1. TERMINOLOGI
HIPERTENSI: adalah kondisi tekanan darah tinggi dan dapat mengakibatkan penyakit lain seperti
penyakit jantung.
TEKANAN DARAH: adalah tekanan yang dihasilkan oleh pompa jantung untuk
menggerakkan darah keseluruh tubuh.
URIN: adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi.
GLUKOSA: adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi
hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi.
BILIRUBIN: merupakan produk limbah yang dihasilkan dari kerusakan sel darah merah.
PROTEIN: adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
RENIN ANGIOTENSIN: adalah sistem hormon yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan air
(cairan).
HORMON: Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai efek
tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh.
NATRIUM: adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam
alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite).
ELEKTROLIT: adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan
menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik.
2. IDENTIFIKASI MASALAH
3. BRAINSTORMING
Umur Dibawah 2 < 104(sistolik) / 70(diastolik) mmHg > 112(sistolik) / 74(diastolik) mmHg
tahun
Umur 3 – 5 Tahun < 108(sistolik) / 70(diastolik) mmHg > 116(sistolik) / 76(diastolik) mmHg
Umur 6 – 9 Tahun < 114(sistolik) / 74(diastolik) mmHg > 122(sistolik) / 78(diastolik) mmHg
Umur 10 – 12 Tahun < 122(sistolik) / 78(diastolik) mmHg > 126(sistolik) / 82(diastolik) mmHg
Umur 13 – 15 Tahun < 130(sistolik) / 80(diastolik) mmHg > 136(sistolik) / 86(diastolik) mmHg
Umur 16 – 20 Tahun < 136(sistolik) / 84(diastolik) mmHg > 140(sistolik) / 90(diastolik) mmHg
Umur > 65 Tahun < 150(sistolik) / 85(diastolik) mmHg > 160(sistolik) / 90(diastolik) mmHg
Keterangan :
Diastolik = Tingkat tekanan ketika jantung beristirahat sejenak sebelum kembali memompa lagi
PEMERIKSAAN URIN
PEMERIKSAAN URINE
Periksaan pada urine meliputi :
1. Pemeriksaan fisik urine :jumlah, Ph, warna, bau, dan kekeruhan.
2. Pemeriksaan kimia urine :protein, glukosa, ketonbodies, bilirubin, urobilin.
3. Pemeriksaan mikrokopis :pemeriksaan sedimen urine.
4. Pemeriksaan bakteriologi :kultur, kepekaan antibiotic.
1.TORAK/CAST/SILINDER
Terbentuknya torak/cast/silinder ini berasal dari pengendapan protein atau pengumpulan bahan lain dalam
saluran tubulus.
Torak ini berbentuk silinder oleh karena terjadinya didalam lumen tubulus.
Torak ini dibagi lagi berdasarkan komposisi dan asal menjadi :
1) Hyaline cast.
2) Epithel cast.
3) Blood cast.
1.Hyalin cast.
Bentukan ini terjadi karena endapan didalam lumen tubulus.
Larutdidalam air, dan akan lebih mudah larut lagi bila urine bersifat alkalis.
Pada urine yang telah lama, uranium yang terkandung didalamnya akan diubah menjadi amoniak oleh adanya
bakteri dalam urine tersebut, sehingga urine menjadi lebih alkalis dan hyaline ada akan larut dan tak tampak
lagi.
Jadi untuk melihat hyaline ini diperlukan urine yang baru.
Menurut isinya, hyaline ini dapat dibagi lagi menjadi:
· Simple hyaline cast
Hanya berisikan endapan.
· Hyaline cellulair cast
Berisi sel epithel, eritrosit, dan lekosit dengan batas sel yang masih jelas.
· Hyaline granulair cast
Bila sel-sel yang terkandung didalamnya rusakdan tinggal intinya saja yang berupa granulair cellulair debris.
· Hyaline fat cast
Mengandung butiran lemak. Biasanya terjadi pada degenerasi tubuh dengan lemak didalamnya.
2.Epithel cast
Bentukan ini tidak mengandung protein didalamnya, tetapi hanya berisikan sel-sel epithel yang lepas.
Semula batas sel epithel ini tampak jelas, dan ini disebut CELLUAIR CAST. Berikutnya sel menjadi rusak, dan
batas sel menjadi tidak jelas, dan terbentuk granula yang kasar, dan ini disebut :CLOSELY GRANULAIR CAST.
Berikutnya lagi, granula itu menjadi lebih halus dan disebut :FINELY GRANULAIR CAST.
Akhirnya granula itu menjadi homogeny dan ini disebut : WAXY CAST.
3.Blood cast
Terdapat 2 macam blood cast yaitu :
a. RBC CAST (Red Blood Cell Cast) :disini batas antar sel tampak jelas.
b. TRUE BLOOD CAST : disini batas sel tidak tampak jelas, sehingga tampak homogen dan berwarna merah.
Bentukan ini biasanya terjadi karena adanya keradangan pada glomerulus, yaitu pada keadaan :
· Glomeruloneprothis.
· Periarteritis.
· Toxic nephrosis.
· Ischema Syndrome.
Blood cast ini terdapat dalam dua macam bentuk yaitu :
· BROAD CAST : Bila bentukan terjadi pada tubulus yang lebar, yaitu sekitar ductus colligentes.
· NARROW CAST :Bila bentukan ini terjadi pada tubulus yang sempit.
II.SEL DARAH MERAH
Dalam keadaan normal terdapat 2-3 sel darah merah / lpb (lapangan pandang besar)
Bila terdapat banyak sel darah merah, maka hal ini disebut sebagai : HAEMATURI.
Biasanya hal ini disebabkan pada :
· Glomerulonephrotis.
· Trauma pada ginjal.
· Ceremoma kandung kencing (Ca Bladder).
· Infeksi kandung kencing.
· Penyakit kelainan darah.
· Hypertensi.
III.SEL EPITHEL
Pada urine yang masih baru / segar, kita dapat membedakan darimana epithel tersebut berasal :
· Bentuk sel epithel kuboid :biasanya berasal dari kandumg seni.
· Bentuk sel epithel silinder :biasanya berasal dari tubulus.
· Bentuk sel epithel Squamos:biasanya berasal dari vagina.
IV.SEL DARAH PUTIH
Dalam keadaan normal biasanya hanya terdapat 4-5 sel darah putih /lpb.
Peningkatan sel darah putih ini dapat terjadi pada :infeksi saluran kencing, atau pada pyelonerphritis.
V.OVAL FAT BODIES
Keberadaannya didalam urine biasanya bersama dengan Fatty Cast dan menunjukkan adanya kelainan pada
tubulus.
Sistem renin angiotensin-(RAS) atau sistem renin-angiotensin-aldosteron (Raas) adalah sistem hormon
yang mengatur tekanan darah dan air (cairan) keseimbangan.Ketika volume darah rendah, sel-sel
juxtaglomerular pada ginjal mengeluarkan renin secara langsung ke dalam sirkulasi. Renin plasma
kemudian melakukan konversi angiotensinogen dirilis oleh hati menjadi angiotensin I.
[2] Angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin II oleh enzim angiotensin converting enzyme
ditemukan di paru-paru. Angiotensin II adalah peptida vaso-active kuat yang menyebabkan pembuluh
darah mengerut, sehingga tekanan darah meningkat. Angiotensin II juga merangsang sekresi hormon
aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron menyebabkan tubulus ginjal untuk meningkatkan
reabsorpsi natrium dan air ke dalam darah. Hal ini meningkatkan volume cairan dalam tubuh, yang
juga meningkatkan tekanan darah.Jika sistem renin-angiotensin-aldosteron adalah normal aktif,
tekanan darah akan terlalu tinggi.
Di dalam darah antara lain dialiri asupan-asupan lemak ke sel-sel pembuluh darah. Selanjutnya dinding
pembuluh darah yang makin tebal karena lemak tersebut bisa mempersempit pembuluh darah. Jika ini terjadi
pada ginjal, tentu akan terjadi kerusakan ginjal yang berakibat kepada penyakit gagal ginjal.
Hipertensi pada dasarnya merusak pembuluh darah. Jika pembuluh darahnya ada pada ginjal, tentu ginjalnya
yang mengalami kerusakan. Belum lagi salah satu kerja ginjal adalah memproduksi enzim angio tension.
Selanjutnya diubah menjadi angio tension II yang menyebabkan pembuluh darah mengkerut atau menjadi
keras. Pada saat seperti inilah terjadi hipertensi.
Hipertensi bisa berakibat gagal ginjal. Sedangkan bila sudah menderita gagal ginjal sudah pasti terkena
hipertensi. Bahkan hipertensi pada gilirannya menjadi salah satu faktor risiko meningkatnya kematian pada
pasien hemodialisis (pasien ginjal yang menjalani terapi pengganti ginjal dengan cara cuci darah/hemodialisis
di rumah sakit).
Naiknya tekanan darah di atas ambang batas normal bisa merupakan salah satu gejala munculnya penyakit
pada ginjal. Beberapa gejala-gejala lainnya seperti berkurangnya jumlah urine atau sulit berkemih, edema
(penimbunan cairan) dan meningkatnya frekuensi berkemih terutama pada malam hari.