Osp Fisika 2018 PDF
Osp Fisika 2018 PDF
Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733
Contact Person : 0896-5985-6821
www.basyiralbanjari.wordpress.com
ID Line mechtermlighlismfism
WA 0896-5985-6821
Petunjuk Penggunaan
1. Pembahasan ini dibuat oleh penulis sendiri Al Fakir Ahmad Basyir Najwan
2. Silahkan disebarluaskan seperlunya
3. Jika ada yang menemukan kekeliruan dalam pembahasan ini silahkan menghubungi
penulis secara langsung untk memberikan koreksi
4. Penulis masih dalam tahap belajar sehingga pembahasan ini mungkin masih jauh
dari sempurna namun penulis berusaha membuatnya sebaik mungkin
Sekian dan terima kasih
target
𝑣0 𝑦
𝑣0
a. Carilah sudut lemparan (i) dan (ii), nyatakan jawaban Anda dalam kecepatan
lemparan 𝑣0 , koordinat target (𝑥, 𝑦), dan percepatan gravitasi 𝑔.
b. Pengunjung karnaval pada umumnya tidak dapat memperkirakan sudut lemparan
dengan baik. Tentukan sudut manakah yang lebih baik, (i) atau (ii)? Anggap
pengunjung (biasanya) dapat melempar dengan kecepatan 𝑣0 yang konstan.
Petunjuk : Cari hubungan antara ketidakpastian sudut pelemparan 𝑑𝜃 dengan
ketidakpastian dalam posisi bola ketika mengenai target.
Pembahasan :
a. Dari gerak parabola, kita mempunyai hubungan
𝑥 = 𝑣0 cos 𝜃 𝑡
1
𝑦 = 𝑣0 sin 𝜃 𝑡 − 𝑔𝑡 2
2
Maka kita dapatkan hubungan posisi 𝑥 dan 𝑦 bola yaitu
𝑔𝑥 2
𝑦 = 𝑥 tan 𝜃 − … (1)
2𝑣0 2 cos2 𝜃
Untuk mendapatkan dua nilai dari sudut 𝜃 terdapat beberapa cara.
Cara 1 :
Kita modifikasi persamaan (1) menjadi
𝑔𝑥 2
= 2𝑥 sin 𝜃 cos 𝜃 − 2𝑦 cos 2 𝜃
𝑣0 2
1 + cos 2𝜃
Gunakan identitas trigonometri sin 2𝜃 = 2 sin 𝜃 cos 𝜃 dan cos 2 𝜃 =
2
𝑔𝑥 2 1 + cos 2𝜃
= 𝑥 sin 2𝜃 − 2𝑦 ( )
𝑣0 2 2
𝑔𝑥 2
𝑦 + 2 = 𝑥 sin 2𝜃 − 𝑦 cos 2𝜃
𝑣0
Modifikasi trigonometri
𝑥 sin 2𝜃 − 𝑦 cos 2𝜃 = 𝐴 sin(2𝜃 − 𝜙)
𝑥 sin 2𝜃 − 𝑦 cos 2𝜃 = 𝐴 cos 𝜙 sin 2𝜃 − 𝐴 sin 𝜙 cos 2𝜃
Dari kesamaan kedua sisi kita peroleh
𝑥 = 𝐴 cos 𝜙 dan 𝑦 = 𝐴 sin 𝜙
Sehingga
𝑦 𝑦 𝑥
tan 𝜙 = ⟹ sin 𝜙 = dan cos 𝜙 =
𝑥 √𝑥 2 + 𝑦 2 √𝑥 2 + 𝑦 2
Maka kita bisa dapatkan nilai 𝐴 yaitu
𝐴 = √𝑥 2 + 𝑦 2
Berikutnya akan kita dapatkan
𝑦
𝑥 sin 2𝜃 − 𝑦 cos 2𝜃 = √𝑥 2 + 𝑦 2 sin (2𝜃 − tan−1 ( ))
𝑥
Kita kembali ke hubungan 𝑥 dan 𝑦
𝑔𝑥 2 𝑦
𝑦 + 2 = √𝑥 2 + 𝑦 2 sin (2𝜃 − tan−1 ( ))
𝑣0 𝑥
−1
𝑦 1 𝑔𝑥 2
sin (2𝜃 − tan ( )) = (𝑦 + 2 )
𝑥 √𝑥 2 + 𝑦 2 𝑣0
Nilai sinus ini memiliki beberapa nilai, namun yang memenuhi syarat adalah
𝑦 1 𝑔𝑥 2
2𝜃 − tan−1 ( ) = sin−1 [ (𝑦 + 2 )]
𝑥 √𝑥 2 + 𝑦 2 𝑣0
Dan
𝑦 1 𝑔𝑥 2
2𝜃 − tan−1 ( ) = 1800 − sin−1 [ (𝑦 + 2 )]
𝑥 √𝑥 2 + 𝑦 2 𝑣0
Maka nilai 𝜃1 dan 𝜃2 dimana (𝜃1 < 𝜃2 )
1 −1
𝑦 −1
1 𝑔𝑥 2
𝜃1 = (tan ( ) + sin [ (𝑦 + 2 )])
2 𝑥 √𝑥 2 + 𝑦 2 𝑣0
1 −1
𝑦 0 −1
1 𝑔𝑥 2
𝜃2 = (tan ( ) + 180 − sin [ (𝑦 + 2 )])
2 𝑥 √𝑥 2 + 𝑦 2 𝑣0
Cara 2 :
Kembali ke persamaan (1)
𝑔𝑥 2
𝑦 = 𝑥 tan 𝜃 − … (1)
2𝑣0 2 cos2 𝜃
1
Kita gunakan = sec 𝜃 dan sec 2 𝜃 = tan2 𝜃 + 1, persamaan (1) menjadi
cos 𝜃
𝑔𝑥 2
𝑦 = 𝑥 tan 𝜃 − (tan2 𝜃 + 1)
2𝑣0 2
Sederhanakan, kita akan dapatkan persamaan kuadrat untuk tan 𝜃
Maka
𝑣0 2 𝑔 𝑔𝑥 2
tan 𝜃1 = [1 − √1 − 2 ( 2 + 2𝑦)]
𝑔𝑥 𝑣0 𝑣0
𝑣0 2 𝑔 𝑔𝑥 2
tan 𝜃2 = [1 + √1 − 2 ( 2 + 2𝑦)]
𝑔𝑥 𝑣0 𝑣0
Atau
𝑣0 2 𝑔 𝑔𝑥 2
𝜃1 = tan−1 ( [1 − √1 − 2 ( 2 + 2𝑦)])
𝑔𝑥 𝑣0 𝑣0
𝑣0 2 𝑔 𝑔𝑥 2
𝜃2 = tan−1 ( [1 + √1 − 2 ( 2 + 2𝑦)])
𝑔𝑥 𝑣0 𝑣0
Cara 3 :
Kita kembali ke persamaan (1) lagi
𝑔𝑥 2
𝑦 = 𝑥 tan 𝜃 − … (1)
2𝑣0 2 cos2 𝜃
sin 𝜃
Kalikan kedua sisi dengan cos2 𝜃 dan ingat bahwa tan 𝜃 = sehingga
cos 𝜃
𝑔𝑥 2
𝑦 cos2 𝜃 = 𝑥 sin 𝜃 cos 𝜃 −
2𝑣0 2
2
𝑔𝑥 2
𝑦 cos 𝜃 + = 𝑥 sin 𝜃 cos 𝜃
2𝑣0 2
2𝑣0 2 𝑦 cos2 𝜃 + 𝑔𝑥 2 = 2𝑣0 2 𝑥 sin 𝜃 cos 𝜃
Kuadratkan kedua sisi dan gunakan sin2 𝜃 = 1 − cos 2 𝜃 sehingga
(2𝑣0 2 𝑦 cos 2 𝜃 + 𝑔𝑥 2 )2 = 4𝑣0 4 𝑥 2 (1 − cos2 𝜃) cos2 𝜃
4𝑣0 4 𝑦 2 cos4 𝜃 + 𝑔2 𝑥 4 + 4𝑣0 2 𝑦𝑔𝑥 2 cos 2 𝜃 = 4𝑣0 4 𝑥 2 cos 2 𝜃 − 4𝑣0 4 𝑥 2 cos 4 𝜃
4𝑣0 4 (𝑥 2 + 𝑦 2 ) cos4 𝜃 − 4𝑣0 2 𝑥 2 (𝑣0 2 − 𝑔𝑦) cos2 𝜃 + 𝑔2 𝑥 4 = 0
Menggunakan rumus kuadrat akan kita peroleh
2
−[−4𝑣0 2 𝑥 2 (𝑣0 2 − 𝑔𝑦)] ± √[−4𝑣0 2 𝑥 2 (𝑣0 2 − 𝑔𝑦)]2 − 16𝑣0 4 (𝑥 2 + 𝑦 2 )𝑔2 𝑥 4
cos 𝜃 =
8𝑣0 4 (𝑥 2 + 𝑦 2 )
Setelah disederhanakan akan kita dapatkan
2
𝑥 2 (𝑣0 2 − 𝑔𝑦) 𝑔2 (𝑥 2 + 𝑦 2 )
cos 𝜃 = (1 ± √1 − )
2𝑣0 2 (𝑥 2 + 𝑦 2 ) (𝑣0 2 − 𝑔𝑦)2
Maka
−1 √
𝑥 2 (𝑣0 2 − 𝑔𝑦) 𝑔2 (𝑥 2 + 𝑦 2 )
𝜃1 = cos √
(1 + 1 − )
2𝑣0 2 (𝑥 2 + 𝑦 2 ) (𝑣0 2 − 𝑔𝑦)2
𝑥 2 (𝑣0 2 − 𝑔𝑦) 𝑔2 (𝑥 2 + 𝑦 2 )
𝜃2 = cos −1 √ (1 − √1 − )
2𝑣0 2 (𝑥 2 + 𝑦 2 ) (𝑣0 2 − 𝑔𝑦)2
Catatan :
Ketiga cara ini memang memberikan hasil yang berbeda namun sebenarnya bernilai
sama. Pastilah terdapat suatu kesamaan matematika yang bisa membuat ketiga hasil
ini berhubungan. Sebagai bukti, kita akan coba hitung sudut 𝜃1 dan 𝜃2 secara numerik.
Misalkan 𝑥 = 10 m, 𝑦 = 5 m, 𝑔 = 9,8 m/s 2 , dan 𝑣0 = 20 m/s. Maka menurut masing-
masing cara akan memberikan (silahkan gunakan kalkulator untuk membuktikan
sendiri)
Dari hasil ini, kita dapat simpulkan bahwa ketiga cara tersebut benar. Masalahnya
sekarang adalah cara mana yang paling mudah, itu tergantung anda sendiri. Jadi
silahkan gunakan cara yang menurut teman-teman enak saja ya ...
b. Misalkan bola mencapai target setelah selang waktu 𝑡 = 𝑇, maka
𝑥 = 𝑣0 cos 𝜃 𝑇
1
𝑦 = 𝑣0 sin 𝜃 𝑇 − 𝑔𝑇 2
2
Sehingga dapat kita tuliskan
𝑟2 = 𝑥2 + 𝑦2
2
1
𝑟 2 = (𝑣0 cos 𝜃 𝑇)2 + (𝑣0 sin 𝜃 𝑇 − 𝑔𝑇 2 )
2
1
𝑟 2 = 𝑣0 2 𝑇 2 + 𝑔2 𝑇 4 − 𝑔𝑣0 sin 𝜃 𝑇 3
4
Turunkan kedua sisi terhadap 𝜃
𝑑𝑟 2
= −𝑔𝑣0 cos 𝜃 𝑇 3
𝑑𝜃
Dari hasil di atas dapat kita perolah bahwa semakin besar nilai 𝜃 dalam selang 0 <
𝜃 ≤ 900 , perubahan posisi bola saat mencapai target akan semakin kecil karena nilai
cosinus berbanding terbalik dengan 𝜃. Dapat kita simpulkan, agar perubahan posisi
sekecil mungkin, nilai sudut 𝜃 harus mendekat ke 900 . Sehingga sudut yang lebih baik
adalah sudut yang lebih tinggi atau 𝜃2
1 𝑦 1 𝑔𝑥 2
𝜃2 = (tan−1 ( ) + 1800 − sin−1 [ (𝑦 + 2 )])
2 𝑥 √𝑥 2 + 𝑦 2 𝑣0
𝑣0 2 𝑔 𝑔𝑥 2
𝜃2 = tan−1 ( [1 + √1 − 2 ( 2 + 2𝑦)])
𝑔𝑥 𝑣0 𝑣0
𝑥 2 (𝑣0 2 − 𝑔𝑦) 𝑔2 (𝑥 2 + 𝑦 2 )
𝜃2 = cos −1 √ (1 − √1 − )
2𝑣0 2 (𝑥 2 + 𝑦 2 ) (𝑣0 2 − 𝑔𝑦)2
Atau yang lainnya. Mungkin ketiga sudut 𝜃2 di atas berbeda wujud, namun
sebenarnya ketiganya adalah sesuatu yang sama, laksana siluman yang bisa berubah
wujud, namun perubahan wujudnya ini memenuhi dalil matematika yang berlaku.
𝑔
𝑚2
licin
𝐹
𝑚1
𝜃 licin
𝐿
Tentukan :
a. Persamaan gerak untuk bidang miring maupun balok.
b. Percepatan bidang miring terhadap lantai.
c. Waktu yang diperlukan balok agar sampai di dasar bidang miring.
Pembahasan :
a. Berikut diagram gaya pada bidang miring 𝑚1 dan balok kecil 𝑚2
𝑎1 𝑁2
𝑁1 𝑁2 sin 𝜃
𝐹 𝑚2 𝑎1
𝑚2 𝑔 sin 𝜃
𝜃 𝑁2 cos 𝜃 𝑁2
𝑚2 𝑔 cos 𝜃
𝑚1 𝑔 𝑚2 𝑔
Untuk 𝑚1
Diagram gaya pada gambar di atas relatif terhadap lantai
Menggunakan Hukum II Newton pada arah horizontal akan kita peroleh
𝐹 + 𝑁2 sin 𝜃 = 𝑚1 𝑎1 … (1)
Untuk 𝑚2
Diagram gaya pada gambar di atas relatif terhadap bidang miring 𝑚1 . Karena bidang
miring dipercepat ke kanan maka balok akan mendapatkan gaya fiktif yang arahnya
ke kiri dan besarnya adalah massa balok di kali percepatan bidang miring.
Menggunakan Hukum II Newton pada arah tegak lurus dan sejajar bidang miring
akan kita peroleh
𝑁2 + 𝑚2 𝑎1 sin 𝜃 − 𝑚2 𝑔 cos 𝜃 = 0
𝑁2 = 𝑚2 𝑔 cos 𝜃 − 𝑚2 𝑎1 sin 𝜃 … (2)
Dan
𝑚2 𝑔 sin 𝜃 + 𝑚2 𝑎1 cos 𝜃 = 𝑚2 𝑎2
𝑎2 = 𝑔 sin 𝜃 + 𝑎1 cos 𝜃 … (3)
b. Subtitusi persamaan (2) ke (1)
𝐹 + (𝑚2 𝑔 cos 𝜃 − 𝑚2 𝑎1 sin 𝜃) sin 𝜃 = 𝑚1 𝑎1
𝐹 + 𝑚2 𝑔 sin 𝜃 cos 𝜃 = 𝑚1 𝑎1 + 𝑚2 𝑎1 sin2 𝜃
𝐹 + 𝑚2 𝑔 sin 𝜃 cos 𝜃 = (𝑚1 + 𝑚2 sin2 𝜃)𝑎1
𝐹 + 𝑚2 𝑔 sin 𝜃 cos 𝜃
𝑎1 =
𝑚1 + 𝑚2 sin2 𝜃
c. Subtitusi 𝑎1 ke persamaan (3)
𝐹 + 𝑚2 𝑔 sin 𝜃 cos 𝜃
𝑎2 = 𝑔 sin 𝜃 + cos 𝜃
𝑚1 + 𝑚2 sin2 𝜃
(𝑚1 + 𝑚2 sin2 𝜃)𝑔 sin 𝜃 + (𝐹 + 𝑚2 𝑔 sin 𝜃 cos 𝜃) cos 𝜃
𝑎2 =
𝑚1 + 𝑚2 sin2 𝜃
(𝑚1 + 𝑚2 )𝑔 sin 𝜃 + 𝐹 cos 𝜃
𝑎2 =
𝑚1 + 𝑚2 sin2 𝜃
Waktu yang diperlukan balok untuk sampai di lantai adalah
𝐿 1
𝑠= = 𝑎2 𝑡 2
cos 𝜃 2
2𝐿
𝑡=√
𝑎2 cos 𝜃
Dengan mensubtitusi nilai 𝑎2 akan kita peroleh
2𝐿 𝑚1 + 𝑚2 sin2 𝜃
𝑡=√ ( )
cos 𝜃 (𝑚1 + 𝑚2 )𝑔 sin 𝜃 + 𝐹 cos 𝜃
4𝐿
𝜔1
O 𝑥
O
𝑚1 O
450
𝑣2
𝐿 𝐿
𝑚2
4
(𝑣2 + 𝑣2′ )(𝑣2 − 𝑣2′ ) + 𝐿2 (𝜔1 + 𝜔1′ )(𝜔1 − 𝜔1′ ) = (𝑣2 + 𝑣2′ )2 − 2𝑣2 𝑣2′
3
Subtitusi persamaan (3′ )
(𝑣2 + 𝑣2′ )(𝑣2 − 𝑣2′ ) + 𝐿(𝑣2 + 𝑣2′ )(𝜔1 − 𝜔1′ ) = (𝑣2 + 𝑣2′ )2 − 2𝑣2 𝑣2′
2𝑣2 𝑣2′
𝑣2 − 𝑣2′ + 𝐿(𝜔1 − 𝜔1′ ) = 𝑣2 + 𝑣2′ −
𝑣2 + 𝑣2′
2𝑣2 𝑣2′
𝐿(𝜔1 − 𝜔1′ ) = 2𝑣2′ −
𝑣2 + 𝑣2′
Jumlahkan persamaan di atas dengan 3/4 persamaan (3′ )
′
2𝑣2 𝑣2′ 3 3 ′
2𝑣2 = 2𝑣2 − ′ + 𝑣2 + 𝑣2
𝑣2 + 𝑣2 4 4
′
8𝑣2 𝑣2
11𝑣2′ − − 5𝑣2 = 0
𝑣2 + 𝑣2′
2
11𝑣2′ − 2𝑣2 𝑣2′ + 5𝑣2 2 = 0
Maka
1 ± 2√14
𝑣2′ = 𝑣2
11
Jawaban yang mungkin adalah
1 + 2√14
𝑣2′ = 𝑣2
11
Dengan demikian kita dapatkan pula
′
1 + 2√14
𝑣1𝑥 = 𝑣2′ = ′
𝑣2 dan 𝑣1𝑥 = 𝑣2
11
Sehingga
2 2
𝑣1′ = √𝑣1𝑥
′ ′
+ 𝑣1𝑦
Atau
17 + √14
𝑣1′ = 2√ 𝑣2
11
Dari persamaan (3′ ) akan kita peroleh pula
3
𝜔1′ = (𝑣 + 𝑣2′ ) − 𝜔1
4𝐿 2
Setelah disederhanakan akan kita peroleh
40 + 3√14 𝑣2
𝜔1′ = ( )
11 2𝐿
Dua buah partikel masing-masing bermassa 𝑚1 dan 𝑚2 dihubungkan dengan pegas tak
bermassa (konstanta pegas 𝑘) dan bergerak sepanjang busur lingkaran tanpa gesekan
berjari-jari 𝑅. Percepatan gravitasi 𝑔 yang mengarah ke bawah. Tentukan kecepatan
sudut mode normal osilasi kecil sistem tersebut. Berikan makna fisis kecepatan sudut
tersebut.
𝑚1 𝑘 𝑚2
Pembahasan :
a. Jadikan pusat lintasan lengkungan sebagai titik asal.
titik asal
𝜃1 𝜃2
𝑅 𝑅
𝑚1 𝑘 𝑚2
𝑣1 = √𝑥̇ 1 2 + 𝑦̇ 1 2 = 𝑅𝜃̇1
𝑣2 = √𝑥̇ 2 2 + 𝑦̇ 2 2 = 𝑅𝜃̇2
Energi kinetik sistem
1 2 2
𝑇 = 𝑅 2 (𝑚1 𝜃̇1 + 𝑚2 𝜃̇2 )
2
Misalkan panjang pegas saat relaks adalah 𝐿0 , maka perubahan panjang pegas
menjadi
Δ𝑥 = 𝐿0 − 𝑅(𝜃1 + 𝜃2 )
Energi potensial sistem
1
𝑉 = −𝑔𝑅(𝑚1 cos 𝜃1 + 𝑚2 cos 𝜃2 ) + 𝑘[𝐿0 − 𝑅(𝜃1 + 𝜃2 )]2
2
Lagrangian sistem
𝐿 =𝑇−𝑉
1 2 2 1
𝐿 = 𝑅 2 (𝑚1 𝜃̇1 + 𝑚2 𝜃̇2 ) + 𝑔𝑅(𝑚1 cos 𝜃1 + 𝑚2 cos 𝜃2 ) − 𝑘[𝐿0 − 𝑅(𝜃1 + 𝜃2 )]2
2 2
Sistem kita memiliki dua derajat kebebasan yaitu 𝜃1 dan 𝜃2 maka persamaan
lagrangian yang kita miliki adalah
𝑑 𝜕𝐿 𝜕𝐿 𝑑 𝜕𝐿 𝜕𝐿
( )− = 0 dan ( )− =0
𝑑𝑡 𝜕𝜃̇1 𝜕𝜃1 𝑑𝑡 𝜕𝜃̇2 𝜕𝜃2
Persamaan gerak sistem menjadi
𝑚1 𝑅𝜃̈1 + 𝑚1 𝑔 sin 𝜃1 − 𝑘[𝐿0 − 𝑅(𝜃1 + 𝜃2 )] = 0
𝑚2 𝑅𝜃̈2 + 𝑚2 𝑔 sin 𝜃2 − 𝑘[𝐿0 − 𝑅(𝜃1 + 𝜃2 )] = 0
Sekarang kita tinjau kondisi setimbang sistem. Saat setimbang, percepatan kedua
massa bernilai nol atau 𝜃̈1 = 𝜃̈2 = 0. Misal saat setimbang 𝜃1 = 𝜙1 dan ini 𝜃2 = 𝜙2
maka
𝑚1 𝑔 sin 𝜙1 − 𝑘[𝐿0 − 𝑅(𝜙1 + 𝜙2 )] = 0
𝑚2 𝑔 sin 𝜙2 − 𝑘[𝐿0 − 𝑅(𝜙1 + 𝜙2 )] = 0
Sekarang kita tinjau kondisi kedua tersimpang dari posisi setimbang. Misalkan
sekarang 𝜃1 = 𝜙1 + 𝛿1 dan ini 𝜃2 = 𝜙2 + 𝛿2 maka 𝜃̈1 = 𝛿2̈ dan 𝜃̈2 = 𝛿2̈ dengan sudut
𝛿1 dan 𝛿2 adalah simpangan sudut yang kecil atau 𝛿1 ≪ 1 dan 𝛿2 ≪ 1. Untuk sudut
kecil berlaku
sin 𝜃 = sin(𝜙 + 𝛿) = sin 𝜙 cos 𝛿 + sin 𝛿 cos 𝜙 ≈ sin 𝜙 + 𝛿 cos 𝜙
Maka
sin 𝜃1 ≈ sin 𝜙1 + 𝛿1 cos 𝜙1
sin 𝜃2 ≈ sin 𝜙2 + 𝛿2 cos 𝜙2
Dengan mensubtitusi hasil-hasil di atas, persamaan gerak sistem dapat kita tulis ulang
menjadi
𝑚1 𝑅𝛿1̈ + 𝑚1 𝑔 cos 𝜙1 𝛿1 + 𝑘𝑅(𝛿1 + 𝛿2 ) = 0
𝑚2 𝑅𝛿2̈ + 𝑚2 𝑔 cos 𝜙2 𝛿2 + 𝑘𝑅(𝛿1 + 𝛿2 ) = 0
Karena sistem ini melakukan gerak harmonik sederhana, kita mempunyai hubungan
𝛿1̈ = −𝜔2 𝛿1
𝛿2̈ = −𝜔2 𝛿2
Kita dapat tulis ulang persamaan gerak sistem menjadi
(𝑚1 𝑅𝜔2 − 𝑘𝑅 − 𝑚1 𝑔 cos 𝜙1 )𝛿1 − 𝑘𝑅𝛿2 = 0
(𝑚2 𝑅𝜔2 − 𝑘𝑅 − 𝑚2 𝑔 cos 𝜙2 )𝛿2 − 𝑘𝑅𝛿1 = 0
Dalam bentuk matriks dapat kita tulis menjadi
𝑚 𝑅𝜔2 − 𝑘𝑅 − 𝑚1 𝑔 cos 𝜙1 −𝑘𝑅 𝛿
( 1 2 ) ( 1) = 0
−𝑘𝑅 𝑚2 𝑅𝜔 − 𝑘𝑅 − 𝑚2 𝑔 cos 𝜙2 𝛿2
Agar hasilnya tidak nol, maka matriks sebelah kiri haruslah berupa matriks singular
yaitu matriks yang determinannya bernilai nol
𝑚1 𝑅𝜔2 − 𝑘𝑅 − 𝑚1 𝑔 cos 𝜙1 −𝑘𝑅
| 2 |=0
−𝑘𝑅 𝑚2 𝑅𝜔 − 𝑘𝑅 − 𝑚2 𝑔 cos 𝜙2
(𝑚1 𝑅𝜔2 − 𝑘𝑅 − 𝑚1 𝑔 cos 𝜙1 )(𝑚2 𝑅𝜔2 − 𝑘𝑅 − 𝑚2 𝑔 cos 𝜙2 ) − 𝑘 2 𝑅 2 = 0
Atau bisa disederhanakan menjadi
𝑚1 𝑚2 𝑅 2 𝜔4 − [𝑘𝑅 2 (𝑚1 + 𝑚2 ) + 𝑚1 𝑚2 𝑔𝑅(cos 𝜙1 + cos 𝜙2 )]𝜔2
+ 𝑘𝑅(𝑚1 cos 𝜙1 + 𝑚2 cos 𝜙2 )𝑔 + 𝑚1 𝑚2 𝑔2 cos 𝜙1 cos 𝜙2 = 0
Persamaan terkahir adalah persamaan kuadrat untuk 𝜔2 dengan
𝑎 = 𝑚1 𝑚2 𝑅 2
𝑏 = −[𝑘𝑅 2 (𝑚1 + 𝑚2 ) + 𝑚1 𝑚2 𝑔𝑅(cos 𝜙1 + cos 𝜙2 )]
𝑐 = 𝑘𝑅(𝑚1 cos 𝜙1 + 𝑚2 cos 𝜙2 )𝑔 + 𝑚1 𝑚2 𝑔2 cos 𝜙1 cos 𝜙2
Nilai diskriminannya adalah
𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
Setelah disederhanakan akan kita dapatkan
𝐷 = 𝑘 2 𝑅 4 (𝑚1 + 𝑚2 )2 − 2𝑘𝑅 3 𝑚1 𝑚2 (𝑚1 − 𝑚2 )(cos 𝜙1 − cos 𝜙2 )
+ 𝑚1 2 𝑚2 2 𝑔2 𝑅 2 (cos 𝜙1 − cos 𝜙2 )2
Maka
𝑣i
Mula-mula silinder berada antara anak tangga pertama dan kedua teratas, lalu silinder
tersebut diberikan kecepatan sebesar 𝑣i yang berarah tegak lurus terhadap garis jari-jari
yang menuju anak tangga kedua seperti diperlihatkan pada gambar di atas. Tentukan :
a. Kecepatan silinder tepat sebelum menumbuk anak tangga ketiga.
b. Kecepatan silinder tepat setelah menumbuk anak tangga ketiga.
c. Kecepatan minimum 𝑣i agar silinder tetap menggelinding terus menerus.
Pembahasan :
a. Ketika tepat akan menumbuk anak tangga ketiga, pusat massa silinder turun sejauh
𝑑 sin 𝜃. Kenapa begitu? Perhatikan kondisi awal ketika silinder ditahan oleh anak
tangga pertama dan kedua. Kemudian perhatikan kembali ketika silinder ditahan oleh
anak tangga kedua dan ketiga.
𝜃
𝑑 𝑑 sin 𝜃
Gaya gesek antara silinder dan anak tangga sangat besar karena koefisien geseknya
sangat besar atau kita bisa katakan silinder tidak slip terhadap anak tangga. Maka,
untuk kasus ini, anak tangga kedua bisa kita jadikan poros rotasi dari silinder. Momen
inersia silinder terhadap anak tangga kedua adalah
1 3
𝐼 = 𝐼pm + 𝑚𝑅 2 = 𝑚𝑅 2 + 𝑚𝑅 2 ⟹ 𝐼 = 𝑚𝑅 2
2 2
Kecepatan sudut silinder terhadap anak tangga kedua adalah
𝑣i
𝜔i =
𝑅
Misalkan kecepatan pusat massa silinder ketika tepat akan menumbuk anak tangga
ketiga adalah 𝑣f dan kecepatan sudutnya terhadap anak tangga kedua adalah 𝜔f =
𝑣f /𝑅, maka menggunakan Hukum Kekekalan Energi Mekanik akan kita peroleh
1 1
𝐼𝜔i 2 = 𝐼𝜔f 2 − 𝑚𝑔𝑑 sin 𝜃
2 2
1 3 𝑣 2 1 3 𝑣f 2
i
( 𝑚𝑅 2 ) ( ) = ( 𝑚𝑅 2 ) ( ) − 𝑚𝑔𝑑 sin 𝜃
2 2 𝑅 2 2 𝑅
4
𝑣i 2 = 𝑣f 2 − 𝑔𝑑 sin 𝜃
3
4
𝑣f = √𝑣i 2 + 𝑔𝑑 sin 𝜃
3
b. Ketika menumbuk anak tangga ketiga, gaya eksternal yang bekerja pada silinder
adalah gaya normal dari anak tangga ketiga dan gaya gravitasi. Namun karena waktu
tumbukan sangat singkat, impuls dari gaya gravitasi dapat diabaikan. Maka jika kita
tinjau momentum sudut silinder terhadap anak tangga ketiga, momentum sudut
silinder akan kekal karena dalam acuan ini tidak ada torsi eksternal yang bekerja pada
silinder. Perhatikan gambar di bawah ini! Sebelah kiri ada kondisi sesaat sebelum
menumbuk anak tangga ketiga dan sebelah kanan sessat setelah tumbukan.
𝑣f′
𝑅 2𝛼
𝜙
𝑅 𝑅
kedua 𝑑 kedua
𝑣f
𝑠
ketiga ketiga
Setelah tumbukan, silinder akan lepas kontak dengan anak tangga kedua dan anak
tangga ketiga menjadi poros putarnya. Menggunakan Hukum Kekekalan Momentum
Sudut terhadap anak tangga ketiga akan kita peroleh
𝐼pm 𝜔f + 𝑚𝑣f 𝑠 = 𝐼𝜔f′
Dari soal kita ketahui bahwa silinder terus bergerak menggelinding sambil
menumbuk anak tangga, maka kecepatan pusat massa silinder harus mempunyai
komponen yang tegak lurus garis yang menghubungkan anak tangga ketiga dengan
pusat massanya. Hal ini terpenuhi jika sudut 2𝛼 < 𝜋/2. Perhatikan gambar sebelah
kiri di atas!
𝜋
𝑠 = 𝑅 sin 𝜙 = 𝑅 sin ( − 2𝛼) = 𝑅 cos 2𝛼
2
ℎ
𝛼 𝛼
𝜃
𝜑
𝑣1
Tentukan :
a. Hubungan kecepatan cincin kiri dan kanan! (nyatakan dalam 𝜃)
b. Percepatan masing-masing cincin dinyatakan dalam 𝑑, sudut 𝜃, turunan pertama
sudut 𝜃 atau 𝜔 = 𝑑𝜃/𝑑𝑡 dan turunan kedua sudut 𝜃 atau 𝛼 = 𝑑 2 𝜃/𝑑𝑡 2 .
c. Nilai sudut 𝜃 ketika sistem berada dalam posisi kesetimbangan? Tentukan pula jenis
kesetimbangannya.
Sistem berada dalam keadaan diam di titik setimbangnya. Kemudian sistem diberi sedikit
gangguan kecil sehingga berosilasi di sekitar titik setimbangnya.
d. Tentukan frekuensi sudut osilasi untuk simpangan sudut kecil di titik setimbangnya.
Pembahasan :
a. Misalkan cincin bawah bergerak naik dengan kecepatan 𝑣2 terhadap tanah. Sekarang
kita berpindah kerangka acuan dari tanah menuju cincin atas. Kecepatan cincin
bawah relatif cincin atas adalah
𝑣rel = 𝑣1 + 𝑣2
Bagian tali yang vertikal terhadap tanah diam, tetapi menurut kerangka acuan cincin
atas, bagian tali vertikal bergerak ke atas dengan kecepatan 𝑣1 yang mengakibatkan
pula kecepatan tali yang lainnya adalah 𝑣1 searah dengan arah tali. Komponen
kecepatan kecepatan cincin bawah searah tali sama dengan kecepatan tali ini atau
𝑣rel cos 𝜃 = 𝑣1
Maka
𝑣1
𝑣1 + 𝑣2 =
cos 𝜃
1
𝑣2 = 𝑣1 ( − 1)
cos 𝜃
b. Sekarang misalkan panjang tali 𝐿
𝑦1
𝑦
𝑦2
Turunkan posisi terhadap waktu satu kali untuk mendapatkan kecepatan kedua
cincin
cos 𝜃
𝑦̇ 1 = 𝑑𝜃̇
sin2 𝜃
1 − cos 𝜃
𝑦̇ 2 = −𝑑𝜃̇
sin2 𝜃
Hasil di atas bisa kita dapatkan pula dengan memanfaatkan hasil dari bagian (a)
1 1
𝑣2 = 𝑣1 ( − 1) ⟹ |𝑦̇ 2 | = |𝑦̇ 1 | ( − 1)
cos 𝜃 cos 𝜃
Arah positif ke bawah sehingga
1 1 − cos 𝜃
−𝑦̇ 2 = 𝑦̇ 1 ( − 1) ⟹ 𝑦̇ 2 = −𝑑𝜃̇
cos 𝜃 sin2 𝜃
Turunkan kecepatan terhadap waktu satu kali untuk mendapatkan percepatan kedua
cincin
cos 𝜃 1 − 3 cos 3 𝜃
𝑦̈ 1 = 𝑑 (𝜃̈ − 𝜃 ̇2 )
sin2 𝜃 sin3 𝜃
1 − cos 𝜃 1 + cos3 𝜃 − 2 cos 𝜃
𝑦̈ 2 = −𝑑 (𝜃 ̈ +𝜃 ̇ 2
)
sin2 𝜃 sin3 𝜃
Selanjutnya gunakan
𝑑𝜃 𝑑2𝜃
𝜃̇ = = 𝜔 dan 𝜃̈ = 2 = 𝛼
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Sehingga
cos 𝜃 1 − 3 cos3 𝜃
𝑦̈ 1 = 𝑑 (𝛼 2 − 𝜔2 )
sin 𝜃 sin3 𝜃
1 − cos 𝜃 2
1 + cos 3 𝜃 − 2 cos 𝜃
𝑦̈ 2 = −𝑑 (𝛼 +𝜔 )
sin2 𝜃 sin3 𝜃
c. Sekarang perhatikan gaya-gaya yang bekerja pada cincin bawah dan cincin atas
𝜃 𝑇
𝑁2 𝑁1
𝜃
𝑇 𝑦̈1
𝑦̈ 2
𝑚𝑔 𝑚𝑔
1
sin2 𝜃 ≈ (3 + 2√3𝜙)
4
1
cos2 𝜃 ≈ (1 − 2√3𝜙)
4
1
sin2 𝜃 cos 𝜃 ≈ (3 − √3𝜙)
8
Sehingga
𝑔 1 1
𝜙̈(1 − √3𝜙 − 1 + √3𝜙 + 1) + ( (3 + 2√3𝜙) − (3 − √3𝜙)) = 0
𝑑 4 4
3√3𝑔
𝜙̈ + 𝜙=0
4𝑑
Persamaan di atas analog dengan persamaan umum gerak harmonik sederhana yang
berbentuk 𝜙̈ + 𝜔2 𝜙 = 0. Maka pada sudut 𝜃0 ini, sistem berada dalam kesetimbangan
stabil.
d. Dari hasil bagian (c) kita dapatkan frekuensi sudut osilasi pegas yaitu
3√3𝑔
𝜔0 = √
4𝑑
Rumah
𝜃 (usage)
a. Berapa energi potensial yang dimiliki oleh satu gerbong kereta yang telah bergerak
naik pada rel sepanjang 1 km? Energi potensial ini ekuivalen dengan berapa banyak
baterai 5 kWh yang terisi penuh?
b. Tentunya, metode penyimpanan energi ini tidak efektif untuk PLTS skala kecil
(satu atau beberapa rumah), karena akan sangat memberatkan pada investasi tetap
(seperti pembelian lahan, pembangunan rel dan lokomotif, dan infrastruktur
lainnya). Seharusnya sistem ini menggunakan paling minimum 20 gerbong yang
bergerak naik dan turun. Apabila rata-rata konsumsi listrik satu rumah adalah 200 W,
berapa banyak rumah yang listriknya bisa tersuplai apabila pendistribusian energi
(discharge) terjadi dalam tempo satu hari?
c. Panel solar berukuran 1 m × 1 m dapat memberikan daya listrik sebesar
2𝜋
𝑃 = 𝑃0 sin ( 𝑡)
𝑇
Di mana 𝑡 adalah waktu sejak terbitnya matahari, 𝑇 = 1 hari adalah periode rotasi
bumi, dan 𝑃0 = 200 W adalah daya maksimum panel solar (pada siang hari ketika
matahari tepat berada di atas kepala). Berapa banyak panel solar yang harus dipasang
untuk menyimpan energi listrik (charge) pada 20 gerbong kereta dalam tempo satu
hari? Anggap cuaca tidak pernah mendung.
d. Untuk kasus yang lebih realistik, terdapat energi yang hilang (terdisipasi) dari proses
konversi energi listrik mekanik dan gesekan pada gerbong kereta terhadap rel.
Efisiensi konversi energi listrik (dari panel surya) ke energi gerak kereta adalah 𝜂1 =
0,8 dan efisiensi konversi energi gerak kereta ke energi listrik (untuk konsumsi
listrik) adalah 𝜂2 = 0,9. Koefisien gesek kereta terhadap relnya adalah 𝜇 = 0,05.
Berapa efisiensi total untuk satu siklus penyimpanan energi listrik (charge) yang
dilanjutkan dengan distribusi energi listrik (discharge)?
Pembahasan :
a.
𝐿
ℎ
𝜃
Ketika sebuah gerbong menempuh jarak 𝐿 = 1 km, maka dia akan berada di
ketinggian ℎ dari dasar bukit dengan
ℎ = 𝐿 sin 𝜃
Maka energi yang dimiliki satu buah gerbong adalah
𝑈0 = 𝑚𝑔ℎ = 𝑚𝑔𝐿 sin 𝜃
Subtitusi nilai numerik, akan kita peroleh
𝑈0 = 1,705 × 108 J
Energi sebuah baterai 5 kWh adalah
𝐸0 = 5 × (3,6 × 106 J) = 1,8 × 107 𝐽
Maka energi potensial ini akan setara dengan 𝑛 buah baterai 5 kWh dengan
𝑈0 1,705 × 108 J
𝑛= = = 9,489 ⟹ 𝑛 ≈ 9 buah baterai
𝐸0 1,8 × 107 𝐽
b. Energi potensial untuk 20 gerbong kereta
𝑈20 = 20𝑈0 = 3,410 × 109 J
Energi yang dikonsumsi satu buah rumah dalam tempo satu hari adalah
𝐸h = 0,2 kW × 24 h = 4,8 kWh = 1,7 × 107 J
Energi dari 20 gerbong kereta cukup untuk menyuplai energi untuk 𝑁 buah rumah
dengan
𝑈20 3,410 × 109 J
𝑁= = = 2,006 × 102 ⟹ 𝑁 ≈ 200 buah rumah
𝐸h 1,7 × 107 J
c. Energi yang disimpan satu buah panel solar adalah
𝐸 = ∫ 𝑃 𝑑𝑡
Perhatikan bahwa proses penyimpanan energi hanya terjadi pada siang hari atau
hanya pada selang waktu 𝑇/2 sejak matahari terbit. Pada malam hari tidak terjadi
pengisian energi. Maka, dalam satu hari, energi yang disimpan satu buah panel solar
adalah
𝑇
2 2𝜋
𝐸p = 𝑃0 ∫ sin ( 𝑡) 𝑑𝑡
0 𝑇
𝑇
𝑃0 𝑇 2𝜋 2 𝑃0 𝑇 𝑃0 𝑇
𝐸p = [− cos 𝑡] = (− cos 𝜋 + cos 0) ⟹ 𝐸p =
2𝜋 𝑇 0 2𝜋 𝜋
Subtitusi nilai numeriknya akan kita peroleh
0,2 × 24 × 3,6 × 106
𝐸p = ≈ 5,50 × 106 J
3,14
Jumlah panel solar yang yang harus dipasang untuk menyimpan energi pada 20
gerbong kereta adalah
𝑈20 3,410 × 109 J
𝑁p = = = 6,200 × 102 ⟹ 𝑁p = 620 buah
𝐸p 5,50 × 106 J
d. Kita tinjau satu buah gerbong kereta, gaya gesek yang bekerja padanya adalah
𝑓 = 𝜇𝑚𝑔 cos 𝜃
Catatan : Hasil berikut berdasarkan asumsi saya secara pribadi
Proses penyimpanan energi adalah ketika panel solar menyerap energi surya dan
memberikannya pada kereta sebagai energi gerak untuk selanjutnya energi gerak ini
membuat gerbong kereta menaik bukit. Proses ini terjadi pada siang hari. Di titik
tertinggi, energinya adalah (setelah dikurangi usaha oleh gaya gesek)
𝐸charge = 𝜂1 𝑚𝑔𝑙 sin 𝜃 − 𝜇𝑚𝑔𝑙 cos 𝜃
Proses pendistribusian energi adalah ketika energi yang disimpan sistem di titik
tertinggi, diubah kembali menjadi energi gerak dan diubah kembali menjadi energi
lsitrik, pada proses ini panel solar tidak menyerap energi (proses ini pada malam
hari) sehingga energi total yang di yang diubah menjadi energi listrik adalah
𝐸discharge = 𝜂2 𝐸charge − 𝜇𝑚𝑔𝑙 cos 𝜃
𝐸discharge = 𝜂2 𝜂1 𝑚𝑔𝑙 sin 𝜃 − (𝜂2 + 1)𝜇𝑚𝑔𝑙 cos 𝜃
Energi total jika tidak ada kehilangan energi adalah
𝐸tot = 𝑚𝑔𝑙 sin 𝜃
Maka efisiensi total menjadi
𝐸discharge cos 𝜃
𝜂tot = = 𝜂2 𝜂1 − (𝜂2 + 1)𝜇
𝐸tot sin 𝜃
Subtitusi nilai numerik akan diperoleh
0,985
𝜂tot = (0,9)(0,8) − (0,9 + 1)(0,05)
0,174
𝜂tot = 0,1822126437 … ≈ 𝜂tot = 0,18