Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RISKA SEPTIANI

NIM : 0301519003

MATKUL : SEMINAR IPS

KERANGKA BERFIKIR

KONSTRUKSI SOSIAL ADAT SEBAMBANGAN “BUJANG LARIKAN GADIS” DALAM


PERKAWINAN SUKU KOMERING DI KABUPATEN OKU TIMUR

Dalam penelitian ini peneliti menggunkan teori konstruksi sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Lukman,
karena teori tersebut dirasa tepat dan relavan dengan kajian yang akan di teliti. Peneliti akan mencari tahu bagaimana
bentuk konstruksi sosial adat sebambangan, factor-faktor yang mempengaruhi serta dampak sosial dan ekonomi bagi
pasangan dan keluranya yang melakukan adat sebambangan pada zaman sekarang dalam pernikahan Suku Komering di
Desa Petanggan tersebut. Hal ini akan dilihat dari teori Peter L. Berger dan Thomas Lukman proses sosial terdapat tiga
momen yaitu eksternalitas, diamana awalnya adat sebambangan itu merupahan sebuah adat pernikahan yang maknanya
menunjukkan bahwa dengan adanya adat sebambangan menunjukkan harga diri dan sikap kejantanan dari seorang laki-
laki, pembuktian kepada orang tua perempuan atas keseriusan kaum laki-laki untuk menikahi anak perempuannya, dan
juga dengan adanya uang jujur yang di berikan kepada orang tua perempuan ketika melangsungkan adat sebambangan
tersebut merupakan salah satu tanda penghormatan dan rasa terimakasih dari pihak laki-laki kepada orang tua
perempuan yang telah merawat anak perempuannya. Kemudian makna tersebut lambat laun berubah, objetivitas adat
sebambangan menjadi sebuah aib bagi keluarga yang melakukan sebambangan tersebut, mereka lebih banyak
mengartikan adat sebambangan sebagai kawin lari, apabila ketika suatau pasangan kekasih tidak mendapatkan restu dari
salah satu dari orang tua mereka maka mereka akan melakukan sembambangan atau kawin lari, sehingga citra dari
perempuan yang melakukan sebambangan tersebut menjadi jelek dimata masyarakat, ketika ada yang melakukan
sebambangan maka keluarganya sering kali dikucilkan oleh masyarakat disekitar. Untuk Internalisasinya pada saat ini
adalah sebambangan merupakan kawin lari, aib keluarga, namun ketika ada sepasang kekasih yang melakukan
sebambangan tersebut dimata masyarakat sudah hal yang biasa.
Pada dasarnya hasil konstruksi sosial adat Sembambangan memberikan dampak negative bagi pasangan yang melakukan
tersebut. Sehingga perlu adanya penanganan dan pengawasan yang dilakukan orang tua, masyarakat, sekolah dan pemerintah
setempat untuk menanggulangi masalah ini serta dapat mencegah supaya adat Sebambangan yang pada zaman sekarang dikatakan
sebagai kawin lari tidak semakin banyak terjadi apabalagi pada remaja usia sekolah.
Dalam hal ini pendidikan IPS sangat berperan penting dalam menanggulangi permasalahan tersebut,, karena pada
hakikatnya tujuan pendidikan IPS adalah mengkaji masalah-masalah kehidupan manusia pada khususnya agara peserta didik
memiliki pengetahuan yang logis, lengkap, objektif yang didukung dengan informasi dan fakta-fakta yang benar dan akhirnya
mampu mengambil keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah-masalah sosial dan masalah-masalah kehidupan umat
manusia [ CITATION Pra13 \l 1033 ] . Dengan adanya pembelajaran IPS diharapakan generasi muda mampu bersikap bijaksana dalam
menghadapi perubahan yang ada di sekitarnya dengan baik, mampu menyikapi berubahan dengan pandangan yang positif.
Sehingga perubahan-perubahan yang ada dilingkungannya tidak akan membawa dampak yang buruk terhadap generasi muda.
Seperti halnya dengan permasalahan tentang konstruksi sosial adat Sembambangan pada suku Komering, generasi muda
diharpkan mampu memahami makna dari adat Sebambangan dengan baik, menjadikan adat Sebambangan sebagai sebuah tradisi
peninggalan dari nenek moyang yang harus dilesatarikan tanpa harus merubah tatanan nilai dan makna yang tecipta dari adat
tersebut menjadi buruk di mata masyarakat setempat. Karena sejatinya implementasi pendidikan IPS tidak hanya sebagai transfer
of knowledge tetapi juga sebagai transfer of values [ CITATION Pra13 \l 1033 ].
Bentuk kontruksi sosial adat Eksternalisasi : Adat
Sebambangan sebambangan (bujang
melarikan gadis)
1. Menunjukkan harga diri dan
sikap kejantanan
konstruksi Faktor-faktor yang TEORI 2. Pembuktian keseriusan
sosial adat mempengaruhi kontruksi Peter L. kepada orang tua perempuan
sebambangan sosial adat sebambangan Berger dan 3. Rasa terimakasih kepada
Thomas orang tua perempuan telah
Lukman merawat anaknya
Dampak kontruksi sosial adat perempuannya
sebambangan:
(Dampak sosial, Dampak
ekonomi)
OBJEKTIFIKASI: SEBAMBANGAN
(KAWIN LARI)
1 Sebagai Aib keluarga
Generasi muda diharpkan 2 Harga diri wanita yang dilarikan menjadi
mampu memahami makna dari Peran pendidikan rendah di mata masyarakat.
adat Sebambangan dengan IPS 3 Dikucilkan oleh masyarakat
baik, menjadikan adat
(sebagai transfer
Sebambangan sebagai sebuah
of knowledge dan
tradisi peninggalan dari nenek
sebagai transfer
moyang yang harus
of values) INTERNALISASI: SEBAMBANGAN
dilesatarikan tanpa harus
merubah tatanan nilai dan (KAWIN LARI)
makna yang tecipta dari adat 1. Sebagai aib kelurga
tersebut menjadi buruk di mata 2. Harga diri wanita yang dilarikan
masyarakat setempat. menjadi rendah di mata masyarakat
3. Sudah menjadi hal biasa di
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai