Anda di halaman 1dari 3

Ahmad Basyir Najwan

Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733
Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari

OSILASI BATANG TEGAR DI ATAS SETENGAH SILINDER

𝑀
𝐺
𝜃 𝐶
𝐴

𝑅
𝜃

𝐿 𝑂

Perhatikan gambar di atas! Sebuah batang dengan panjang 𝐿 dan massa 𝑀 berosilasi
tanpa slip di atas setengah silinder dengan jari-jari 𝑅 yang ditahan diam. Tentukan
periode osilasi kecil yang terjadi (𝜃 ≪ 1 radian)!
Pembahasan :
Soal ini bisa kita kerjakan dengan metode energi maupun metode gaya, akan tetapi akan
menjadi lebih mudah jika menggunakan metode gaya. Tapi kita tetap akan menggunakan
kedua metode ini. Pertama kita gunakan metode energi. Kita harus mencari energi total
sistem terlebih dahulu. Kemudian kita turunkan satu kali energi total ini terhadap waktu
dan hasil daripada turunan energi total ini bernilai nol karena energi totalnya kekal atau
konstan sehingga tidak ada pengurangan atau penambahan energi terhadap waktu.
Energi total sistem ini adalah energi mekanik yang terdiri dari energi potensial dan energi
kinetik daripada batang. Hal yang perlu diamati adalah bahwa batang bergerak translasi
juga rotasi terhadap pusat massanya sendiri, sehingga dia mempunyai energi kinetik
rotasi dan transalasi. Terus, gimana cara menentukan energinya? Kan ribet tuh! Nah
untuk menentukan energinya ada cara yang mudah. Berikut caranya...!!!
Kita jadikan terlebih dahulu titik O sebagai titik asal sistem koordinat kartesius kita.
Karena batang menggelinding tanpa slip di atas permuakaan silinder, jarak GC akan sama
dengan panjang busur AC. Maka posisi batang(cukup tinjau pusat massanya yaitu titik G
dan tinjaulah keadaan saat batang tersimpang dari titik seimbangnya)
𝑥 = 𝑅 sin 𝜃 − 𝑅𝜃 cos 𝜃
𝑦 = 𝑅 cos 𝜃 + 𝑅𝜃 sin 𝜃
Untuk mendapatkan kecepatan batang kita cukup menurunkan posisinya satu kali
terhadap waktu dan perhatikan penulisan berikut
𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝑣𝑥 = = 𝑥̇ dan 𝑣𝑦 = = 𝑦̇
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Kecepatan batang 𝑀 adalah
𝑥̇ = 𝑅𝜃 sin 𝜃 𝜃̇

mechtermlighlismfism xanderbasyir99@gmail.com Hal | 1


Basyir Al Banjari

0896-5985-6821 DC3BCE5B www.basyiralbanjari.wordpress.com


Ahmad Basyir Najwan
Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733
Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari

𝑦̇ = 𝑅𝜃 cos 𝜃 𝜃̇
Energi kinetik batang adalah
𝐸𝐾 = 𝐸𝐾𝐵,𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠 + 𝐸𝐾𝐵,𝑅𝑜𝑡
1 1 1
𝐸𝐾 = 𝑀(𝑥̇ 2 + 𝑦̇ 2 ) + ( 𝑀𝐿2 ) 𝜃̇ 2
2 2 12
1 1
𝐸𝐾 = 𝑀𝑅 2 𝜃 2 𝜃̇ 2 + 𝑀𝐿2 𝜃̇ 2
2 24
Untuk mendapatkan persamaan diatas silahkan diuraikan sendiri ya...!!! yang perlu
diingat adalah sin2 𝜃 + cos2 𝜃 = 1.
Energi potensial sistem adalah
𝐸𝑃 = 𝑀𝑔𝑦
𝐸𝑃 = 𝑀𝑔𝑅(cos 𝜃 + 𝜃 sin 𝜃)
Energi mekanik sistem akan menjadi
𝐸𝑀 = 𝐸𝐾 + 𝐸𝑃
1 1
𝐸𝑀 = 𝑀𝑅 2 𝜃 2 𝜃̇ 2 + 𝑀𝐿2 𝜃̇ 2 + 𝑀𝑔𝑅(cos 𝜃 + 𝜃 sin 𝜃)
2 24
Kita turunkan energi total ini terhadap waktu untuk mendapatkan persamaan geraknya
𝑑(𝐸𝑀) 𝑑 1 1
= ( 𝑀𝑅 2 𝜃 2 𝜃̇ 2 + 𝑀𝐿2 𝜃̇ 2 + 𝑀𝑔𝑅(cos 𝜃 + 𝜃 sin 𝜃)) = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡 2 24
1
0 = 𝑀𝑅 2 (𝜃𝜃̇ 3 + 𝜃 2 𝜃̇𝜃̈) + 𝑀𝐿2 𝜃̇𝜃̈ + 𝑀𝑔𝑅𝜃 cos 𝜃 𝜃̇
12
1
0 = 𝑀𝑅 2 (𝜃𝜃̇ 2 + 𝜃 2 𝜃̈) + 𝑀𝐿2 𝜃̈ + 𝑀𝑔𝑅𝜃 cos 𝜃
12
Karena simpangan sudut 𝜃 kecil kita bisa dekati suku cos 𝜃 ≈ 1, 𝜃 2 ≈ 0, dan 𝜃̇ 2 ≈ 0.
1
0= 𝑀𝐿2 𝜃̈ + 𝑀𝑔𝑅𝜃
12
12𝑔𝑅
𝜃̈ + 2 𝜃 = 0
𝐿
Persamaan terakhir analog dengan bentuk umum persamaan gerak harmonik sederhana
yaitu 𝜃̈ + 𝜔2 𝜃 = 0, sehingga kecepatan sudut atau disebut juga frekuensi sudut osilasi
sistem adalah

12𝑔𝑅
𝜔=√ 2
𝐿
Dan periode osilasinya akan menjadi
2𝜋
𝑇=
𝜔

mechtermlighlismfism xanderbasyir99@gmail.com Hal | 2


Basyir Al Banjari

0896-5985-6821 DC3BCE5B www.basyiralbanjari.wordpress.com


Ahmad Basyir Najwan
Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733
Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari

𝐿2
𝑇 = 2𝜋√
12𝑔𝑅

Kita juga bisa menggunakan metode gaya untuk menentukan periode osilasi sistem ini.
Mau tau caranya? Karena saya lagi baik hati, akan saya bahas sekalian untuk metode gaya.
Untuk sistem ini, lebih mudah kita tinjau gerak rotasinya. Torsi pemulih atau torsi yang
cenderung mengembalikan batang ke posisi awalnya adalah torsi akibat gaya gravitasi
dan gaya normal permukaan silinder terhadap batang. Agar kita tidak perlu
mempedulikan gaya normal, kita tinjau torsi pemulih relatif terhadap titik sentuh antara
batang dengan permukaan silinder atau titik C. Besar torsi pemulih ini adalah
𝜏𝑃 = 𝑀𝑔 cos 𝜃 𝑅𝜃
Torsi ini cenderung memutar memutar sistem berlawanan arah jarum jam.
Karena torsi ini kita tinjau terhadap titik C, maka momen inersia yang kita gunakan
adalah momen inersia batang terhadap titik C. Kita bisa menggunakan teorema sumbu
sejajr untuk menentukan momen inersia ini.
1
𝐼= 𝑀𝐿2 + 𝑀(𝑅𝜃)
⏟ 2

12 2
1
Suku 1 adalah adalah momen inersia batang terhadap pusat massanya sendiri.
Suku 2 adalah adalah tambahan momen inersia batang karena porosnya dipindahkan ke
titik C menggunakan teorema sumbu sejajar (𝐼 = 𝐼0 + 𝑚𝑑2, dimana 𝐼0 adalah momen
inersia benda terhadap suatu poros, 𝐼 adalah momen inersia benda terhadap poros yang
baru, 𝑚 adalah massa benda, dan 𝑑 adalah jarak poros awal terhadap poros yang baru)
𝑀𝐿2 + 12𝑀𝑅 2 𝜃 2
𝐼=
12
Selanjutnya kita gunakan Hukum II Newton tentang gerak rotasi (𝜏 = 𝐼𝛼) akan kita
dapatkan
𝑀𝐿2 + 12𝑀𝑅 2 𝜃 2 12𝑔 cos 𝜃 𝑅𝜃
𝑀𝑔 cos 𝜃 𝑅𝜃 = 𝛼→ 2 =𝛼
12 𝐿 + 12𝑅 2 𝜃 2
Percepatan sudut sistem yaitu 𝛼 adalah berlawanan arah jarum jam sedangkan
simpangan sudut 𝜃 searah jarum jam(arah bertambahnya 𝜃). Maka percepatan sudut
sistem adalah negatif dari turunan kedua simpangan sudut 𝜃 terhadap waktu atau
𝑑2𝜃
𝛼=−
𝑑𝑡 2
Karena simpangan sudut 𝜃 kecil kita bisa gunakan pendekatan 𝜃 2 ≈ 0 dan cos 𝜃 ≈ 1

12𝑔𝑅 𝑑2 𝜃 𝑑2 𝜃 12𝑔𝑅 12𝑔𝑅 𝐿2


𝜃 = − → + 𝜃 = 0 → 𝜔 = √ → 𝑇 = 2𝜋 √
𝐿2 𝑑𝑡 2 𝑑𝑡 2 𝐿2 𝐿2 12𝑔𝑅

mechtermlighlismfism xanderbasyir99@gmail.com Hal | 3


Basyir Al Banjari

0896-5985-6821 DC3BCE5B www.basyiralbanjari.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai