Anda di halaman 1dari 8

NAMA : RISKA SEPTIANI

NIM : 0301519003

RESUM INOVASI PEMBELAJARAN IPS

CIRI, KARAKTER IPS, PERAN DAN FUNGSI IPS

A. Ciri-ciri IPS
Dalam sejarah perkembangan social studies di Amerika Serikat, pembelajaran social
studies sebelum tahun 1960 lebih menekankan pada penguasaan materi atau isi (subjeck
matter oriented) dan hasil belajar (output learned). Pada tahun 1060-1970 terjadi
pembaharuan dalam pembelajaran social studies yang disebut sebagai the new social studies
yang lebih menekankan proses atau keterampilan proses (process skill oriented), adapun
model pembelajarannya meliputi inquiri-discovery, model pembelajaran induktif, model
pembelajaran klarifikasi nilai, model pembelajaran konsep, proses pengembilan keputusan
dan sebagainya.
Beberapa model pembelajaran yang disebut sebagai the new social studies telah diadopsi
atau diadaptasi dalam pemebalajaran IPS di Indonesia dan secara eksplisit telah dimasukkan
dalam kurikulum 1975. Kurikulum 1986 dan kurikulum 1994. Sedangkan pendekatan
pembelajaran IPS yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan terintegrasi (integrated approach) digunakan dalam pembelajaran IPS pada
jenjang Sekolah Dasar (SD).
b. Pendekatan korelasional (correlational approach) digunakan dalam pembelajaran IPS
pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
c. Pendekatan terpisah (sparated approach) digunakan dalam pembelajaran IPS pada
jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).

Ciri-ciri pendidikan IPS dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. IPS sebagai program pendidikan atau mata pelajaran dalam kurikulum sekolah yang
diadaptasi dari social studies.
2. IPS sebagai program pendidikan berusaha mengkaji masalah-masalah kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara secara sistematis, sistemik, dan objektif.
3. IPS sebagai program pendidikan atau mata pelajaran dalam kurikulum sekolah yang
diadaptasi dari citizenship atau civic education.
4. IPS sebagai civic education berusaha membentuk peserta didik agar menjadi warga negara
yang baik (good citizen) dan mampu berperan serta secara aktif dalam kehidupan
masyarakat yang demokratis.
5. IPS sebagai program pendidikan bukan sekedar mencakup ilmu-ilmu sosial yang
disederhanakan untuk kepentingan pendidikan di sekolah, melainkan mencakup
pendidikan nilai atau etika, filsafat, agama, dan humaniora.
6. IPS sebagai program pendidikan berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional peserta
didik.
7. IPS sebagai program pendidikan berusaha membekali peserta didik agar memiliki
kemampuan dalam memahami dan memecahkan masalah-masalah kehidupan manusia.
8. IPS sebagai program pendidikan berusaha membekali peserta didik agar memiliki
kemampuan dalam pengambilan keputusan secara tepat, sesuai dengan permasalahan dan
kebutuhan masyarakat, bangsa dan negara.
9. IPS sebagai program pendidikan mencakup komponen pengetahuan (knowledge), sikap
(attitude), dan keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) seperti keterampilan berpikir
(intellectual skills), keterampilan melakukan penyelidikan (research skills), keterampilan
akademik (academic skills), dan keterampilan sosial (social skills) sebagai dasar
pembentukan warga negara yang baik dan kemampuan pengambilan keputusan yang logis.
10. Pembelajaran IPS harus selalu dikaitkan dengan pendidikan nilai (value education) agar
peserta didik sebagai warga negara yang baik memiliki kemampuan dalam pengambilan
keputusan (decision making) secara rasional dan objektif.
11. IPS menekankan model-model pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara
aktif dalam kegiatan belajar-mengajar (activity based learning).

B. Karakteristik IPS
Terlepas dari kedudukannya sebagai adaptasi dari social studies atau citizenship education,
maka karakteristik pendidikan IPS dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Objek pendidikan IPS adalah peserta didik dan masalah-masalah kehidupan manusia
beserta seluruh dinamikanya, baik dalam konteks local, nasional, regional, maupun global.
Pada hakikatnya, peserta didik merupakan objek, sekaligus subjek pendidikan IPS.
Berkaitan dengan objek itu, maka program pendidikan IPS harus diarahkan dan lebih
menekankan pada :
a. Peningkatan penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional peserta didik dalam
memahami dan memecahkan masalah-masalah kehidupan manusia secara logis dan
realistis.
b. Pengembangan sikap dan kepribadian professional peserta didik agar menjadi warga
negara yang baik (good citizen) serta kepekaan, kepedulian, dan tanggung jawab sosial
terhadap kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
c. Pengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil keputusan (decision
making) secara sistematis dan komprehensif sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dalam memahami dan memecahkan masalah-masalah kehidupan, serta memperbaiki
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
d. Pemanfaatan berbagai konsep yang berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial, humaniora,
etika,, dan filsafat untuk kepentingan pengkajian masalah-masalah kehidupan manusia
dengan berbagai dinamikanya, baik dalam konteks local, nasional, regional, maupun
global.
2. Subjek pendidikan IPS adalah peserta didik sebagai penerus bangsa yang harus semakin
berkualitas agar dapat berperan serta secara aktif dalam memperbaiki kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk itu, program pendidikan IPS diarahkan pada :
a. Peningkatan kemampuan, keterampilan, dan kemauan peserta didik dalam kegiatan
penyelidikan, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, dan pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan masalah-masalah kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara secara sistematis, sistemik, dan objektif.
b. Peningkatan kemampuan, keterampilan, dan peran serta peserta didik dalam
memecahkan masalah-masalah dan memperbaiki kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara.
c. Pengembangkan sikap dan kepribadian professional peserta didik agar menjadi warga
negara yang baik (good citizen) dan mampu berperan serta secara aktif dalam
membangun kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang demokratis sesuai dengan
tata nilai dan norma kehidupan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat beradab.
d. Peningkatan kepekaan, kepedulian, dan tanggung jawab peserta didik agar mau
berbagai dengan warga masyarakat lain yang sedang kesulitan dan berperan serta serta
secara aktif dalam mengatasi kesulitan masyarakat, bangsa, dan negara.
3. Tujuan pendidikan IPS adalah mengkaji masalah-masalah kehidupan dalam arti luas dan
membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik agar mampu berperan serta
dalam membangun kehidupan secara logis dan realistis, serta mengambil keputusan secara
tepat dalam rangka memperbaiki kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Berkaitan dengan tujuan itu, maka program pendidikan IPS diarahkan pada :
a. Pengembangan sikap patriotism, cinta tanah air, dan sikap untuk mendahulukan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
b. Pengembangan pengertian dan penghargaan terhadap nilai-nilai, pranata, dan praktik
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan norma agama,
sosial, dan hukum.
c. Pengembangan integritas masing-masing pribadi sebagai warga masyarakat dan warga
negara yang tercermin dalam sikap amanah, jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung
jawab dan adil.
d. Pengembangan kesadaran warga masyarakat untuk mengerti dan menghargai nilai-nilai
budaya atau tradisi yang diwariskan bangsanya.
e. Pengembangan motivasi warga masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam
melaksanakan dan mewujudkan kehidupan masyarakat yang demokratis.
f. Pengembangan kesadaran atau kepedulian warga masyarakat akan masalah-masalah
sosial seperti kemiskinan, pengangguran, penggunaan obatan-obatan terlarang,
kenakalan remaja, kerusakan lingkungan.
g. Pengembangan kesadaran dan pengertian akan system ekonomi yang berlaku.
4. Secara khusus, tujuan pendidikan IPS di sekolah dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
aspek, yaitu :
a. Memberi perserta didik pengetahuan (knowledge) tentang pengalaman manusia dalam
hidup dan kehidupan bermasyarakat pada masa lampau, masa sekarang, dan masa yang
akan datang.
b. Menolong peserta didik untuk mengembangkan keterampilan (skills) untuk mencari,
mengolah, menganalisis informasi untuk kepentingan hidup dan kehidupannya.
c. Menolong peserta didik untuk mengembangan sikap (attitdes) atau nilai (values)
demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
d. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil bagian atau berperan serta
dalam kehidupan sosial.
5. Keterampilan (skills) merupakan tujuan pendidikan IPS yang tidak dapat diabaikan.
Pengetahuan dan keterampialn fungsional merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan.
Pengetahuan tanpa keterampilan akan sia-sia, dan keterampilan tanpa pengetahuan akan
kehilangan arah. Untuk itu, Fraenkel, 1980 menyebutkan 3 (tiga) kelompok keterampilan
yang harus dilatihkan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran IPS, yaitu :
a. Keterampilan berpikir dapat dilihat dari aktifitas seseorang melakukan pengamatan,
menjelaskan, membandingkan dan mempertentangkan, mengembangkan konsep,
membedakan, merupakan definisi, merumuskan hipotesis, merumuskan generalisasi,
meramalkan, menggambarkan, dan mengemukakan alternative pendapat.
b. Keterampilan akademik dapat dilihat dari keterampilan dalam membaca, melihat objek,
mendengarkan suara, merumuskan garis besar, membuat catatan, menuliskan judul
pada suatu karangan, membuat bagan atau skema, membaca dan menafsirkan peta,
membuat diagram, membuat tabulasi, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
relevan.
c. Keterampilan sosial dapat dilihat dari berbagai aktifitas seperti menyusun rencana kerja
sama dengan orang lain, mengambil bagian dalam proyek penelitian, mengambil
bagian secara produktif dalam diskusi kelompok, menjawab secara spontan pertanyaan
orang lain, memimpin diskusi kelompok, bertindak secara bertanggung jawab, dan
bersedia membantu atau menolong orang lain.
6. Orientasi pendidikan IPS adalah nilai-nilai dasar yang manjadi acuan dan pegangan hidup
masyarakat. Untuk itu, pembelajaran IPS harus dapat mengembangkan sikap dan
kepribadian peserta didik agar :
a. Memiliki kamuan dan kemampuan dalam mengahayati dan menghargai nilai-nilai
dasar (core values) dari masyarakat dan berbangsanya.
b. Memiliki kemampuan dalam memahami pentingnya nilai-nilai bagi diri sendiri
maupun orang lain dalam menelaah masalah-masalah kehidupan, baik dalam konteks
local, nasional, regional, maupun global.
c. Menghargai keanekaragaman system nilai yang hidup dalam masyarakat dengan
berbagai latar belakang budayanya.

Sementara Ellis (1991:111) menyebutkan 3 nilai yang berhubungan dengan pembelajaran


IPS yaitu:

1. Nilai perilaku, yaitu nilai yang berhubungan dengan perilaku peserta didik di kelas atau
sekolah seperti hak peserta didik untuk didengar pendapatnya, harapan guru terhadap
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan baik, peserta didik harus mentaati
peraturan kelas atau sekolah.
2. Nilai procedural, yaitu nilai yang berhubungan dengan prosedur kegiatan ilmiah seperti
menghargai bukti-bukti yang ditemukan, berfikir kritis kemauan untuk mengambil
bagian dalam diskusi.
3. Nilai substansial, yaitu nilai yang berhubungan dengan masing-masing oribadi sebagai
hasil dari pengalamannya dalam kehidupan keluarga, kelompok, agama, atau budaya.

Karakteristik pendidikan IPS memiliki peranan dan fungsi strategis dalam mewujudkan
pembelajaran IPS yang efektif dan efisien serta berhasil dan berdaya guna. Pembelajaran
IPS bukan sekedar proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar dalam lingkungan belajar tertentu, melainkan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
professional peserta didik. Dengan demikian, pembelajaran IPS harus bertitik tolak dari
objek, subjek, tujuan, dan nilai-nilai.

C. Implikasi dalam Pembelajaran IPS


Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPS sebagai manisfetasi pendidikan IPS dapat
diukur dari beberapa parameter seperti standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran, isi atau materi pembelajaran. Standar kompetensi dan kompetensi dasar
merupakan parameter yang sangat umum, tetapi sangat mendasar. Oleh karena itu,
pembelajaran IPS harus dilaksanakan secara terencana dan terarah agar peserta didik mampu
menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Secara operasional,
standar kompetensi dirinci ke dalam beberapa kompetensi dasar dan setiap kompetensi dasar
dapat dirinci menjadi beberapa tujuan pembelajaran IPS. Meskipun demikian, tujuan
pembelajaran IPS dapat disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan konteks kehidupan
peserta didik.
Kendala-kendala dalam pengembangan meteri IPS antara lain sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPS di sekolah dapat dilaksanakan dengan berbagai pendekatan seperto
integrated, correlated, atau separated, dan bahkan dapat dilaksanakan dengan pendekatan
tematik. Keefektifan masing-masing pendekatan tersebut bukan hanya bergantung pada
kemampuan guru dalam merencanakan dan mengelola proses pembelajaran, melainkan
bergantung pada ketersediaan buku atau bahan ajar yang relevan dengan masing-
masingpendekatan pembelajaran yang digunakan. Kenyataan salah satu persoalan yang
harus diantisipasi pemerintah agar pembelajaran IPS pada masing-masing jenjang
pendidkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien.
2. Umumnya penulisan buku atau pengembangan bahan ajar yang belum sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran IPS di sekolah, lebih-lebih penulisan buku bahan ajar IPS
seharusnya relavan dengan pendekatan integrated, dan correlated.
3. Perbedaan pendapat antara para ahli-ahli ilmu sosial maupun antara ahli-ahli ilmu sosial
dan para ahli pendikan Indonesia.
4. Keterbatasan kemampuan guru IPS dalam pegembangan materi atau bahan ajar.

D. Peran dan Fungsi IPS


Pendidikan IPS pada hakekatnya berfungsi untuk membantu perkembangan
peserta didik memiliki konsep diri yang baik, membantu pengenalan dan apresiasi
tentang masyarakat global dan komposisi budaya, sosialisasi proses sosial, ekonomi, politik,
membantu siswa untuk mengetahui waktu lampau dan sekarang sebagai dasar
untuk mengambil keputusan, mengembangkan kemampuan untuk memecahkan
masalah dan keterampilan menilai, membantu perkembangan peserta didik untuk
berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan masyarakat (Skeel, 1995:11).
Banks dan Clegg (1985) mengemukakan bahwa pendidikan IPS berupaya membentuk
peserta didik menjadi warga negara yang baik, mampu berperilaku sesuai dengan nilai dan
norma yang ada dalam masyarakatnya. Lebih lanjut Banks dan Clegg (1985)
menyatakan bahwa keterampilan mengambil keputusan merupakan tujuan dari
pendidikan IPS. Salah satu komponen esensial dari faktor pengambilan keputusan
adalah pengetahuan yang meliputi pengetahuan yang ilmiah, tingkat tinggi dan
interdisipliner. Oleh karena itu, “cara pengemasan” pengalaman belajar yang
dirancang untuk para peserta didik yang belajar IPS akan sangat berpengaruh terhadap
kebermaknaan pengalaman tersebut bagi mereka.
Fungsi IPS sebagai PendidikanMembekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang
berguna, ketrampilan sosial dan intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosial
nya sebagai SDM yang bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan nasional.
Penembangan Sumber Daya Manusia (SDM), harus bersamaan dengan pengembangan nilai-
nilai yang dimaksud pembelajaran IPS, nilai-nilai tersebut dikelompokkan menjadi 5 yaitu
meliputi: (1) Nilai Edukatif, (2) Nilai Praktis, (3) Nilai Teoretis, (4) Nilai Filsafah, (5) Nilai
Ketuhanan.

Pramono, Eko, Suwito. 2013. Hakikat Pendidikan IPS. Semarang: Widya Karya.

Anda mungkin juga menyukai