2.1.1 Geografis
Kota Tangerang berada di bagian Timur Provinsi Banten. Secara geografis, wilayah
0 0 0
Kota Tangerang terletak antara 6 6' – 6 13' Lintang Selatan (LS) dan 106 36' –
0
106 42' Bujur Timur (BT). Kota Tangerang berjarak ± 60 km dari Ibukota Provinsi
Banten dan ± 27 km dari Ibukota Negara Republik Indonesia, DKI Jakarta. Hal ini
menjadikan Kota Tangerang sedikit banyak mendapatkan dampak positif maupun
negatif dari perkembangan Ibukota Negara. Pesatnya perkembangan Kota Tangerang
didukung oleh tersedianya sistem jaringan transportasi terpadu dengan kawasan
Jabodetabek, serta memiliki aksesibilitas yang baik terhadap simpul transportasi
berskala nasional dan internasional, seperti Bandar Udara Internasional Soekarno
Hatta, Pelabuhan Internasional Tanjung Priok, serta Pelabuhan Bojonegara. Letak
geografis Kota Tangerang yang strategis tersebut telah mendorong pertumbuhan
aktivitas industri, perdagangan dan jasa yang merupakan basis perekonomian Kota
Tangerang saat ini. Kondisi tersebut harus dapat dikelola dengan baik oleh
Pemerintah Kota Tangerang dan masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang.
2.1.2 Administratif
Luas wilayah Kota Tangerang adalah ±16.455 ha (tidak termasuk Bandar Udara
Internasional Soekarno Hatta seluas ±1.969 ha). Secara administratif, Kota
Tangerang terdiri atas 13 Kecamatan dan 104 Kelurahan, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Teluknaga, Kecamatan Kosambi dan Kecamatan
Sepatan Timur (Kabupaten Tangerang);
Sebelah Selatan : Kecamatan Curug dan Kecamatan Kelapa Dua (Kabupaten
Tangerang), serta Kecamatan Serpong Utara dan Kecamatan
Pondok Aren (Kota Tangerang Selatan);
Sebelah Barat : Kecamatan Pasar Kemis dan Kecamatan Cikupa (Kabupaten
Tangerang); dan
Sebelah Timur : Kota Administrasi Jakarta Barat dan Kota Administrasi Jakarta
Selatan (Provinsi DKI Jakarta).
Peta 2-1
Administrasi Wilayah
Tabel 2-1
Nama, Luas Wilayah, dan Jumlah Kelurahan per-Kecamatan Tahun 2013
Luas Wilayah
Jumlah Administrasi Terbangun
No. Kecamatan
Kelurahan Luas % Terhadap Luas % Terhadap
(ha) Total (ha) Total
1 Ciledug 8 877 5,33
2 Larangan 8 940 5,71
3 Karang Tengah 7 1.047 6,36
4 Cipondoh 10 1.791 10,88
5 Pinang 11 2.159 13,12
6 Tangerang 8 1.579 9,60
7 Karawaci 16 1.348 8,19
8 Jatiuwung 6 1.441 8,76
9 Cibodas 6 961 5,84
10 Periuk 5 954 5,80
11 Batuceper 7 1.158 7,04
12 Neglasari 7 1.608 9,77
13 Benda* 5 592 3,60
Kota Tangerang 16.455 100,00
Sumber: RTRW Kota Tangerang 2012-2032.
Keterangan: * Tidak termasuk luas Bandara Soekarno Hatta (1.969 ha).
2.1.3.1 Topografi
Wilayah Kota Tangerang berada pada ketinggian antara 10-18 meter di atas
permukaan laut (m dpl). Wilayah Kota Tangerang bagian utara memiliki rata-
rata ketinggian 10 m dpl, seperti Kecamatan Benda. Sedangkan wilayah Kota
Tangerang bagian selatan memiliki rata-rata ketinggian 18 m dpl, seperti
Kecamatan Ciledug, Kecamatan Larangan, dan Kecamatan Karang Tengah.
Tabel 2-2
Kondisi Topografi Wilayah per-Kecamatan Tahun 2013
Kondisi Topografi
No. Kecamatan Kemiringan Ketinggian
(%) (m dpl)
1 Ciledug 3-8 18,0
2 Larangan 3-8 18,0
3 Karang Tengah 0-3 18,0
4 Cipondoh 0-3 14,0
5 Pinang 0-3 14,0
6 Tangerang 0-3 14,0
7 Karawaci 0-3 14,0
8 Jatiuwung 0-3 14,0
9 Cibodas 0-3 14,0
10 Periuk 0-3 14,0
11 Batuceper 0-3 14,0
12 Neglasari 0-3 14,0
13 Benda 0-3 10,0
Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2013.
2.1.3.2 Geologi
2.1.3.3 Klimatologi
Tabel 2-3
Temperatur Udara Tahun 2009-2013
Rata-rata curah hujan di Kota Tangerang dalam kurun waktu tahun 2009-
2013 mengalami penurunan pada periode tahun 2009-2012, yaitu dari 166,7
mm pada tahun 2009 menjadi 99,0 mm pada tahun 2012, tetapi mengalami
peningkatan pada tahun 2013 menjadi 201,8 mm. Curah hujan tertinggi dalam
kurun waktu tersebut terjadi pada bulan Januari 2013 yaitu 637,4 mm.
Tabel 2-4
Curah Hujan Tahun 2009-2013
Curah Hujan
Bulan (mm)
2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
Januari 359,0 264,4 141,0 249,2 637,4 330,2
Februari 252,8 213,6 179,0 99,0 216,2 192,1
Maret 211,1 214,8 93,5 97,9 162,0 155,9
April 305,2 55,4 235,0 238,0 96,1 185,9
Mei 196,5 67,8 134,0 200,0 176,9 155,0
Juni 129,1 184,5 65,0 54,0 75,6 101,6
Juli 21,3 124,1 117,0 2,0 253,5 103,6
Agustus 15,4 108,0 0,0 8,0 44,4 35,2
September 36,8 187,4 13,0 5,0 66,3 61,7
Oktober 38,7 181,7 22,0 85,0 40,6 73,6
Nopember 247,2 87,1 29,0 47,0 149,8 112,0
Desember 187,7 169,6 161,0 103,0 502,6 224,8
Rata-rata 166,7 154,9 99,1 99,0 201,8 144,3
Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2009-2013.
Tabel 2-5
Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kota Tangerang Tahun 2013
Luas
Nama Daerah Aliran Sungai
(ha)
DAS Cisadane 106.350
DAS Angke 7.430
DAS Cirarab 16.100
Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2013.
Tabel 2-6
Karakteristik Umum DAS Cisadane
Daerah Intensitas
No. Kecamatan Dominasi Guna Lahan
Administrasi Kegiatan
1 Kab. Bogor Cijeruk Hutan, ladang, permukiman Rendah
Caringin Hutan, ladang, perkebunan, permukiman Rendah
Ciampea Hutan, ladang, perkampungan Rendah
Ciomas Permukiman, ladang, perkebunan Rendah-sedang
Dermaga Permukiman, ladang sedang
Parung Permukiman, ladang Sedang
Gunung Sindur Permukiman, ladang Sedang
2 Kota Bogor Bogor Selatan Pemukiman, kegiatan perkotaan Tinggi
Bogor Barat Permukiman, kegiatan Perkotaan Tinggi
3 Kab. Tangerang Serpong, BSD, Permukiman, ladang, lahan kosong Sedang
Gading Serpong
Sepatan Permukiman, sawah, ladang Sedang
4 Kota Tangerang Cibodas Permukiman Tinggi
Pinang Permukiman, ladang, lahan kosong. Sedang
Karawaci Permukiman, kegiatan perkotaan Tinggi
Tangerang Permukiman, kegiatan perkotaan Sangat Tinggi
Neglasari Permukiman, ladang Sedang
Sumber: RPJMD Kota Tangerang 2014-2018.
Kali Angke mengalir di bagian Timur Kota Tangerang. Hulu Kali Angke
berasal dari daerah Semplak, Kabupaten Bogor. Aliran Kali Angke melintasi
4 daerah administrasi, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang dan Jakarta Barat, berakhir di Saluran Pembuang Cengkareng
Drain, Jakarta Barat. Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) Angke
merupakan kawasan terbangun intensitas sedang-tinggi, yaitu kegiatan
permukiman dan kegiatan perkotaan. Pada DAS Angke yang berada di Kota
Tangerang terdapat 7 anak sungai/saluran pembuangan yang semuanya
bermuara ke Kali Angke. Keseluruhan DAS Angke di Kota Tangerang ini
mempunyai daerah tangkapan air (catchment area) seluas 7.430 ha.
Tabel 2-7
Karakteristik Umum DAS Angke
Daerah Intensitas
No. Kecamatan Dominasi Guna Lahan
Administrasi Kegiatan
1 Kab. Bogor Semplak Permukiman, ladang, sawah Sedang
Bojong Gede Permukiman, ladang, sawah Sedang
Parung Permukiman, ladang Sedang
2 Kab. Tangerang Pamulang Permukiman, ladang Tinggi
Serpong Permukiman, ladang lahan kosong Sedang
3 Kota Tangerang Ciledug Permukiman, kegiatan perkotaan Sangat Tinggi
Kr. Tengah Permukiman, kegiatan perkotaan Tinggi
Pinang Permukiman, ladang, lahan kosong Tinggi
4 Jakarta Barat Duri Kosambi Permukiman, kegiatan perkotaan Tinggi
Kembangan Permukiman, kegiatan perkotaan Sangat Tinggi
Sumber: RPJMD Kota Tangerang 2014-2018.
Hulu sungai Kali Cirarab berada di bagian Utara Kabupaten Bogor sekitar
Kecamatan Rumpin. Aliran Kali Cirarab berkelok-kelok, melintasi 3 daerah
administrasi, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang dan Kota
Tangerang. Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) Cirarab merupakan
kawasan budidaya daerah terbangun. Pada DAS Cirarab yang berada di Kota
Tangerang terdapat 4 anak sungai / saluran pembuangan yang semuanya
bermuara ke Kali Cirarab, yaitu: Kali Cangkring, Kali Sasak, Kali Keroncong,
dan Kali Jatake. Keseluruhan DAS Cirarab di Kota Tangerang ini mempunyai
daerah tangkapan air (catchment area) seluas 16.100 ha.
Tabel 2-8
Karakteristik Umum DAS Cirarab
Daerah Intensitas
No. Kecamatan Dominasi Guna Lahan
Administrasi Kegiatan
1. Kab. Bogor Parung Panjang Permukiman, perkebunan, ladang Rendah
Rumpin Permukiman, Perkebunan, ladang Rendah
2. Kab. Tangerang Serpong Permukiman, ladang, lahan kosong Sedang
Curug Permukiman Sedang
Cikupa Industri Tinggi
Sepatan Permukiman, sawah, ladang Sedang
3. Kota Tangerang Jatiuwung Industri, permukiman Sangat Tinggi
Periuk Industri, permukiman Tinggi
Sumber: RPJMD Kota Tangerang 2014-2018.
Selain sungai, di wilayah Kota Tangerang juga terdapat situ sebanyak 6 buah
situ dengan luas total saat ini adalah 152,01 ha dan kedalaman antara 2,5-3,0
m. Secara umum, kondisi situ di Kota Tangerang menunjukkan penurunan
kuantitas maupun kualitas. Hal ini antara lain tercermin dari berbagai laporan
yang menyatakan berkurangnya jumlah dan luasan areal situ, dari semula
terdata sebanyak 9 situ, saat ini hanya tersisa 6 situ, dengan penyusutan luas
keseluruhan areal sebesar 41%, yaitu dari 257 ha menjadi 152,01 ha. Situ
terluas di wilayah Kota Tangerang adalah Situ Cipondoh yang berada di
Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, dengan luas saat ini adalah
126,17 ha. Selama ini Situ Cipondoh difungsikan sebagai pengendali banjir,
irigasi, cadangan air baku dan rekreasi. Kondisi Situ Cipondoh saat ini
cenderung mengalami pendangkalan terutama di tepi situ karena banyak
ditumbuhi tanaman eceng gondok yang memenuhi permukaan air Situ
Cipondoh.
Peta 2-2
Daerah Aliran Sungai
Sumber: Perencanaan Penanganan Banjir Kota Tangerang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tangerang 2010.
Tabel 2-9
Nama dan Kondisi Situ Tahun 2013
Luas Kedalaman
No. Nama Situ Lokasi Kewenangan
(ha) (m)
1 Cipondoh Kec. Cipondoh dan Kec. Pinang 126,17 3,0 Pusat/Provinsi Banten
2 Besar (Gede) Kel. Cikokol Kec. Tangerang 5,07 3,0 Pusat/Provinsi Banten
3 Cangkring Kec. Periuk 5,17 3,0 Pusat/Provinsi Banten
4 Kunciran Kel. Kunciran Kec. Pinang 0,40 2,5 Pusat/Provinsi Banten
5 Bojong Kel. Kunciran Kec. Pinang 0,20 3,0 Pusat/Provinsi Banten
6 Bulakan Kec. Periuk 15,00 3,0 Pusat/Provinsi Banten
Jumlah 152,01
Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2013
Sistem airtanah tak tertekan dijumpai pada kedalaman antara 2-10 m bmt.
Batuan penyusun akuifer sistem airtanah tersebut berada pada satuan
endapan pantai. Akuifer tak tertekan ini berubah menjadi semi-tertekan pada
tempat yang lebih dalam. Permeabilitas batuan pada satuan endapan ini
sedang, dan pada beberapa lokasi berubah menjadi tinggi, khususnya pada
daerah akumulasi endapan sungai dengan butiran pasir kasar hingga kerakal.
Debit aliran pada sumur-sumur gali pada sistem akuifer ini berkisar antara 0-3
liter/detik.
Kualitas airtanah yang baik umumnya dapat dijumpai pada endapan akuifer
alluvium pantai yang berupa akuifer tertekan. Akuifer pada sistem ini tersusun
oleh endapan pasir halus yang belum terkompaksi dan setempat, sehingga
terdapat airtanah segar.
Peta 2-3
Airtanah
Sumber: Studi Potensi dan Konservasi Airtanah Kota Tangerang, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Tangerang, 2011.
Tabel 2-10
Tinggi Muka Airtanah Rata-rata per-Kecamatan Tahun 2013
2.2 Demografi
Bagian ini berisi uraian tentang jumlah dan kepadatan penduduk Kota Tangerang tahun
2009-2013 dan proyeksinya untuk tahun 2014-2019.
Berdasarkan data BPS Kota Tangerang, jumlah penduduk Kota Tangerang dalam
kurun waktu tahun 2009-2013 mengalami peningkatan dari 1.652.590 jiwa (2009)
menjadi 1.982.132 jiwa (2013). Pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Tangerang
dalam kurun waktu tahun 2009-2013 sebesar 3,28%.
Jumlah penduduk terbesar saat ini berada di Kecamatan Cipondoh, yaitu 256.810 jiwa
(2013), sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Benda, yaitu
92.336 jiwa (2013). Laju pertumbuhan penduduk rata-rata tertinggi dalam kurun waktu
tahun 2009-2013 dialami oleh Kecamatan Cipondoh, yaitu rata-rata 5,88% per tahun,
sedangkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata terendah dialami oleh Kecamatan
Jatiuwung, yaitu rata-rata 0,23% per tahun.
Jumlah rumah tangga di Kota Tangerang dalam kurun waktu tahun 2009-2013 juga
mengalami peningkatan dari 446.646 KK (2009) menjadi 519.925 KK (2013). Jumlah
rumah tangga terbesar saat ini berada di Kecamatan Cipondoh, yaitu 62.862 KK
(2013), sedangkan jumlah rumah tangga terkecil berada di Kecamatan Benda, yaitu
24.199 KK (2013).
Tabel 2-11
Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Pertumbuhan Penduduk, dan Kepadatan Penduduk per-Kecamatan Tahun 2009-2013
2009 2010 2011 2012 2013* 2009 2010 2011 2012 2013* 2009 2010 2011 2012 2013* 2009 2010 2011 2012 2013*
1 Ciledug 136.655 147.023 153.069 161.604 169.426 33.926 36.461 37.839 39.948 41.881 NA 7,59 4,11 5,58 4,84 156 168 175 184 193
2 Larangan 151.879 163.901 168.877 176.229 182.732 38.847 40.885 41.956 43.780 45.395 NA 7,92 3,04 4,35 3,69 162 174 180 187 194
3 Karang Tengah 109.931 118.473 121.627 126.364 130.509 28.625 29.652 30.292 31.470 32.502 NA 7,77 2,66 3,89 3,28 105 113 116 121 125
4 Cipondoh 197.906 216.346 227.396 242.548 256.810 49.812 53.167 55.661 59.371 62.862 NA 9,32 5,11 6,66 5,88 111 121 127 135 143
5 Pinang 148.222 160.206 166.172 174.655 182.357 37.815 40.093 41.386 43.497 45.415 NA 8,09 3,72 5,10 4,41 69 74 77 81 84
6 Tangerang 137.524 152.145 157.343 162.192 167.463 36.244 38.448 39.583 40.799 42.125 NA 10,63 3,42 3,08 3,25 87 96 100 103 106
7 Karawaci 156.465 171.317 172.959 176.556 179.240 43.452 46.020 46.319 47.389 48.109 NA 9,49 0,96 2,08 1,52 116 127 128 131 133
8 Jatiuwung 127.824 120.216 119.929 120.767 121.045 35.370 43.383 43.132 43.491 43.591 NA -5,95 -0,24 0,70 0,23 89 83 83 84 84
9 Cibodas 111.249 142.479 144.422 148.032 150.889 41.025 38.304 38.677 39.733 40.500 NA 28,07 1,36 2,50 1,93 116 148 150 154 157
10 Periuk 119.249 129.384 132.089 136.420 140.076 34.296 36.380 37.922 39.246 40.298 NA 8,50 2,09 3,28 2,68 125 136 138 143 147
11 Batuceper 95.538 90.590 92.351 95.162 97.532 23.693 24.471 24.866 25.680 26.319 NA -5,18 1,94 3,04 2,49 83 78 80 82 84
12 Neglasari 82.607 103.504 105.585 108.908 111.718 22.552 25.355 25.781 26.055 26.727 NA 25,30 2,01 3,15 2,58 51 64 66 68 69
13 Benda 77.541 83.017 85.522 89.119 92.336 20.989 21.809 22.362 23.356 24.199 NA 7,06 3,02 4,21 3,61 131 140 144 151 156
Kota Tangerang 1.652.590 1.798.601 1.847.341 1.918.556 1.982.132 446.646 474.428 485.776 503.815 519.925 NA 8,84 2,71 3,86 3,28 100 109 112 117 120
Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2011-2013.
Keterangan: * Angka perkiraan sementara.
Pertumbuhan penduduk Kota Tangerang dalam kurun waktu lima tahun terakhir
(2009-2013) menunjukkan pola yang cenderung linier, sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 2-1 berikut ini:
Gambar 2-1
Grafik Pertumbuhan Penduduk Tahun 2009-2013
Dengan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk Kota Tangerang untuk lima tahun
mendatang juga masih berpola linier, maka metode yang digunakan untuk proyeksi
penduduk Kota Tangerang tahun 2014-2019 adalah Metode Proyeksi Aritmatik,
dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
di mana:
Pn = penduduk tahun ke-n
P0 = penduduk tahun awal
n = jumlah tahun (periode)
r = angka pertumbuhan
Tabel 2-12
Proyeksi Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk per-Kecamatan Tahun 2014-2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Ciledug 177.247 185.069 192.891 200.712 208.534 216.355 43.815 45.748 47.682 49.615 51.549 53.482 202 211 220 229 238 247
2 Larangan 189.235 195.738 202.240 208.743 215.246 221.749 47.011 48.626 50.242 51.857 53.473 55.088 201 208 215 222 229 236
3 Karang Tengah 134.653 138.798 142.943 147.088 151.232 155.377 33.534 34.567 35.599 36.631 37.663 38.696 129 133 137 140 144 148
4 Cipondoh 271.072 285.333 299.595 313.857 328.119 342.381 66.353 69.844 73.335 76.826 80.317 83.808 151 159 167 175 183 191
5 Pinang 190.060 197.762 205.464 213.166 220.869 228.571 47.333 49.252 51.170 53.088 55.006 56.925 88 92 95 99 102 106
6 Tangerang 172.734 178.006 183.277 188.548 193.819 199.091 43.451 44.777 46.103 47.429 48.755 50.081 109 113 116 119 123 126
7 Karawaci 181.923 184.607 187.291 189.974 192.658 195.342 48.830 49.550 50.270 50.991 51.711 52.431 135 137 139 141 143 145
8 Jatiuwung 121.323 121.600 121.878 122.156 122.434 122.711 43.691 43.791 43.891 43.991 44.091 44.191 84 84 85 85 85 85
9 Cibodas 153.746 156.603 159.460 162.317 165.174 168.031 41.267 42.034 42.800 43.567 44.334 45.101 160 163 166 169 172 175
10 Periuk 143.732 147.388 151.044 154.700 158.356 162.012 41.350 42.401 43.453 44.505 45.557 46.609 151 154 158 162 166 170
11 Batuceper 99.901 102.271 104.640 107.010 109.379 111.749 26.959 27.598 28.238 28.877 29.517 30.156 86 88 90 92 94 97
12 Neglasari 114.528 117.337 120.147 122.957 125.767 128.577 27.399 28.072 28.744 29.416 30.088 30.761 71 73 75 76 78 80
13 Benda 95.553 98.771 101.988 105.205 108.422 111.639 25.042 25.885 26.729 27.572 28.415 29.258 161 167 172 178 183 189
Kota Tangerang 2.045.707 2.109.283 2.172.858 2.236.434 2.300.010 2.363.585 536.035 552.145 568.256 584.366 600.476 616.586 124 128 132 136 140 144
Sumber: Hasil Analisis, 2014.
Hasil perhitungan proyeksi juga menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga di Kota
Tangerang pada tahun 2019 meningkat sebesar 18,59% dari saat ini, yaitu menjadi
616.586 KK. Jumlah rumah tangga terbesar pada tahun 2019 berada di Kecamatan
Cipondoh, yaitu 83.808 KK, sedangkan jumlah rumah tangga terkecil berada di
Kecamatan Benda, yaitu 29.258 KK.
Bagian ini berisi uraian tentang kondisi perekonomian daerah dan kondisi keuangan daerah
Kota Tangerang dalam kurun waktu tahun 2009-2013.
Bagian ini berisi uraian tentang kondisi perekonomian daerah Kota Tangerang tahun
2009-2013 berdasarkan indikator perekonomian daerah berupa: Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), pendapatan perkapita, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE),
dan tingkat inflasi.
Tabel 2-13
Peta Perekonomian Daerah Tahun 2009-2013
Tahun
Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
PDRB Hk (Milyar Rp) 27.562,54 29.402,85 31.414,10 33.428,91 35.754,78
PDRB Hb (Milyar Rp) 49.332,26 56.964,84 63.675,06 70.200,92 75.312,21
Pendapatan Perkapita Hk (Juta Rp) 16,68 16,35 17,01 17,42 18,04
Pendapatan Perkapita Hb (Juta Rp) 29,85 31,67 34,47 36,59 38,00
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,74 6,68 6,84 6,41 6,02
Tingkat Inflasi (%) 2,49 6,08 3,78 4,44 10,02
Sumber: RPJMD Kota Tangerang 2014-2018.
Penghitungan PDRB didasarkan pada dua harga, yaitu harga dasar/konstan (constant
price) dan harga berlaku (current price). PDRB atas dasar harga konstan (Hk) adalah
jumlah dari barang dan jasa, pendapatan atau pengeluaran yang dinilai sesuai
dengan harga pasar yang tetap (tahun dasar, yaitu tahun 2000). Sedangkan PDRB
atas dasar harga berlaku (Hb) adalah jumlah nilai barang dan jasa, pendapatan atau
pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga berlaku pada tahun bersangkutan. Nilai
PDRB ini merepresentasikan pertumbuhan ekonomi suatu daerah atas barang dan
jasa yang diproduksi dalam satu tahun. Besar kecilnya PDRB suatu daerah sangat
tergantung pada potensi sumber ekonomi yang dimiliki daerah tersebut. Dalam kurun
waktu tahun 2009-2013, PDRB atas dasar harga konstan Kota Tangerang mengalami
peningkatan dari 27.562,54 milyar rupiah (2009) menjadi 35.754,78 milyar rupiah
(2013). Artinya, dalam kurun waktu tersebut terdapat kenaikan nilai PDRB atas dasar
harga konstan Kota Tangerang sebesar 8.192,24 milyar rupiah. Sedangkan nilai
PDRB atas dasar harga berlaku Kota Tangerang, dalam kurun waktu yang sama,
mengalami kenaikan sebesar 25.979,95 milyar rupiah, yaitu dari 49.332,26 milyar
rupiah (2009) menjadi 75.312,21 milyar rupiah (2013).
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang dalam kurun waktu tahun 2009-
2013 relatif stabil seiring dengan LPE Provinsi Banten dan LPE Nasional,
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2-2
Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2009-2013. Berdasarkan data dalam
gambar tersebut, juga terlihat bahwa LPE Kota Tangerang saat ini (2013) sebesar
6,02% lebih tinggi dari LPE Provinsi Banten (5,86%) dan LPE Nasional (5,72%).
Gambar 2-2
Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2009-2013
Sumber: Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang 2013.
Realisasi total Pendapatan Daerah Kota Tangerang dalam kurun waktu tahun
2009-2013 terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 21,22% per tahun, yaitu dari 1.182.799,57 juta rupiah (2009) menjadi
2.554.197,03 juta rupiah (2013). Peningkatan ini selain disebabkan oleh
naiknya pendapatan yang berasal dari Dana Perimbangan (dengan rata-rata
pertumbuhan 9,88% per tahun), juga karena adanya berbagai upaya yang
telah dilakukan Pemerintah Kota Tangerang dalam peningkatan pendapatan
dari pajak dan retribusi daerah sejak tahun 2008 yang ditunjukkan oleh
naiknya Pendapatan Asli Daerah (dengan rata-rata pertumbuhan 43,28% per
tahun). Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi daerah berdampak pula terhadap
perkembangan basis penerimaan daerah yang ada.
Dari sisi kemandirian keuangan daerah yang diukur dengan rasio realisasi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap realisasi total pendapatan daerah,
kemampuan Pemerintah Kota Tangerang dalam membiayai sendiri kegiatan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat relatif
rendah. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi PAD terhadap total pendapatan
daerah Kota Tangerang dalam kurun waktu tahun 2009-2013 rata-rata hanya
sebesar 26,35%. Namun demikian, rasio kemandirian keuangan daerah Kota
Tangerang dalam kurun waktu tersebut juga mengalami peningkatan dari
16,36% (2009) menjadi 33,31% (2013). Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan kemandirian keuangan daerah Kota Tangerang dari tahun ke
tahun dalam kurun waktu tersebut
Tabel 2-14
Rekapitulasi Realisasi APBD Kota Tangerang Tahun 2009-2013
Realisasi
(juta rupiah) Rata-rata
No. Uraian
Pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013
Tabel 2-15
Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kota Tangerang Tahun 2009-2013
Tabel 2-16
Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kota Tangerang Tahun 2009-2013
Tabel 2-17
Belanja Sanitasi Perkapita Kota Tangerang Tahun 2009-2013
Tahun Rata-rata
No. Deskripsi
2009 2010 2011 2012 2013 (%)
1 Total Belanja Sanitasi
(juta rupiah)
2 Jumlah Penduduk
(jiwa)
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
(juta rupiah/jiwa)
Sumber: DPKD Kota Tangerang 2013.
Tabel 2-18
Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi
Bagian ini berisi tentang uraian tentang kebijakan penataan ruang Kota Tangerang
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berlaku.
Kota Tangerang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dalam Sistem
Perkotaan Nasional, sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor
26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan
Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010-2030.
Peta 2-4
Rencana Struktur Ruang Wilayah
Rencana sistem jaringan energi dan kelistrikan Kota Tangerang tahun 2012-
2032 diarahkan agar terjamin keandalan dan kesinambungan penyediaannya.
Rencana sistem jaringan energi dan kelistrikan ini meliputi: rencana
pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi, dan rencana
pengembangan jaringan tenaga listrik.
Rencana sistem jaringan sumber daya air Kota Tangerang tahun 2012-2032
diarahkan pada konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya
air, dan pengendalian daya rusak air, yang terdiri atas: (1) Wilayah sungai
(WS); (2) Cekungan air tanah (CAT); (3) Situ; (4) Sistem jaringan irigasi; (5)
Sistem jaringan air baku; dan (6) Sistem pengendalian banjir.
Sistem jaringan air baku yang digunakan untuk air bersih di wilayah Kota
Tangerang meliputi Sungai Cisadane, Kali Angke, Saluran Primer Cisadane
Timur, Saluran Primer Cisadane Barat, Saluran Primer Tanah Tinggi, Situ
Cipondoh, Situ Bulakan, dan tandon air yang tersebar di seluruh wilayah
kecamatan.
Pada bagian ini hanya dibahas rencana sistem infrastruktur Kota Tangerang
yang berkaitan dengan sektor sanitasi, yaitu: sistem penyediaan air minum,
sistem pengelolaan air limbah, sistem persampahan, dan sistem drainase.
Rencana pola ruang wilayah kota adalah rencana distribusi peruntukan ruang wilayah
kota yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan budi daya yang dituju
sampai dengan akhir masa berlakunya RTRW kota yang memberikan gambaran
pemanfaatan ruang wilayah kota hingga 20 (dua puluh) tahun mendatang.
Rencana pola ruang wilayah kota tersebut digambarkan dalam peta Rencana Pola
Ruang Kota Tangerang dengan tingkat ketelitian 1:25.000 sebagaimana ditunjukkan
pada peta di bawah ini.
Peta 2-5
Rencana Pola Ruang Wilayah
RTH kota yang berada di wilayah Kota Tangerang terdiri atas RTH
publik dan RTH privat. RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan
dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten yang digunakan
untuk kepentingan masyarakat secara umum. Sedangkan RTH
privat adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan
yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa
kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang
ditanami tumbuhan.
terdiri atas 20% RTH publik dilakukan secara bertahap dan 10%
RTH privat.
RTH publik dan RTH privat tidak dapat diubah fungsi dan
peruntukkannya. Strategi pengembangan RTH kota di wilayah Kota
Tangerang meliputi:
1. Mengembangkan RTH pada lokasi cekungan atau wilayah
dengan kontur rendah yang ada di setiap wilayah kota terutama
daerah di sekitar pinggiran sungai atau kali.
2. Optimalisasi penggunaan mekanisme KDH dalam perijinan
untuk pencapaian penyediaan RTH publik dan RTH privat.
Kawasan budi daya kota adalah kawasan di wilayah kota yang ditetapkan
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
6. Kawasan RTNH;
7. Kawasan ruang evakuasi bencana;
8. Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal; dan
9. Kawasan peruntukan lainnya.
2. Industri sedang;
3. Industri kecil dan industri rumah tangga.
Selain industri besar, industri sedang, serta industri kecil dan rumah
tangga, dikembangkan kegiatan industri kreatif di seluruh wilayah
Kota Tangerang dengan ketentuan kegiatan industri tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kawasan
sekitarnya.
Bagian ini berisi uraian tentang jumlah fasilitas pendidikan, jumlah penduduk miskin, dan
jumlah rumah di Kota Tangerang.
Tabel 2-19
Jumlah Fasilitas Pendidikan per-Kecamatan Tahun 2013
Data BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2012 jumlah penduduk miskin di Kota
Tangerang mencapai 107.000 jiwa (5,5% dari jumlah penduduk total), dengan Garis
Kemiskinan (GK) sebesar Rp 375.341,00 perkapita perbulan. Jumlah penduduk
miskin pada tahun 2012 tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu
sebanyak 114.300 jiwa dengan GK sebesar Rp 337.543,00 perkapita perbulan (2011)
dan 124.300 jiwa dengan GK sebesar Rp 303.551,00 perkapita perbulan (2010).
Tabel 2-20
Jumlah Penduduk Miskin per-Kecamatan Tahun 2013
Tabel 2-21
Jumlah Rumah per-Kecamatan Tahun 2013
Jumlah Rumah
No. Kecamatan
(unit)
1 Ciledug
2 Larangan
3 Karang Tengah
4 Cipondoh
5 Pinang
6 Tangerang
7 Karawaci
8 Jatiuwung
9 Cibodas
10 Periuk
11 Batuceper
12 Neglasari
13 Benda
Sumber: .
Berdasarkan: (1) Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah, (2) Peraturan Daerah
Kota Tangerang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kota Tangerang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi
Dinas Daerah, (3) Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Dan
Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, (4) Peraturan
Daerah Kota Tangerang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi
Lembaga Teknis Daerah, dan (5) Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 7 Tahun
2008 tentang Organisasi Kecamatan Dan Kelurahan, Susunan organisasi perangkat
daerah Kota Tangerang terdiri atas:
1. Sekretariat Daerah;
2. Dinas Daerah;
3. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);
4. Lembaga Teknis Daerah;
5. Kecamatan; dan
6. Kelurahan.
Gambar 2-3
Struktur Organisasi Pemerintah Kota Tangerang
WALIKOTA
DPRD
WAKIL WALIKOTA
STAFF AHLI
SEKRETARIS DAERAH
Garis Komando
Gambar 2-4
Struktur Organisasi SKPD yang Terkait dengan Pembangunan dan Pengelolaan Sanitasi Kota Tangerang
WALIKOTA
WAKIL WALIKOTA
SEKRETARIAT
DAERAH
Bidang
Bidang
Bidang Konservasi
Bidang Pengendalian
Perencanaan Bidang Bidang Sumber Daya
Perumahan dan Penyakit dan
Sarana dan Anggaran Bina Program Alam dan
Permukiman Penyehatan
Prasarana Kota Lingkungan
Lingkungan
Hidup
Keterangan:
Garis Komando
Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, SKPD yang terkait dengan pembangunan
dan pengelolaan sektor sanitasi Kota Tangerang dapat dikelompokkan menjadi:
1. SKPD yang memiliki mandat tugas pokok dan fungsi (tupoksi) langsung berkaitan
dengan pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi di Kota Tangerang
(stakeholder utama), yaitu:
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
b. Dinas Pekerjaan Umum.
c. Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
d. Dinas Kesehatan.
e. Badan Pengendalian Lingkungan Hidup.
2. SKPD yang memiliki mandat tupoksi tidak langsung berkaitan dengan
pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi di Kota Tangerang (stakeholder
mitra), yaitu:
a. Sekretariat Daerah.
b. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah.
Tabel 2-22
Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi
Tabel 2-23
Media Komunikasi dan Kerjasama Terkait Sanitasi
Isu yang
No Jenis Media Khalayak Pendanaan Pesan Kunci Efektivitas
Diangkat
1. Radio Mercy dan Masyarakat APBD Kota Pengelolaan Sampah Membantu
Star Radio Umum Tangerang sampah di Kota tanggung jawab mensosialisasikan
Produksi dan Tangerang seluruh program dan
penyiaran Talk stakeholder kegiatan
Show dan ILM berkaitan dengan
pengelolaan
sampah
2. CTV, JakTV, Masyarakat APBD Kota Pengelolaan Sampah Membantu
TVRI, Metro TV : Umum. Tangerang sampah di Kota tanggung jawab mensosialisasikan
Produksi dan Tangerang seluruh program dan
penyiaran liputan, stakeholder kegiatan
Talk show dan berkaitan dengan
ILM pengelolaan
sampah
Isu yang
No Jenis Media Khalayak Pendanaan Pesan Kunci Efektivitas
Diangkat
3. Satellite News, Masyarakat APBD Kota Pengelolaan Sampah Membantu
Tangsel Pos, Umum Tangerang sampah di Kota tanggung jawab mensosialisasikan
Tangerang Tangerang seluruh program dan
Ekspres, Antara stakeholder kegiatan
berkaitan dengan
pengelolaan
sampah
4. Tangerang News: Masyarakat APBD Kota Pengelolaan Sampah Membantu
ILM Umum dan Tangerang sampah di Kota tanggung jawab mensosialisasikan
Aparat Tangerang seluruh program dan
Pemerintahan stakeholder kegiatan
Daerah berkaitan dengan
pengelolaan
sampah
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertanaman (DKP) Kota Tangerang, 2014.