TINJAUAN PUSTAKA
kekerasan yang tinggi ini. Kromium jika dilihat memberikan tampak rupa yang
indah. Kromium banyak digunakan untuk lapis lindung alat-alat kecepatan tinggi
(high speed tool), cetakan (die) dan bahan pemadu dalam pembuatan stainless steel.
Kromium dapat diendapkan atau dilapisi dengan cara lapis listrik (electroplating)
dan semprot logam (metal spraying)[2].
Sel elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan
reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di masyarakat. Baterai aki
yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam
kehidupan sehari – hari. Baterai aki yang sedang diisi kembali mengubah energi
listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan.
Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel
elektrolisis dengan sel volta adalah pada sel elektrolisis komponen voltmeter diganti
dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan yang ingin di elektrolisis
ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya elektroda dicelupkan kedalam larutan
elektrolit yang ingin di elektrolisis. pada Elektroda berperan sebagai tempat
berlangsungnya reaksi. Ada dua tipe elektrolisis yaitu elektrolisis lelehan dan
elektrolisis larutan[3].
2.4 Electroplating
Pelapisan logam merupakan salah satu rekayasa dalam menciptakan dan
memvariasikan serta merubah sifat fisik dan mekanik pada permukaan logam. Cara
yang umum digunakan dalam pelapisan adalah pelapisan secara listrik
(electroplating) yaitu proses pelapisan logam maupun non logam secara
elektrolisismelalui penggunaan arus searah (DC) dan larutan kimia (elektrolit) yang
berfungsi sebagai penyuplai ion-ion logam untuk membentuk lapisan logam pada
katoda. Adapun macam-macam pelapisan logam menurut tujuannya antara lain
untuk dekoratif, protektif dan untuk mendapatkan sifat khusus pada permukaan.
Adapun pelapisan logam ditinjau dari sifat elektrokimia bahan pelapisnya, dapat di
kategorikan sebagai pelapisan anodik dan pelapisan katodik. Pelapisan anodik
dimana potensial listrik logam pelapis lebih anodik terhadap logam dasar/subtrat,
sedangkan pelapisan katodik merupakan pelapisan dimana potensial listrik logam
pelapis lebih katodik terhadap subtratnya. Keunggulan dari pelapisan anodik adalah
sifat logam pelapis melindungi logam yang dilapisi, sementara itu pada pelapisan
katodik lebih cocok digunakan pada pelapisan untuk tujuan dekoratif. Dalam
perlindungan katodik, obyek yang dilindungi adalah katoda, tetapi dalam
perlindungan anodik, obyek yang dilindungi adalah anoda[4].
6
adalah suhu larutan pada saat pelapisan berlangsung, kerapatan arus yang mengalir
pada elektroda, konsentrasi ion dalam larutan, agitasi atau proses pengadukan, nilai
pH larutan untuk mengontrol larutan electroplating, pasivitas, dan lamanya
pelapisan[5] :
a. Suhu larutan pada saat pelapisan berlangsung harus dijaga stabil agar
pelapisan dapat lebih sempurna karena bila suhu naik terlalu tinggi akan
menyebabkan naiknya konduktifitas dan difusitas larutan elektrolit.
Akibatnya adalah tahanan elektrolit akan mengecil sehingga kemampuan
untuk mereduksi ion-ion logam berkurang. Besarnya suhu larutan saat
proses ditentukan oleh beberapa faktor antara lain jarak anoda dan katoda
dan arus yang digunakan.
b. Kerapatan arus ke elektroda sangat mempengaruhi lama pelapisan sampai
ketebalan tertentu. Arus listrik diperlukan untuk mendapatkan atom-atom
logam pada tiap satuan luas permukaan benda kerja yang akan dilapis.
c. Konsentrasi ion di dalam larutan mempengaruhi mobilitas ion dan
konduktivitas larutan juga.
d. Agitasi adalah proses pengadukan yang dimaksudkan untuk menghindari
bentuk struktur dan ketebalan lapisan yang tidak seragam. Di samping itu
juga bertujuan untuk pengisian kembali ion-ion logam yang berkurang di
dekat katoda atau benda kerja, mencegah terjadinya gelembung udara
pada bagian permukaan benda kerja.
e. Nilai pH diperlukan untuk mengontrol larutan electroplating agar
kemampuan larutan elektrolit dalam menghasilkan lapisan tetap baik.
f. Pasivitas merupakan lapisan pasif pengotor pada logam seperti korosi dan
minyak yang menempel pada logam dan bila terdapat pada anoda, ion-ion
logam pelapis terus menurun sehingga akan mengganggu proses
pelapisan.
g. Waktu pelapisan sangat mempengaruhi ketebalan lapisan yang
diinginkan, semakin lama waktu pelapisan akan dihasilkan lapisan yang
semakin tebal. Sehingga deposit yang dihasilkan akan mempunyai berat
yang besar dibandigkan dengan penggunaan waktu yang singkat.
8
1. Pelapisan Tembaga
Sifat hantaran arus dan panas yang baik.
2. Pelapisan Timah Putih
Mudah dalam pelapisan kaleng makanan.
3. Pelapisan Seng
Tahan korosi, murah harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang
cukup baik.
4. Pelapisan Nikel
Sebagai pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan
(mengkilap).
5. Pelapisan Khrom
Selain sifat dekoratif dan atraktif menghasilkan pelapisan yang keras.
6. Pelapisan Logam Mulia
Selain keindahan, pelapisan logam mulia ini sangat tahan terhadap korosi
bahkan hampir tidak terkorosi.
tinggi[4].
Sifat-sifat fisika tembaga :
1. Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
2. Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan listrik
3. Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3100C
4. Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
Sifat-sifat kimia tembaga :
1. Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan
membentuk oksida tembaga (CuO)
2. Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat
basa
3. Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4 encer
4. Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat
untuk mendapatkan hasil pelapisan yang kuat. Pelapis berupa emas, perak dan
pelatina adalah sering digunakan. Pada umumnya dari beberapa logam bisa
diaplikasikan dengan electroplating atau pelapisan logam dengan
menggunakan sumber arus listrik.
2. Flame Spraying
Proses ini dikenal juga dengan istilah metallizing, dimana bijih logam
dipanasi dengan api atau dijadikan bubuk kemudian diluruhkan dengan api
sehingga logam berubah menjadi cairan logam (liquid) dan disemprotkan
pada permukaan logam yang akan dilapisi.
3. Penyalutan (Cladding)
Proses ini melibatkan sebuah sebuah lapisan permukaan dari beberapa
lembar logam yang biasanya diletakkan oleh roller pada dua lembar logam
yang diletakkan secara bersama-sama pada benda yang akan dilapisi.
4. Pecelupan (Hot Dipping)
Pencelupan dengan cairan logam panas diaplikasikan kepada logam yang
dicelupkan pada penampungan yang berisi leburan logam yang teridiri dari
berbagai campuran leburan logam lainnya, misal seng, timah, timah hitam dan
aluminium.
5. Pengendapan dengan metode uap (Vapor Deposition)
Pelapis logam diupakan oleh pemanas elektrik dan pelapis logam akan
diendapkan pada bagian yang akan dilapisi, metode pelapisan menghabiskan
biaya yang lebih mahal daripada metode pelapisan logam yang lainnya.
Contoh dari pelapisan jenis ini biasanya digunakan pada pelapisan bagian dari
kerangka roket.
6. Penyebaran (Diffusion)
Pelapisan dengan metode penyebaran melibatkan pemanasan pada
bentukanalloy yang kemudian dipanasakan dan disebarkan dari satu alloy ke
permukaan logam lainnya yang akan dilapisi.
7. Reaksi Kimia (Chemical Conversion)
Pelapisan logam melalui reaksi kimia dilakukan untuk menghindari dari
perkaratan “corroding” pada sebuah permukaan logam.
11