Anda di halaman 1dari 9

METEDOLOGI PENELITIAN HUKUM

“PENGELOLAAN SAMPAH OLEH MASYARAKAT


KOTA PEKANBARU”

OLEH:

MELATI SELA SYAFRIANA

171010527

KELAS C

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2018 /2019
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang sering di hadapi,baik di


negara berkembang maupun negara negara maju di dunia.Masalah sampah
merupakan masalah umum dan telah menjadi fenomena universal di berbagai
negara belahan dunia manapun, dengan perbedaan nya terletak pada seberapa
banyak sampah yang di hasilkan. Ruang lingkup yang paling terdekat tentang
permasalahan sampah ialah lingkungan sekitar kita.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 2008 mengartikan sampah sebagai


benda yang di buang karena tidak terpakai dan tidak dapat di gunakan lagi.

Secara umum sampah itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua kategori
yaitu: Sampah Industri dan Sampah Umum. Sampah industri adalah sampah
sampah yang di hasilkan dari aktivitas produksi. Sampah industri pun dibedakan
lagi menjadidua jenis yaitu: Sampah industri terkontrol dan sampah industri
lainnya termasuk di dalam nya limbah industri, Sementara Sampah umum di bagi
tiga yaitu: Sampah umum terkontrol khusus,limbah umum dan tinja, Sampah
umum atau nama lainya adalah sampah padat perkotaan adalah jenis sampah
umum yang mencakup sampah rumah tangga.

Berbicara mengenai sampah di perkotaan, pastinya tidak terlepas dari tiga


faktor utama yang mempengaruhinya yaitu: Tingkat konsumsi, tingkat
pendapatan,dan kepadatan penduduk.

Ketiga faktor ini sangat berkaitan erat dimana apabila penduduk padat
tingkat konsumsi meningkat , tingkat pendapatan masyarakat meningkat tingkat
konsumsi pun ikut meninggkat, yang mana dengan semakin tinggi tingkat
konsumsi semakin banyak sampah yang akan di hasil kan.
Pertambahan jumlah sampah yang tidak di imbangi de gan pengelolaan
yang baik akan menyebab kan terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan
(1)

Saat ini hampir seluruh pengelolaan sampah berakhir di TPA sehingga


menyebabkan beban TPA menjai sangat berat, selain di perlukan lahan yang
cukup luas, juga di perlukan faasilitas lingkungan yang mahal.

Selain masalah volume sampah yang terus menigkat pemerintah saat ini
juga menghadapi berbagai persoalan terkait pennaganan sampah, di tambah lagi
dengan kurang nya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah sembarangan
di lahan lahan yang kosong, pinggir jalan bahkan sungai yang mana kita ketahui
sungai bukan lah tempat sampah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah?

2. Hal apa saja yang menyebabkan volume sampah meningkat?

C.TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari penelitian ini

1. untuk mengetahui seberapa besar kesadaran masyarakat dalam


pengelolan sampah

2.untuk mengetahui apa saja penyebab volume sampah meningkat

(1). Takdir Rahmadi, ''Hukum Lingkungan di (Jakarta Indonesia'', ed. 2, cet. 5: Rajawali Pers, 2015)
Manfaat dari penelitian ini

Untuk meningkatkan kesadaran maasyarakat dalam pengelolaan sampah dan


untuk menjaga lingkungan sekitar dari kerusakan dan pencemaran lingkungan.

D. KONSEP TEORITIS

1.Kesadaran Lingkungan Hidup


Kesadaran yaitu memberi dorongan setiap individu untuk memperoleh
kesadaran atau kepekaan terhadap ligkungan dan masalahnya. Lingkungan hidup
adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia atau makhluk hidup yang
memiliki antara satu komponen dengan komponen lainnya

Dalam hal ini kesdaran dalam diri pribadi dapat dikataan berbeda, tetapi
melihat keadan kesadaran dalam pengeloaan sampah pada saat ini masih sangat
kurang yang mana dapat kita lihat masih bnayak tempat sampah dadakan di
sekitar kita.

2. lingkungan hidup

Hukum lingkungan itu dapat dibedakan atas hukum lingkungan klasik


yang berorientasi pada penggunaan lingkungan (use-oriented) dan hukum
lingkungan modern yang berorientasi pada lingkungan itu sendiri (environment
oriented low)(2)

(2)Takdir Rahmadi, ''Hukum Lingkungan di Indonesia'', ed. 2, cet. 5 (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 21
Berdasarkan yang telah tertuang dalam undang undang No 32 tahun 2009
tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah antara lain (3)

a) Melindungi lingkungan dari kemungkinan terjadinya pencemaran atau


kerusakan lingkungan
b) Menjamin kelangsungan makhluk hidup dalam ekosistem yang di jaga
kelestariannya.

c) Mewujudkan pembangunan yang senantiasa berkesinambungan dan


berkelanjutan.
d) Menjamin keadilan ( dalam pemakaian dan keberadaan potensi lingkungan)
bagi generasi masa kini dan masa mendatang.
e) Mengantisipasi isi lingkungan global.
f) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam agar selalu digunakan
secara bijaksana.

(3) UU No. 32 Tahun 2009 tujuan, perlindungan dan pegelolaan lingkungan hidup. pasal 3
BAB II
METEDOLOGI SOSIOLOGIS

Pekanbaru dengan pertumbuhan penduduknya yang lumayan tinggi,


ditambah dengan terus bertambahnya tempat hunian yang tersebar di berbagai
daerah tidak bisa terlepas dari banyaknya sampah yang dihasilkan. Belum lagi
dengan menjamurnya pabrik-pabrik dan pasar swalayan yang hampir ada di setiap
daerah, membuat produksi sampah semakin meningkat. Persoalan sampah,
merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari sebuah kota atau daerah. Seiring
pertumbuhan penduduk yang meningkat, tentu saja akan berpengaruh pada
penggunaan dan kebutuhan konsumsi masyarakatnya yang terus melonjak.
Sampah-sampah yang dihasilkan itu sendiri dapat berupa sampah rumah tangga,
industri, bahkan sampah perkantoran.

Persoalan sampah dan pengolahannya menjadi pekerjaan rumah tangga


bagi setiap daerah khususnya Pekanbaru. Sebuah tantangan besar mengarasi
banyaknya sampah yang menumpuk, jika dibandingkan dengan daya konsumsi
masyarakatnya yang tinggi. Sedangkan ketersediaan akses TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) sampah yang sangat minim. Sehingga, pemerintah kota
tersebut kebingungan akan membuang kemana sampah yang ada.

Masih banyaknya individu yang membuang sampah sembarangan di


sembarang tempat baik itu di saluran air bahkan ke sungai. Selain mencemarkan
lingkungan, tentu saja hal tersebut juga bisa menimbulkan banjir. Sampah seperti
sisa makanan kita mungkin kita pandang sebelah mata, hingga membuat kita tak
segan membuangnya di sembarang tempat. Jika kita sadari, hal tersebut bisa
menyebabkan kerugian yang jauh lebih besar yang tidak kita bayangkan
Sebetulnya persoalan sampah yang menumpuk dapat diatasi dengan
mengurai sampah sesuai jenisnya, yaitu organik dan anorganik sehingga sampah
organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos. Cara ini harus dimulai sejak dari
lingkup yang paling kecil yaitu rumah tangga, sehingga akan sedikit membantu
petugas kebersihan saat mengangkut sampah. Namun di beberapa tempat, walau
sudah ada tempat sampah yang disesuaikan dengan jenisnya masing-masing,
seperti tong sampah khusus sampah organik dan tong sampah khusus sampah
anorganik tetap saja masih ada sebagian individu yang menganggapnya sebagai
hal yang biasa. Sehingga, walau sudah ada tong sampah yang diklasifikasikan,
tetap saja mereka membuang sampahnya tidak sesuai dengan jenis tong sampah
yang sudah ada. Seperti memasukan sampah anorganik ke tong sampah organik.
Sampah yang menumpuk jika tidak dikelola dengan baik akan membuat
ketersediaan TPA semakin habis, dan menimbulkan bau menyengat.

Masalah sampah ini pemerintah Kota Pekanbaru sudah mengatur nya pada
Peraturan Daerah no. 8 tahun 2014. Pemerintah dalam menjalankan tugas nya
dengan memperkejakan pembersih jalan/ penyapu jalan yang dapat kita jumpai
pada pagi hari, bank sampah, ketentuan pidana bagi yang membuang sampah
sembarangan,dan lain sebagainya(4)

Tetapi dengan pengelolaan sampah yang ada di daerah yang tidak terlihat
atau tanah-tanah kosong di sekitar, jalan jalan yang jaraang dilalui, pemerintah
masih kurang dalam mengatasinya.

(4)Peraturan daerah kota Pekanbaru No. 8 tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah
A. WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini di lakukan pada bulan april 2019, masyarakat di jalan
kelapa sawit kota pekanbaru.

B. SUBJEK
Masyarakat sekitar jalan kelapa sawit

C. HASIL PENELITIAN
Dimana dalam pengelolaan sampah masih kurangnya kesadaran
masyarakat dalam membuang sampah pada tempat nya berdasarkan
menanyakan langsung membuang sampah pada tempat nya dari 10 ibu-ibu
5/10 yang membuang sampah pada tempat nya tergolong sampah yang kecil
dan 7/10 yang membuang sampah pada tempat nya untuk sampah rumah
tangga.
Anak- anak pun termasuk dalam individu yang harus di ajarkan dalam
pengelolaan sampah dimana anak anak di sekitar jalan kelapa sawit sehabis
makan/ minum jajanan membuang samoah nya di jalan.

D. KESIMPULAN
Jadi dapat kita simpulkan bagaimana kesadaran masyarakat dalam
pengelolan sampah disini masih terbilang rendah.di karena kan dampak dari
membuang sampah ini di anggap sepele bahkan apalabila sudah terjaafi banjir
pun masyarakat tidak kapok untuk membuang sampah sembarangan lagi.
dan faktor- faktor yang menyebabkan volume sampah ini bertamabh di karena
pertumbuhan penduduk , pendapatan masyarakat, dan tingkat konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmadi Takdir, ''Hukum Lingkungan di Indonesia'', ed. 2, cet. 5 (Jakarta:


Rajawali Pers, 2015)

UU No. 32 Tahun 2009 , perlindungan dan pegelolaan lingkungan hidup

Peraturan daerah kota Pekanbaru No. 8 tahun 2014

Wikipedia

Anda mungkin juga menyukai