Anda di halaman 1dari 71

i

Daftar Isi

BAB I. UMUM2
BAB II. UNDANGAN PENGADAAN LANGSUNG 3
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) 5
A. UMUM 5
1. LINGKUP PEKERJAAN 5
2. SUMBER DANA 5
3. PESERTA 5
4. LARANGAN KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME (KKN) SERTA PENIPUAN 5
5. LARANGAN PERTENTANGAN KEPENTINGAN 5
6. PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI 6
B. DOKUMEN PENGADAAN 6
7. ISI DOKUMEN PENGADAAN 6
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN 7
8. BIAYA DALAM PENYIAPAN PENAWARAN 7
9. BAHASA PENAWARAN 7
10. DOKUMEN PENAWARAN 7
11. PAKTA INTEGRITAS 7
12. HARGA PENAWARAN 8
13. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN 8
14. MASA BERLAKU PENAWARAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN 8
15. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN 9
D.PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN 9
16. PENYAMPULAN DAN PENANDAAN SAMPUL PENAWARAN 9
17. PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN 9
18. WAKTU PEMASUKAN PENAWARAN 9
19. PENAWARAN TERLAMBAT 9
E. PEMBUKAAN PENAWARAN, KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI 9
20. PEMBUKAAN PENAWARAN 9
21. EVALUASI PENAWARAN 9
22. KLARIFIKASI TEKNIS DAN NEGOSIASI HARGA 12
F. PEMBUATAN BERITA ACARA HASIL PENGADAAN LANGSUNG (BAHPL),
PENETAPAN DAN PENGUMUMAN PENYEDIA 12
23. PEMBUATAN BAHPL 12
24. PENETAPAN PENYEDIA 13
25. PENGUMUMAN PENYEDIA 13
G.PENGADAAN LANGSUNG GAGAL 13
26. PENGADAAN LANGSUNG GAGAL 13
H.PENANDATANGANAN SPK 14
27. PENANDA-TANGANAN SPK 14
BAB IV. LEMBAR DATA PENGADAAN (LDP) 15
A. LINGKUP PEKERJAAN 15
B. SUMBER DANA 15
C. DOKUMEN PENAWARAN 15
D. MATA UANG PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN 15
E. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN 15
F. PEMASUKAN DAN PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN 15
ii

BAB V. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN 16


A. BENTUK SURAT PENAWARAN PENYEDIA BADAN USAHA 16
B. BENTUK SURAT PENAWARAN PENYEDIA PERORANGAN 17
C. BENTUK SURAT KUASA 18
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS 20
E. BENTUK PAKTA INTEGRITAS 21
BAB VI. BENTUK KONTRAK 23
SURAT PERINTAH KERJA 23
BAB VII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR 29
KETERANGAN 29
BAB VIII. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA 58
KETERANGAN (UNTUK KONTRAK HARGA SATUAN ATAU KONTRAK GABUNGAN HARGA SATUAN DAN
LUMP SUM) 58
BAB IX. BENTUK DOKUMEN LAIN 59
A. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) 59
B. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN 60
Jaminan Pemeliharaan dari Bank60
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan 61
1

Kop Instansi

LEMBAR PENETAPAN DOKUMEN PENGADAAN

1. Dokumen Pengadaan ini disusun oleh Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dinas


……………………… berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

2. Dokumen Pengadaan ini berpedoman pada Peraturan Kepala LKPP Nomor …. Tahun ………..
tentang ……………….. Perka LKPP Nomor … Tahun ………… Tentang Standar Dokumen
Pengadaan barang/Jasa Pemerintah (Standard Bidding Document);

3. Pejabat Pembuat Komitmen telah menetapkan bagian dari rancangan Dokumen Pengadaan ini
yang terdiri atas:
a. Rancangan Surat Perintah Kerja beserta Syarat Umum SPK;
b. Spesifikasi teknis; dan
c. Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

………………., ….............. 20.....

Pejabat Pembuat Komitmen Pejabat Pengadaan

……………………………………. ……………………………………..
NIP. ………………………… NIP. …………………………..
2

BAB I. UMUM

A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden


Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan


sebagai berikut:

- Pekerjaan
Konstruksi : seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;

- HPS : Harga Perkiraan Sendiri;

- LDP : Lembar Data Pengadaan;

- Pejabat
Pengadaan : personil yang memiliki Sertifikat Keahlian
Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa.

- PPK : Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang


bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan;

- SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja;


3

BAB II. UNDANGAN PENGADAAN LANGSUNG


4

Kop Instansi
……………., ….............. 20.....

Nomor : .................................
Lampiran: 1 (satu) berkas

Kepada Yth.
……………………………………
di
……………………………

Perihal : Pengadaan Langsung Penyedia Pekerjaan Pembangunan


…………………….

Dengan ini Saudara kami undang untuk mengikuti proses Pengadaan


Langsung paket Pekerjaan Konstruksi sebagai berikut:
1. Paket Pekerjaan
Nama paket pekerjaan : ……………………………….
Lingkup pekerjaan : Konstruksi
Nilai total HPS : Rp .............. (......................... rupiah)
Sumber pendanaan : …………………………..
2. Pelaksanaan Pengadaan
Tempat dan alamat : .............................
Telepon/Fax : .............................
Website : -
Saudara diminta untuk memasukkan penawaran administrasi, teknis dan
harga, secara langsung sesuai dengan jadwal pelaksanaan sebagai
berikut:

No Kegiatan Hari/Tanggal Waktu


1. Undangan .............................
Pemasukan Dokumen 08.00 s.d
2. .............................
Penawaran 12.00
Pembukaan Dokumen 13.00 s.d
3. .............................
Penawaran Selesai
.............................s.d
4. Evaluasi Dokumen Penawaran
.............................
Klarifikasi Teknis dan Negosiasi 09.00 s.d
5. .............................
Biaya selesai
6. Penandatanganan SPK .............................

Apabila Saudara butuh keterangan dan penjelasan lebih lanjut, dapat


menghubungi Pejabat Pengadaan sesuai alamat tersebut di atas sampai
dengan batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran.
Demikian disampaikan untuk diketahui.

Pejabat Pengadaan
……………………………
5

……………………………
NIP. ………………….

BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

A. Umum

1. Lingkup 1.1 Peserta menyampaikan penawaran atas paket


Pekerjaan Pekerjaan Konstruksi sebagaimana tercantum dalam
LDP.

1.2 Peserta yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan sesuai spesifikasi teknis
dan dalam waktu sebagaimana tercantum dalam
LDP.

2. Sumber Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan


Dana sebagaimana tercantum dalam LDP.

3. Peserta Pengadaan Langsung penyedia Pekerjaan Konstruksi ini


dapat diikuti oleh peserta yang berbentuk badan usaha
atau peserta perorangan yang diundang dan diyakini
mampu.

4. Larangan 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan


Korupsi, ini berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan
Kolusi, dan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut:
Nepotisme a. berusaha mempengaruhi Pejabat Pengadaan
(KKN) serta dalam bentuk dan cara apapun, untuk memenuhi
Penipuan keinginan peserta yang bertentangan dengan
Dokumen Pengadaan, dan/atau peraturan
perundang-undangan;
b. membuat dan/atau menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar untuk
memenuhi persyaratan dalam Dokumen
Pengadaan ini.

4.2 Peserta yang menurut penilaian Pejabat Pengadaan


terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam angka 4.1 dikenakan sanksi
sebagai berikut:
a. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
b. gugatan secara perdata; dan/atau
c. pelaporan secara pidana kepada pihak
6

berwenang.

4.3 Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pejabat


Pengadaan kepada PA/KPA.

5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan


Pertentang perannya, dilarang memiliki/melakukan peran ganda
an atau terafiliasi.
Kepentinga
n 5.2 Larangan pertentangan kepentingan ditujukan untuk
menjamin perilaku dan tindakan tidak mendua dari
para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
perannya. Oleh karena itu yang bersangkutan tidak
boleh memiliki/melakukan peran ganda atau
terafiliasi.

5.3 Pegawai K/L/D/I dilarang menjadi peserta kecuali cuti


diluar tanggungan K/L/D/I.

6. Pendayagu 6.1 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan


naan penawaran yang mengutamakan Pekerjaan
Produksi Konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia oleh
Dalam tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).
Negeri
6.2 Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga
ahli, dan perangkat lunak yang tidak berasal dari
dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus
benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di dalam
negeri dan bagian atau komponen yang masih
harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum diproduksi
di dalam negeri dan/atau spesifikasi teknis bahan
baku yang diproduksi di dalam negeri belum
memenuhi persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan
lainnya sedapat mungkin dilakukan di dalam
negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti jasa
asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan, dan
pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-
mata untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian
yang belum dapat diperoleh di Indonesia, disusun
berdasarkan keperluan yang nyata, dan
diusahakan secara terencana untuk semaksimal
mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari
7

tenaga ahli asing tersebut ke tenaga Indonesia;


dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang
diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi
teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada
Dokumen Penawaran.

B. Dokumen Pengadaan

7. Isi 7.1 Dokumen Pengadaan meliputi:


Dokumen a. Umum;
Pengadaan b. Undangan;
c. Instruksi Kepada Peserta;
d. Lembar Data Pengadaan;
e. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Dokumen Penawaran Teknis;
4) Pakta Integritas;
f. Bentuk Surat Perintah Kerja;
g. Spesifikasi Teknis, KAK dan/atau Gambar;
h. Daftar Kuantitas dan Harga;
i. Bentuk Dokumen Lain:
1) SPMK;
2) Jaminan Pemeliharaan (apabila ada).

7.2 Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Pengadaan ini. Kelalaian menyampaikan
Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan ini sepenuhnya merupakan risiko
peserta.

7.3 Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis


mengenai isi Dokumen Pengadaan kepada Pejabat
8

Pengadaan sebelum batas akhir pemasukan


penawaran.

7.4 Pejabat Pengadaan wajib menanggapi setiap


permintaan penjelasan yang diajukan peserta
secara tertulis.

C. Penyiapan Dokumen Penawaran

8. Biaya Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan


dalam penyampaian penawaran.
Penyiapan
Penawaran
9. Bahasa 9.1 Semua Dokumen Penawaran harus
Penawaran menggunakan Bahasa Indonesia.
9.2 Dokumen penunjang yang terkait dengan Dokumen
Penawaran dapat menggunakan Bahasa Indonesia
atau bahasa asing.
9.3 Dokumen penunjang yang berbahasa asing perlu
disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia. Dalam
hal terjadi perbedaan penafsiran, maka yang
berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa Indonesia.

10.Dokumen 10.1 Dokumen Penawaran terdiri dari Administrasi,


Penawaran Teknis dan Harga serta Pakta Integritas.
10.2 Dokumen Penawaran, meliputi:
a. surat penawaran yang
didalamnya mencantumkan;
1) tanggal;
2) masa berlaku penawaran;
3) harga penawaran;
4) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan; dan
5) tanda tangan:
a) direktur utama/pimpinan perusahaan;
b) penerima kuasa dari direktur
utama/pimpinan perusahaan yang nama
penerima kuasanya tercantum dalam akta
pendirian atau perubahannya;
c) kepala cabang perusahaan yang diangkat
oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
d) peserta perorangan.
b. daftar kuantitas dan harga;
c. surat kuasa dari direktur
utama/pimpinan perusahaan kepada penerima
kuasa yang namanya tercantum dalam akta
pendirian atau perubahannya (apabila
9

dikuasakan);
d. dokumen penawaran teknis:
1) metode pelaksanaan;
2) jadwal waktu pelaksanaan;
3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan;
4) spesifikasi teknis; dan
5) daftar personil inti;
e. Pakta Integritas; dan
f. dokumen lain yang
dipersyaratkan.

11.Pakta 11.1 Peserta berkewajiban untuk mengisi dan


Integritas melengkapi Pakta Integritas.
11.2 Pakta Integritas harus ditandatangani oleh:
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik; atau
d. peserta perorangan.
11.3 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan
tidak melakukan dan akan melaporkan terjadinya
kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).
11.4 Pakta Integritas dimasukkan dalam Dokumen
Penawaran.

12.Harga 12.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka


Penawaran dan huruf.

12.2 Untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan


harga satuan dan lump sum, peserta
mencantumkan harga satuan dan harga total untuk
tiap mata pembayaran/pekerjaan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Jika harga satuan ditulis nol
atau tidak dicantumkan maka pekerjaan dalam
mata pembayaran tersebut dianggap telah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain
dan pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan.

12.3 Biaya overhead dan keuntungan serta semua


pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang sah
serta biaya asuransi yang harus dibayar oleh
peserta untuk pelaksanaan paket pekerjaan
konstruksi ini diperhitungkan dalam total harga
penawaran.
10

13.Mata Uang 13.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam


Penawaran bentuk mata uang sebagaimana tercantum dalam
dan Cara LDP.
Pembayara
n 13.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan
sesuai dengan cara sebagaimana tercantum dalam
LDP.

14.Masa 14.1 Masa berlaku penawaran sesuai sebagaimana


Berlaku tercantum dalam LDP.
Penawaran
dan Jangka 14.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan,
Waktu sebelum akhir masa berlakunya penawaran,
Pelaksana Pejabat Pengadaan dapat meminta kepada peserta
an secara tertulis untuk memperpanjang masa
berlakunya penawaran tersebut dalam jangka
waktu tertentu.

14.3 Peserta dapat :


a. Menyetujui permintaan tersebut tanpa
mengubah penawaran;
b. Menolak permintaan tersebut dan dapat
mengundurkan diri secara tertulis dengan tidak
dikenakan sanksi.

14.4 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang


ditawarkan tidak melebihi jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP.

15.Bentuk Dokumen Penawaran disampaikan sebanyak 1 (satu)


Dokumen rangkap dokumen asli.
Penawaran

D. Pemasukan Dokumen Penawaran

16.Penyampul 16.1 Penyampulan Dokumen Penawaran dengan


an dan menggunakan metode 1 (satu) sampul.
Penandaan
Sampul 16.2 Peserta memasukkan Dokumen Penawaran ke
Penawaran dalam 1 (satu) sampul dan ditulis “Dokumen
Penawaran”, nama paket pekerjaan, nama dan
alamat peserta serta ditujukan kepada [Pokja
ULP/Pejabat Pengadaan] dengan alamat
sebagaimana tercantum dalam LDP.

17.Penyampai Peserta menyampaikan langsung Dokumen Penawaran


11

an kepada Pejabat Pengadaan sesuai jadwal sebagaimana


Dokumen tercantum dalam LDP.
Penawaran

18.Waktu Penawaran harus disampaikan kepada atau harus sudah


Pemasuka diterima oleh Pejabat Pengadaan di tempat dan pada
n waktu sebagaimana tercantum dalam LDP.
Penawaran

19.Penawaran Setiap penawaran yang diterima oleh Pejabat Pengadaan


Terlambat setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran akan
ditolak dan dikembalikan kepada peserta yang
bersangkutan dalam keadaan tertutup (sampul tidak
dibuka) disertai dengan bukti serah terima.

E. Pembukaan Penawaran, Klarifikasi dan Negosiasi

20.Pembukaa 20.1 Dokumen Penawaran dibuka pada waktu dan


n tempat sebagaimana tercantum dalam LDP.
Penawaran
20.2 Pejabat Pengadaan memeriksa kelengkapan
Dokumen Penawaran yang meliputi:
a. surat penawaran yang didalamnya tercantum
masa berlaku penawaran dan harga penawaran;
b. daftar kuantitas dan harga (apabila ada);
c. surat kuasa dari pemimpin/direktur utama
perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
d. dokumen penawaran teknis; dan
e. dokumen lain yang dipersyaratkan.

21.Evaluasi 21.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem


Penawaran gugur.

21.2 Sebelum evaluasi penawaran, untuk kontrak harga


satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan
lump sum dilakukan koreksi aritmatik dengan
ketentuan:
a. volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara
volume dengan harga satuan pekerjaan, maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga
satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh
diubah; dan
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan
12

dianggap sudah termasuk dalam harga satuan


pekerjaan yang lain dan harga satuan pada
daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan
kosong.

21.3 Hasil koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak


harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan
dan lump sum dapat mengubah nilai penawaran.

21.4 Untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan


harga satuan dan lump sum, penawaran setelah
koreksi aritmatik yang melebihi nilai total HPS
dinyatakan gugur.

21.5 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur


dilakukan oleh Pejabat Pengadaan untuk
mendapatkan penawaran yang memenuhi syarat.

21.6 Pejabat Pengadaan melakukan evaluasi penawaran


yang meliputi:
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.

21.7 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi


sebagai berikut:
a. Pejabat Pengadaan dilarang menambah,
mengurangi, mengganti dan/atau mengubah isi
Dokumen Pengadaan ini;
b. Pejabat Pengadaan dan/atau peserta dilarang
menambah, mengurangi, mengganti, dan/atau
mengubah isi Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah
penawaran yang sesuai dengan ketentuan,
syarat-syarat, dan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini, tanpa
ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok
yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan;
d. para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pejabat Pengadaan
selama proses evaluasi;
e. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya
pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan)
antara peserta, Pejabat Pengadaan dan/atau PPK,
dengan tujuan untuk menunjuk peserta, maka:
1) peserta dimasukkan ke dalam Daftar Hitam
baik badan usahanya beserta pengurusnya;
2) Pejabat Pengadaan mengundang peserta lain.

21.8 Evaluasi Administrasi:


13

a. evaluasi terhadap data administrasi hanya


dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dinilai
pada saat penilaian kualifikasi;
b. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi, apabila:
1) syarat-syarat substansial yang diminta
berdasarkan Dokumen Pengadaan ini
dipenuhi/dilengkapi;
2) surat penawaran memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a) ditandatangani oleh:
(1) direktur utama/pimpinan perusahaan;
(2) penerima kuasa dari direktur
utama/pimpinan perusahaan yang
nama penerima kuasanya tercantum
dalam akta pendirian atau
perubahannya;
(3) kepala cabang perusahaan yang
diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik;
atau
(4) peserta perorangan.
b) mencantumkan harga penawaran;
c) jangka waktu berlakunya surat penawaran
tidak kurang dari waktu sebagaimana
tercantum dalam LDP;
d) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan tidak melebihi jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP; dan
e) bertanggal;
c. Pejabat Pengadaan dapat melakukan klarifikasi
terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan;
d. apabila peserta memenuhi persyaratan
administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
e. apabila peserta tidak memenuhi persyaratan
administrasi, maka Pejabat Pengadaan
mengundang peserta lain.

21.9 Evaluasi Teknis:


a. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai
dengan yang ditetapkan;
b. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur
dengan ketentuan:
1) Pejabat Pengadaan menilai persyaratan teknis
minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan persyaratan
teknis sebagaimana tercantum dalam LDP;
2) penilaian persyaratan teknis minimal dilakukan
terhadap:
a) metode pelaksanaan pekerjaan yang
14

ditawarkan menggambarkan penguasaan


dalam penyelesaian pekerjaan;
b) jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan tidak melampaui batas waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan minimal yang disediakan
sebagaimana tercantum dalam LDP;
d) spesifikasi teknis memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan ini;
e) personil inti yang akan ditempatkan secara
penuh sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam LDP serta
posisinya dalam manajemen pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan;
3) Pejabat Pengadaan dapat meminta uji
mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal
yang kurang jelas atau meragukan, Pejabat
Pengadaan melakukan klarifikasi dengan
peserta. Dalam klarifikasi peserta tidak
diperkenankan mengubah substansi penawaran.
Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
d. apabila peserta dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan ke tahap evaluasi harga;
e. apabila peserta tidak lulus evaluasi teknis maka
Pejabat Pengadaan mengundang peserta lain.

21.10 Evaluasi Harga:


a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal
yang pokok atau penting, dengan ketentuan:
1) total harga penawaran atau penawaran
terkoreksi dibandingkan terhadap nilai total
HPS, apabila total harga penawaran atau
penawaran terkoreksi melebihi nilai total HPS,
peserta dinyatakan gugur dan [Pokja
ULP/Pejabat Pengadaan] mengundang peserta
lain;
2) harga satuan penawaran yang nilainya lebih
besar dari 110% (seratus sepuluh perseratus)
dari harga satuan yang tercantum dalam HPS,
dilakukan klarifikasi. Harga satuan penawaran
tersebut dinyatakan timpang dan hanya
berlaku untuk volume sesuai dengan Daftar
Kuantitas dan Harga;
3) mata pembayaran yang harga satuannya nol
atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan
kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan.
15

Harganya dianggap termasuk dalam harga


satuan pekerjaan lainnya;
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan
ketentuan klarifikasi dalam hal penawaran
komponen dalam negeri berbeda dibandingkan
dengan perkiraan Pejabat Pengadaan.

22.Klarifikasi Setelah peserta lulus evaluasi penawaran maka


Teknis dan dilakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga dengan
Negosiasi ketentuan:
Harga a. klarifikasi teknis dan negosiasi harga dilakukan
terhadap harga satuan yang dinilai tidak wajar
berdasarkan HPS;
b. dilakukan perkalian volume dan harga satuan yang
telah disepakati, untuk mendapatkan total hasil
negosiasi;
c. hasil negosiasi harga menjadi nilai harga penetapan
pemenang dan sebagai dasar nilai kontrak; dan
d. apabila klarifikasi dan negosiasi terhadap peserta
tidak tercapai kesepakatan, maka Pejabat Pengadaan
mengundang peserta lain.

F. Pembuatan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung (BAHPL),


Penetapan dan Pengumuman Penyedia

23.Pembuata 23.1 BAHPL merupakan kesimpulan dari hasil


n BAHPL penawaran serta klarifikasi teknis dan negosiasi
harga yang dibuat dan ditandatangani oleh Pejabat
Pengadaan.

23.2 BAHPL harus memuat hal-hal sebagai berikut:


a. nama peserta;
b. harga penawaran atau harga penawaran
terkoreksi;
c. harga hasil negosiasi;
d. unsur-unsur yang dievaluasi;
e. keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu; dan
f. tanggal dibuatnya Berita Acara.

24.Penetapan 24.1 Pejabat Pengadaan membuat Surat Penetapan


Penyedia Penyedia berdasarkan BAHPL untuk nilai sampai
dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

24.2 Penetapan penyedia harus memuat:


a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia serta harga
penawaran atau harga penawaran terkoreksi;
c. harga hasil negosiasi;
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
16

e. hasil evaluasi penawaran.

24.3 Data pendukung yang diperlukan untuk


menetapkan penyedia adalah:
a. Dokumen Pengadaan beserta adendum (apabila
ada);
b. BAHPL; dan
c. Dokumen Penawaran.

25.Pengumum Pejabat Pengadaan mengumumkan penyedia di website


an sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan
Penyedia pengumuman resmi untuk masyarakat yang memuat
sekurang-kurangnya:
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi;
d. hasil klarifikasi teknis dan negosiasi harga;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. hasil evaluasi.

G. Pengadaan Langsung Gagal

26.Pengadaan 26.1 Pejabat Pengadaan menyatakan Pengadaan


Langsung Langsung gagal, apabila:
Gagal a. peserta tidak memasukkan Dokumen
Penawaran;
b. peserta tidak lulus evaluasi penawaran; atau
c. harga penawaran terkoreksi untuk Kontrak
Harga Satuan atau Kontrak gabungan Lump
Sum dan Harga Satuan lebih tinggi dari HPS.

26.2 [KPA pada K/L/I atau PA/KPA pada SKPD]


sebagaimana yang tercantum dalam LDP
menyatakan Pengadaan Langsung gagal, apabila:
a. [KPA pada K/L/I atau PA/KPA pada SKPD]
sebagaimana tercantum dalam LDP
sependapat dengan PPK yang tidak bersedia
menandatangani SPK karena proses Pengadaan
Langsung tidak sesuai dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN
yang melibatkan Pejabat Pengadaan dan/atau
PPK ternyata benar;
c. dugaan KKN dalam pelaksanaan Pengadaan
Langsung dinyatakan benar oleh pihak
berwenang;
d. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012;
17

e. pelaksanaan Pengadaan Langsung tidak sesuai


atau menyimpang dari Dokumen Pengadaan;
atau
f. peserta mengundurkan diri.

26.3 [Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi


Lainnya sebagaimana tercantum dalam LDP
selaku PA menyatakan Pengadaan Langsung
gagal, apabila Pengaduan masyarakat atas
terjadinya KKN yang melibatkan KPA, ternyata
benar.]

[Kepala Daerah sebagaimana tercantum dalam


LDP menyatakan Pengadaan Langsung gagal,
apabila Pengaduan masyarakat atas terjadinya
KKN yang melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata
benar.]

26.4 Setelah Pengadaan Langsung dinyatakan gagal,


maka Pejabat Pengadaan mengundang peserta
lain.

H. Penandatanganan SPK

27.Penanda- 27.1 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah


tanganan substansi Dokumen Pengadaan sampai dengan
SPK penandatanganan SPK.

27.2 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep SPK


meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan
huruf serta membubuhkan paraf pada setiap
lembar.

27.3 Banyaknya rangkap SPK dibuat sesuai kebutuhan,


yaitu:
a. sekurang-kurangnya 2 (dua) SPK asli, terdiri dari:
1) SPK asli pertama untuk PPK dibubuhi materai
pada bagian yang ditandatangani oleh
penyedia; dan
2) SPK asli kedua untuk penyedia dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani oleh
PPK;
b. rangkap SPK lainnya tanpa dibubuhi materai,
apabila diperlukan.

27.4 Pihak yang berwenang menandatangani SPK atas


nama penyedia adalah Direksi yang disebutkan
namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar,
yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
18

perundang-undangan.

27.5 Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya


tidak disebutkan dalam Akta Pendirian/Anggaran
Dasar sebagaimana dimaksud pada angka 27.4,
dapat menandatangani SPK, sepanjang mendapat
kuasa/pendelegasian wewenang yang sah dari
Direksi atau pihak yang sah berdasarkan Akta
Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani
SPK.

BAB IV. LEMBAR DATA PENGADAAN (LDP)

A. Lingkup 1. Pejabat Pengadaan:


Pekerjaan …………………………………………………

2. Alamat Pejabat Pengadaan:


…………………………………………………

3. Website: …………………………………………………

4. Nama paket pekerjaan: ………………………………….

5. Uraian singkat pekerjaan:


………………………………….

6. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: …. (.......)


hari kalender.

B. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


Dana ……………………
19

C. Dokumen 1. Daftar Personil Inti yang diperlukan untuk


Penawaran pelaksanaan pekerjaan:
a. Penanggungjawab Teknis : Jumlah 1 orang
dengan Pendidikan minimal STM/SMK
Sipil/Arsitekur, Pengalaman minimal 5 (lima)
tahun dan memiliki SKT Bangunan.
2.
Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan:
a. Kendaraan roda 4 pick up atau Truck = 1 (unit)
d. Stamper = 1 (unit)
3.
Uji mutu/teknis/fungsi diperlukan untuk:
a. Bahan : tidak ada
b. Alat : tidak ada

D. Mata Uang 1. Mata uang yang digunakan Rupiah


Penawaran
dan Cara 2. Pembayaran dilakukan dengan cara terminj
Pembayara (angsuran.)
n
E. Masa Masa berlaku penawaran selama 20 (dua puluh)
Berlakunya hari kalender sejak batas akhir waktu pemasukan
Penawaran penawaran.

F. Pemasukan Hari : ………………….


dan Tanggal : ………………20.....
Pembukaan Pukul : 09.00 s/d selesai
Dokumen Tempat : …………………………..
Penawaran

BAB V. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN PENYEDIA BADAN USAHA

CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]

Nomor : _______, _____________ 20___


Lampiran:

Kepada Yth.:
Pejabat Pengadaan pada __________ [K/L/D/I]
[diisi oleh Pejabat Pengadaan]

di
______________________________
20

Perihal : Penawaran Pekerjaan _______________ [nama pekerjaan diisi


oleh Pejabat Pengadaan]

Sehubungan dengan undangan Pengadaan Langsung nomor:


_________________ tanggal ______________ dan setelah kami pelajari dengan
saksama Dokumen Pengadaan, dengan ini kami mengajukan penawaran
untuk pekerjaan _____________________ [diisi oleh Pejabat Pengadaan]
sebesar Rp_______________ (___________________).
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan
yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut di atas.
Kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan selama ____ (________________) hari kalender.
Penawaran ini berlaku selama ____ (__________________) hari kalender
sejak tanggal surat penawaran ini.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami
lampirkan:
1. [Daftar Kuantitas dan Harga, apabila dipersyaratkan];
2. [Surat Kuasa, apabila ada];
3. Pakta Integritas;
4. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;
c. Daftar Personil Inti;
d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal
yang dibutuhkan;
e. Spesifikasi teknis;
5. [Dokumen lain yang dipersyaratkan].
Surat Penawaran beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 1
(satu) rangkap dokumen asli.
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami
menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

PT/CV/Firma _________________
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

B. BENTUK SURAT PENAWARAN PENYEDIA PERORANGAN

CONTOH

Nomor : _______, _____________ 20___


Lampiran:
21

Kepada Yth.:
Pejabat Pengadaan pada __________ [K/L/D/I]
[diisi oleh Pejabat Pengadaan]

di
______________________________

Perihal : Penawaran Pekerjaan _______________ [nama pekerjaan diisi


oleh Pejabat Pengadaan]

Sehubungan dengan undangan Pengadaan Langsung nomor:


_________________ tanggal ______________ dan setelah kami pelajari dengan
saksama Dokumen Pengadaan, dengan ini kami mengajukan penawaran
untuk pekerjaan _____________________ [diisi oleh Pejabat Pengadaan]
sebesar Rp_______________ (___________________).
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan
yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut di atas.
Kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan selama ____ (________________) hari kalender.
Penawaran ini berlaku selama ____ (__________________) hari kalender
sejak tanggal surat penawaran ini.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami
lampirkan:
1. [Daftar Kuantitas dan Harga, apabila dipersyaratkan];
2. Pakta Integritas;
3. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;
c. Daftar Personil Inti;
d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal
yang dibutuhkan;
e. Spesifikasi teknis;
4. [Dokumen lain yang dipersyaratkan].
Surat Penawaran beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 1
(satu) rangkap dokumen asli.
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami
menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

Penyedia

..........................
Nama Lengkap
22

C. BENTUK SURAT KUASA

CONTOH-1
[Kop Surat Badan Usaha]

SURAT KUASA
Nomor : ___________

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : _____________________________
Alamat Perusahaan : _____________________________
Jabatan : _____________________ [Direktur Utama/Pimpinan
Perusahaan] _____________________________ [nama
PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan
Akta Notaris No. ___ [No. Akta Notaris] tanggal ____________ [tanggal
penerbitan Akta] Notaris ______________ [nama Notaris penerbit Akta]
beserta perubahannya, yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,

memberi kuasa kepada :


Nama : __________________________*)
Alamat : __________________________
Jabatan : __________________________
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:


1. [menandatangani Surat Penawaran;]
2. [menandatangani Pakta Integritas;]
3. [menandatangani SPK.]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

__________, _______________ 20___

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

________________ ________________
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)

*) Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama


penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.
23

CONTOH-2
[Kop Surat Badan Usaha]

SURAT KUASA
Nomor : ___________

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : _____________________________
Alamat Perusahaan : _____________________________
Jabatan : _____________________ [Direktur Utama/Pimpinan
Perusahaan/Kepala Cabang] ________________ [nama
PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan
Akta Notaris No. ___ [No. Akta Notaris] tanggal ____________ [tanggal
penerbitan Akta] Notaris ______________ [nama Notaris penerbit Akta]
beserta perubahannya, yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,

memberi kuasa kepada:


Nama : __________________________
Alamat : __________________________
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:


1. [menghadiri pembukaan penawaran;]
2. [menandatangani Berita Acara Klarifikasi Teknis dan Negosiasi Harga;]
3. [______________, dst.]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

__________, _______________ 20___

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

________________ ________________
(nama) (nama dan jabatan)
24

D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan,


keterangan dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. metoda pelaksanaan pekerjaan [diyakini menggambarkan penguasaan


dalam penyelesaian pekerjaan];
2. jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu
yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan];
3. jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal [sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan];
4. spesifikasi teknis;
5. personil inti yang akan ditempatkan secara penuh [sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, serta
posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
organisasi pelaksanaan yang diajukan]; dan
6. [hal-hal lain yang dipersyaratkan].
25

E. BENTUK PAKTA INTEGRITAS

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha]

PAKTA INTEGRITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : __________________________ [nama wakil sah
badan usaha]

Jabatan : ____________________________________

Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi _________________ [pilih


untuk yang sesuai dan cantumkan nama]
dan atas
nama

dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi
sesuai dengan K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);

2. akan melaporkan kepada APIP ________ [isi sesuai dengan K/L/D/I]


yang bersangkutan dan/atau LKPP apabila mengetahui ada indikasi
KKN dalam proses pengadaan ini;

3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan


profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;

4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS


ini, bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi
pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau
dilaporkan secara pidana.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[Nama Penyedia],

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
26

[Contoh Pakta Integritas Perorangan]

PAKTA INTEGRITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ______________________ [nama penyedia
perorangan]

Pekerjaan : ____________________________________

Alamat Rumah : ____________________________________

No. Identitas : ____________________________________


(KTP/SIM/Paspo
r)

dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi
sesuai dengan K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);

2. akan melaporkan kepada APIP ________ [isi sesuai dengan K/L/D/I]


yang bersangkutan dan/atau LKPP apabila mengetahui ada indikasi
KKN dalam proses pengadaan ini;

3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan


profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;

4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS


ini, bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi
pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau
dilaporkan secara pidana.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[Nama Penyedia],

[tanda tangan]

[nama lengkap]
27

BAB VI. BENTUK KONTRAK

Kop Instansi

RANCANGAN SURAT PERINTAH KERJA


SATUAN KERJA:
DINAS ....................................
SURAT PERINTAH
KERJA NOMOR DAN TANGGAL SPK:
(SPK) .........................................................
Tanggal .......................... 20.....

Halaman __ dari __

PAKET PEKERJAAN: NOMOR DAN TANGGAL SURAT UNDANGAN PENGADAAN


……………………………………. LANGSUNG: ...................................................................

NOMOR DAN TANGGAL BERITA ACARA HASIL PENGADAAN


LANGSUNG: ...................................................................

SUMBER DANA: ................................


WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN: ....(..............) hari kalender
JENIS KONTRAK : HARGA SATUAN
NILAI PEKERJAAN
Satua Harga Satuan (Rp) Subtotal (Rp)
Uraian Kuantita n Material Upah Material Upah
No. Total (Rp)
Pekerjaan s Ukura
n

Jumlah
PPN 10%
NILAI

Terbilang : ........................................... Rupiah

INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA: Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian


pekerjaan yang diperintahkan dalam SPK ini dan dibuktikan dengan Berita Acara Serah
Terima. Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia berkewajiban
untuk membayar denda kepada PPK sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai SPK
sebelum PPN setiap hari kalender keterlambatan. Selain tunduk kepada ketentuan
dalam SPK ini, penyedia berkewajiban untuk mematuhi Standar Ketentuan dan Syarat
Umum SPK terlampir.
28

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama penyedia


Dinas ...................................... __________
Pejabat Pembuat Komitmen
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen maka
penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )] rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[nama lengkap]
NIP. ..................... [jabatan]
Kop Instansi

SYARAT UMUM
SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

1. LINGKUP PEKERJAAN
Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka
waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis dan harga yang
tercantum dalam SPK.

2. HUKUM YANG BERLAKU


Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan SPK ini didasarkan kepada hukum Republik
Indonesia.

3. PENYEDIA MANDIRI
Penyedia berdasarkan SPK ini bertanggung jawab penuh terhadap personil serta
pekerjaan yang dilakukan.

4. HARGA SPK
a. PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam SPK sebesar
harga SPK.
b. Harga SPK telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya overhead
serta biaya asuransi.
c. Rincian harga SPK sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga (untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan
lump sum).

5. HAK KEPEMILIKAN
a. PPK berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung atau
disediakan sehubungan dengan jasa yang diberikan oleh penyedia kepada PPK.
Jika diminta oleh PPK maka penyedia berkewajiban untuk membantu secara
optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut kepada PPK sesuai dengan hukum
yang berlaku.
b. Hak kepemilikan atas peralatan dan barang/bahan yang disediakan oleh PPK
tetap pada PPK, dan semua peralatan tersebut harus dikembalikan kepada PPK
pada saat SPK berakhir atau jika tidak diperlukan lagi oleh penyedia. Semua
peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi yang sama pada saat
diberikan kepada penyedia dengan pengecualian keausan akibat pemakaian yang
wajar.

6. CACAT MUTU
PPK akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan penyedia
secara tertulis atas setiap cacat mutu yang ditemukan. PPK dapat memerintahkan
penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan cacat mutu, serta menguji
pekerjaan yang dianggap oleh PPK mengandung cacat mutu. Penyedia bertanggung
jawab atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan setelah serah terima hasil pekerjaan.

7. PERPAJAKAN
29

Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan
lain yang dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK. Semua
pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam harga SPK.

8. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK


Penyedia dilarang untuk mengalihkan dan/atau mensubkontrakkan sebagian atau
seluruh pekerjaan. Pengalihan seluruh pekerjaan hanya diperbolehkan dalam hal
pergantian nama penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger) atau akibat
lainnya.

9. JADWAL
a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak atau pada
tanggal yang ditetapkan dalam SPMK.
b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam
SPMK.
c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan.
d. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal
karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah melaporkan kejadian
tersebut kepada PPK, maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum SPK.

10. ASURANSI
a. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal
selesainya pemeliharaan untuk:
1) semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan
pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan, serta
risiko lain yang tidak dapat diduga;
2) pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
3) perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam
harga SPK.

11. PENANGGUNGAN DAN RISIKO


a. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa
batas PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab,
kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian berat PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut
terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan akhir:
1) kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia, dan Personil;
2) cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
3) kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian
pihak ketiga;
b. Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau kerusakan Hasil
Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian PPK.
c. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi kewajiban
penanggungan dalam syarat ini.
d. Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang menyatu
dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas akhir Masa
Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya
sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau
kelalaian penyedia.

12. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN


PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK dapat
memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan
30

atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

13. PENGUJIAN
Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan
pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar,
dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban
untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat
Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.

14. LAPORAN HASIL PEKERJAAN


a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan SPK untuk menetapkan
volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil
pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil
pekerjaan.
b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh
aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai
bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.
c. Laporan harian berisi:
1) jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
d. Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh konsultan
dan disetujui oleh wakil PPK.
e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan
fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu
ditonjolkan.
f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.
g. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

15. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


a. Kecuali SPK diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan program mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya
pada Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.
b. Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat Keadaan
Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian penyedia
maka penyedia dikenakan denda.
c. Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi
maka PPK dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak
dikenakan jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk
diperpanjang.
d. Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah tanggal
penyelesaian semua pekerjaan.

16. SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan.
b. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan.
c. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan
yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan
dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya,
atas perintah PPK.
d. PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan SPK dan diterima oleh Pejabat Penerima
31

Hasil Pekerjaan.
e. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari harga
SPK, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama masa
pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari
harga SPK dan penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari harga SPK.
f. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga
kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
g. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
h. PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib melakukan
pembayaran sisa harga SPK yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan
Pemeliharaan.
i. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana
mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan.

17. JAMINAN PEMELIHARAAN


a. Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan dinyatakan selesai
100% (seratus perseratus).
b. Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima dengan baik
sesuai dengan ketentuan SPK.
c. Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal serah
terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal penyerahan akhir
pekerjaan (Final Hand Over/FHO).

18. PERUBAHAN SPK


a. SPK hanya dapat diubah melalui adendum SPK.
b. Perubahan SPK bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi:
1) perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para
pihak dalam SPK sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam SPK;
2) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;
3) perubahan harga SPK akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau perubahan
pelaksanaan pekerjaan.
c. Untuk kepentingan perubahan SPK, PA/KPA dapat membentuk Pejabat Peneliti
Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.

19. PERISTIWA KOMPENSASI


a. Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal sebagai
berikut:
1) PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
2) keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
3) PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi sesuai
jadwal yang dibutuhkan;
4) penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal;
5) PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan pengujian
tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
6) PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;
7) PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat diduga
sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;
8) ketentuan lain dalam SPK.
b. Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau
keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk membayar
ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
c. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.
d. Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh
32

penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa
Kompensasi.
e. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa
Kompensasi.

20. PERPANJANGAN WAKTU


a. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan
pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal Penyelesaian
Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan
melalui adendum SPK jika perpanjangan tersebut mengubah Masa SPK.
b. PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia.

21. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN SPK


a. Penghentian SPK dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi
Keadaan Kahar.
b. Dalam hal SPK dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
1) biaya langsung pengadaan bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan
dan perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia kepada PPK, dan
selanjutnya menjadi hak milik PPK;
2) biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi hasil pekerjaan sementara dan
peralatan;
3) biaya langsung demobilisasi personil.
c. Pemutusan SPK dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak PPK.
d. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
pemutusan SPK melalui pemberitahuan tertulis dapat dilakukan apabila:
1) penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
2) penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan
pekerjaan;
3) penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dan
penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan
Pengawas Pekerjaan;
4) penyedia berada dalam keadaan pailit;
5) penyedia selama Masa SPK gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan oleh PPK;
6) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia sudah
melampaui 5% (lima perseratus) dari harga SPK dan PPK menilai bahwa
Penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
7) Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda pelaksanaan
atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama 28 (dua
puluh delapan) hari;
8) PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan
yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SPK;
9) penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam
proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau
10) pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar
oleh instansi yang berwenang.
e. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena kesalahan penyedia:
1) penyedia membayar denda; dan/atau
2) penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.
f. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena PPK terlibat penyimpangan
prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan pengadaan, maka PPK dikenakan sanksi berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
33

22. PEMBAYARAN
a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK,
dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan [sistem bulanan/sistem termin/pembayaran
secara sekaligus];
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk
bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong denda (apabila ada), pajak dan uang retensi.
b. Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan.
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan
pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan surat permintaan
pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM).
d. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat meminta penyedia untuk
menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal
yang sedang menjadi perselisihan.

23. DENDA
Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai
akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam
SPK ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong angsuran pembayaran prestasi
pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.

24. PENYELESAIAN PERSELISIHAN


PPK dan penyedia berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan
secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan SPK ini
atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan. Jika perselisihan
tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka perselisihan akan diselesaikan
melalui pengadilan negeri dalam wilayah hukum Republik Indonesia.

25. LARANGAN PEMBERIAN KOMISI


Penyedia menjamin bahwa tidak satu pun personil satuan kerja PPK telah atau akan
menerima komisi atau keuntungan tidak sah lainnya baik langsung maupun tidak
langsung dari SPK ini. Penyedia menyetujui bahwa pelanggaran syarat ini merupakan
pelanggaran yang mendasar terhadap SPK ini.
34

BAB VII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Keterangan

Pejabat Pengadaan menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang


diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

1. Penjelasan Umum a. Lapangan kerja akan di serahkan kepada kontraktor dalam


keadaan seperti waktu pemberian penjelasan dan sebelum
memulai pekerjaan di anggap mengetahui benar letak, batas-
batas tanah maupun situasi tanah pada waktu itu.
b. Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan hingga lengkap
yaitu dengan membuat, memasang, menyediakan bahan-
bahan bangunan, alat-alat dan sebagainya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan tersebut.
c Setiap pekerjaan yang akan di mulai kontraktor maupun yang
sedang dilaksanakan kontraktor wajib berhubungan dengan
pengawas untuk menyaksikan sejauh tidak di tentukan lain untuk
mengesahkanya.
d. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus mengajukan jadwal
pelaksanaan secara terperinci (Network Planning Bar Chart).
e. Setiap permohonan dari kontraktor maupun pengesahan dari
pengawas dianggap sah dan berlaku serta mengikat jika dilakukan
secara tertulis.
f. Ketelitian dan kerapihan kerja akan di nilai oleh pengawas
apabila yang menyangkut penyelesaian dan kerapihan pekerjaan (
finishing Work ).
g. Penimbunan bahan-bahan di lapangan harus memenuhi syarat-
syarat tehnis serta dapat di pertanggungjawabkan dan tidak
menimbulkan bahaya.
h. Jika terjadi perbedaan antara gambar dengan uraian ini,
kontraktor wajib menghubungi pengawas guna mendapatkan
pemecahanya .
i. Jika terjadi perbedaan ukuran pada atau gambar maka yang
terdapat dalam gambar skala terbesar yang berlaku.
j. Jika terdapat gambar kerja dan penjelasanya yang kurang atau
tidak jelas, Kontraktor boleh melengkapi atas persetujuan dan
petunjuk Pengawas.
k. Semua ukuran yang di maksud dalam persyaratan pelaksanaan
ini adalah mengikat dan di nyatakan lebih lanjut mengenai
masing-masing bagian dalam pasal-pasal selanjutnya yang di
gunakan sebagai dasar atau pedoman pelaksanaan.
35

2. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
1. Nama Kegiatan : ........................................................
2. Pekerjaan : …………………………………………………..
(diisi sesuaikan dengan lokasi pekerjaan)

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam


3. Jenis Dan Mutu Bahan Negeri sesuai dengan Keppres No. 70 tahun 2012.

4. Gambar - gambar Gambar – gambar dijilid terpisah dari RKS ini, yang terdiri dari :
a. Gambar Denah, Tampak dan Potongan
b. Gambar Detail Konstruksi
c. Gambar Detail Khusus

5. Peraturan Teknis 1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam
Pembangunan yang Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)ini, berlaku dan mengikat
digunakan ketentuan-ketentuan dibawah ini, termasuk segala perubahan dan
tambahannya.

a. PERPRES No. 70 tahun 2012


b. peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan
DiIndonesia atau allegemen Voorwarden Voor de uitvoering
bij aaneming van openbare werken ( AV ) 1941
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi
Teknis dari Dewan Teknis Pembangunan Indonesia.
d. Peraturan Muatan Indonesia.
e. Peraturan Umum dari dinas keselamatan kerja Departemen
Tenaga Kerja
f. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik ( PUIL )
1979 dan PLN setempat.
g. Peraturan Umum tentang pelaksanaan instalasi air minum
serta instalasi pembuatan dari perusahaan air minum
h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961)
i. Peraturan Batu Merah sebagai bahan bangunan
j. Peraturan semen Portland Indonesia NI No. 08
k. Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)

2.Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 tersebut diatas


berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah
disahkan oleh pemberi tugas termasuk juga gambar-gambar
detail yang dilaksanakan oleh Kontraktor dan sudah
disahkan/disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
36

d. Berita Acara Penunjukan Pemenang


e. Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana Kegiatan tentang
Penunjukan kontraktor
f. Surat Perintah Kerja ( SPK )
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan ( Tentative Time Schedule) yang telah
disetujui Direksi

6. Penjelasan RKS 1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan rencana kerja dan
Dan Gambar syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing).
2. Bila Gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syara-syarat
(RKS ), maka yang mengikat/berlaku adalah RKS. Bila uatu
gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka yang
mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku.

7. Persiapan 1. Kontraktor harus membuat Barak Kerja seluas 24 M2 dengan


dilapangan menggunakan bahan-bahan sederhana,pintu-pintu dapat dikunci
dengan baik, lantai semen,dinding papan/ triplek, atap
triplek/seng.
2. Perlengkapan Direksi keet :
a. Meja Tulis dan Kursi
b. Meja dan Kursi untuk Tamu
c. Satu Papan Tulis
d. Papan untuk menempelkan gambar
e. Meja Gambar
f. Buku Tamu, Buku Direksikeet/Pengawas
g. Dan hal lain yang dianggap perlu
3. Kontraktor harus membuat barak kerja untuk para pekerja dan
gudang penyimpanan barang-barang yang dapat dikunci,
tempatnya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
4. Direksi keet/Barak Kerja dan Perlengkapan di atas setelah
pekerjaan selesai, pemanfaatan akan ditentukan Kepala
Pemimpin proyek.

8. Jadwal Pelaksanaan 1. Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan, Kontraktor


wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian
pekerjaan berupa Bar-chart dan S curve bahan/tenaga.
2. Rencana Kerja tersebut sudah mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari konsultan pengawas, paling lambat dalam waktu 21
(dua puluh satu) hari kerja setelah Surat Keputusan Penunjukan
(SKP ) diterima Kontraktor.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4
(empat) kepada Konsultan Pengawas, Satu salinan Rencana Kerja
harus ditempel pada dinding di Direksikeet di lapangan yang
selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan ( prestasi kerja ).
4. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
37

9. Kuasa 1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukan seorang


Kontraktor kuasa Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukan
dilapangan seorang kuasa kontraktor atau biasa disebut pelaksana yang ahli
untuk memimpin pelaksanaan dilapangan dan mendapat kuasa
penuh dari kontraktor.
2. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti bahwa kontraktor lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap
kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Tim
Pengelola Proyek dan Konsultan pengawas, nama dan jabatan
pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Proyek dan
Konsultan Pengawas, Nama dan Jabatan pelaksana secara tertulis
untuk mengganti pelaksana. dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah
dikeluarkan surat pemberitahuan, kontraktor harus sudah
menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri (penanggung
jawab/direksi perusahaan ) yang akan memimpin pelaksanaan.

10. Tempat Tinggal 1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam
(Domisili) kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana
Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor
Dan Pelaksana telepon yang dapat dihubungi kepada Tim Pengelola Kegiatan
dan Konsultan Pengawas.
2. Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering
berubah – ubah selama pekerjaan, Bila terjadi perubahan
alamat, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara
tertulis.

11. Penjaga 1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap


Keamanan barang-barang milik Kegiatan, konsultan pengawas dan milik
Lapangan Pihak Ketiga yang ada dilapangan.
Pekerjaan 2. Untuk maksud-maksud tersebut Kontraktor harus membuat
pagar pengaman dari kayu atau bahan lain yang biayanya
menjadi tanggungan Kontraktor.Bila terjadi Kehilangan bahan—
bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan Pengawas, baik
yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya
pekerjaan tambah.
3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas
akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan
jiwa, Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat—alat
pemadam kebakaran yang siap pakai .

12. Jaminan dan 1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-


Keselamatan syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( PPPK ) yang selalu
Kerja dalam keadaan siap digunakan dilapangan, untuk mengatasi
segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja
38

lapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan
pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC
yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja, kecuali
ada dilokasi, harus seizin Pemilik Kegiatan.
4. Kontraktor wajib memberikan jaminan social dan keselamatan
kerja dalam bentuk ASTEK kepada seluruh pekerja, sesuai dengan
Surat Keputusan bersama antara Menteri Pekerjaan Umum
dengan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 07/Men/1987 tanggal 27
Januari 1984. Jumlah ASTEK yang harus disetor Kontraktor akan
ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

13. Alat – alat 1. Semua alat-alat untuk pelaksana pekerjaan harus disediakan oleh
Pelaksana kontraktor, sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dan dalam
keadaan baik dan siap dipakai antara lain :
a. Waterpass (Ijin Konsultan Pengawas).
b. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur
c. Alat-alat pertukangan
d. Alat-alat berat sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan
apabila diperlukan.

14. Situasi dan 1. Situasi


Ukuran a. Kontraktor wajib meneliti situasi, sifat dan luasnya pekerjaan
dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawarannya.
b. Kelalaian atau kekurangan telitian Kontraktor dalam hal ini
tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
Claim/Tuntutan.
2. Ukuran
a. Ukuran sesuai yang digunakan disini semuanya
dinyatakan dalam cm (centimeter) atau m ( meter), ukuran-
ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam millimeter (mm).
b. Duga Elevasi (permukaan atas bawah) ditentukan
sesuai dengan ketentuan gambar siteplan atau gambar detail.
c. Jika diperlukan, dibawah pengawasan Konsultan
Pengawas, Kontraktor diwajibkan membuat satu titik duga
diatas tanah bangunan dengan tiang kayu kelas 1, titik duga
dijaga kedudukannya serta tak terganggu selama pekerjaan
berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat
ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.

15. Syarat – syarat 1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi
Cara Pemeriksaan syarat-syarat yang ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat
Bahan ( RKS ).
Bangunan 2. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan
Kontraktor wajib memberitahukan.
3. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan
dulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
4. Bahan Bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di
39

lapangan pekerjaan, jika ditolak oleh konsultan pengawas, harus


segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya
dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dalam jam penolakan.
5. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor
tetapi ternyata ditolak Konsultan Pengawas, harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor
dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
6. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan
lebih lanjut, Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan
tersebut kepada Balai Penelitian Bahan-bahan (Laboratorium )
yang terdekat untuk diteliti.
Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktor,
apapun hasil penelitian bahan tersebut.

16. Pemeriksaan 1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian


Pekerjaan pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh
Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan memintakan
persetujuan kepada Konsultan Pengawas, apabila Konsultan
Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut,
Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam,
(dihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan,
tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh
Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap
telah disetujui Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila
Konsultan Pengawas minta perpanjangan waktu.
3. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas
berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau
seluruhnya untuk diperbaiki, Biaya pembongkaran dan
pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontraktor.

17. Pekerjaan 1. Jalan masuk dan konstruksi jalan


Pendahuluan Jalan masuk kehalaman komplek kegiatan ini melalui jalam
umum, kontraktor harus memeliharanya selama pekerjaan
berlangsung.
2. Papan Nama Kegiatan
a. Kontraktor wajib memasang Papan Nama Kegiatan pada tempat
yang terlihat umum dengan ukuran ditentukan kemudian oleh
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

18. Pekerjaan 1. Semua Pekerjaan pembongkaran dilakukan Sesuai dengan


Pembongkaran Gambar kerja yang direncanakan dan sebagian dinding di
pergunakan sesuai gambar kerja.
2. Kerusakan atau kesalahan yang terjadi akibat pembongkaran
yang tidak termasuk dalam gambar bestek yang dilakukan oleh
pelaksana menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana dan
tidak diperhitungkan didalam pekerjaan tambah.
3. material yang tidak digunakan akibat dari pembongkaran harus
40

disingkirkan dan dibersihkan dari daerah areal kerja.


Semua material dari pembongkaran menjadi milik proyek /
pengguna kecuali ditentukan lain dalam RKS ini.

1. Ketentuan Umum
19. Pekerjaan Tanah/ a. Sebelum melakukan pekerjaan tanah, pelaksana harus
membersihkan daerah yang akan dikerjakan dari sisa-sisa
Urugan Tanah akan pohon maupun semak-semak serta segala perintah
yang ada dalam daerah kerja kecuali ditentukan oleh
pangawas.
b. Pelaksanaan harus menjamin terjaganya keutuhan
barang/benda atau bangunan yang sudah selesai dikerjakan
dari segala macam kerusakan dan berhati – hati untuk tidak
mengganggu patok pengukuran atau tanda-tanda lain.
c. Perbaikan kerusakan pada barang. Benda atau bangunan
yang harus dijaga akibat pelaksanaan pekerjaan akan
menjadi tanggung jawab pelaksana.
d. Pelaksana harus melakukan pengukuran dan pematokan
terlebih dahulu melaporkannya kepada pengawas, serta
meminta ijin untuk memulai pekerjaan.
e. Pemindahan material akibat pembongkaran puing-puing dan
semua yang merintangi pekerjaan harus dilakukan menurut
peraturan-peraturan Pemerintah Daerah Setempat.
2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan, penggalian untuk Pondasi, Saluran
air hujan, Drainase pembuang, pengupasan (cut) untuk perataan
tanah dan penimbunan(Fill) untuk perataan permukaan tanah
serta pemadatan dan sesuai dengan peil/elevasi yang telah
ditentukan.
Pekerjaan Penggalian :
a. Semua galian harus
mencapai kedalaman yang disyaratkan dalam gambar
rencana kecuali ditentukan lain oleh pengawas sehubungan
dengan keadaan lapangan dari peil tanah.
b. Pelaksanaan harus
merawat tebing galian dan menghindarkan dari kelongsoran.
Untuk itu pelaksana harus membuat penyangga/penahan
tanah jika diperlukan selama masa penggalian, karena
stabilitas dari permukaan tanah selama penggalian
merupakan tanggung jawab pelaksana.
c. Semua akar-akar,
batang-batang pohon yang terpendam maupun beton atau
tembok/pondasi, pipa—pipa yang tidak terpakai atau
halangan-halangan lain yang dijumpai pada saat penggalian
harus dikeluarkan dan dibuang.
d. Pada saat penggalian,
pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang
masih berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan
sampai rusak atau cacat, apabila hal tersebut dijumpai, maka
pelaksana harus segera memberitahukan kepada pengawas
atau Pemimpin Kegiatan untuk mendapatkan intruksi lebih
lanjut.
41

e. Apabila terjadi
kerusakan – kerusakan pada barang-barang tersebut diatas,
maka pelaksana harus segera memberitahukan kepada
pengawas atau Pemimpin Kegiatan dan Pihak yang
berwenang dan segera mengganti semua kerusakan-
kerusakan tersebut atas biaya sendiri.
f. Semua galian harus
diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum
melaksanakan pekerjaan selanjutnya, Pelaksana harus
mendapat ijin / persetujuan tertulis dari pengawas.
g. Apabila penggalian
dilakukan sampai dibawah level yang tercantum dalam
gambar rencana tanpa instruksi tertulis dari pengawas, maka
bagian yang tergali tersebut harus diisi dengan adukan beton
1:3:5
3. Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah.
a. Pelaksana harus
mengajukan contoh bahan pengisi yang akan digunakan,
untuk disetujui oleh pengawas, bahan pengisi untuk daerah
perkerasan dapat diambil dari lapangan atau diluar lapangan
dan merupakan tanah laterik, tanah kapur atau tanah pasir
yang bebas dari akar-akar pohon yang besarnya lebih dari 1
cm.
b. Pengurugan dan
pemadatan harus dilaksanakan secara lapis perlapis dan
dipadatkan.
c. Lapisan tanah urug
harus dipadatkan sampai mencapai 95 % dari kepadatan
kering maksimum. Pemeriksaan kepadatan dilapangan harus
dilaksanakan untuk setiap hasil pemadatan seluas 100 M2
pada setiap lapis pemadatan.
d. Pelaksana bertanggung
jawab atas stabilitas timbunan tanah dan pelaksana harus
mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan
dan kelalaian pelaksana atau akibat dari aliran air.
e. Kekurangan atau
kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari
tempat-tempat yang akan ditentukan oleh konsultan
pengawas.
4. Pekerjaan Penyelesaian
a. Seluruh daerah kerja
termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan
daerah betul-betul seragam dan bebas dari permukaan yang
tidak merata.
b. Seluruh lapisan akhir
(finish grade) harus benar-benar memenuhi peil yang
dinyatakan dalam gambar, Bila diakibatkan oleh penurunan,
timbunan memerlukan tambahan material yang tidak lebih
dari 30 cm, maka bagian atas timbunan tersebut harus
digaruk terlebih dahulu sebelum material timbunan
tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan
sampai mencapai elevasi dan sesuai dengan persyaratan
teknis lainnya.
42

Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan


pengisi/timbunan, seluruh puing-puing, reruntuhan dan sampah
—sampah harus segera disingkirkan dari dalam lokasi.

20. Pekerjaan 1. Pondasi Tapak Beton Bertulang


Pondasi Pondasi yang digunakan adalah pondasi tapak plat beton
bertulang, pondasi plat dipasang sesuai bentuk dan ukuran
pondasi yang tertera dalam gambar kerja
2. Pekerjaan persiapan pondasi
a. Pekerjaan urugan pasir bawah pondasi bisa dilaksanakan
setelah direksi lapangan memeriksa kondisi tanah dasar
pondasi tersebut.
b. Pasir urugan alas dasar pondasi harus bersih dan dipadatkan
dengan tebal padat 5 cm.
c. Untuk lantai kerja beton bertulang dipakai adukan = 1
semen : 3 pasir : 5 kerikil. Permukaan lantai kerja harus
rata, dengan tebal minimum 5 cm.
3. Pondasi batu bata
Pasangan batu Bata dengan perbandingan 1Pc : 3 Ps yang
berkwalitas baik dan mutu harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, Batu bata dipasang sesuai bentuk dan
ukuran pondasi yang tertera dalam gambar, Antara pondasi batu
Bata dan sloof beton harus diberi angkur baja tulangan diameter
minimum 8 mm, panjang 40 cm, tiap jarak 1m.
4. Bahan
a. Cement Portland
Cement Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut
peraturan Semen Indonesia 1972 (NI – 8) atau British
Standard No. 12 tahun 1965. Semen harus sampai ditempat
pekerjaan dalam kondisi baik serta dalam kantong –
kantong semen asli pabrik. Merk semen PC dianjurkan
buatan dalam negeri seperti Semen Gresik, Tiga Roda,
Nusantara, Semen Padang dan lain – lainnya, dengan
peraturan Pengawas. Semen harus disimpan dalam gudang
kedap air, berventilasi baik diatas lantai beralaskan papan.
Kantong – kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10
lapis. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman.
Pemilihan salah satu Merk Semen adalah mengikat untuk
penyelesaian seluruh kegiatan.

b. Agregat (Pasir dan kerikil)


Agregat halus dan kasar , dapat dipakai agregat alami atau
batu pecah dan memenuhi syarat PBI 1971 (NI – 2) pasal
3.3.3.4 dan 3.5 agregat tidak boleh mengandung bahan yang
dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap
karat. Untuk itu kontraktor harus mengajukan contoh –
contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber (tempat
pengambilan) antara lain tidak boleh menggunakan air laut.
Agregat harus disimpan ditempat yang terpisah dalam
tumpukan yang tidak boleh lebih dari 1 (satu) meter,
permukaan yang bersih, padat serta kering dan harus
43

dicegah dari pengotoran.


c. A i r
Air untuk campuran dan pemeliharaan harus dari air yang
bersih dan tidak mengandung zat – zat yang merusak Adukan
Semen. Air tersebut harus memenuhi persyaratan menurut
PBI 1971 (NI – 2) pasal 3.6

21. Pekerjaan 1. Besi beton harus berkwalitas baik dan betul - betul bulat serta
Besi dan diameternya sesuai dengan gambar (Bestek).
Bekesting 2. Pemotongan dan pembengkokan dari besi beton dalam keadaan
dingin dan dibentuk sesuai dengan gambar konstruksi. Tidak
dibenarkan untuk meluruskan kembali dari besi beton yang telah
dibengkokkan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Pemasangan besi beton harus seteliti mungkin sesuai dimensi
yang dalam gambar konstruksi, diikat kuat dengan kawat beton
dan dengan kait-kait, dapat tegak lurus dengan dudukan deking
(beton tahu) dan disetujui oleh Pengawas. Sambungan besi beton
hanya boleh dilakukan pada daerah / tempat tertentu dan
disambung dengan las atau cara lain yang sudah mendapat
persetujuan Pengawas.
4. Bekesting beton dapat berupa kayu, besi atau bahan lain yang
layak dari segi kwalitas untuk digunakan dengan terlebih dahulu
mendapat persetujuan / izin Konsultan Pengawas.

22. Pekerjaan Lingkup Pekerjaan yaitu Meliputi pekerjaan Pondasi Tapak, Kolom
Beton Pondasi, Kolom Utama, Kolom Praktis, Sloof, Balok Induk, Plat Lantai,
Tangga dan Bordes, Lisplank Beton, Balok Pinggang dan semua yang
ditunjuk sesuai dengan bestek / gambar kerja.

I. MATERIAL
1. Semen
a. Semen portland yang dipakai harus dari jenis I
menurut Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 (NI-8)
atau Britis Standard No. 12 1965. Semen harus sampai
ditempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-
kantong semen asli dari pabrik artinya tidak ada yang
mengeras dan berat per zak sama.
b. Merk PC dianjurkan Produk dalam negeri satu
macam dan dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Jika
terpaksa menggunakan semen dengan merek berbeda, maka
penggunaannya harus diatur menurut jenis satuan
pekerjaan, artinya dalam satu satuan pekerjaan tidak
digunakan semen dengan merek yang berbeda,
pengaturannya mengikuti petunjk tim MK / pengawas .
c. Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air,
berventilasi baik, diatas lantai setinggi 30 cm. Kantong-
kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh
lapis.
d. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap
pengiriman dan penggunaan harus sesuai dengan urutan
pengiriman.
44

2. Agregat Kasar (kerikil atau batu pecah)


Agregat yang digunakan adalah agregat alami atau buatan yang
memenui syarat menurut PBI 1971 (NI-2). pasal 3.3, 3.4 dan 3.5
atau SNI’ atau Peraturan Beton 1989. Agregat harus memenuhi
syarat :
i. Tidak mengandung bahan yang dapat merusak beton dan
ketahanan tulang terhadap karat. pasir laut tidak dapat
digunakan
ii. Bersih dari kotoran yang dapat menghalangi ikatan dengan
semen, jika agregat yang datang ternyata kotor, maka
sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu.
iii. Jika pasir dan krikil yang akan dipakai ternyata terlalu kering,
maka sebelum digunakan harus dibasahi dengan siraman air
sehingga mencapai kondisi SSD (saturated surface dry)
a. Agregat dapat dipakai agregat alami
atau buatan berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batudengan spesifikasi sesuai menurut ASTM
C – 33 dan mempunyai ukuran terbesar 2,5cm.
b. Agregat kasar terdiri dari butir-butir
yang kasar, keras tidak berpori dan berbentuk kubus , bila
ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi
20% dari Value dan tidak boleh mengalami pembubukan
sehingga melabihi 50,5 kehilangan berat menurut tes
mesin los angeles.
c. Bahan harus bersih dari zat-zat
organic, zat- zat reaktif albata atau substansi yang
merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karat.
3. Agregat Halus
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir
yang dihasilkan dari mesin pemecah batu dan harus bersih
dari bahan organic, Lumpur, zat-zat albata adan tidak
mengandung lebih dari 150% substansi-substansi yang
merusak beton.
b. Pasir yang digunakan harus berbutir kasar,
sedangkan ukuran kerikil mengikuti persyaratan dalam PBI
(Peraturan Beton Indonesia).
c. Pasir laut tidak diperkenankan digunakan
dan pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan
keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut :
Saringan Ukuran % Lewat Saringan
3/8” 9,50 mm 100
No. 4 4,76 mm 91 – 100
No. 8 2,38 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,19 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 – 10
No. 200 0,074 mm 0 -- 5

4. Air
a. Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak
45

mengandung minyak atau garam serta zat-zat yan g dapat


merusak beton atau baja tulangan, dalam hal ini sebaiknya
digunakan air bersih yang dapat diminum.
b. Untuk adukan dan pemeliharan beton, air yang dipakai harus
bebas dari asam, garam, bahan albata dan organik yang
dapat mengurangi mutu beton. air tersebut harus memenuhi
persyaratan sebagai adukan beton.
c. Penggunaan air untuk kerja harus mendapat persetuuan
MK / pengawas.
d. Bila akan digunakan air kerja yang bukan air minum dan
mutunya meragukan, maka MK atau pengawas dapat minta
kepada pelaksana untuk mengadakan penyelidikan tersebut
atas tanggungan pelaksana.

5. Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang dgunakan harus
memenuhi persyaratan PBI NI – 2 . 1991 dengan tegangan
leleh karakteristik = 2400 kg/cm2 atau baja U24 untuk
tulangan Ø ≤ 12 mm, fy = 400 Mpa (ulir/deform) untuk
tulangan Ø > 12 mm, tidak berkarat, tidak mengelupas.
b. Pemeriksaan terhadap mutu baja tulangan
dilakukan dengan pengujian kuat tarik di laboratorium, atas
tanggungan biaya pelaksanaan.Toleransi diameter baja
tulangan maksimum 0,4 mm untuk baja Ø ≤ 12 mm, dan 0,6
mm untuk baja Ø > 12 mm.
c. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan
pembengkokan harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI
NI – 2 1971.
d. Ukuran baja disesuaikan dengan gambar
rencana dan untuk penggantian ukuran hanya diperkenankan
atas persetujuan tertulis dari konsultan pengawas. Segala
biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan sejauh
bukan kesalahan gambar adalah tanggungan dari pelaksana.
e. Semua baja tulangan harus disimpan yang
bebas lembab dipisahkan sesuai diameter serta asal
pembelian. Semua baja tulangan harus dilindungiterhadap
segala macam kotoran dan lemak serta sejauh mungkin
dilindungi terhadap karatan.
f. Pemberi tugas dan pengawas akan
melakukan pengujuan test tarik putus dan bending untuk
setiap 10 ton baja tulangan, atas biaya pelaksanaan.
6. Bahan tambah untuk adukan beton (additives)
a.
Penggunaan bahan pencampur (”concrete admixture) tidak
diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari pengawas dan
perencana.
b.
Pengunaannya harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik yang
bersangkutan.
c.
Penggunaan bahan tambahan tersebut diatas tidak boleh
menyebabkan dikuranginya volume semen dalam adukan.
d.
46

Apabila akan digunakan bahan pencampur, pelaksana harus


mengadakan percobaan-percobaan perbandingan berat dan
CW ratio dari penambahan bahan pencampur (admixture)
tersebut, hasil crussing test dari laboratorium yang
berwenang, terhadap kubus-kubus beton yang berumur 7,14
dan 21 hari harus dilaporkan kepada pengawas untuk
dimintakan persetujuannya.
7. Bekisting ( Acuan )
Dapat menggunakan kayu kelas II, multipeks dengan tebal
minimal 9 mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi
ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI NI – 2. 1971.
a. Syarat utama untuk
Bekisting adalah :
1. Kuat
menahan beban adukan tanpa menunjukan perubahan
bentuk (mengelembung/meteng). Tahan terhadap
perbedaan cuaca yang dapat mengakibatkan perubahan
bentuknya (melendut /melungkung).
2. Harus
diusahakan tidak terlalu banyak meloloskan air
campuran (Air Semen), yang dapat merusak kualitas
beton.
3. Mempunyai
bentuk yang rata/halus.
4. Sambungan
didempul skualitas Isamu (Dempul Plastik).
5. Bagian dalam
bekisting dilapisi dengan ”solar”.
b. Semua bekisting yang
digunakan untuk acuan adukan beton pada pekerjaan ini
diatur sebagai berikut:
1. Untuk kolom
praktis, ring praktis, sloof praktis dan balok lantai,
menggunakan multiplek 9 mm.
2. Untuk semua
struktur beton kolom, konsol, balok latei dan plat lantai
menggunakan bekisting multiplek tebal 9 mm dengan
rangka kayu minimal kelas kuat II atau kelas kuat III
ditunjukan dengan hitungan kekuatan.
c. Bekisting harus
dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh, untuk mendapatkan
bentuk penampang, ukuran dari bahan beton seperti bahan
gambar struktur.
d. Bekisting yang telah
digunakan, dapat digunakan kembali dengan ijin MK
/pengawas.

8. Steiger/Perancah
a. Steiger/Perancah harus dipasang sedemikian rupa
sehingga mampu menyangga adukan beton dan beban kerja
diatasnya, tanpa mengalami penurunan.
b. Perancah/penyokong struktur beton menggunakan
scaffolding yang cukup kuat.
47

II. MACAM PEKERJAAN


Campuran/ adukan beton dengan perbandingan volume antara
PC (Portland Cement) : ps (pasir) : Kr (kerikil), untuk pekejaan
dibawah ini :
a. Campuran 1pc:3ps:5kr,
digunakan untuk beton tak bertulang, misal lantai kerja,
rabat beton Tanpa Tulangan dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5
Krl seperti yang dinyatakan dalam gambar kerja.
b. Untuk beton bagian
sloof praktis, kolom praktis dan balok lantai menggunakan
campuran 1pc:2ps:3kr.
Untuk semua struktur beton betulang, kecuali yang disebut
dalam ayat a dan b diatas, kontraktor harus melakukan mix
design dan trial mix untuk mencapai kuat tekan beton mutu
f’c = 25 MPa
c. Hasil uji beton harus
dibuktikan dengan uji tekan silinder beton di laboratorium
bahan konstruksi.
d. Ukuran silinder beton:
Uji adalah diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
e. Pekerjaan beton yang
harus dilaksanakan adalah Rabat beton bertulang diatas
tanah urug dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl seperti yang
dinyatakan dalam gambar kerja
.
III. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
a. Pelaksanaan harus menyediakan peralatan dan
perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk
menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-
masing bahan pembentukan beton dengan persetujuan dari
pengawas.
b. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan
pencampuran dari meterial-material harus dengan
persetujuan pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol
dan diawasi terus menerus oleh seorang inspektor yang
berpengalaman dan bertanggung jawab.
c. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin
pengaduk beton (Batch Mixer Pertable Continous Mixer),
mesin pengaduk harus betul - betul kosong sebelum
digunakan.
d. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan
diaduk selama 1,5 menit setelah semua bahan ada didalam
mixer.
e. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi
kapasitas yang telah ditentukan. Air harus dituang dahulu
selanjutnya ditambahkan sedikit demi sedikit selama
pengadukan.
f. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang
berlebihan yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapat konsistensi beton yang dikehendaki.
g. Pelaksana boleh menempatkan satu “mixing
plant”atau memperoleh beton dari satu “Ready Mixed Plant”
48

asal dapat membuktikan bahwa mutu beton tersebut sesuai


dengan semua ketentuan dalam persyaratan ini.
h. Pelaksanaan harus menyerahkan spesifikasi beton
ready mixed yang akan digunakan sesuai dengan mutu beton
yang diinginkan sebelum memulai pekerjaan.
A. Bekisting/acuan
Bekisting harus dibuat berdasarkan dimensi yang tertera
dalam gambar rencana, karena ukuran/dimensi yang
tertera adalah ukuran cetak beton.
a. Sambungan bekisting harus dibuat benar-benar rapat
sehingga air adukan beton tidak banyak keluar.
b. Pemasangan bekisting harus benar-benar rata, selalu
diperiksa horisontal dan vertikalnya, untuk
mencegah/mengurangi lendutan beton setelah
dibekisting dibongkar, pemasangan bekisting dapat
dinaikan 1-2 cm.
c. Pemasangan bekisting dilaksanakan setelah
steiger/perancah scaffolding terpasang dengan baik
dengan ijin MK/pengawas.
d. Rangka/penguat bekisting harus dipasang sedemikan
rupa sehingga dapat menjamin kokohnya bekisting.
e. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari
bekisting harus bersih dari semua kotoran maupun
sepih kayu.
f. Untuk mempermudah dan mengurangi kerusakan
pembongkaran bekisting, bagian dalam bekisting
harus dilapisi dengan ”solar”.
g. Pembongkaran bekisting untuk mencegah lendutan
yang cukup besar, pembongkaran bekisting dapat
dilakukan setelah umur beton 14 hari. Tidak boleh
dilakukan sebelum tercapainya pengerasan beton
dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan
hati-hati tidak boleh merusak beton yang sudah
mrngeras,dengan terlebih dulu mendapat
persetujuan tim manajemen konstruksi/pengawas.
B. Baja Tulangan
Tim pelaksana harus membuat gambar detail perencana
pemotongan besi tulangan, tempat
sambungan/pemberhentian, overlapping sambungan,
membengkokan baik untuk tulangan pokok maupun
begel. Gambar ini dibuat untuk pekerjaan kolom struktur,
balok struktur, plat, konsol, lisplank. Sebelum
dilaksanakan pembuatannya gambar ini harus
mendapatkan persetujuan tim MK/pengawas.
a. Tidak diperkenankan membengkokan baja tulangan
di tempat bekisting terpasang kecuali keadaan yang
sangat memaksa dengan persetujuan pengawas dan
dihindari terhadap kerusakan bekisting.
b. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi
sesuai gambar penulangan dan harus dijaga jarak
antara tulangan dengan bekisting untuk
mendapatkan tebal selimut beton (beton
deking/tahu beton) yang dipersyaratkan.
49

Tebal beton : 3,00 cm untuk kolom


2,50 cm untuk balok
2,00 cm untuk plat
beton deking dibuat dengan campuran 1pc:2ps, dan
digunakan setelah berumur minimal 7 hari.
c. Semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh
sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu
pengecoran.
d. Semua ketentuan mengenai pembengkokan
tulangan, kait begel, jarak antara tulangan dan lain-
lain sepenuhnya mengikuti ketentuan dalam
peraturan.

IV. PERSIAPAN PENGECORAN


a. Pen
gecoran hanya boleh dilaksanakan setelah pemasangan
tulangan serta kelengkapannya telah diperiksa dan dianggap
benar oleh Tim MK/Pengawas.
b. Seb
elum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan
dicor harus bersih dari kotoran-kotoran dan bagian beton
lepas, Bagian-bagian yang akan ditanam dalam beton sudah
harus terpasang (pipa-pipa untuk listrik, plumbing dan
perlengkapan-perlengkapan lain)
c. Seb
elum pengecoran dilaksanakan, MK/Pengawas harus
mengadakan pelaksanaan tentang urutan kerja pekerjaan
bekisting, pembesian, pekerjaan sparing M&E terlebih
dahulu sebelum memberikan ijin pengecoran di lapangan
(misalnya : saklar, stop kontak, pengatur ceiling fan, speaker
pada kolom dan ceiling fan, speaker di plafon plat beton).
d. Perb
andingan campuran beton harus dilaksanakan sesuai dengan
hasil trial mixes yang telah dilakukan
e. Jika
digunakan bahan tambahan pengeras beton,
pencampurannya harus mengikuti petunjuk teknis dari
pabrik yang bersangkutan, dengan ketentuan bahwa
begisting/ acuan baru boleh dibongkar setelah ada hasil uji
laboratorium yang menyebutkan bahwa kuat tekan beton
pada umur yang dikehendaki lebih besar atau sama dengan
kuat tekan beton yang disyaratkan.
f. Ceta
kan atau pasangan dinding yang akan di berhubungan
dengan beton harus dibasahi dengan air sampai jenuh dan
tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
g. Sam
bungan diusahakan lurus dan rata dalam arah horizontal
maupun vertikal terutama untuk permukaan beton yang
tidak di finish (exposed concrete)
h. Tian
g-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar
dapat memberikan penunjang sepertiu yang dibutuhkan
50

tanpa adanya overstress atau perpindahan tempat pada


beberapa bagian konstruksi yang dibebani, struktur dari tiang
penyangga harus kuat dan kaku untuk menunjang berat
sendiri dan beban-beban yang ada diatasnya selam masa
pelaksanaan.
i. Seb
elum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan
kebenaran letak kekuatnnya dan tidak terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituangi permukaan cetakan
harus bersih dari segala macam kotoran diberi form oil untuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan, pelaksananya harus
berhati-hati agar tidak terjadi kontak dengan baja tulangan
yang dapat mengurangi daya lekat beton dengan tulangan.
j. Ceta
kan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu
sebagai berikut :
1. Bagian sisi balok
: 48 jam
2. Balok tanpa beban konstruksi :
7 hari
3. Balok dengan beban konstruksi :
21 hari
4. Pelat Lantai/Atap/Tangga
: 21 hari
k. Den
gan persetujuan pengawas, cetakan dapat dibongkar lebih
awal apabila hasil pengujian dari benda uji yang mempinyai
kondisi sama dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75%
dari kekuatan beton pada umur 28 hari.
l. Seg
ala izin yang diberikan oleh pengawas, tidak mengurangi atau
membebaskan tanggung jawab pelaksana terhadap
kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
m. Pem
bongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati
sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton.
Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan
gambar rencana, pelaksana wajib mengadakan perbaikan
atau pembentukan kembali.
n. Per
mukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan
pada bagian-bagian konstruksi yang terpancang dalam tanah,
cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan
dilakukan.

A. PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN


1. Waktu pengangkutan
harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara
pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan
tidak terjadi perbedaan pengikatan yang menyolok antara
beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
2. Apabila waktu yang
51

dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang


ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat
pengikatan (retarder) dengan persetujuan pengawas.
3. Pelaksana harus
memberitahukan pengawas selambat-lambatnya 2 (dua) hari
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
4. Pengadukan,
pengangkutan,pengecoran,pemadatan dan perawatan beton
harus mengikuti ketentuan yang tertera dalam peraturan
beton yang berlaku. Untuk perawatan keras (curing) beton
dilakukan sebagai berikut:
a. Plat lantai dan balok dilakukan penggenangan air 12
jam setelah pengecoran selama kurang lebih 7 hari,
selanjutnya dilakukan pembasahan secara rutin selama
sekitar 1 minggu.
b. Pada kolom dilakukan cara menutup kolom tersebut
dengan karung goni sepanjang kolom dan membasahinya
secara rutin selama sekitar 1 minggu.
5. Adukan beton tidak
boleh dituang, bila waktu sejak dicampurnya air pada semen
dan agregat telah melampaui 1,5 jam dan waktu ini dapat
berkurang, bila pengawas menganggap perlu berdasarkan
kondisi tertentu.
6. Kontraktor pelaksana
harus menyediakan mesin pengaduk adukan beton (mollen)
dalam jumlah yang cukup, demikian juga mesin penggetar
adukan (vibrator) dan “jojohan” dari batang besi. Mesin
pengaduk yang akan digunakan harus dalam kondisi siap
pakai, agar tidak terjadi hambatan saat pengadukan. Tempat
pengadukan benar-benar bersih/bebas terutama dari minyak
dan karat.
7. Pelaksana wajib
mempersiapkan tenaga ahli (mekanik) & tenaga kerja dengan
pengalaman yang cukup memadai untuk pekerjaan
pengecoran terutama operator vibrator.
8. Adukan tidak boleh
dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 Meter,
bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa berisi penuh
adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang
baru dituang.
9. Penggetaran tidak
boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami initial
set atau yang telah mengeras dalam batas dimana yang baru
dituang.
10. Semua pengecoran
bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus
diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya
tulangan dengan baik dan mencegah penyerapan air semen
oleh tanah.
11. Bila pengecoran beton
berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk maka bagian tersebut harus
dibersihkan dari lapisan air semen (laitance) dan partikel-
52

partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup,


sehingga didapat beton yang padat, segera setelah
penghentian pengecoran, adukan yang lekat pada tulangan
dan cetakan harus dibersihkan.
12. Semua pengecoran
harus dilakukan pada siang hari, apabila suatu pekewrjaan
tidak dapat diselesaikan pada siang hari maka sebaiknya
tidak dilaksnakan.
B. PEMADATAN BETON
1. Pelaksana
bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna
pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan
secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa perlu
penggetaran secara berlebihan.
2. Pemadatan beton
seluruhnya harus dilaksanakan dengan Mechanical Vibrator
dan dioperasikan oleh orang yang berpengalaman.
3. Pada daerah
penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetaran yang mempunyai frekuensi tinggi untuk
menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik, alat
penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan, terutama
pad tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai
mengeras.

C. SAMBUNGAN KONSTRUKSI (CONSTRUCTION JOINT)


1. Rencana atau
schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian
satu konstruksi secara menyeluruh, termasuk persetujuan
letak Construction Joint dalam keadaan tertentu dan
mendesak, pengawas dapat merubah letak Construction
Joint.
2. Untuk
menyambung suatu pengecoran, maka pengecoran
sebelumnya harus dibersihkan permukaannya dan dibuat
kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dan
sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan
disambung harus disiram dengan air semen dengan
campuran 1pc : 0,5 air.
3. Permukaan
Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan
beton yang padat.
4. Construction Joint
harus diusahakan berbentuk garis tegak atau horizontal
sedapat mungkin dihindarkan adanya Construction Joint
tegak kalaupun diperlukan maka harus dimintakan
persetujuan dari pengawas.
5. Sebelum
pengecoran dilanjutkan permukaan beton harus dibasahi dan
diberi lapisan grout sebelum beton dituang.
6. Pelaksana harus
menjaga mutu hasil pengecoran daerah pertemuan/joint &
53

daerah-daerah rawan keropos lainnya.


7. Pemberhentian
pengecoran harus dilakukan pada tempat-tempat yang telah
disetujui oleh MK / Pengawas.
8. Pelaksana harus
selalu menjaga keutuhan dan kerapian letak tulangan dan
sparing Mechanical & Electrical pada saat pengecoran lantai.
9. Pelaksana harus
sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk
pengamanan, perlindungan dan lain-lain yang dapat
menjamin kontunuitas pengecoran.

D. BENDA-BENDA YANG TERTANAM DALAM BETON


1. Semua Angker, baut, Pipa dan benda – benda lain
yang diperlukan ditanam dalam beton harus terikat dengan
baik pada cetakan sebelum pengecoran.
2. Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih,
bebas dari karat dan kotoran – kotoran lain pada saat
mengecor.

E. PENYELESAIAN BETON
1. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata,
lurus tanpa ada bagian-bagian yang keropos, melendut atau
bagian-bagian yang membekas pada permukaan,ujung-ujung
atau sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
2. Bagian-
bagian yang rapuh, kasar, berlubangdan tidak memenuhi
syarat harusa segera diperbaiki dengan cara memahatnya
dan mengisinya kembali dengan adukan beton yang sesuai
baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian diratakan,
bila diperlukan dihaluskan menggunakan ampelas,
Caborandum atau gerinda.
3. Permukaan lantai beton harus mempunyai bentuk
jadi yang rata, toleransi kerataan pada lantai tidak lebih 1cm
pada jarak 10m, tidak dibenarkan untuk menabur semen
kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap
kelebihan air.

1. Mutu hasil pekerjaan beton yang dimaksud adalah : semi


23. Perbaikan Mutu Hasil exposed konvensional, artinya hasil pengecoran beton adalah
jadi (tidak diplester lagi) tetapi masih dimungkinkan dengan
Pekerjaan Beton perbaikan. Yang dimaksudkan konvensional adalah bekisting
menggunakan multiplex 15 mm.
2. Untuk mencapai kualitas/ mutu hasil pekerjaan beton sesuai
dengan butir 1 tersebut di atas maka metode pelaksanaan dan
pengawasan di lapangan harus betul-betul baik dan terkoordinasi
antara pelaksana, mandor pekerjaan dan MK / Pengawas.
3. Kriteria perbaikan hasil pekerjaan beton tersebut di atas harus
disepakati oleh pelaksana, mandor pekerjaan dan MK /
Pengawas, antara lain :
a. Selisih ukuran, kelurusan vertikal dan horizontal,
kesempurnaan kerataan permukaan beton, sponengan
54

sudut, tali air, dan sebagainya harus disepakati secara wajar


(tidak menyolok secara visual).
b. Apabila kegagalan pekerjaan beton melebihi
toleransi tersebut di atas maka pelaksana dan mandor
pekerjaan harus memperbaiki (”diketrek/dibobok” dengan
peralatan dan keahlian tukang yang memadai) dan kemudian
diaci halus/tidak diplester tebal.

Pekerjaan perbaikan pekerjaan beton semi expoxed tersebut di


atas harus disepakati bersama antara pelaksana, mandor
pekerjaan dan MK/Pengawas, sebagai pekerjaan tambah dengan
mempertimbangkan efisiensi biaya.

1. Pendahuluan
24. Pekerjaan
Sebelum pengiriman batu bata, kontraktor harus memberikan contoh
Dinding batu bata untuk mendapat persetujuan Direksi. Bilamana pada
pengiriman batu bata tidak sama dengan contohnya / terdapat
Batu Bata penyimpangan, maka batu bata akan ditolak.
2. Dinding dari pasangan batu bata 4 lubang atau batu bata kecil yang
berkwalitas dan mutu yang baik serta harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas dengan perbandingan campuran sesuai dengan
gambar rencana masing masing pekerjaan.
3. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai
gelembung udara tidak terlihat lagi. Batu bata yang dipasang harus
utuh, kecuali untuk sambungan.
4. Untuk dinding yang selalu berhubungan dengan air seperti kamar
mandi dan WC mulai permukaan sloof sampai setinggi 1,6 m harus
dipasangan trasraam digunakan adukan 1Pc : 2 Ps. Adukan untuk
pasangan lain 1Pc : 4Ps.
5. Bidang dinding bata ½ batu yang luasnya lebih dari 8 m² harus
ditambahkan kolom dan balok penguat kolom praktis dengan ukuran
11 x 113 cm dengan tulangan pokok 4 buah diameter 8 mm, beugel
diameter 6 jarak 15 cm/ sesuai dengan gambar kerja.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom, Balok Pinggang, Kolom Pondasi dan lain-lain)
harus diberi stek-stek besi beton diameter 10 mm, dengan jarak 100
cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik / dicor bersamaan
pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata
sekurang – kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain.
Ditempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain,
pasangan bata diatasnya hendaknya dipasang tegak (rollag) ditempat
yang tepat serta benar.
Lubang – lubang untuk listrik / pipa , Dimana diperlukan pasangan
pipa / alat-alat yang ditanam pada dinding, maka harus dibuat
pahatan, Pemasangan pipa listrik / air dilakukan sebelum dinding
diplester, Pemasangan pipa instalasi listrik serta pipa air yang
terpasang pada kolom dilakukan sebelum pengecoran dan diberi
tutup pada pipa agar tidak terjadi penyumbatan pada pipa.
Pasangan batu bata untuk dinding harus dilaksanakan dengan baik,
rapi, halus dan benar-benar siku (90), tidak melengkung
(bergelombang).
55

25. Pekerjaan 1. Persiapan dinding yang akan diplester. Bahan yang digunakan adalah
Plesteran pasir pasang dan semen portland, semua bahan plesteran harus
diaduk dengan mesin / tangan sesuai persyaratan Direksi, semen yang
masih baik saja yang boleh dipakai.
2. Syarat adukan
Kontraktor harus membuat dolak dengan ukuran sesuai persyaratan
Direksi untuk ukuran pasir dan semen, Plesteran menggunakan
komposisi campuran sesuai yang terdapat pada gambar rencana.
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, Dinding
yang akan diplester terlebih dahulu disiram air sampai merata
semua. Dinding yang akan diplester selalu basah begitu juga
plesteran yang akan di aci.
b. Pelaksana harus membuat contoh plesteran dari
setiap macam plesteran sesuai yang diminta Direksi, sehingga
jenis / macam pekerjaan dapat dicapai.
3. Cara pelaksanaan plesteran
a. Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya
dalam pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna
tegak dan siku, sudut luar hendaknya dibuat agak bulat.
b. Seluruh bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan lubang-
lubang yang tidak diperlukan ditutup dengan rapi.
c. Bila tidak disebutkan dalam gambar, maka tebal plesteran untuk
bidang yang akan dicat, mempunyai ketebalan 15 mm dan maksimal
20mm.
d. Untuk bagian dinding yang akan diselesaikan dengan cat, pada
plesteran yang telah benar-benar kering dilakukaqn pengacian dengan
semen sampai didapat permukaan yang halus dan rata serta lurus dan
tidak bergelombang.

1. Ketentuan Umum
26. Pekerjaan Bahan lantai yang dipasang wajib telah diseleksi dengan baik, bentuk
dan ukuran masing – masing unit sama, baik sikunya, sama warnanya,
Lantai Cor/ tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, Setelah terpasang jarak
Keramik antara masing – masing unit harus sama dan membentuk garis lurus
yang saling tegak lurus. Bidang permukaan lantai harus rata,
waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan semua unit
terpasang dengan adukan yang padat tanpa rongga, Pemotongan unit
hanya diperbolehkan dengan mesin potong dan dihaluskan dengan
gerinda.
Selama masa pengerasan 3 x 24 jam setelah bahan lantai dipasang,
bidang lantai tidak boleh dipergunakan, diinjak atau diberi beban
apapun.
Bahan yang dapat merusak unit lantai seperti minyak residu, teak oli
dan lain-lain harus dijauhkan dari permukaan lantai.

Dalam melaksankan pekerjaan ini, bekas adukan harus segera


dibersihkan dari lantai yang terpasang, Sebelum pemasangan dimulai,
kontraktor wajib memberikan contoh kepada Direksi (Pengawas)
untuk mendapat persetujuan.
Pekerjaan pasir urug.
56

Lapisan pasir urug digunakan dibawah lantai pada lantai dasar dengan
ketebalan minimum 5 cm dipadatkan, ditimbris dan disiram dengan
air, Lapisan pasir harus bersih dari kotoran tanah , tatal – tatal kayu
dan lain – lain, Lapisan pasir urug dapat dikerjakan setelah
penyemprotan obat anti rayap selesai dikerjakan dan telah mendapat
persetujuan Direksi lapangan.

3. Pekerjaan rabat beton


Rabat beton terbuat dari beton dengan mutu baik, dengan campuran
adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Krl dengan atau tanpa tulangan susut, tebal 5
cm /sesuai gambar kerja Kemudian diaci, Apabila Rabat beton
tersebut sebagai landasan pasangan lantai keramik pada lantai dasar
tebal 5 cm /sesuai gambar kerja, Sebagai landasan rabat beton harus
diberi lapisan pasir urug.

4. Pekerjaan lantai keramik.


Keramik yang digunakan adalah keramik buatan dalam negeri dan
ukuran sesuai dengan gambar, Warna dan motif akan ditentukan
kemudian oleh Direksi dan Perencana, Perekat yang digunakan adalah
adukan 1Pc : 3 Ps, tebal 2 cm, Setelah 3 x 24 jam pemasangan lantai
keramik selesai, di siar – siar diisi dengan adukan semen cair hingga
benar – benar penuh.

Pengisian siar harus dilakukan dengan rapi. Siar – siar semen cair
harus dibersihkan segera secara hati – hati dengan mempergunakan
sikat kuningan serta larutan air keras yang tepat ukurannya.

27. Pekerjaan Lantai 1. Bahan


dan Dinding a. Lantai kerja bawah keramik.
Keramik WC Adukan semen untuk lantai kerja ditentukan 1 pc : 3 psr : 5 kr
sesuai dengan ketentuan. Tebal lantai kerja bawah keramik tidak
boleh kurang dari 5 cm dan sesuai dengan gambar kerja atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Ubin keramik.
Ubin keramik buatan dalam negeri, mempunyai kualitas yang
terbaik, warna akan ditentukan kemudian oleh pihak direksi sesuai
dengan gambar kerja dengan tebal tidak kurang dari 4 mm.
Ubin keramik harus uniform dalam ukuran, warna, permukaan
harus rata dan sudut–sudutnya harus siku–siku betul. Ubin
keramik yang dipakai harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Contoh keramik.
Sebelum bahan – bahan didatangkan / disuplai kontraktor wajib
memberikan contoh secukupnya dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
d. Cincin keramik.
Bak kamar mandi dan lantai yang terdapat beda elevasi harus
dipasang cincin keramik.

2. Macam pekerjaan
a. Pekerjaan memasang dinding keramik
kamar mandi harus sesuai dengan gambar kerja.
57

b. Pekerjaan pelapisan dinding meliputi


pekerjaan pemasangan keramik dinding yang disebut pada pasal
ini, serta memenuhi persyaratan dan spesifikasi khusus sesuai
dengan gambar dan petunjuk serta persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

3. Cara Melaksanakan
a. Lantai
i. Untuk lantai ubin keramik yang dipasang diatas
pasangan dipasang lapisan tersebut harus dipadatkan.
ii. Ubin keramik dipasang dengan adukan 1 pc : 2 ps,
tebal adukan tak kurang dari 3 cm untuk ubin keramik yang
dipasang diatas lantai kerja.
iii. Celah antara ubin lebarnya lebih kurang 2 mm
dan setelah pasangan telah cukup kering disiram pasta semen
(sesuai dengan warna ubin) kemudian dibersihkan dengan
menggunakan serbuk gergaji.
iv. Pekerjaan lantai keramik.
Keramik yang digunakan adalah keramik buatan dalam negeri
dan ukuran sesuai dengan gambar, Warna dan motif akan
ditentukan kemudian oleh Direksi dan Perencana, Perekat yang
digunakan adalah adukan 1Pc : 2 Ps, tebal 2 cm, Setelah 3 x 24
jam pemasangan lantai keramik selesai, di siar – siar diisi
dengan adukan semen cair hingga benar – benar penuh.
Pengisian siar harus dilakukan dengan rapi. Siar – siar semen
cair harus dibersihkan segera secara hati – hati dengan
mempergunakan sikat kuningan serta larutan air keras yang
tepat ukurannya.
a. Ubin keramik yang cacat tidak boleh dipasang, adukan
untuk menempel Dinding keramik adalah Acian Semen
yang tidak terlalu cair. Untuk mengisi celah – celah antara
ubin keramik digunakan pasta semen. Permukaan dinding
ubin keramik harus rata dan permukaan harus rapi dan
bersih.
b. Pemotongan ubin keramik
Pada prinsipnya pemotongan ubin keramik harus
dihindarkan, bila terpaksa harus dipotong, maka potongan
tersebut tidak boleh kurang dari ½ ukuran ubin keramik.
Pemotongan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan rapi
dan motif yang terdapat pada keramik yang dipotong harus
sesuai dan dapat menyatu dengan motif keramik yang tidak
dipotong, sehingga pemasangan keramik terlihat rapi.
c. Kerusakan lantai akibat penyambungan ruangan /
bangunan, harus dilakukan penggantian sesuai dengan
gambar.
d. Pengawasan.
Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, kontraktor harus
mengadakan persiapan yang baik, terutama pemadatan
pasir urugan sehingga semua pekerjaan pipa dan saluran
dibawah lantai harus ditempatkan sesuai dengan gambar
dan sebelum pemasangan ubin dilaksanakan harus
diadakan pemeriksaan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Pengawasan untuk pelapisan dinding ditekankan pada
58

pemasangan pipa air lainnya, sehingga pembuatan lubang


setelah dinding selesai dapat dihindarkan.

1. Konstruksi dan Penutup Atap.


28. Konstruksi Dan a. Untuk untuk pekerjaan Rangka Atap Konstruksi Baja Ringan SNI /
Bahan Atap kayu klas II atau sesuai dengan gambar kerja.
b. Rangka atap dilaksanakan dari Konstruksi Baja Ringan SNI / kayu
klas II atau sesuai dengan gambar kerja, Penutup atap terbuat dari
Genteng Metal atau seng gelombang BJLS 20 berkualitas baik.
c. Pemasangan Bubungan ( Nok ) harus sejenis dan semerek dengan
Genteng Metal atau seng plat BJLS 30, harus memenuhi ketentuan
teknis dan sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas atau
direksi.
2. Macam Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja
serta alat – alat yang berhubungan dengan pekerjaan atap.
b. Harus menyediakan kelebihan selama
masa pemeliharaan.
3. Syarat – syarat pekerjaan.
a. Memasang Penutup atap harus lurus, rapi
sehingga hasilnya baik. Pola pemasangan seperti petunjuk
gambar. Persyaratan pemasangan penutup atap harus sesuai
dengan ketentuan dan cara pemasangan yang disyaratkan Pabrik.
b. Pemasangan Bubungan harus rapi, lurus
dan sesuai dengan ketentuan.
c. Seluruh Struktur Kerangka harus kuat
hubungannya ditahan dengan baik oleh struktur atap ( Kuda –
kuda ) dan dinding, sesuai dalam ukuran gambar rencana.
d. Rangka Baja Ringan atau kayu harus rata
dan datar dari semua arah dan tidak melengkung.
e. Atap dipakai adalah Genteng Metal atau
seng gelombang BJLS 20.
f. Untuk pemasangan Talang jurai dan
pertemuan atap dengan sopi – sopi. Pekerjaan ini mengikuti
persyaratan yang biasa berlaku, dibawah talang dipasang rangka
dan papan tebal 3 cm Pekerjan Talang Jurai ini harus rapi
sehingga pada saat hujan tidak terjadi kebocoran.

Pekerjaan lisplank GRC dengan ukuran tebal 10 mm atau kayu klas 1


dan lebar 30 cm, menggunakan rangka furring chanel sesuai dengan
gambar rencana.

Bahan - bahan yang dipakai untuk plafond langit - langit harus


29. Pekerjaan berkwalitas baik dan tidak retak maupun pecah, menggunakan Triplek 4
mm atau GRC 4 mm Atau Gypsum 9 mm atau sesuai dengan gambar
Plafond rencana, sebelum dipasangkan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Pemasangan struktur plafond disesuaikan dengan gambar kerja, Sisi


pinggir / list plafond dipergunakan list profil ukuran / type sesuai dengan
gambar kerja, Rangka plafond harus dipakukan atau diskrup kedinding
59

dan menggunakan penggantung dari kayu atau rangka furing chanel yang
cukup kuat, pada Bagian tengah kepala nok atau gording yang berada
pada jarak 1/3 dari kaki kuda – kuda (dari ring balok), Bidang rangka
plafond yang harus dikaitkan tersebut tidak boleh kurang dari luas 4 M²
bidang plafond.

1. Pekerjaan Kozen kayu


30. Pekerjaan Kusen a. Semua kozen kayu pintu dan jendela terbuat dari Kayu Kulim atau
Pintu Dan Jendela aluminium yang berkwalitas baik, tanpa cacat.
b. Ukuran kozen kayu adalah 6 X 13 Cm bersih setelah dibentuk atau
kozen aluminum 100.50.1, dengan tinggi dan lebar sesuai dengan
gambar kerja.
c. Kozen kayu - kozen kayu kayu dengan dimensi 6x13 Cm sebelum
dimenie harus diperiksa oleh Pengawas. Bidang yang menyentuh
pasangan harus dimenie 2 bata.
d. Pada bidang yang terlihat, tidak boleh ada lubang bekas
penyekatan, penunjang dan penyiku.
e. Pasangan kozen kayu harus benar - benar sempurna siku serta
waterpass. Setelah kozen kayu-kozen kayu dipasang harus
dilindungi dari benturan – benturan.
f. Semua kozen kayu kayu harus diberi anker besi bulat minimum Ø
8mm. Setiap pintu kozen kayu kayu paling sedikit dipasang 4 buah
angker sedangkan jendela 4 buah angker.
g. Semua kozen kayu pintu kayu harus diberi nook dari besi bulat Ø
12mm dua buah dan diberi gigi pahatan. Dook harus masuk dalam
kayu kozen kayu sekurang - kurangnya sedalam 3 Cm serta kedalam
beton ( Neut ) 8 Cm.
2. Daun pintu dan jendela.
a. Daun pintu terbuat dari papan panil (pakai bossing) dari kayu Kelas
I (Tembesu) /Sesuai dengan Gambar Kerja serta berkwalitas baik
tanpa cacat dan harus cukup kering.
b. Tebal daun pintu adalah 3 Cm bersih setelah dibentuk.
c. Jendela dari pasangan jendela panil kaca dengan ukuran bingkai
tebal 3 Cm lebar 7 Cm.
d. Pemasangan / penyetelan daun jendela harus baik dan sempurna,
celah sponing merata adalah 2 mm tidak berlobang / melengkung.

31. Pekerjaan Kunci yang dipakai adalah kunci satu slag dan dua slag type dan merk akan
Penggantung ditentukan kemudian, Penggantung dan pengunci harus dipasang dengan
Dan Pengunci baik, rapi dan sempurna.
Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel nylon ukuran 4 “ terpasang
3 (tiga) buah untuk tiap daun pintu, merk ditentukan kemudian.
Engsel untuk daun Jendela menggunakan engsel nylon ukuran 3 “
terpasang 3 (tiga) buah untuk tiap daun Jendela Semua alat - alat
penggantung dan pengunci untuk daun pintu dan jendela dipergunakan
produksi dalam negeri yang berkwalitas baik, Sebelum dipasang,
contohnya harus diperlihatkan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas.
60

Mengadakan bahan, alat pemotong , pembersih / penggosok tepi dan


32. Pekerjaan Kaca tenaga kerja untuk pemasangan kaca, Pemasangan kaca pada kozen kayu
pintu / jendela. Kaca yang dipakai adalah kaca dengan kwalitas baik dan
produksi dalam negeri, Potongan kaca harus disesuaikan sekoneng rangka,
minimal 10 Mm masuk kedalam alur kaca pada kosen, Setelah kaca
terpasang, tidak diperkenankan memberi tanda – tanda dengan
memberikan kapur, tanda harus dibuat dari potongan kertas yang
direkatkan dengan menggunakan lem aci, Untuk memasang kaca pada
kozen kayu, daun jendela agar tidak menimbulkan suara pada waktu
menerim getaran diberi dempul, dipergunakan dempul yang berkwalitas
baik dan produksi dalam negeri.
Pembersihan akhir dari kaca menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pmbersih kaca, Kaca yang akan dipasang semua tepi
bekas potongan harus digosok hingga tidak tajam.
Kaca yang dipasang harus tertanam rapi dan kokoh pada rangka, terutama
sudut – sudutnya, Setelah selesai dipasang kaca harus dibersihkan, yang
retak atau yang pecah, maupun yang tergores / cacat harus diganti, Tebal
kaca 5 mm.

36. Pekerjaan 1. Untuk pekerjaan ini sejauh tidak


Instalasi ditentukan lain, dipergunakan dasar atau pedoman dan ketentuan /
Listrik Peraturan umum mengenai instalasi listrik maupun ketegangan ( AVE
& VDE ) berlaku pula standar / referensi sebagai berikut :
Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUTL ) tahun 1997.
Peraturan menteri PU dan tenaga listrik No. 023/PRI/1987 tentang
peraturan instalasi listrik, Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
PLN distribusi setempat.
Peraturan / persyaratan yang dikeluarkan oleh dinas keselamatan
kerja (Depnaker).
Peraturan / persyaratan dari pabrik pembuat peralatan yang
digunakan. Instalasi Sprinkler otomatif, Juga jadi pedoman standar
yang dikeluarkan oleh Association Of German Standart, Japan
Industrial Standart (JIS) dan International Electrotecnical Commicion
(EIC) sepanjang tidak bertentangan dengan PUIL 1987.
2. Kecuali peraturan umum kontraktor / instalator wajib mentaati
ketentuan - ketentuan yang dikeluarkan oleh PLN setempat yang
berlaku, termasuk segala perubahan maupun tambahannya.
3. Untuk pekerjaan ini diperlukan instalasi listrik penerangan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Semua instalasi listrik harus dihilangkan dari pandangan
( ditanam dalam tembok / dipasang pada langit - langit ).
b. Kabel - kabel yang terletak dalam tembok dimasukkan kedalam
pipa union / paralon tidak bercelah.
c. Pasangan Fixture adalah sebagai berikut :
Sachelar / Swich dipasang setinggi 150 Cm dari atas lantai atau
selama tidak ditentukan kemudian.
d. Jumlah titik lampu, sakelar, stop kontak dan Stop Kontak AC
harus disesuaikan dengan gambar.
4. Untuk Pemakaian bahan disarankan untuk menggunakan bahan
buatan dalam negeri dan harus mempunyai mutu yang baik.
5. Pengujian instalasi listrik.
Semua instalasi listrik harus dihilangkan dari pandangan ( ditanam
dalam tembok / dipasang pada langit - langit ). Sebelum serah
terima, seluruh instalasi dan perlengkapan harus sudah di uji dengan
61

hasil yang baik, aman dan handal.


Kontraktor bertanggung jawab atas pengadaan alat dan tenaga untuk
pengujian yang akan dilakukan. Pengujian harus disaksikan dan
disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan pengawas.
Pemberitahuan pelaksanaan pengujian kepada perencana dan
pengawas paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya, Perencana dan
Pengawas berhak memerintahkan kepada Kontraktor untuk
melaksanakan pengujian disetiap saat apabila diperlukan aatau
pekerjaan sudah dapat diuji, Pengujian yang harus dilaksanakan :
i. Pengujian tahanan isolasi.
ii. Pengujian instalasi secara keseluruhan.
iii. Pengujian tahanan pertahanan.
Bilamana terdapat hasil pengujian yang tidak baik, Kontraktor
harus segera memperbaiki. Bila mana pengujian mendapat
hasil yang tidak baik setelah 3 (tiga) bata perbaikan, maka
Kontraktor berkewajiban membongkarnya dan memulai
pekerjaan tersebut dari awal kembali dengan biaya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor / Instalator harus melakukan pengujian ( testing )
dari instalasi listrik pada beban penuh selama 3 X 24 jam secara
terus menerus, semua biaya yang timbul akibat pengujian ini
menjadi tanggung jawab kontraktor.

1. Lingkup Pekerjaan
37. Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan dan pelaksanaan pengecatan sesuai dengan
Pengecatan gambar rencana, termasuk pengadaan bahan dan peralatan pembantu
2. Bahan-bahan
a. Pengertian cat disini meliputi pelapis – pelapis yang dipakai sebagai
cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
b. Semua cat yang akan dipakai harus dapat persetujuan Konsultan
Pengawas. Untuk cat tembok,cat besi dan cat Kayu dipilih dari produk
setara NIPPON PAINT. Khusus yang terkena air hujan langsung dan
bagian – bagian lain yang sejenis menggunakan cat setara dengan
NIPPON PAINT wether shield.
c. Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu
digunakan merk yang sama dengan merk cat.
d. Bahan pengencer digunakan dari produk pabrik yang sama dengan
bahan yang diencerkan.
e. Jenis dan merk cat yang digunakan harus disetujui oleh direksi.

3. Macam Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok cemua
bidang dinding Tembok plesteran seperti dinyatakan pada gambar.
b. Mengecat dengan cat tembok semua
bidang Plafond sesuai seperti yang dinyatakan pada gambar kerja,
dengan warna akan ditentukan kemudian.
c. Mengecat dengan cat Minyak semua
bidang ditentukan dalam Gambar Kerja antara lain Kozen kayu, Pintu,
Jendela dan Lisplank, dengan warna akan ditentukan kemudian.
d. Warna dari semua jenis cat akan di
tentukan oleh Konsultan Pengawas.

4. Syarat – syarat pelaksanaan.


62

a. Cat Tembok.
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dari Sisa – sisa
plesteran yang masih terdapat pada dinding dengan cara mengerik
menggunakan scraf/kape, setelah bersih dan permukaan bebas dari
minyak maupun air maka dilanjutkan dengan mendempul
ditempat
yang berlubang dan kemudian diamplas menggunakan kertas amplas
atau digosok menggunakan kantong semen sehingga permukaannya
rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) bata dengan
roller 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh
pabrik pembuat cat.

b. C a t Minyak/ Cat Kayu.


Menggunakan sesuai cara petunjuk dari pabrik pembuatnya atau
sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan dimulai, Bidang Pengecatan
harus kering dari minyak maupun air, kemudian didempul pada
bagian yang berlubang lalu digosok dengan menggunakan kertas
amplas sampai halus dan licin, sehingga permukaanya menjadi rata
dan licin baru kemudian dicat minimum 2 (dua) bata.
c. Pelaksanaan pekerjaan cat harus
sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PTI 1961.
d. Rencana pengecatan.

Bagian pekerjaan pelaksanaan

Dinding tembok Plesteran Cat dasar albata + 2bata Cat Emulsi.

Plafond Cat dasar albata + 2bata Cat Emulsi.

Kozen kayu,Pintu dan


Cat dasar albata + 2bata Cat Emulsi.
Jendela

Lisplank Cat dasar + 2 bata cat Emulsi

Kuda - Kuda Residu / Teer

1. Sebelum penyerahan pertama dilaksanakan, kontraktor harus


38. Pekerjaan meneliti semua bagian pekerjaan dan kalau terdapat bagian
pekerjaan yang belum sempurna maka kontraktor harus segera
Pembersihan memperbaikinya dengan penuh tanggung jawab.
2. Pada waktu penyerahan pertama pekerjaan, ruangan harus sudah
selesai dibersihkan dari segala kotoran – kotoran lainnya.
3. Halaman dalam dan luar bagunan harus diberihkan dari segala
macam sampah, kotoran bekas pekerjaan dan kotoran – kotoran
lainnya.
4. Kontraktor harus mempunyai tanggung jawab untuk segera
menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik – baiknya sehingga
memerlukan pekerjaan perbaikan.
Setelah penyerahan kedua, semua barang dan peralatan yang
menjadi hak atau milik kontraktor harus segera dipindahkan dan
disingkirkan dari lokasi bangunan.
63

1. Guna melengkapi data – data laporan, kepada kontraktor diwajibkan


39.Dokumentasi membuat photo – photo atas kemajuan pekerjaan mulai dari
pelaksanaan pertama serta tiap – tiap bagian pekerjaan hingga
proyek selesai dilaksanakan.

2. Seluruh hasil photo tersebut dicetak dalam rangkap 3 ( tiga )


disusundalam album secara sistematis atau berurutan bersama
laporan harian, mingguan, bulanan, keadaan cuaca maupun laporan –
laporan lainnya dan data – data tersebut diserahkan kepada konsultan
pengawas dan pemimpin bagian proyek untuk dokumentasi.

1. Kontraktor diwajibkan untuk membuat 1 ( satu ) buah papan nama


40.Hal – hal lain Kegiatan yang ukuran dan isinya akan diberitahukan kemudian.
2. Hal – hal lain mengenai perubahan untuk konstruksi, dapat
diselesaikan antara kontraktor dengan pengawas dan pemimpin
bagian proyek, dengan cara tidak menyimpang dari ketentuan –
ketentuan yang berlaku.
3. Mengenai segala perizinan sehubungan dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan merupakan beban kontraktor.
4. Semua syarat – syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Rencana
Kerja dan Syarat – syarat ini, termasuk Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan adalah syah dan mengikat.
64

BAB VIII. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan (Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan


Harga Satuan dan Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi


Kepada Penyedia (IKP), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan


kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan
sebagaimana diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi,
laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung
jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari


apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk
mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan
jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6. Pejabat Pengadaan akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan


penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan
huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
dan

(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga
satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan
volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah.
65

BAB IX. BENTUK DOKUMEN LAIN

A. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja K/L/D/I]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________

Yang bertanda tangan di bawah ini:


_______________ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
_______________ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
_______________ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK) __________ nomor __________ tanggal


__________, bersama ini memerintahkan:

_______________ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


_______________ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh: __________
selanjutnya disebut sebagai Penyedia;

untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Macam pekerjaan: __________;

2. Tanggal mulai kerja: __________;

3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan


SPK;

4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun


dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal __________

5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaan/penyelesaian


pekerjaan Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1/1000
(satu per seribu) dari Nilai SPK atau bagian tertentu dari Nilai SPK
sebelum PPN sesuai dengan persyaratan dan ketentuan SPK.

__________, __ __________ 20__

Untuk dan atas nama __________


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________
66

Menerima dan menyetujui:

Untuk dan atas nama __________

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha/perorangan]


[jabatan]
67

B. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam


jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]
untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : ________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________
selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp _____________________________________
(terbilang ________________________________________________________) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pemeliharaan atas pekerjaan
________________ berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK) No. ________________
tanggal _________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________
selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam SPK.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh
tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan
pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat
Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak
lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ________.
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
68

[Bank]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk Materai Rp.6000,00
mengkonfirmasi Garansi
ini ke _____[bank]

________________
[Nama dan Jabatan]
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________
[nama PPK], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik
Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________ (terbilang __________________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan________________sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat
Perintah Kerja (SPK) No. _______________ tanggal _____________________ dari
PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________
4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam SPK.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan
pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan
PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera
janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan Dikeluarkan di _____________
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan pada tanggal _______________
ini ke _____[Penerbit

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
69

DAFTAR SIMAK DOKUMEN PENAWARAN

A. Dokumen Penawaran, meliputi:

1. Surat penawaran;

2. Daftar kuantitas dan harga serta rekapitulasi daftar kuantitas dan harga;

3. Surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada penerima


kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya
(apabila dikuasakan);

4. Dokumen penawaran teknis:


a. Metode pelaksanaan;
b. Jadwal waktu pelaksanaan;
c. Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan (satu unit kendaraan
roda 4 pick up atau truck, dan satu unit stamper);
d. Spesifikasi teknis; dan
e. Daftar personil inti (Penanggungjawab Teknis : Jumlah 1 orang dengan
Pendidikan minimal STM/SMK Sipil/Arsitekur, Pengalaman minimal 5
(lima) tahun dan memiliki SKT Bangunan)

5. Pakta Integritas.

B. Dokumen lain yang dilampirkan berupa foto copy (tidak untuk


dievaluasi):

1. Akta Pendirian Perusahan dan Perubahan (jika ada perubahan);


2. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) sesuai bidang/subbidang;
3. Sertifikat Badan Usaha (SBU) sesuai bidang/subbidang;
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
5. Laporan pajak bulanan 3 (tiga) bulan terakhir (………………….., 20.....);
6. SPT tahunan tahun 20…..;
7. Daftar personil inti: Ijazah terakhir dan SKT;
8. KTP Pengurus Perusahan; dan
9. Bukti kepemilikan/sewa alat (………………………………….).

Anda mungkin juga menyukai