Anda di halaman 1dari 7

Journal of Medical Science

JUrnal Ilmu Medis Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin


Vol. xx, No.xx, Hlm.xxx - xxx, 20xx
e-ISSN xxxx-xxxx

Angka Penyesalan dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pasca Tuba Sterilisasi pada Pasien
yang Telah Menjalani Tuba Sterilisasi di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2017

Regret After Tuba Sterilization and Factors Affecting


Post-Tuba Sterilization in Patients Who Have Tuba
Sterilization at Regional General Hospital dr. Zainoel
Abidin Year 2017
Munizar1, Rizka Aditya1, Hasnidar2, Ida Murni3

1
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD dr.Zainoel Abidin, Jalan Tgk. Daud Beureueh No.108, Bandar
Baru, Kuta Alam, Bandar Baru, Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh 24415, Email : munizar_ogc@yahoo.com;
rizkaaditya.ra@gmail.com
2
Staf Pelayanan Keluarga Berencana RSUD dr.Zainoel Abidin
3
Kepala Poliklinik Kebidanan RSUD dr.Zainoel Abidin

Article History
Terima Draft : XX- XX-20XX; Terima Revisi: 10-07-2017; Disetujui: XX- XX-20XX

Abstrak

Latar belakang : Sterilisasi pada wanita adalah salah satu metode kontrasepsi yang efektif dan
aman mencegah kehamilan permanen. Beberapa wanita yang telah melakukan sterilisasi muncul
penyesalan dikemudian hari, dan perasaan menyesal ini umumnya beriringan dengan keinginan
untuk memiliki anak kembali. Penyesalan pasca tuba sterilisasi lebih banyak terjadi pada Negara
dengan perekonomian lemah, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya keinginan untuk
mempunyai anak kembali, perubahan status pernikahan pasca sterilisasi, kematian anak yang
dimiliki, satus sosial ekonomi rendah, tingkat pendidikan, dan kepercayaan. Aceh adalah salah
satu propinsi di Indonesia yang menerapkan syariah islam sebagai landasan dalam menjalankan
pemerintahan, saat ini belum diketahui angka penyesalan pasca tuba sterilisasi di Aceh dan RSUD
dr. Zainoel Abidin yang merupakan RS Propinsi yang mayoritas muslim.
Tujuan : Mengetahui angka penyesalan pasca tuba sterilisasi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya di RSUD dr. Zainoel Abidin September 2014-Desember 2016
Metode : Penelitian ini adalah deskriptif cross sectional, menggunakan total sampling data
medical record pengguna KB kemudian dilakukan wawancara via telpon.
Hasil : Terdapat 156 pasien yang melakukan tuba sterilisasi di RSUD dr. Zainoel Abidin sejak
September 2014-Desember 2016 dan 73 pasien berhasil dilakukan survei melalui wawancara
Nama penulis / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. xx No.xx

lewat telpon. Semua pasien adalah muslim dengan usia rata-rata wanita melakukan tuba
sterilisasi berkisar 36-45 tahun yaitu 51 orang (70%), usia termuda 23 tahun dan tertua 47 tahun.
Lama pernikahan rata-rata 16 tahun, dengan pernikahan termuda 2 tahun. Jumlah anak rata-rata
4 orang, jumlah anak terendah 1 orang, dan terbanyak telah memiliki 7 anak. 67 pasien (91.8%)
tuba sterilisasi merupakan pasien dengan bekas seksio cesarean dan tanpa komplikasi obstetri.
Terdapat 8 orang (11%) diantaranya menyesal telah melakukan tuba sterilisasi. Faktor yang
mempengaruhi diantaranya keinginan untuk memiliki anak kembali, jenis kelamin anak yang
belum mencukupi , dan rasa berdosa.

Kata kunci: penyesalan pasca tuba sterilisasi, sterilisasi

Abstract

Background: Women sterilization is one effective and safe method of preventing pregnancy
permanently. Some women feel regret after performed sterilization, and these feelings of regret
generally coincide with the desire to have children. Post-tubal sterilization regrets are more
common in countries with low economic income, and factors that influence post-tubal
sterilization regrets are the desire to have children, post-sterilization marital status, child
mortality, low socioeconomic status, education level, and religion. Aceh is one of the provinces in
Indonesia that implements Islamic Syariah as a foundation in running the government, it is
currently not known the number of regrets after tuba sterilization in Aceh and dr. Zainoel Abidin
hospital which is the patients predominantly Muslim.
Objective: Knowing the number of regrets after sterilization and the factors that influence it in dr.
Zainoel Abidin hospitals September 2014-December 2016
Methods: This research is descriptive cross sectional, using total sampling medical record data of
KB users then conducted an interview via telephone
Result: There were 156 patients performing sterilization tubes at RSUD dr. Zainoel Abidin since
September 2014-December 2016 and 73 patients successfully conducted surveys through
telephone interviews. All patients were Muslim with an average age of women doing sterilization
tube ranging from 36-45 years old is 51 people (70%), the youngest age 23 years old and oldest 47
years old. An average marriage live is 16 years, with the youngest marital interval is 2 years. The
average number of children is 4 children, the lowest number of children is 1 person, and the
largest number of children is 7 children. 67 patients (91.8%) sterilization were patients with
previous cesarean section and no obstetric complications. There are 8 people (11%) of them
regretted having done sterilization tube. Factors that affect the desire to have more children, the
child's gender is not sufficient, and a sense of sin.

Keywords: regret after sterilization, woman sterilization

1. Pendahuluan histeroskopi yang menggunakan kumparan


implant pada kedua osteum tuba sehingga
Sterilisasi pada wanita adalah salah satu merangsang tumbuhnya jaringan yang
metode kontrasepsi yang efektif dan aman menyebabkan penyumbatan tuba permanen,
mencegah kehamilan permanen. Metode dan yang paling sering dilakukan adalah mini
sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai laparotomi sterilisasi pasca persalinan
teknik, seperti laparoskopi sterilisasi dengan ataupun sterilisasi saat akhir operasi caesar.
menggunakan loops, atau klips khusus, (Fritz and Speroff, 2011)
ataupun elektrokauter, ada pula metode

2
Nama penulis / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. xx No.xx

Tuba sterilisasi dapat dilakukan pada bagian sterilisasi. Penyesalan pasca tuba sterilisasi
apa tuba yang sehat menggunakan berbagai tinggi pada negara ekonomi lemah, seperti di
metode operatif seperti Pomeroy’s, irving, Brazil (10-20%) dan India (5-8%), dibanding
uchida, maupun fimbriektomi. (Fritz and pada negara maju seperti Amerika (4%) dan
Speroff, 2011) Perancis (5.5%) (Becner, dkk, 2015). Beragam
alasan yang memunculkan penyesalan paskca
Tujuan dilakukannya sterilasis adalah untuk sterilasasi, diantaranya usia muda, keputusan
menghentikan peluang mempunyai anak sterilasasi sepihak bukan dari kedua
dikemudian hari, indikasinya biasanya pasangan, informasi yang minim mengenai
berkaitan dengan kondisi medis yang sterilisasi, perceraian atau perubahan
membahayakan bila terjadi kehamilan komposisi keluarga, depresi, tingkat
ataupun kesulitan dalam persalinan, dapat pendidikan rendah, ras, agama/kepercayaan
pula oleh karena sudah cukup mempunyai (Jayakrishnan and Baheti, 2011). Aceh adalah
anak. Beberapa wanita yang telah melakukan salah satu propinsi di Indonesia yang
sterilisasi muncul penyesalan dikemudian menerapkan syariah islam sebagai landasan
hari, dan sekitar 1-3% memiliki keinginan dalam menjalankan pemerintahan. Beberapa
untuk mempunyai anak kembali. (Becner, alasan penyesalan pasca tuba sterilisasi
dkk, 2015). Keinginan untuk mempunyai anak diantaranya pengaruh faktor kepercayaan
kembali paling umum dikarenakan perubahan (Jayakrishnan and Baheti, 2011).
status pernikahan pasca sterilisasi, kematian
anak yang dimiliki, satus sosial ekonomi Indikasi tuba sterilisasi di RSUD dr. Zainoel
rendah, dan tingkat pendidikan yang rendah. Abidin umumnya berkaitan dengan risiko
(M Yossry, dkk, 2006) (Boeckxstaens A, dkk, medis yang akan dihadapi ibu apabila hamil
2017) lagi dikemudian hari, namun belum pernah
ada penelitian mengenai tuba sterilisasi,
Pasca sterilisasi tuba, wanita yang kemudian indikasi, angka penyesalan faktor-faktor yang
ingin memiliki anak kembali dihadapkan mempengaruhinya, apakah penerapan syariat
kepada dua pilihan, yaitu reanastomosis atau islam di Aceh berpengaruh terhadap tuba
rekanalisasi tuba dan pilihan in vitro sterilisasi, serta angka keinginan mempunyai
fertilization (IVF). Operasi reanastomosis tuba keturunan kembali pada pasien pasca tuba
telah dilakukan sejak tahun 1970an, baik itu sterilisasi serta faktor yang mempengaruhiya
laparotomi, mini laparotomi, maupun di RSUD dr. Zainoel Abidin. Hal ini penting,
laparoskopi. Keberhasilan kehamilan pasca mengingat keputusan yang diambil dan
reanastomosis tuba bervariasi, banyak edukasi yang diberikan harus lebih kuat
penelitian yang melaporkan tingkat sebelum dilakukan tindakan tuba sterilisasi,
keberhasilan yang berbeda-beda, penelitian dan menjadi masukan bagi bagian Obstetri
dengan sampel terbesar melaporkan dan Ginekologi RSUD dr. Zainoel Abidin untuk
persalinan yang berhasil dilakukan pasca mulai aktif dalam bidang bedah mikro dan in
reanastomosis tuba yaitu 42% hingga 82% vitro fertilization (IVF).
setelah laparotomi reanastomosis, dan 25%
sampai 73 % pasca laparoskopi anastomosis Penyesalan pasca sterilisasi biasanya diikuti
tuba, serta kehamilan ektopik dilaporkan 1%- dengan keinginan untuk mempunyai anak
7%. (Boeckxstaens A, dkk, 2017) kembali, sehingga banyak pasangan
kemudian datang untuk meminta rekanalisasi
Berbagai keuntungan tuba sterilisasi sebagai atau reanastomosis tuba dengan harapan
kontrasepsi permanen, yang sekaligus dapat agar bisa kembali memiliki keturunan.
menurunkan risiko kanker ovarium, serta Berbagai metode reanastomosis kemudian
cukup rendah biaya, namun beberapa dikembangkan, diantaranya dengan operasi
penelitian kemudian membahas adanya reanastomosis tuba, laparaskopi
penyesalan pada wanita yang telah dilakukan reanastomosis tuba, hingga in vitro

3
Nama penulis / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. xx No.xx

fertilization (IVF) sebagai solusi kehamilan pernikahan 2 tahun sekitar 2 orang atau
(Pfeifer S, dkk, 2015). Harapan akan 2.7%, dan tertua dengan lama usia
memiliki keturunan pasca sterilisasi dengan pernikahan 28 tahun yaitu 1 orang (1.3%).
reanastomosis tuba sangat bervariasi dan Jumlah anak yang telah dimiliki rata-rata 4
menjadi perhatian sebelum memutuskan orang, jumlah anak terendah hanya 1 orang
untuk melakukan sterilisasi. anak, dan terbanyak 7 orang anak. Semua
sampel memperoleh anak dari 1x pernikahan
2. Metodelogi
Pasien yang menjalani tuba sterilisasi 22%
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif memiliki komplikasi obstetric yaitu 15%
dengan pendekatan cross sectional yaitu hipertensi, 1.3% mengeluh SLE, kelainan
suatu penelitian untuk mengetahui angka jantung, HELLPS sindrom, dll. Sekitar 78%
penyesalasan pasca tuba sterilisasi dan atau 57 orang tidak memiliki permasalahan
faktor-faktor yang mempengaruhuinya. medis seperti penyakit penyerta lainnya.
Penelitian melakukan pengumpulan data dan
survei wawancara menggunakan kuesioner Sebanyak 91.8% atau 67 orang yang
sekaligus pada suatu saat. Pengumpulan menjalani tuba sterilisasi, merupakan pasien
sampel penelitian dengan total sampling dengan riwayat operasi Caesar (SC)
seluruh pasien yang menjalani operasi tuba sebelumnya.
sterilisasi di RSUD dr. Zainoel Abidin sejak
September 2014 sd Desember 2016 yang Berdasarkan survei wawancara melalui
memiliki data rekam medis yang lengkap telpon didapatkan sekitar 8 orang atau 11%
menyatakan secara langsung menyesal telah
3. Hasil dan Pembahasan melakukan tuba sterilisasi dan ada sekitar 10
orang atau 13% berkeinginan untuk hamil
Penelitian ini dilakukan sejak Mei September lagi, dan keinginan pasangannya untuk
2017, dari 156 pasien yang melakukan tuba mempunyai anak setelah dilakukan tuba
sterilisasi di RSUD dr. Zainoel Abidin sejak sterilisasi sekitar 8.2%. Meskipun adanya
September 2014-Desember 2016 didapatkan penyesalan namun tidak ada yang sampai
73 pasien yang terkumpul data sekundernya mengunjungi pusat kesehatan atau dokter
berdasarkan rekam medik pasien RSUD dr. untuk mengupayakan keinginan untuk
Zainoel Abidin dan berhasil dilakukan survei kembali bisa memiliki anak. Perasaan sedih
melalui wawancara lewat telpon. dan berdosa pasca tindakan juga dirasakan
oleh sekitar 4.1% orang. Tuba sterilisasi tidak
Berdasarkan karakteristik pasien yang mempengaruhi aktivitas seksual pasangan.
menjalani tuba sterilisasi di RSUD dr. Zainoel
Abidin, didapakan usia terbanyak Faktor-faktor yang mempengaruhi
berdasarkan kategori usia menurut depkes RI penyesalan pasca tuba sterilisasi
yaitu 36-45 tahun berkisar 51 orang atau
70%, dengan usia termuda menjalani truba Karakteristik pasien yang menyesal pasca
sterilisasi yaitu 23 tahun, dilakukan tuba tuba sterilisasi rata-rata berumur 38 tahun.
sterilisasi dengan alasan medis, yaitu pasien Usia termuda yang menyesal pasca tuba
memiliki kelainan jantung yang strilisasi 32 tahun, dan tertua 47 tahun.
menjadikannya kontraindikasi untuk hamil. Jumlah anak yang telah dimiliki pada pasien
Sedang usia tertua yaitu 47 tahun. yang menyesal pasca tuba sterilisasi rata-rata
4 orang anak, dengan jumlah anak terendah 2
Pasien yang menjalani sterilisasi di RSUD dr. orang dan terbanyak 6 orang. Rata-rata usia
Zainoel Abidin telah menikah dengan rata- pernikahan 15 tahun sesuai tabel 1.
rata lama usia pernikahan 16 tahun.
Pernikahan termuda dengan lama usia

4
Nama penulis / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. xx No.xx

Alasan menyesal yang disebutkan sterilisasi dan faktor-faktor yang


diantaranya mempengaruhinya menunjukkan angka
1. Ingin memiliki anak laki-laki 2 orang penyesalan di Brazil mencapai 10-20%
2. Ingin memiliki anak banyak (Ludermir AB, dkk, 2009).
3. Merasa terpaksa melakukannya,
karena keharusan medis Survei ini juga mendapatkan sekitar 3 orang
yang merasakan berdosa setelah melakukan
Tabel 1. Karakteristik pasien yang menyesal sterilisasi. Melihat seluruh pasien yang
pasca tuba sterilisasi menjalani tuba sterilisasi adalah muslim,
pertimbangan agama dan hukum agama
Variabel (n) % dalam memberikan informasi mengenai tuba
Usia 17-25 tahun 0 0 sterilisasi perlu di perhatikan. Sesuai fatwa
26-35 tahun 2 25 MUI yang menyatakan vasektomi dan
36-45 tahun 5 62.5 tubektomi adalah haram dalam islam kecuali
dalam kondisi sebagai berikut:
46-55 tahun 1 12.5
1) Untuk tujuan yang tidak menyalahi syari’at.
Agama Islam 8 100 2) Tidak menimbulkan kemandulan
Suku Aceh 7 87.5 permanen.
Jawa 1 12.5 3) Ada jaminan dapat dilakukan rekanalisasi
Pekerjaan istri IRT 8 100
yang dapat mengembalikan fungsi reproduksi
seperti semula.
Pekerjaan Swasta 8 100
4) Tidak menimbulkan bahaya (maḍarat) bagi
suami
Pendidikan SD 5 62.5
yang bersangkutan.
istri 5) Tidak dimasukkan ke dalam program dan
SMA 3 37.5
metode kontrasepsi mantap. (Muhyiddin,
Pendidikan SD 6 75 2014)
suami SMP 1 12.5
SMA 1 12.5 Penyesalan pasca tuba seterilisasi beriringan
juga dengan keinginan untuk mempunyai
keturunan. Namun hampir tidak ada yang
Penyesalan pasca tuba sterilisasi dari hasil mengunjungi dokter untuk upaya dalam
survei yang telah dilakukan mencapai 11%, mempunyai keturunan kembali. Hal ini
hal ini sesuai dengan penelitian di beberapa mungkin dikarena informasi yang didapat
negara berkembang seperti yang pernah sudah jelas bahwa tuba sterilisasi adalah
dilakukan di India dan Brazil. Penelitian yang bentuk kontrasepsi jangka panjang, dan
dilakukan oleh Abhishek Singh, dkk tahun kemungkinan untuk memiliki keturunan
2012, secara kesuluran di India 5-8% wanita kembali sangat kecil, memerlukan tindakan
menyesal setelah menjalani sterilisasi pada operasi rekanalisasi atau IVF. Penelitian-
tahun 2005-2006. Penyesalan ini dikaitkan penelitian mengenai penyesalan pasca
dengan usia saat menjalani sterilisasi, tubektomi menyarankan pemberian
semakin muda usia saat menjalnai tuba informasi yang jelas mengenai tindakan ini
sterilisasi semakin besar kemungkinan sebelum dilakukan, dan keputusan pada
terjadinya penyesalan setelahnya, juga di pasien sesuai haruslah sesuai kaedah bioetik,
pengaruhui dengan komposisi jenis kelamin yaitu beneficence, non-malficence, justice,
dan jenis anak yang dimiliki. Apalagi dan autonomy (MKEK Indonesia, 2002).
menimbang masih cukup tinggi kejadian
terjadinya kematian balita saat itu. Faktor yang mempengaruhi penyesalan pasca
(Singh,dkk, 2012) tuba sterilisasi di RSUD dr. Zainoel Abidin
sangat erat dengan keinginan untuk kembali
Pada tahun 1997, Ludermir, dkk melakukan memiliki anak, baik itu komposisi jenis
penelitian mengenai penyesalan pasca tuba

5
Nama penulis / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. xx No.xx

kelamin anak yang kemudian dianggap masih Slovenia’, International Journal of


kurang maupun keinginan untuk kembali Gynecology and Obstetrics, 130(1), pp.
menambah jumlah anak. Pilihan lain untuk 45–48. doi: 10.1016/j.ijgo.2015.02.024.
memiliki anak pasca sterilisasi selain
rekanalisasi adalah dengan in vitro Boeckxstaens A, Devroey P, Collins J, T. H.
fertilization (IVF) namun program IVF belum (2017) ‘Getting pregnant after tubal
dapat dilakukan di RSUD dr. Zainoel Abidin. sterilization: surgical reversal or IVF?’,
Human Reproduction.
Beberapa karakteristik pasien yang menyesal
pasca tuba sterilisasi diantaranya usia rata- Fritz, M. A. and Speroff, L. (2011) ‘Speroff
rata yang masih cukup muda, dengan rata- Clinical Endocrinology & Infertilty 8th
rata usia 38 tahun dan usia termuda 32 ed’. Philadelphia, USA: Lippincott
tahun. Beberapa penelitian mengaitkan usia Williams & Wilkins, pp. 921–35.
muda dengan kemungkinan untuk timbul
penyesalan pasca sterilisasi yang semakin Jayakrishnan, K. and Baheti, S. (2011)
besar. Pendidikan juga mempengaruhi ‘Laparoscopic tubal sterilization
dimana wanita yang pendidikannya maksimal reversal and fertility outcomes’, Journal
sekolah menengah atas, atau pendidikan of Human Reproductive Sciences, 4(3),
rendah, memiliki kecendrungan untuk p. 125. doi: 10.4103/0974-1208.92286.
menyesal.
Ludermir AB, Machado KM, Costa AM, Alves
4. Kesimpulan SV, A. T. (2009) ‘Tubal ligation regret
and related risk factors: findings from a
Penyesalan pasca tuba sterilisasi di RSUD dr. case-control study in Pernambuco
Zainoel Abidin tahun 2014-2016 berkisar State, Brazil’, Cad Saude Publica.
11%, angka ini sesuai dengan beberapa
penelitian dibeberapa negara berkembang M Yossry, M Aboulghar, A D’Angelo, W. G.
seperti India dan Brazil. Penyesalan pasca (2006) ‘In vitro fertilisation versus tubal
tuba sterilisasi menjadi pengingat bagi reanastomosis (sterilisation reversal)
petugas kesehatan bahwa pemberian for subfertility after tubal sterilisation’,
informed consent sebelum tindakan haruslah Cochrane Database of Systematic
menyeluruh menghindari penyesalan Reviews.
dikemudian hari. Rekanalisasi tuba
merupakan bagian dari operasi mikro yang MKEK Indonesia (2002) ‘Kode Etik Kedokteran
belum umum dikerjakan khususnya di Aceh Indonesia dan Pedoman Pelaksanaan
demikian pula dengan IVF sehingga pasien Kode Etik Kedokteran Indonesia’.
yang telah menjalani tuba sterilisasi dan
berkeinginan untuk memiliki anak kembali Muhyiddin (2014) ‘Fatwa MUI tentang
sulit ditatalaksana. vasektomi: tanggapan ulama dan
dampaknya terhadap peningkatan
Faktor yang berhubungan dengan medis operasi pria (MOP)’, Al-Ahkam,
penyesalan yang dapat timbul pasca tuba 24(1), pp. 69–92.
sterilisasi diantaranya usia muda dan
jumlah anak serta komposisi anak. Pfeifer S, sokol R, gracia C, rebar R, barbera
Al, odem R, et al (2015) ‘Role of tubal
surgery in era of assissted reproductive
Daftar Pustaka technology : a committee opinion’,
Fertilsteril.
Becner, A., Turkanović, A. B. and But, I. (2015)
‘Regret following female sterilization in Shreffler, K. M. et al. (2015) ‘Surgical

6
Nama penulis / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. xx No.xx

sterilization, regret, and race: Perspectives on Sexual and


Contemporary patterns’, Social Science Reproductive Health, 38(4), pp. 187–
Research. Elsevier Inc., 50, pp. 31–45. 195. doi: 10.1363/3818712.
doi: 10.1016/j.ssresearch.2014.10.010.

Singh, A. et al. (2012) ‘Sterilization regret


among married women in India:
Implications for the indian national
family planning program’, International

Anda mungkin juga menyukai