Anda di halaman 1dari 7

14

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Berikut merupakan hasil yang didapatkan dari percobaan Pengelasan
SMAW sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Pengelasan SMAW
αp
GH0 GHI ΔGH αh GP0 GP1 ΔGP
Pelat ( g/A
(g) (g) (g) ( g/A det ) (g) (g) (g)
det)
I 1476 1478 2 0,02 20,98 18,04 2,94 0,04
II 1478 1480 2 0,03 20,5 18,07 2,43 0,04
III 1480 1484 4 0,004 20,71 17,24 3,43 0,04

Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan 1 Pengelasan SMAW


I θE L t S T
Pelat
(Ampere) (mm) (cm) (detik) (mm) (mm)
I 80 4,075 8,5 12 28,3 0,2
II 90 4,075 9 7 29,3 0,2
III 100 4,075 6,5 10 27,1 0,4

Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan 2 Pengelasan SMAW


Laju Lelehan
Heat Input Kecepatan pengelasan
Pelat Elektroda
(KJ/detik) (cm/detik)
(g/det)
I 0,245 4310,2 0,708
II 0,374 3443,5 1,285
15

III 0,347 3804 0,65

4.1 Pembahasan
Pada percobaan kali ini pelat yang kami gunakan terbuat dari baja dan
elektroda yang digunakan merupakan elektroda jenis E 6013, dengan menggunakan
arus yang berbeda dengan voltase yang sama dimana nilai voltase yang digunakan
yaitu memakai voltase yang umumnya digunakan di indonesia yaitu sebesar 220
Volt, untuk melihat pengaruh voltase pada koefisien penambahan metal las,
koefisien pencairan elektroda, laju lelehan elektroda dan Heat Input ini pertama kali
yang harus dilakukan sebelum percobaan dilakukan yaitu dengan memanaskan
elektroda terlebih dahulu, fungsi dari pemanasan elektroda tersebut untuk
mengurangi kelembapan yang ada pada elektroda, sehingga saat elektroda tersebut
sudah benar-benar kering maka elektroda tersebut akan mudah untuk meleleh
sehingga pengelasan SMAW dapat bekerja dengan baik, selain itu fungsi
pemanasan elektroda juga untuk mengurangi tegangan sisa, distorsi, dan juga
perubahan secara metalurgi yang tidak diinginkan dengan cara membuat area
pengelasan harus dilakukan secara merata, distorsi, maupun perubahan metalurgi
yang tidak diinginkan.
Selanjutnya dilakukannya pengelasan dengan nilai arus yang berbeda-beda yang
dapat mempengaruhi nilai heat input yang didapat.

0.4 0.374
0.347
Laju Lelehan Elektroda

0.35
0.3 0.245
0.25
(g/det)

0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 50 100 150
Arus (Ampere)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Arus dengan Laju Lelehan Elektroda
16

Dapat dilihat pada Gambar 4.1 setelah dilakukan percobaan pengelasan


SMAW. Hasil yang didapatkan pada percobaan pertama arus yang digunakan
sebesar 80 Volt, menghasilkan laju lelehan elektroda yang dihasilkan adalah 0,245
gr/Detik. Pada percobaan kedua arus yang digunakan sebesar 90 Volt,
menghasilkan laju lelehan elektroda yang dihasilkan adalah 0,374 Gr/Detik. Pada
percobaan ketiga arus yang digunakan sebesar 100 Volt, menghasilkan laju lelehan
elektroda yang dihasilkan adalah 0,347 gr/detik. Dari hasil yang didapatkan untuk
percobaan pertama dan kedua mengalami penaikan laju lelehan elektroda dan pada
percobaan kedua dan ketiga mengalami penaikannya laju lelehan elektroda.
Perbedaan ini dikarenakan pengaruh arus yang digunakan, yang menghasilkan heat
input berbeda. Pengaruh besar arus yang digunakan akan menghasilkan produk hasil
lasan yang berbeda, dan heat input yang dihasilkan berbeda. Menurut literatur
semakin tinggi arus yang digunakan maka semakin tinggi pula hasil laju lelehan
elektroda yang didapat. Yang menunjukkan dimana pada hasil yang didapatkan
telah sesuai dengan literatur yang ada dimana pada hasil didapatkan semakin
bertambahnya arus nilai laju lelehan elektrodanya akan semakin bertambah besar.
Tetapi pada kasus arus 100 ampere laju lelehan elektrodanya justru lebih kecil dari
pada laju lelehan elektroda pada arus 90 ampere, hal itu terjadi karena setiap
elektroda mempunyai kemampuan arus yang dapat diterima itu berbeda-beda,
kemudian faktor kecepatan pengelasan juga mempengaruhi laju lelehan elektroda.
17

5000

Heat Input (kJ/menit)


4000

3000

2000

1000

0
0 50 100 150
Arus (Ampere)

Gambar 4.2 Grafik Arus terhadap Heat Input


Dapat dilihat pada Gambar 4.1 setelah dilakukan percobaan pengelasan
SMAW. Hasil yang didapatkan pada percobaan pertama arus yang digunakan
sebesar 80 Volt, menghasilkan heat input yang dihasilkan adalah 4310,2 kJ/Menit
. Pada percobaan kedua arus yang digunakan sebesar 90 Volt, menghasilkan heat
input yang dihasilkan adalah 3443,5 kJ/Menit. Pada percobaan ketiga arus yang
digunakan sebesar 90 Volt, menghasilkan heat input yang dihasilkan adalah 3804
kJ/Menit.
Dari hasil yang didapatkan untuk percobaan pertama dan kedua mengalami
penurunan heat input dan pada percobaan kedua dan ketiga mengalami kenaikan
pada heat input. Perbedaan ini dikarnakan pengaruh arus yang digunakan, yang
menghasilkan heat input berbeda. Pengaruh besar arus yang digunakan akan
menghasilkan heat input yang dihasilkan berbeda. Menurut literatur yaitu semakin
tinggi arus yang digunakan makin semakin tinggi juga hasil heat input yang didapat.
Tetapi dalam praktikum ini terdapat ketidaksesuaian dengan literatur, dikarenakan
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian dengan data yang
diperoleh, faktor yang terjadi yaitu kecepatan pengelasan tersebut yang tidak
sebanding dengan penambahannya panjang lasan dimana nilai kecepatan
pengelasan. Percobaan ini mengalami penurunan yang seharusnya kecepatan
pengelasan ini semakin besar pada percobaan pertama nilai kecepatan
pengelasannya adalah 0,708 cm/detik, pada percobaan kedua nilai kecepatan
18

pengelasannya adalah 1,285 cm/detik dan pada percobaan ketiga nilai kecepatan
pengelasannya adalah 0,65 cm/detik faktor inilah yang dapat mengakibatkan nilai
heat input tidak sesuai yang seharusnya semakin besar arus nilai heat input semakin
naik.

0.4
Laju Lelehan Elektroda
0.35
0.3
(g/detik)

0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 2000 4000 6000
Heat Input (kJ/menit)

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Heat Input dengan Laju Lelehan Elektroda

Dapat dilihat pada Gambar 4.3 diatas, hasil yang didapatkan pada percobaan
pertama nilai heat input adalah 4310,2 kJ/menit, sedangkan nilai laju lelehan
elektrodanya adalah 0,245 gr/detik. Pada percobaan kedua nilai heat input adalah
3443,5 kJ/menit sedangkan nilai laju lelehan elektrodanya adalah 0,374 gr/detik.
Pada percobaan ketiga nilai heat input adalah 3804 kJ/Menit sedangkan nilai laju
lelehan elektrodanya adalah 0,347 gr/detik. Berdasarkan literatur seharusnya nilai
heat input pada pengelasan berbanding lurus dengan nilai laju lelehan elektrodanya,
dimana seharusnya apabila nilai laju lelehan elektroda semakin besar maka nilai
heat input semakin besar pula, dan sebaliknya dimana semakin kecil nilai laju
lelehan elektroda maka nilai heat input semakin kecil pula. Berdasarkan hasil yang
kami peroleh terjadi ketidaksesuaian antara heat input dengan laju lelehan
elektroda, hal itu dapat terjadi dikarenakan terdapat faktor yang sangat penting yaitu
pada saat kecepatan pengelasan yang berbeda-beda dimana saat percobaan pertama
dan kedua kecepatan pengelasannya naik dari nilai 0,708 cm/detik menjadi 1,285
cm/detik, perbandingan pada percobaan kedua dan ketiga kecepatannya berkurang
19

dari 1,285 cm/detik menjadi 0,65 cm/detik. Dari hasil ini membuktikan bahwa
dengan kecepatan pengelasan yang dihasilkan pada percobaan tersebut akan
menghasilkan heat input yang tidak sesuai. Oleh karena itu kecepatan pengelasan
perlu diperhatikan.

Gambar 4.4 Cacat Spatter

Dapat dilihat pada Gambar 4.4 terdapat cacat pada hasil lasan yang
dilakukan cacat ini di gambar terdapat lingkaran putih menunjukan cacat spatter.
Sebelumnya yang diketahui bahwa Spatter adalah percikan las. Spatter dapat
disebabkan oleh arus listrik yang terlalu tinggi pada percobaan pertama
menggunakan 80 ampere , pada percobaan kedua menggunakan 90 ampere, dan
pada percobaan ketiga menggunakan 100 ampere, selain disebabkan oleh arus listrik
dapat juga disebabkan oleh jarak elektroda dengan base metal terlalu jauh, serta
elektroda yang lembab akibat dari kurangnya waktu dalam pemanasan. Cacat ini
dapat dicegah dengan menurunkan arus listrik, mengatur jarak antara elektroda
dengan base metal, serta memastian elektroda sudah benar-benar kering.

\
Gambar 4.5 Undercutting
20

Dapat dilihat pada Gambar 4.5 di gambar terdapat lingkaran putih


menunjukan cacat undercutting. Sebelumnya yang diketahui bahwa undercutting
dapat disebabkan oleh arus listrik yang terlalu tinggi pada percobaan pertama
menggunakan 80 ampere , pada percobaan kedua menggunakan 90 ampere, dan
pada percobaan ketiga menggunakan 100 ampere, pada kasus ini sisi – sisi las
mencair dan masuk ke dalam alur las, sehingga terjadi parit dikanan kiri alur las
yang mengurangi ketebalan bahan. Hal ini disebabkan oleh terlalu tingginya
temperatur sewaktu mengelas yang diakibatkan karena pemakaian arus yang terlalu
besar dan ayunan elektroda yang terlalu pendek.

Anda mungkin juga menyukai