ego diri sendiri yang kemudian akan
dianggap sebagai unsur kepribadian diri sendiri. Sebagai contoh, Anak yang sedang kesal
dengan temannya kemudian memukuli dirinya sendiri untuk melampiaskan kekesalannya
tersebut.

30) Konversi (Convertion)


adalah mekanisme konflik emosional yang diekspresikan ke luar. Misal : Seseorang yang
sedang stress menjadi marah-marah, teriak-teriak, atau berolah raga.

31) Asketisisme
Menolak segala kebutuhan. Ini adalah mekanisme pertahanan ego yang paling jarang
dikenal orang. Anak-anak pra-remaja, ketika mereka merasa "tersiksa" oleh munculnya
dorongan seksual, secara tidak sadar mencoba melindungi diri dengan menolak, bukan hanya
dorongan seksual, tapi seluruh bentuk dorongan nafsu.
Bentuk asketisisme yang agak longgar yang dia sebuat sebagai. "pengendalian ego".
Seseorang kehilangan minat dan ketertarikannya pada salah satu aspek kehidupan dan
memfokuskan perhatian pada aspek lain, demi mengelak dari kenyataan. Seorang remaja pria
yang takut dipermalukan dalam tim sepak bola akan memaksakan diri untuk menyukai puisi.
Pria/wanita menempuh jalan hidup pendeta/ulama sebagai penolakan dari realitas dorongan
seksualitas yang dimilikinya tinggi.

Anda mungkin juga menyukai