Daftar Isi
BAB I. UMUM2
BAB II. UNDANGAN PENGADAAN LANGSUNG 3
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) 5
A. UMUM 5
1. LINGKUP PEKERJAAN 5
2. SUMBER DANA 5
3. PESERTA 5
4. LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN) SERTA PENIPUAN 5
5. LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN 5
6. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI 6
B. DOKUMEN PENGADAAN 6
7. ISI DOKUMEN PENGADAAN 6
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN 7
8. BIAYA DALAM PENYIAPAN PENAWARAN 7
9. BAHASA PENAWARAN 7
10. DOKUMEN PENAWARAN 7
11. PAKTA INTEGRITAS 7
12. HARGA PENAWARAN 8
13. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN 8
14. MASA BERLAKU PENAWARAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN 8
15. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN 9
D.PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN 9
16. PENYAMPULAN DAN PENANDAAN SAMPUL PENAWARAN 9
17. PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN 9
18. WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN 9
19. PENAWARAN TERLAMBAT 9
E. PEMBUKAAN PENAWARAN, KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI 9
20. PEMBUKAAN PENAWARAN 9
21. EVALUASI PENAWARAN 9
22. KLARIFIKASI TEKNIS DAN NEGOSIASI HARGA 12
F. PEMBUATAN BERITA ACARA HASIL PENGADAAN LANGSUNG (BAHPL),
PENETAPAN DAN PENGUMUMAN PENYEDIA 12
23. PEMBUATAN BAHPL 12
24. PENETAPAN PENYEDIA 13
25. PENGUMUMAN PENYEDIA 13
G.PENGADAAN LANGSUNG GAGAL 13
26. PENGADAAN LANGSUNG GAGAL 13
H.PENANDATANGANAN SPK 14
27. PENANDA-TANGANAN SPK 14
BAB IV. LEMBAR DATA PENGADAAN (LDP) 15
A. LINGKUP PEKERJAAN 15
B. SUMBER DANA 15
C. DOKUMEN PENAWARAN 15
D. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN 15
E. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN 15
F. PEMASUKAN DAN PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN 15
ii
Kop Instansi
2. Dokumen Pengadaan ini berpedoman pada Peraturan Kepala LKPP Nomor …. Tahun ………..
tentang ……………….. Perka LKPP Nomor … Tahun ………… Tentang Standar Dokumen
Pengadaan barang/Jasa Pemerintah (Standard Bidding Document);
3. Pejabat Pembuat Komitmen telah menetapkan bagian dari rancangan Dokumen Pengadaan ini
yang terdiri atas:
a. Rancangan Surat Perintah Kerja beserta Syarat Umum SPK;
b. Spesifikasi teknis; dan
c. Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
……………………………………. ……………………………………..
NIP. ………………………… NIP. …………………………..
2
BAB I. UMUM
- Pekerjaan
Konstruksi : seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;
- Pejabat
Pengadaan : personil yang memiliki Sertifikat Keahlian
Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa.
Kop Instansi
……………., ….............. 20.....
Nomor : .................................
Lampiran: 1 (satu) berkas
Kepada Yth.
……………………………………
di
……………………………
Pejabat Pengadaan
……………………………
5
……………………………
NIP. ………………….
A. Umum
berwenang.
B. Dokumen Pengadaan
dikuasakan);
d. dokumen penawaran teknis:
1) metode pelaksanaan;
2) jadwal waktu pelaksanaan;
3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan;
4) spesifikasi teknis; dan
5) daftar personil inti;
e. Pakta Integritas; dan
f. dokumen lain yang
dipersyaratkan.
H. Penandatanganan SPK
perundang-undangan.
3. Website: …………………………………………………
CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]
Kepada Yth.:
Pejabat Pengadaan pada __________ [K/L/D/I]
[diisi oleh Pejabat Pengadaan]
di
______________________________
20
PT/CV/Firma _________________
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
..........................
Jabatan
CONTOH
Kepada Yth.:
Pejabat Pengadaan pada __________ [K/L/D/I]
[diisi oleh Pejabat Pengadaan]
di
______________________________
Penyedia
..........................
Nama Lengkap
22
CONTOH-1
[Kop Surat Badan Usaha]
SURAT KUASA
Nomor : ___________
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
________________ ________________
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)
CONTOH-2
[Kop Surat Badan Usaha]
SURAT KUASA
Nomor : ___________
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
________________ ________________
(nama) (nama dan jabatan)
24
PAKTA INTEGRITAS
Jabatan : ____________________________________
dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi
sesuai dengan K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:
[Nama Penyedia],
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
26
PAKTA INTEGRITAS
Pekerjaan : ____________________________________
dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi
sesuai dengan K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:
[Nama Penyedia],
[tanda tangan]
[nama lengkap]
27
Kop Instansi
Halaman __ dari __
Jumlah
PPN 10%
NILAI
[nama lengkap]
[nama lengkap]
NIP. ..................... [jabatan]
Kop Instansi
SYARAT UMUM
SURAT PERINTAH KERJA (SPK)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka
waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis dan harga yang
tercantum dalam SPK.
3. PENYEDIA MANDIRI
Penyedia berdasarkan SPK ini bertanggung jawab penuh terhadap personil serta
pekerjaan yang dilakukan.
4. HARGA SPK
a. PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam SPK sebesar
harga SPK.
b. Harga SPK telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya overhead
serta biaya asuransi.
c. Rincian harga SPK sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga (untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan
lump sum).
5. HAK KEPEMILIKAN
a. PPK berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung atau
disediakan sehubungan dengan jasa yang diberikan oleh penyedia kepada PPK.
Jika diminta oleh PPK maka penyedia berkewajiban untuk membantu secara
optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut kepada PPK sesuai dengan hukum
yang berlaku.
b. Hak kepemilikan atas peralatan dan barang/bahan yang disediakan oleh PPK
tetap pada PPK, dan semua peralatan tersebut harus dikembalikan kepada PPK
pada saat SPK berakhir atau jika tidak diperlukan lagi oleh penyedia. Semua
peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi yang sama pada saat
diberikan kepada penyedia dengan pengecualian keausan akibat pemakaian yang
wajar.
6. CACAT MUTU
PPK akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan penyedia
secara tertulis atas setiap cacat mutu yang ditemukan. PPK dapat memerintahkan
penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan cacat mutu, serta menguji
pekerjaan yang dianggap oleh PPK mengandung cacat mutu. Penyedia bertanggung
jawab atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan setelah serah terima hasil pekerjaan.
7. PERPAJAKAN
29
Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan
lain yang dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK. Semua
pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam harga SPK.
9. JADWAL
a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak atau pada
tanggal yang ditetapkan dalam SPMK.
b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam
SPMK.
c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan.
d. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal
karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah melaporkan kejadian
tersebut kepada PPK, maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum SPK.
10. ASURANSI
a. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal
selesainya pemeliharaan untuk:
1) semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan
pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan, serta
risiko lain yang tidak dapat diduga;
2) pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
3) perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam
harga SPK.
13. PENGUJIAN
Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan
pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar,
dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban
untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat
Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.
Hasil Pekerjaan.
e. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari harga
SPK, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama masa
pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari
harga SPK dan penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari harga SPK.
f. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga
kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
g. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
h. PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib melakukan
pembayaran sisa harga SPK yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan
Pemeliharaan.
i. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana
mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa
Kompensasi.
e. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa
Kompensasi.
22. PEMBAYARAN
a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK,
dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan [sistem bulanan/sistem termin/pembayaran
secara sekaligus];
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk
bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong denda (apabila ada), pajak dan uang retensi.
b. Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan.
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan
pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan surat permintaan
pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM).
d. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat meminta penyedia untuk
menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal
yang sedang menjadi perselisihan.
23. DENDA
Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai
akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam
SPK ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong angsuran pembayaran prestasi
pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.
Keterangan
2. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
1. Nama Kegiatan : ........................................................
2. Pekerjaan : …………………………………………………..
(diisi sesuaikan dengan lokasi pekerjaan)
4. Gambar - gambar Gambar – gambar dijilid terpisah dari RKS ini, yang terdiri dari :
a. Gambar Denah, Tampak dan Potongan
b. Gambar Detail Konstruksi
c. Gambar Detail Khusus
5. Peraturan Teknis 1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam
Pembangunan yang Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)ini, berlaku dan mengikat
digunakan ketentuan-ketentuan dibawah ini, termasuk segala perubahan dan
tambahannya.
6. Penjelasan RKS 1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan rencana kerja dan
Dan Gambar syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing).
2. Bila Gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syara-syarat
(RKS ), maka yang mengikat/berlaku adalah RKS. Bila uatu
gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka yang
mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku.
10. Tempat Tinggal 1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam
(Domisili) kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana
Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor
Dan Pelaksana telepon yang dapat dihubungi kepada Tim Pengelola Kegiatan
dan Konsultan Pengawas.
2. Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering
berubah – ubah selama pekerjaan, Bila terjadi perubahan
alamat, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara
tertulis.
lapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan
pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC
yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja, kecuali
ada dilokasi, harus seizin Pemilik Kegiatan.
4. Kontraktor wajib memberikan jaminan social dan keselamatan
kerja dalam bentuk ASTEK kepada seluruh pekerja, sesuai dengan
Surat Keputusan bersama antara Menteri Pekerjaan Umum
dengan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 07/Men/1987 tanggal 27
Januari 1984. Jumlah ASTEK yang harus disetor Kontraktor akan
ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
13. Alat – alat 1. Semua alat-alat untuk pelaksana pekerjaan harus disediakan oleh
Pelaksana kontraktor, sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dan dalam
keadaan baik dan siap dipakai antara lain :
a. Waterpass (Ijin Konsultan Pengawas).
b. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur
c. Alat-alat pertukangan
d. Alat-alat berat sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan
apabila diperlukan.
15. Syarat – syarat 1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi
Cara Pemeriksaan syarat-syarat yang ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat
Bahan ( RKS ).
Bangunan 2. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan
Kontraktor wajib memberitahukan.
3. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan
dulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
4. Bahan Bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di
39
1. Ketentuan Umum
19. Pekerjaan Tanah/ a. Sebelum melakukan pekerjaan tanah, pelaksana harus
membersihkan daerah yang akan dikerjakan dari sisa-sisa
Urugan Tanah akan pohon maupun semak-semak serta segala perintah
yang ada dalam daerah kerja kecuali ditentukan oleh
pangawas.
b. Pelaksanaan harus menjamin terjaganya keutuhan
barang/benda atau bangunan yang sudah selesai dikerjakan
dari segala macam kerusakan dan berhati – hati untuk tidak
mengganggu patok pengukuran atau tanda-tanda lain.
c. Perbaikan kerusakan pada barang. Benda atau bangunan
yang harus dijaga akibat pelaksanaan pekerjaan akan
menjadi tanggung jawab pelaksana.
d. Pelaksana harus melakukan pengukuran dan pematokan
terlebih dahulu melaporkannya kepada pengawas, serta
meminta ijin untuk memulai pekerjaan.
e. Pemindahan material akibat pembongkaran puing-puing dan
semua yang merintangi pekerjaan harus dilakukan menurut
peraturan-peraturan Pemerintah Daerah Setempat.
2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan, penggalian untuk Pondasi, Saluran
air hujan, Drainase pembuang, pengupasan (cut) untuk perataan
tanah dan penimbunan(Fill) untuk perataan permukaan tanah
serta pemadatan dan sesuai dengan peil/elevasi yang telah
ditentukan.
Pekerjaan Penggalian :
a. Semua galian harus
mencapai kedalaman yang disyaratkan dalam gambar
rencana kecuali ditentukan lain oleh pengawas sehubungan
dengan keadaan lapangan dari peil tanah.
b. Pelaksanaan harus
merawat tebing galian dan menghindarkan dari kelongsoran.
Untuk itu pelaksana harus membuat penyangga/penahan
tanah jika diperlukan selama masa penggalian, karena
stabilitas dari permukaan tanah selama penggalian
merupakan tanggung jawab pelaksana.
c. Semua akar-akar,
batang-batang pohon yang terpendam maupun beton atau
tembok/pondasi, pipa—pipa yang tidak terpakai atau
halangan-halangan lain yang dijumpai pada saat penggalian
harus dikeluarkan dan dibuang.
d. Pada saat penggalian,
pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang
masih berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan
sampai rusak atau cacat, apabila hal tersebut dijumpai, maka
pelaksana harus segera memberitahukan kepada pengawas
atau Pemimpin Kegiatan untuk mendapatkan intruksi lebih
lanjut.
41
e. Apabila terjadi
kerusakan – kerusakan pada barang-barang tersebut diatas,
maka pelaksana harus segera memberitahukan kepada
pengawas atau Pemimpin Kegiatan dan Pihak yang
berwenang dan segera mengganti semua kerusakan-
kerusakan tersebut atas biaya sendiri.
f. Semua galian harus
diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum
melaksanakan pekerjaan selanjutnya, Pelaksana harus
mendapat ijin / persetujuan tertulis dari pengawas.
g. Apabila penggalian
dilakukan sampai dibawah level yang tercantum dalam
gambar rencana tanpa instruksi tertulis dari pengawas, maka
bagian yang tergali tersebut harus diisi dengan adukan beton
1:3:5
3. Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah.
a. Pelaksana harus
mengajukan contoh bahan pengisi yang akan digunakan,
untuk disetujui oleh pengawas, bahan pengisi untuk daerah
perkerasan dapat diambil dari lapangan atau diluar lapangan
dan merupakan tanah laterik, tanah kapur atau tanah pasir
yang bebas dari akar-akar pohon yang besarnya lebih dari 1
cm.
b. Pengurugan dan
pemadatan harus dilaksanakan secara lapis perlapis dan
dipadatkan.
c. Lapisan tanah urug
harus dipadatkan sampai mencapai 95 % dari kepadatan
kering maksimum. Pemeriksaan kepadatan dilapangan harus
dilaksanakan untuk setiap hasil pemadatan seluas 100 M2
pada setiap lapis pemadatan.
d. Pelaksana bertanggung
jawab atas stabilitas timbunan tanah dan pelaksana harus
mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan
dan kelalaian pelaksana atau akibat dari aliran air.
e. Kekurangan atau
kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari
tempat-tempat yang akan ditentukan oleh konsultan
pengawas.
4. Pekerjaan Penyelesaian
a. Seluruh daerah kerja
termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan
daerah betul-betul seragam dan bebas dari permukaan yang
tidak merata.
b. Seluruh lapisan akhir
(finish grade) harus benar-benar memenuhi peil yang
dinyatakan dalam gambar, Bila diakibatkan oleh penurunan,
timbunan memerlukan tambahan material yang tidak lebih
dari 30 cm, maka bagian atas timbunan tersebut harus
digaruk terlebih dahulu sebelum material timbunan
tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan
sampai mencapai elevasi dan sesuai dengan persyaratan
teknis lainnya.
42
21. Pekerjaan 1. Besi beton harus berkwalitas baik dan betul - betul bulat serta
Besi dan diameternya sesuai dengan gambar (Bestek).
Bekesting 2. Pemotongan dan pembengkokan dari besi beton dalam keadaan
dingin dan dibentuk sesuai dengan gambar konstruksi. Tidak
dibenarkan untuk meluruskan kembali dari besi beton yang telah
dibengkokkan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Pemasangan besi beton harus seteliti mungkin sesuai dimensi
yang dalam gambar konstruksi, diikat kuat dengan kawat beton
dan dengan kait-kait, dapat tegak lurus dengan dudukan deking
(beton tahu) dan disetujui oleh Pengawas. Sambungan besi beton
hanya boleh dilakukan pada daerah / tempat tertentu dan
disambung dengan las atau cara lain yang sudah mendapat
persetujuan Pengawas.
4. Bekesting beton dapat berupa kayu, besi atau bahan lain yang
layak dari segi kwalitas untuk digunakan dengan terlebih dahulu
mendapat persetujuan / izin Konsultan Pengawas.
22. Pekerjaan Lingkup Pekerjaan yaitu Meliputi pekerjaan Pondasi Tapak, Kolom
Beton Pondasi, Kolom Utama, Kolom Praktis, Sloof, Balok Induk, Plat Lantai,
Tangga dan Bordes, Lisplank Beton, Balok Pinggang dan semua yang
ditunjuk sesuai dengan bestek / gambar kerja.
I. MATERIAL
1. Semen
a. Semen portland yang dipakai harus dari jenis I
menurut Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 (NI-8)
atau Britis Standard No. 12 1965. Semen harus sampai
ditempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-
kantong semen asli dari pabrik artinya tidak ada yang
mengeras dan berat per zak sama.
b. Merk PC dianjurkan Produk dalam negeri satu
macam dan dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Jika
terpaksa menggunakan semen dengan merek berbeda, maka
penggunaannya harus diatur menurut jenis satuan
pekerjaan, artinya dalam satu satuan pekerjaan tidak
digunakan semen dengan merek yang berbeda,
pengaturannya mengikuti petunjk tim MK / pengawas .
c. Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air,
berventilasi baik, diatas lantai setinggi 30 cm. Kantong-
kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh
lapis.
d. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap
pengiriman dan penggunaan harus sesuai dengan urutan
pengiriman.
44
4. Air
a. Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak
45
5. Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang dgunakan harus
memenuhi persyaratan PBI NI – 2 . 1991 dengan tegangan
leleh karakteristik = 2400 kg/cm2 atau baja U24 untuk
tulangan Ø ≤ 12 mm, fy = 400 Mpa (ulir/deform) untuk
tulangan Ø > 12 mm, tidak berkarat, tidak mengelupas.
b. Pemeriksaan terhadap mutu baja tulangan
dilakukan dengan pengujian kuat tarik di laboratorium, atas
tanggungan biaya pelaksanaan.Toleransi diameter baja
tulangan maksimum 0,4 mm untuk baja Ø ≤ 12 mm, dan 0,6
mm untuk baja Ø > 12 mm.
c. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan
pembengkokan harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI
NI – 2 1971.
d. Ukuran baja disesuaikan dengan gambar
rencana dan untuk penggantian ukuran hanya diperkenankan
atas persetujuan tertulis dari konsultan pengawas. Segala
biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan sejauh
bukan kesalahan gambar adalah tanggungan dari pelaksana.
e. Semua baja tulangan harus disimpan yang
bebas lembab dipisahkan sesuai diameter serta asal
pembelian. Semua baja tulangan harus dilindungiterhadap
segala macam kotoran dan lemak serta sejauh mungkin
dilindungi terhadap karatan.
f. Pemberi tugas dan pengawas akan
melakukan pengujuan test tarik putus dan bending untuk
setiap 10 ton baja tulangan, atas biaya pelaksanaan.
6. Bahan tambah untuk adukan beton (additives)
a.
Penggunaan bahan pencampur (”concrete admixture) tidak
diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari pengawas dan
perencana.
b.
Pengunaannya harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik yang
bersangkutan.
c.
Penggunaan bahan tambahan tersebut diatas tidak boleh
menyebabkan dikuranginya volume semen dalam adukan.
d.
46
8. Steiger/Perancah
a. Steiger/Perancah harus dipasang sedemikian rupa
sehingga mampu menyangga adukan beton dan beban kerja
diatasnya, tanpa mengalami penurunan.
b. Perancah/penyokong struktur beton menggunakan
scaffolding yang cukup kuat.
47
E. PENYELESAIAN BETON
1. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata,
lurus tanpa ada bagian-bagian yang keropos, melendut atau
bagian-bagian yang membekas pada permukaan,ujung-ujung
atau sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
2. Bagian-
bagian yang rapuh, kasar, berlubangdan tidak memenuhi
syarat harusa segera diperbaiki dengan cara memahatnya
dan mengisinya kembali dengan adukan beton yang sesuai
baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian diratakan,
bila diperlukan dihaluskan menggunakan ampelas,
Caborandum atau gerinda.
3. Permukaan lantai beton harus mempunyai bentuk
jadi yang rata, toleransi kerataan pada lantai tidak lebih 1cm
pada jarak 10m, tidak dibenarkan untuk menabur semen
kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap
kelebihan air.
1. Pendahuluan
24. Pekerjaan
Sebelum pengiriman batu bata, kontraktor harus memberikan contoh
Dinding batu bata untuk mendapat persetujuan Direksi. Bilamana pada
pengiriman batu bata tidak sama dengan contohnya / terdapat
Batu Bata penyimpangan, maka batu bata akan ditolak.
2. Dinding dari pasangan batu bata 4 lubang atau batu bata kecil yang
berkwalitas dan mutu yang baik serta harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas dengan perbandingan campuran sesuai dengan
gambar rencana masing masing pekerjaan.
3. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai
gelembung udara tidak terlihat lagi. Batu bata yang dipasang harus
utuh, kecuali untuk sambungan.
4. Untuk dinding yang selalu berhubungan dengan air seperti kamar
mandi dan WC mulai permukaan sloof sampai setinggi 1,6 m harus
dipasangan trasraam digunakan adukan 1Pc : 2 Ps. Adukan untuk
pasangan lain 1Pc : 4Ps.
5. Bidang dinding bata ½ batu yang luasnya lebih dari 8 m² harus
ditambahkan kolom dan balok penguat kolom praktis dengan ukuran
11 x 113 cm dengan tulangan pokok 4 buah diameter 8 mm, beugel
diameter 6 jarak 15 cm/ sesuai dengan gambar kerja.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom, Balok Pinggang, Kolom Pondasi dan lain-lain)
harus diberi stek-stek besi beton diameter 10 mm, dengan jarak 100
cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik / dicor bersamaan
pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata
sekurang – kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain.
Ditempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain,
pasangan bata diatasnya hendaknya dipasang tegak (rollag) ditempat
yang tepat serta benar.
Lubang – lubang untuk listrik / pipa , Dimana diperlukan pasangan
pipa / alat-alat yang ditanam pada dinding, maka harus dibuat
pahatan, Pemasangan pipa listrik / air dilakukan sebelum dinding
diplester, Pemasangan pipa instalasi listrik serta pipa air yang
terpasang pada kolom dilakukan sebelum pengecoran dan diberi
tutup pada pipa agar tidak terjadi penyumbatan pada pipa.
Pasangan batu bata untuk dinding harus dilaksanakan dengan baik,
rapi, halus dan benar-benar siku (90), tidak melengkung
(bergelombang).
55
25. Pekerjaan 1. Persiapan dinding yang akan diplester. Bahan yang digunakan adalah
Plesteran pasir pasang dan semen portland, semua bahan plesteran harus
diaduk dengan mesin / tangan sesuai persyaratan Direksi, semen yang
masih baik saja yang boleh dipakai.
2. Syarat adukan
Kontraktor harus membuat dolak dengan ukuran sesuai persyaratan
Direksi untuk ukuran pasir dan semen, Plesteran menggunakan
komposisi campuran sesuai yang terdapat pada gambar rencana.
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, Dinding
yang akan diplester terlebih dahulu disiram air sampai merata
semua. Dinding yang akan diplester selalu basah begitu juga
plesteran yang akan di aci.
b. Pelaksana harus membuat contoh plesteran dari
setiap macam plesteran sesuai yang diminta Direksi, sehingga
jenis / macam pekerjaan dapat dicapai.
3. Cara pelaksanaan plesteran
a. Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya
dalam pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna
tegak dan siku, sudut luar hendaknya dibuat agak bulat.
b. Seluruh bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan lubang-
lubang yang tidak diperlukan ditutup dengan rapi.
c. Bila tidak disebutkan dalam gambar, maka tebal plesteran untuk
bidang yang akan dicat, mempunyai ketebalan 15 mm dan maksimal
20mm.
d. Untuk bagian dinding yang akan diselesaikan dengan cat, pada
plesteran yang telah benar-benar kering dilakukaqn pengacian dengan
semen sampai didapat permukaan yang halus dan rata serta lurus dan
tidak bergelombang.
1. Ketentuan Umum
26. Pekerjaan Bahan lantai yang dipasang wajib telah diseleksi dengan baik, bentuk
dan ukuran masing – masing unit sama, baik sikunya, sama warnanya,
Lantai Cor/ tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, Setelah terpasang jarak
Keramik antara masing – masing unit harus sama dan membentuk garis lurus
yang saling tegak lurus. Bidang permukaan lantai harus rata,
waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan semua unit
terpasang dengan adukan yang padat tanpa rongga, Pemotongan unit
hanya diperbolehkan dengan mesin potong dan dihaluskan dengan
gerinda.
Selama masa pengerasan 3 x 24 jam setelah bahan lantai dipasang,
bidang lantai tidak boleh dipergunakan, diinjak atau diberi beban
apapun.
Bahan yang dapat merusak unit lantai seperti minyak residu, teak oli
dan lain-lain harus dijauhkan dari permukaan lantai.
Lapisan pasir urug digunakan dibawah lantai pada lantai dasar dengan
ketebalan minimum 5 cm dipadatkan, ditimbris dan disiram dengan
air, Lapisan pasir harus bersih dari kotoran tanah , tatal – tatal kayu
dan lain – lain, Lapisan pasir urug dapat dikerjakan setelah
penyemprotan obat anti rayap selesai dikerjakan dan telah mendapat
persetujuan Direksi lapangan.
Pengisian siar harus dilakukan dengan rapi. Siar – siar semen cair
harus dibersihkan segera secara hati – hati dengan mempergunakan
sikat kuningan serta larutan air keras yang tepat ukurannya.
2. Macam pekerjaan
a. Pekerjaan memasang dinding keramik
kamar mandi harus sesuai dengan gambar kerja.
57
3. Cara Melaksanakan
a. Lantai
i. Untuk lantai ubin keramik yang dipasang diatas
pasangan dipasang lapisan tersebut harus dipadatkan.
ii. Ubin keramik dipasang dengan adukan 1 pc : 2 ps,
tebal adukan tak kurang dari 3 cm untuk ubin keramik yang
dipasang diatas lantai kerja.
iii. Celah antara ubin lebarnya lebih kurang 2 mm
dan setelah pasangan telah cukup kering disiram pasta semen
(sesuai dengan warna ubin) kemudian dibersihkan dengan
menggunakan serbuk gergaji.
iv. Pekerjaan lantai keramik.
Keramik yang digunakan adalah keramik buatan dalam negeri
dan ukuran sesuai dengan gambar, Warna dan motif akan
ditentukan kemudian oleh Direksi dan Perencana, Perekat yang
digunakan adalah adukan 1Pc : 2 Ps, tebal 2 cm, Setelah 3 x 24
jam pemasangan lantai keramik selesai, di siar – siar diisi
dengan adukan semen cair hingga benar – benar penuh.
Pengisian siar harus dilakukan dengan rapi. Siar – siar semen
cair harus dibersihkan segera secara hati – hati dengan
mempergunakan sikat kuningan serta larutan air keras yang
tepat ukurannya.
a. Ubin keramik yang cacat tidak boleh dipasang, adukan
untuk menempel Dinding keramik adalah Acian Semen
yang tidak terlalu cair. Untuk mengisi celah – celah antara
ubin keramik digunakan pasta semen. Permukaan dinding
ubin keramik harus rata dan permukaan harus rapi dan
bersih.
b. Pemotongan ubin keramik
Pada prinsipnya pemotongan ubin keramik harus
dihindarkan, bila terpaksa harus dipotong, maka potongan
tersebut tidak boleh kurang dari ½ ukuran ubin keramik.
Pemotongan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan rapi
dan motif yang terdapat pada keramik yang dipotong harus
sesuai dan dapat menyatu dengan motif keramik yang tidak
dipotong, sehingga pemasangan keramik terlihat rapi.
c. Kerusakan lantai akibat penyambungan ruangan /
bangunan, harus dilakukan penggantian sesuai dengan
gambar.
d. Pengawasan.
Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, kontraktor harus
mengadakan persiapan yang baik, terutama pemadatan
pasir urugan sehingga semua pekerjaan pipa dan saluran
dibawah lantai harus ditempatkan sesuai dengan gambar
dan sebelum pemasangan ubin dilaksanakan harus
diadakan pemeriksaan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Pengawasan untuk pelapisan dinding ditekankan pada
58
dan menggunakan penggantung dari kayu atau rangka furing chanel yang
cukup kuat, pada Bagian tengah kepala nok atau gording yang berada
pada jarak 1/3 dari kaki kuda – kuda (dari ring balok), Bidang rangka
plafond yang harus dikaitkan tersebut tidak boleh kurang dari luas 4 M²
bidang plafond.
31. Pekerjaan Kunci yang dipakai adalah kunci satu slag dan dua slag type dan merk akan
Penggantung ditentukan kemudian, Penggantung dan pengunci harus dipasang dengan
Dan Pengunci baik, rapi dan sempurna.
Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel nylon ukuran 4 “ terpasang
3 (tiga) buah untuk tiap daun pintu, merk ditentukan kemudian.
Engsel untuk daun Jendela menggunakan engsel nylon ukuran 3 “
terpasang 3 (tiga) buah untuk tiap daun Jendela Semua alat - alat
penggantung dan pengunci untuk daun pintu dan jendela dipergunakan
produksi dalam negeri yang berkwalitas baik, Sebelum dipasang,
contohnya harus diperlihatkan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas.
60
1. Lingkup Pekerjaan
37. Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan dan pelaksanaan pengecatan sesuai dengan
Pengecatan gambar rencana, termasuk pengadaan bahan dan peralatan pembantu
2. Bahan-bahan
a. Pengertian cat disini meliputi pelapis – pelapis yang dipakai sebagai
cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
b. Semua cat yang akan dipakai harus dapat persetujuan Konsultan
Pengawas. Untuk cat tembok,cat besi dan cat Kayu dipilih dari produk
setara NIPPON PAINT. Khusus yang terkena air hujan langsung dan
bagian – bagian lain yang sejenis menggunakan cat setara dengan
NIPPON PAINT wether shield.
c. Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu
digunakan merk yang sama dengan merk cat.
d. Bahan pengencer digunakan dari produk pabrik yang sama dengan
bahan yang diencerkan.
e. Jenis dan merk cat yang digunakan harus disetujui oleh direksi.
3. Macam Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok cemua
bidang dinding Tembok plesteran seperti dinyatakan pada gambar.
b. Mengecat dengan cat tembok semua
bidang Plafond sesuai seperti yang dinyatakan pada gambar kerja,
dengan warna akan ditentukan kemudian.
c. Mengecat dengan cat Minyak semua
bidang ditentukan dalam Gambar Kerja antara lain Kozen kayu, Pintu,
Jendela dan Lisplank, dengan warna akan ditentukan kemudian.
d. Warna dari semua jenis cat akan di
tentukan oleh Konsultan Pengawas.
a. Cat Tembok.
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dari Sisa – sisa
plesteran yang masih terdapat pada dinding dengan cara mengerik
menggunakan scraf/kape, setelah bersih dan permukaan bebas dari
minyak maupun air maka dilanjutkan dengan mendempul
ditempat
yang berlubang dan kemudian diamplas menggunakan kertas amplas
atau digosok menggunakan kantong semen sehingga permukaannya
rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) bata dengan
roller 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh
pabrik pembuat cat.
3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi,
laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung
jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.
(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan
huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga
satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan
volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah.
65
Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________
66
[tanda tangan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________
[Bank]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk Materai Rp.6000,00
mengkonfirmasi Garansi
ini ke _____[bank]
________________
[Nama dan Jabatan]
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
JAMINAN PEMELIHARAAN
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________ __________________
69
1. Surat penawaran;
2. Daftar kuantitas dan harga serta rekapitulasi daftar kuantitas dan harga;
5. Pakta Integritas.