Anda di halaman 1dari 6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Perubahan Sosial
1. Teori Sztompka dan Macam-Macam Perubahan Sosial
Menurut Sztompka, masyarakat senantiasa mengalami perubahan di semua
tingkat kompleksitas internalnya. Dalam kajian sosiologis, perubahan dilihat
sebagai sesuatu yang dinamis dan tidak linear. Dengan kata lain, perubahan tidak
terjadi secara linear. Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu
proses pergeseran atau berubahnya struktur atau tatanan didalam masyarakat,
meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk
mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat. (Sztompka, 2008: 48). Pada
tingkat makro, terjadi perubahan ekonomi, politik, sedangkan ditingkat mezo
terjadi perubahan kelompok, komunitas, dan organisasi, dan ditingkat mikro
sendiri terjadi perubahan interaksi, dan perilaku individual. Masyarakat bukan
sebuah kekuatan fisik (entity), tetapi seperangkat proses yang saling terkait
bertingkat ganda (Sztompka, 2008).
Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam
atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya perbedaan antara keadaan sistem
tertentu dalam jangka waktu berlainan. (Sztompka, 2008: 3). Perubahan sosial
dapat diketahui dengan melihat perbedaan keadaan dalam jangka waktu yang
berlainan. Perubahan sosial pada masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain tidaklah sama, karena perubahan sosial tidak selalu terjadi pada semua ruang
lingkup struktur sosial dalam masyarakat, adakalanya perubahan sosial hanya
terjadi pada beberapa ruang lingkup struktur sosial di masyarakat, hal ini sangat
berpengaruh terhadap besar kecilnya perubahan yang terjadi di tempat tersebut.
Menurut Soerjono (2014), macam-macam perubahan sosial di antaranya:

1) Perubahan lambat dan perubahan cepat


Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu yang lama, rentetan-rentetan
perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, dinamakan evolusi.
Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau
kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, dan
kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan pertumbuhan masyarakat. Sementara
itu perubahan-perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat dan
menyangkut dasardasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat.

2) Perubahan kecil dan perubahan besar


Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur
struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau yang berarti bagi
masyarakat. Perubahan mode pakaian, misalnya, tidak akan membawa
pengaruh apa-apa bagi masyarakat dalam keseluruhannya, karena tidak
mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Sedangkan perubahan besar adalah perubahan-perubahan
yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh besar
pada masyarakat.

3) Perubahan yang dikehendaki (intended-change) atau perubahan yang


direncanakan (planned-change) dan perubahan yang tidak dikehendaki
(unitended-change) atau perubahan yang tidak direncanakan (unplanned-
change).
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang
diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak
yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang
menghendaki perubahan dinamakan agent of change yaitu seseorang atau
sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin
satu atau lebih lembagalembaga kemasyarakatan. Sedangkan perubahan sosial
yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan-
perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki atau berlangsung di luar jangkauan
pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat
sosial yang tidak diharapkan masyarakat.

4) Perubahan Struktur dan Perubahan Proses


Perubahan struktural yaitu perubahan yang sangat mendasar yang
menyebabkan reorganisasi dalam masyarakat. Misalnya penggunaan alat-alat
yang canggih pada perkebunan. Sedangkan perubahan proses adalah
perubahan yang sifatnya tidak mendasar. Perubahan tersebut merupakan
penyempurnaan dari perubahan sebelumnya.
Dalam penelitian ini, perubahan sosial yang terjadi di Desa Tambak Lorok ini
merupakan perubahan sosial yang direncanakan untuk masyarakat Tambak Lorok
agar menjadi kampung yang lebih baik, baik dari segi sosial, fisik maupun
ekonominya. Sebelumnya kampungnya kumuh menjadi kampung yang tidak
kumuh dan kesejahteraan hidup masyarakat menjadi lebih baik. Perubahan yang
direncanakan tersebut karena perubahan tersebut merupakan salah satu program
besar dari pemerintah yang mana agar terwujudnya kota tanpa kumuh.

2. Karakteristik Perubahan Sosial


Perubahan Sosial memiliki beberapa karakteristik yaitu: 1) Pengaruh besar
unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. 2) Perubahan-
perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. 3) Perubahan-
perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan
terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial. 4) Suatu variasi dari cara-
cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena
adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. 5)
Modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. 6) Segala
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-
nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

3. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial


Dalam Soerjono (2014), sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu
sendiri, antara lain sebagai berikut :
a. Bertambah atau berkurangnya penduduk
Bertambahnya penduduk dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur
dalam masyarakat, seperti lembaga kemasyarakatan dan tingkat pengetahuan
masyarakat yang bertambah karena kedatangan penduduk baru. Berkurangnya
penduduk juga mengakibatkan berubahnya struktur dalam masyarakat, seperti
lembaga kemasyarakatan dan sistem mata pencaharian.
b. Penemuan-penemuan baru
Penemuan baru sebagai faktor penyebab munculnya perubahan sosial dapat
dibedakan dalam dua pengertian, yaitu discovery dan invention. Discovery
adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat, ataupun yang
berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian
ciptaan para individu, (Soerjono, 2014: 276). Discovery akan menjadi
invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan
penemuan baru itu, (Koentjaraningrat, 1965: 135). Berdasarkan pemaparan di
atas maka dapat disimpulkan bahwa invention merupakan penemuan baru
yang telah diterapkan atau digunakan oleh masyarakat.
c. Pertentangan (konflik) masyarakat
Pertentangan atau konflik merupakan faktor penyebab terjadinya perubahan
sosial. Perubahan sosial yang terjadi akibat konflik biasanya merupakan
perubahan yang tidak direncanakan atau tidak dikehendaki. Adanya konflik
atau pertentangan telah merubah berbagai struktur kehidupan dalam
masyarakat, seperti misalnya perubahan mata pencaharian, perubahan struktur
pada lembaga.
Perubahan sosial tidak hanya disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam
masyarakat itu sendiri, tetapi sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat juga
turut berperan dalam terjadinya perubahan sosial. Dalam Soerjono (2014), sebab-
sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain:
a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar
manusia
Sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia
adalah sebab yang diakibatkan oleh bencana alam seperti gempa bumi,
gunung meletus, tsunami, banjir, dan lain-lain. Terjadinya suatu bencana alam
yang besar dan mengakibatkan kerusakan fisik secara otomatis juga akan
berpengaruh pada lembaga dan struktur yang ada dalam masyarakat.
b. Peperangan
Peperangan yang terjadi dengan negara lain juga dapat menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan karena biasanya negara yang menang akan
menggunakan kekuasaan dan wewenang atas kemenangannya untuk
mendominasi negara yang kalah. Dominasi tersebut yaitu dalam bidang
kebudayaan. Negara yang menang akan memaksa untuk menanamkan
kebudayaan baru atau kebudayaan dari negara yang menang kepada Negara
yang kalah tersebut, oleh karena itu negara yang kalah harus menerima
kebudayaan baru tersebut.
c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Semakin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan mengakibatkan semakin
mudah masuknya kebudayaan dari masyarakat lain. Alat komunikasi yang
semakin canggih saat ini merupakan faktor utama penyebab masyarakat dapat
mengenali kebudayaan lain yang ada di seluruh penjuru dunia.
Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial di
Desa Tambak Lorok, yaitu bertambahnya jumlah penduduk dan sebab-sebab
lingkungan fisik di sekitar Desa Tambak Lorok yang mana Desa Tambak Lorok
merupakan daerah yang rawan banjir
Ada juga faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan, antara
lain:
1) Kontak dengan kebudayaan lain
2) Sistem pendidikan yang maju
3) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju
4) Toleransi terhadap perbuatan menyimpang
5) Sistem masyarakat yang terbuka
6) Penduduk yang heterogen
7) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
8) Orientasi ke depan
9) Nilai meningkatnya taraf hidup.
Selain itu ada juga faktor-faktor yang menghambat tejadinya perubahan:
a) Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain
b) Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
c) Sikap masyarakat yang tradisionalistis
d) Adanya kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat,
e) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
f) Prasangka terhadap hal-hal yang baru/asing
g) Hambatan ideologis
h) Kebiasaan
i) Nilai pasrah

4. Proses Perubahan Sosial


Berdasarkan faktor pendorong perubahan sosial, proses perubahan sosial
dalam penelitian ini dikategorikan menjadi 4 proses yaitu penduduk yang
heterogen, ketidakpuasan masyarakat Desa Tambak Lorok di bidang tertentu,
orientasi ke masa depan, dan konsekuensi (akibat). Masyarakat yang terdiri atas
kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kebudayaan, ras,
ideologi yang berbeda mempermudah terjadinya pertentangan-pertentangan yang
mengundang kegoncangan-kegoncangan. Keadaan yang demikian menjadi
pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat Desa Tambak
Lorok. Begitu juga, ketidakpuasan yang berlangsung lama dalam masyarakat
kemungkinan besar akan mendatangkan perubahan. Setiap orang yang memiliki
orientasi pemikiran ke masa depan pasti akan memiliki tekad untuk terus
berusaha agar bisa hidup lebih baik. Berbagai usaha dilakukan agar bisa mencapai
cita-cita yang diimpikan. Seperti halnya, pemerintah memiliki program Kota
Tanpa Kumuh yang diterapkan di Desa Tambak Lorok yang berorientasi ke masa
depan masyarakat Desa Tambak Lorok agar bisa hidup yang lebih baik.
Selanjutnya konsekuensi adalah akibat dari suatu perubahan sosial. Hampir
semua perubahan mengandung resiko. Perubahan sering tidak hanya membawa
efek positif, melainkan juga membawa efek negatif. Dari segi positif, perubahan
paling tidak, dapat meningkatkan kualitas manusia. Secara teoritis, manusia
mempunyai kebutuhan. Misalnya kebutuhan moral, ekonomi, pengakuan, prestasi
dan lain sebagainya. Semua kebutuhan hanya akan dicapai melalui dan ditentukan
oleh lingkungan sosial yang lebih maju atau lebih baik. Dari segi negatif
perubahan sosial, dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial.

Anda mungkin juga menyukai