3
BAB
Kondisi umum dan
2
Kepariwisataan
BAB. 3 | 1
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
KEPARIWISATAAN
3 BAB
3.1 ANALISIS KONDISI UMUM SEKITAR DAYA TARIK WISATA
3.1.1 Lokasi Geografis Dan Administrastif Kawasan Sekitar Daya Tarik Wisata
Adapun batasan administrasi Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara ini adalah :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Nagari Tiku V jorong
BAB. 3 | 2
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Tabel 3.1
Luas daerah menurut Nagari di Kecamatan Tanjung Mutiara, 2020
Gambar 3.1
Peta Orientasi Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara
(Sumber : RDTR dan PZ kawasan Ibukota Tanjung Mutiara )
BAB. 3 | 3
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.2
Peta Orientasi Kawasan Studi Pantai Pasia Tiku
(Sumber : RDTR dan PZ kawasan Ibukota Tanjung Mutiara )
BAB. 3 | 4
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Secara Adminsitratif kawasan sekitar Pantai Pasia Tiku masuk dalam kawasan adminisitrasi
kawasan ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara (sesuai Kajian Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Dan PZ Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara 2017-2037).
3.1.2 Aspek Fisik Lingkungan Administrastif Kawasan Sekitar Daya Tarik Wisata
a. Topografi dan Kemiringan
Ditinjau dari ketinggian, Kecamatan Tanjung Mutiara secara rata - rata berada pada
ketinggian terendah dan tertinggi sekitar 170 meter sampai 220 meter dari permukaan
laut.
Topografi Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara secara umum berupa dataran
dengan rata-rata kemiringan lahan 0 – 15% dengan luas 1.822,348 Ha. Kondisi
topografi yang datar menjadikan Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara cukup
baik untuk dikembangkan. Uraian tingkat kemiringan (kelerengan) lahan Kawasan
Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara, dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut;
Tabel 3.2
Luas Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara Menurut Kelerengan Lahan
Luas Lereng (Ha)
Nagari dan >40% 0-2% 15-40% 2-5% 5-15% Total
No
Jorong Luas (Ha)
Perbukitan Dataran Perbukitan Medan Perbukitan
Terjal Sedang Bergelombang Landai
TIKU SELATAN 71,91 1.295,25 44,63 31,31 275,84 1.718,94
BAB. 3 | 5
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
b. Geologi
Kondisi geologi pada Kawasan Kecamatan Tanjung Mutiara didominasi oleh
Quaternary Alluvium (Qal) dan Quaternary fan and tuff deposits (Qft). Endapan
permukaan/Quaternary Alluvium(Qal) merupakan bahan endapan alluvium yang
terdiri dari lempung, pasir, kerikil, pasir dan bongkahan batuan beku serta kwarsit.
Endapan ini tergolong muda dan terbentuk pada periode kwarter.
Tabel 3.3
Tabel Pembagian Jenis Batuan Geologi Per Jorong di Kawasan Perencanaan
BAB. 3 | 6
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Kondisi geologi pada Kawasan Pasia Tiku didominasi oleh Quaternary Alluvium (Qal)).
Endapan permukaan/Quaternary Alluvium(Qal) merupakan bahan endapan alluvium
yang terdiri dari lempung, pasir, kerikil, pasir dan bongkahan batuan beku serta
kwarsit. Endapan ini tergolong muda dan terbentuk pada periode kwarter.
c. Jenis tanah
Jenis Tanah yang terdapat pada Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara
Kabupaten Agam terdiri dari 2 (dua) jenis tanah yaitu Glei Humus Dan Regosol. Regosol
merupakan Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60 %, hanya
mempunyai horison penciri ochrik, histik atau sulfurik.Tanah regosol terdiri dari:
regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur. Uraian jenis
tanah pada Kawasan Perkotaan Tanjung Mutiara, dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut;
BAB. 3 | 7
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
e. Klimatologi
Secara umum Kecamatan Tanjung Mutiara beriklim tropis kering yang memiliki musim
kering lebih lama dari musim hujan karena jauh dari lautan dengan temperatur
Keadaan suhu rata-rata 200C - 300C. Ketinggian daerah 2 meter di atas permukaan laut.
Dengan curah hujan rata-rata/tahun berkisar antara 2000 mm pertahun dan hampir
merata di sepanjang tahun dengan hari hujan 22,7 hari hujan pertahun.
Untuk Pola permukiman di Kecamatan Tanjung Mutiara adalah linier dan konsentrik
yaitu mengikuti pola jaringan jalan dan sebagian terpusat pada perkembangan
kegiatan yang ada. Untuk permukiman yang berada di koridor antara kawasan pusat
kota dan kawasan pinggiran kota, pola permukiman menyebar mengikuti pola jaringan
BAB. 3 | 8
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
jalan. Pola yang terbentuk tersebut muncul akibat adanya konsep kebijaksanaan
pembangunan yang terpusat yaitu pembangunan yang mengikuti pusat-pusat kegiatan
perkotaan, sehingga masyarakat juga mengikuti konsep yang diterapkan tersebut.
Setelah pusat kota menjadi daerah yang mulai padat, maka konsep yang muncul untuk
mengatasi situasi tersebut adalah pengembangan wilayah perkotaan kearah
peinggiran kota, dengan membangun infrastruktur pendukung penjalaran kearah
pinggir kota tersebut.
Jaringan jalan yang terdapat di Kawasan Perencanaan saat ini merupakan pola jaringan
jalan dengan dominasi pada pola linier. Mengingat aksesibilitas Kawasan Perencanaan,
maka pengembangan jaringan jalan utama kawasan dimasa mendatang diarahkan
dapat menjangkau seluruh Kawasan Perencanaan. Sedangkan aksesibilitas menuju
destinasi wisata Pantai Pasia Tiku dapat diakses dari jalan Nasional.
Gambar 3.3
Aksesisbilitas menuju kawasan wisata Pantai Pasia Tiku
Secara hierarki fungsi jaringan jalan yang ada di Kawasan Perencanaan sebagai berikut:
a. Jaringan Jalan Nasional yang berfungsi Kolektor Primer (K1) sebagai jalur utama lintas
regional dengan nomor ruas N.023 yaitu ruas jalan raya Manggopoh – Batas Kota
Pariaman.
BAB. 3 | 9
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
b. Jalan Kolektor Primer K4 merupakan ruas jalan Pasar Tiku – Simpang IV Cacang, yang
berfungsi sebagai jalan lokal yang menghubungkan antar kawasan, dan mempunyai peran
penting dalam meningkatkan pertumbuhan Kawasan Perencanaan.
c. Jalan Lokal Primer berfungsi sebagai penghubung antara pusat Nagari dengan pusat
kecamatan dan pusat Kabupaten. Pengembangan ruas jalan ini berfungsi untuk
menghubungkan permukiman yang ada diperbatasan Tiku – daerah penyangga
(hinterland).
d. Jalan lingkungan berfungsi sebagai penghubung antar pusat kawasan atau pusat kawasan
dengan pusat lingkungan. Hasil analisa, sistem pergerakan pada jalan lingkungan
diantaranya:
Pada beberapa lokasi perlu ada peningkatan kualitas jalan, utamanya kualitas jalan
lingkungan mengingat jalan tersebut digunakan sebagai sarana pergerakan barang dan
jasa.
Pola Jaringan jalan akan berubah, khususnya pada kawasan yang belum terbangun
(lahan kosong) mengingat karena kawasan tersebut sangat berpeluang untuk
berkembang menjadi areal permukiman baru.
Prasarana umum yang dimaksud disekitar daya tarik wisata adalah ketersedian
jaringan listrik, air minum , drainase , limbah cair dan padat, telekomunikasi dan
sistem pengeloaan sampah , berikut uraiannya
a) Jaringan listrik
Kebutuhan energi penduduk di kawasan sekitar kawasan perencanaan dipenuhi
melalui pelayanan listrik PT. PLN (Persero) yang yang terinterkoneksi satu arah Se-
Sumatera. Pelayanan listrik sudah melayani hampir semua rumah-rumah
penduduk di kawasan perencanaan.
BAB. 3 | 10
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
b) Air minum
Gambar 3.4
Sumber air minum
c) Drainase
Pada kawasan perencanaan sistem drainase yang ada berupa saluran terbuka dan
tertutup. Saluran tersebut masih sangat terbatas terutama hanya pada jalan-jalan
tertentu saja. Selebihnya bahkan belum memiliki saluran untuk memudahkan
limpasan air dari jalan, terutama air hujan. Tingkat pelayanan drainase yang ada
cukup memprihatinkan karena belum ditunjang dengan operasi dan pemeliharaan
yang optimal dan kontinyu, sehingga sering menimbulkan/terjadi genangan air
hujan akibat pendangkalan sedimen dan penyumbatan sampah pada saluran
drainase dan gorong-gorong yang ada.Jenis drainase yang ada di Kawasan Tiku
Selatan yaitu sekunder dan tersier.
BAB. 3 | 11
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar .3.5
Alur Pola Penanganan Persampahan di Kawasan Perencanaan
BAB. 3 | 12
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
e) Telekomunikasi
Sarana telekomunikasi yang ada saat ini berupa telepon otomatis, telepon seluler,
telegraph, serta pelayanan pos dan giro. Untuk kawasan perencanaan saat ini telah
dilengkapi dengan sarana telekomunikasi, berupa telepon otomatis atau telepon
seluler.
Prasarana telekomunikasi di wilayah perencanaan sudah cukup memadai baik
televisi, telepon dan alat-alat telekomunikasi lainnya. Alat telekomunikasi seperti
telepon pribadi telah jarang digunakan dan pemakaian nya di kawasan
perencanaan juga tidak banyak dibandingan dengan telpon selular yang sudah
menyebar hampir ke setiap pelosok di Kecamatan walaupun sebagian kawasan
terdalam masih mengalami sinyal hilang timbul bagi telepon selular.
Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi pada umumnya berada pada
kewenangan perusahaan telekomunikasi seperti PT.Telkom karenanya dalam
perencanaan ini rekomendasi hanya diarahkan pada prediksi kebutuhan atau
permintaan jaringan. Sementara itu untuk pengembangan jaringan telekomunikasi
satelit, akan mengikuti arahan dari strategi pengembangan jaringan
telekomunikasi satelit nasional.
- Pendidikan
sebaran atau jumlah sarana tersebut sudah mampu melayani kebutuhan
penduduk Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara bahkan mampu melayani
penduduk di luar Kawasan Ibukota Tanjung Mutiara. Untuk lebih jelasnya
BAB. 3 | 13
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
ketersediaan sarana pendidikan yang ada di Nagari Tiku Selatan dapat dilihat pada
Tabel 3-18
Tabel 3.5
Jumlah Sarana Pendidikan Di Kecamatan Tanjung MutiaraTahun 2020
- Peribadatan
Pembinaan sumber daya manusia Indonesia adalah berorientasi kepada
pembangunan manusia seutuhnya. Artinya, bangsa Indonesia yang dicita – citakan
adalah manusia yang berkesinambungan, antara intensitas spiritual dan kualitas
intelektual. Dengan kata lain, bangsa Indonesia haruslah sebagai individu yang
beriman, berilmu, dan berketerampilan teknologi yang tinggi.
Berbagai jenis sarana peribadatan seperti mesjid dan mushalla saat ini juga telah
tersedia, dimana jumlah sarana peribadatan bagi masyarakat berbanding lurus
dengan jumlah penduduk pemeluk agama. Oleh sebab itu, dominasi dari mesjid 23
unit dan mushalla 110 unit berkorelasi positif dengan jumlah penduduk pemeluk
agama islam yang dominan.
Tabel 3.6
Jumlah Sarana Peribadatan Di Kecamatan Tanjung MutiaraTahun 2020
1 Tiku Selatan 7 45
2 Tiku Utara 7 46
3 Tiku V Jorong 9 19
Jumlah 23 110
Sumber : Data Dalam Angka, BPS Tahun 2021
BAB. 3 | 14
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
- Kesehatan
Tabel 3.7
Jumlah Sarana Kesehatan Di Kecamatan Tanjung Mutiara Tahun 2021
Puskesmas
No. Nagari Puskesmas Polindes Posyandu
Pembantu
1 Tiku Selatan 1 3 1 20
2 Tiku Utara - 2 - 15
3 Tiku V Jorong 1 5 1 22
Jumlah 2 10 2 57
Sumber : Data Dalam Angka, BPS Tahun 2021
BAB. 3 | 15
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Jumlah dan distribusi penduduk yang tidak merata ini akan berimplikasi terhadap
pola pemanfaatan ruang dan pemanfaatan sumber daya alam ditiap nagari.
Tabel 3.8
Jumlah penduduk menurut Nagari di Di Kecamatan Tanjung MutiaraTahun 2017-2020
No Nagari Tahun
2017 2018 2019 2020
1 Tiku Selatan 12.107 12.234 12.354 13.030
Gambar 3.6
Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Kecamatan Tanjung Mutiara tahun 2017-2020
BAB. 3 | 16
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Tabel 3.9
Kepadatan Penduduk Di Kecamatan Tanjung Mutiara Tahun 2021
Jumlah Kepadatan
No. Nagari Luas (Km2)
(Jiwa) (Jiwa/Km2)
BAB. 3 | 17
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
a) Filosofi Masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kawasan Ibukota Kecamatan
Tanjung Mutiara khususnya yang merupakan bagian integral dari masyarakat
Minangkabau, telah mempunyai filosofi tersendiri dalam mengatur konsep
hidup dan tata kehidupan bermasyarakat. Dalam filosofisnya masyarakat
Minang telah memasukkan unsur alam sebagai bagian dari kehidupan mereka,
yaitu Alam Takambang Jadi Guru. Dari filosofi ini mengindikasikan bahwa
masyarakat Minang menjadikan alam sebagai guru yang memberikan inspirasi
dalam merumuskan prinsip hidup dan kehidupan. Berdasarkan filosofi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah menyadari sepenuhnya
prinsip hubungan antara manusia dengan sistem alam yang membentuk suatu
sistem kesatuan universal, berikut sebab akibat yang dapat ditimbulkan, baik
oleh alam sendiri maupun oleh ulah manusia, yang dalam adat Minang dikenal
bakarno bakajadian. Dalam konteks penataan ruang, hubungan sebab akibat
seperti yang dimaksud tersebut adalah merupakan prinsip dasar yang
melatarbelakangi perlunya suatu perencanaan.
BAB. 3 | 18
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
BAB. 3 | 19
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
BAB. 3 | 20
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
3.2.1 Daya Tarik Wisata sekitar dan Daya Trik wisata unggulan Kabupaten Agam
Salah satu yang menjadi daya darik unggulan kepariwisataan Kabupaten Agam yaitu
Wisata Danau Maninjau. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota
Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk
Basung, ibukota Kabupaten Agam. Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini
berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Danau Maninjau
merupakan satu diantara 840 danau dari beragam jenis dan ukuran danau yang ada di
Indonesia. Berdasarkan Kesepakatan Bali tentang Pengelolaan Danau Berkelanjutan
pada tanggal 13 Agustus 2009 yang ditandatangani oleh 9 (sembilan) Menteri pada
Konferensi Nasional Danau Indonesia I, Danau Maninjau ditetapkan sebagai satu dari
15 (lima belas) danau prioritas yang akan ditangani bersama secara terpadu dan
berkelanjutan. Penetapan danau prioritas tersebut berlandaskan pada kerusakan
danau, pemanfaatan danau, komitmen Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam
pengelolaan danau, fungsi strategis untuk kepentingan nasional, keanekaragaman
hayati, dan tingkat resiko bencana. Danau Maninjau berada pada posisi ke 2 (dua)
sebagai danau prioritas nasional setelah Danau Toba dan kerinci.
Secara administrasi Danau Maninjau terletak di Kecamatan Tanjung Raya, dengan luas
9.785,6 hektar. Selain menjadi sumber air pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),
Danau Maninjau juga memiliki keberagaman potensi sebagai destinasi pariwisata,
BAB. 3 | 21
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
daerah perikanan tangkap, serta sumber air baku dan pertanian. Danau Maninjau
pernah menjadi primadona sebagai salah satu daerah sentra produksi perikanan di
tahu 1992 melalui pengembangan budidaya perikanan sistem Karamba Jaring Apung
(KJA). Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati Danau Maninjau telah
menjadikannya sebagai rumah bagi 17 jenis ikan, termasuk ikan endemik yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti rinuak (Psilopsis, sp) dan ikan bada (Rasbora
argyrotaenia). Keberagaman potensi yang yang dimiliki tersebut telah menjadikan
danau Maninjau sebagai salah satu Kawasan Strategis Provinsi pada Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2032.
Gambar 3.7
Danau Maninjau
Sedangkan di Kecamatan Tanjung Mutiara, juga terdapat daya tarik wisata alam budaya,
dan budaya sebanyak 6 Objek Wisata yang menyebar di ketiga Nagari Kecamatan Tanjung
Mutiara .
BAB. 3 | 22
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Dilihat dari jumlah daya fasilitas pariwisata di sekitar kawasan studi atau di
Kecamatan Tanjung Mutiara, perlu pengembangan fasilitas pariwisata sekitar kawasan
wisata.
Gambar 3.7
Fasilitas pariwisata berupa rumah makan di sekitar kawasan perencanaan
Tabel 3.10
Perkembangan Indikator Pariwisata Kabupaten Agam Tahun 2016-2020
BAB. 3 | 23
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Sumber : Diolah dari Data Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, 2021
BAB. 3 | 24
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
b. Geologi
Kondisi geologi pada Kawasan Pasia Tiku didominasi oleh Quaternary Alluvium (Qal)).
Endapan permukaan/Quaternary Alluvium(Qal) merupakan bahan endapan alluvium
yang terdiri dari lempung, pasir, kerikil, pasir dan bongkahan batuan beku serta
kwarsit. Endapan ini tergolong muda dan terbentuk pada periode kwarter.
Berdasarkan informasi dari Jorong dan masyarakat setempat, untuk ketinggian
gelombang tidak pernah melebihi 2 meter dan mengenai bibir pantai. Dan pantai yang
mnjorok kelaut disebabkan abrasi pasir yang terbawa oleh pasang dan angin tenggara.
Hingga saat ini untuk area pantai dari tahun ketahun mengalami peningkatan luasan.
c. Jenis tanah
Jenis Tanah yang terdapat pada Kawasan Pasia Tiku yaitu Regosol. Regosol merupakan
Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60 %, hanya mempunyai horison
BAB. 3 | 25
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
penciri ochrik, histik atau sulfurik.Tanah regosol terdiri dari: regosol abu vulkanik, bukit
pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur.
e. Kepemilikan Lahan
Kawasan Pasia Tiku merupakan kawasan yang dimiliki secara bersama, masuk kepada
tanah ulayat, sehingga seluruh pengembangan kawasan dikelola oleh nagari. Dan
status kepemilikan hunian di Kawasan Pasia Tiku umumnya adalah hak pakai. Dari
hasil pembicaraan bersama badan kerapatan nagari, seluruh aktifitas yang akan
dikembangkan di kawasan sudah diizinkan
Tabel 3.11
Penggunaan Lahan Eksisting
BAB. 3 | 26
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.8
Deliniasi Kawasan Perencanaan Pasia Tiku
BAB. 3 | 27
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
BAB. 3 | 28
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.10
Penggunaan lahan Eksisting Pantai Pasia Tiku
BAB. 3 | 29
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.11
Penggunaan lahan Eksisting Pantai Pasia Tiku ( Mikro dan Makro )
BAB. 3 | 30
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.12
Penggunaan lahan Eksisting Pantai Pasia Tiku ( mikro )
BAB. 3 | 31
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.13
Penggunaan lahan Eksisting Pantai Pasia Tiku (Makro)
BAB. 3 | 32
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.14
Main entrance dan side entrance eksisting menuju kawasan
Pantai Pasia Tiku
BAB. 3 | 33
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.15
Penerangan yang ada dikawasan studi
(Sumber : dokumentasi survey, 202)
- Air minum
Kebutuhan air minum, kawasan studi memanfaatkan air tanah sumur bor dan
sebahagian menggunakan air yang bersumber dari PDAM.
BAB. 3 | 34
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
- Drainase
Drainase kawasan eksisting saat ini merupakan drainase terbuka, dan kondisi
sebagian ada yang rusak dan ada yang tetimbun oleh sampah pohon.
Gambar 3.16
Kondisi Drainase dikawasan Pantai Pasia Tiku
(Sumber : dokumentasi survey, 202)
- Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di kawasan menggunakan jaringan nirkabel, tanpa
jaringan, karen untuk akses telekomunikasi umumnya pengunjung dan yang
melakukan aktifitas wisata menggunakan ponsel.
Berikut dapat dilihat gambar Prasarana umum eksisting di dalam Kawasan
Wisata Pantai Tiku.
BAB. 3 | 35
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.17
Tempat Sampah dikawasan Pantai pasia Tiku
(sumber : dokumentasi survey, 202)
- Toilet umum
Toilet umum banyak yang tidak terfungsikan dengan baik, karena kondisi tidak
terawat,
BAB. 3 | 36
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
- Mushola
Terdapat 1 unit mushola di kawasan studi, dengan kondisi yang tidak begitu
terawat. Dan juga jarang difungsikan sehingga, mushola ditutup pada hari-hari
biasa.
- Gazebo
Terdapat 2 unit gazebo, yang kondisinya cukup terawat
- Panggung Pertunjukan
Terdapat 1 unit Panggung pertunjukan di Kawasan Wisata Pantai Tiku, namun
panggung pertunjukan ini digunakan sebagai temat penyimpanan barang barang
dari pedagang yang berada di sekitar kawasan wisata.
Gambar 3.18
Panggung pertunjukan di dalam kawasan wisata
BAB. 3 | 37
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3. 19
Sirkulasi didalam lokasi Kawasan Pasia Tiku
BAB. 3 | 38
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3. 20
BAB. 3 | 39
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.21
Aspek Fasilitas Umum didalam lokasi Kawasan Pasia Tiku
BAB. 3 | 40
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.22
Aspek Ekologis Umum didalam lokasi Kawasan Pasia Tiku
BAB. 3 | 41
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.23
Analisis tutupan vegetasi didaya tarik wisata
BAB. 3 | 42
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Berdasarkan filosofi serta sistem dan peran nagari dalam pemerintahan, dapat
diperkirakan bahwa prinsip pembangunan yang bersifat partisipatif telah lama hidup
dan berkembang dilingkungan masyarakat Minangkabau pada umumnya, khusus di
masyarakat Kawasan Pantai Pasia Tiku. Kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi
dalam kegiatan pembangunan relatif cukup tinggi, sebagai manifestasi dari prinsip
yang menjadi filosofi mereka tentang: Tagak sama tinggi, duduk samo randah ;
Mambakik batang tarandam ; Awak samo awak ; Saiyo sakato ; Di mana bumi dipijak di
sinan langit dijunjuang. Sehingga untuk memufakati pengembangan kawasan Pantai
Pasia Tiku akan dengan mudah dilaksanakan.
Keberadan muaro mati juga menjadi modal utama dalam mengekspose kekayaan alam
berupa view yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi atau core dalam membentuk
pola kunjungan. Menghadirkan wisata religi didalam penataan dan perancangan
kawasan, merupakan modal utama untuk wisatawan datang berkunjung
BAB. 3 | 43
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Di sebeluah utara ini, wisatawan juga dapat menikmati kuliner gulai ikan dan bakar
ikan secara langsung. Ikan yang disediakan dari hasil tangkapan nelayan dari PPI,
sehingga upaya untuk menghidupkan suasasa kuliner akan sangat menyatu di area ini.
- Warung makanan
Warung makanan dikawasan Pantai Pasia Tiku sebnayak 85 unit dan lapaklapak
sebanyak 15 unit. Kawasan warung ini menyebar dikawasan studi khususnya di
sebahagian zona saja, sehingga pergerakan aktifitas hanya berada di sebelah utara
deliniasi kawasan pantai Pasia Tiku.
Gambar 3.24
Warung makanan dikawasan wisata
BAB. 3 | 44
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
d) Pasar Wisatawan
Wisatawan yang datang berkunjung ke Pantai pasia Tiku di dominasni oleh pengunjung
Nusantara. Jumlah kunjungan ke objek wisata Pantai Pasia Tiku secara statistik tidak
terdata dalam kurun waktu 2 tahun sebelumnya, namun di tahun 2022 dari hasil
penjualan karcis yang dilakukan secara swakelola oleh nagari, hingga per saat liburan
Idul Fitri di Bulan Mei 2022 jumlah kunjungan mencapai 12.000 pengunjung. Dan
kunjungan di hari libur biasa tidak begitu ramai. (sumber : Pengelola wisata nagari &
Wali Jorong Pasie , 2022)
e) Kelembagaan
Berdasarkan hasil pengamatan keberadaan lembaga pariwisata di Kawasan Pantai
Pasia Tiku, di kelola langsung oleh nagari, yang berkolaborasai dalam pemenuhan
infrastruktur didukung oleh dinas terkait ( Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga,
dinas PUPR dll).
Dari hasil analisis lokasi wisata sekitar kawasan dan analisis tapak lokasi meliputi :
1. Potensi aspek fisik, ekologis, sosial budaya dan ekonomi, dan kepariwisataan di
lokasi daya tarik wisata yang dapat mendukung pengembangan dan/atau
penguatan daya tarik wisata;
2. Permasalahan aspek fisik, ekologis, sosial budaya dan ekonomi, dan kepariwisataan
dilokasi daya tarik wisata yang menjadi kebutuhan dan tantangan pengembangan
daya tarikwisata.
BAB. 3 | 45
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Tabel 3.12
Identifikasi Potensi dan Masalah Daya Tarik Wisata Pantai Pasia Tiku
BAB. 3 | 46
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Nilai penting daya tarik wisata adalah keunggulan sumber daya alam dan budaya serta
lokasi geografis yang dapat berupa keunikan, kekhasan, dan signifikansi
keberadaannya yang dapat meningkatkan daya saing daya tarik wisata di tingkat
kabupatan/kota, provinsi, nasional, dan internasional. Identifikasi nilai penting daya
tarik wisata merupakan upaya menggali dan mengenali nilai penting yang dimiliki daya
tarik wisata yang dapat mendukung peningkatan daya saing daya tarik wisata di tingkat
kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan/atau internasional. Nilai penting daya tarik
wisata berguna dalam mengembangkan produk pariwisata unggulan, tema daya tarik
wisata, dan branding yang akan dibangun.
Seperti yang sudah diilihat dari keberadaan kawasan wisata Pantai pasia Tiku dalam
bahasan pada bab sebelumnya, Pantai Pasia Tiku, memiliki potensi sebagai kawasan
wisata yang didukung dengan keberadaan Kecamatan Tanjung Mutiara sebagai
kawasan Perkotaan yang berada di sepanjang pesisir selatan.
BAB. 3 | 47
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Didalam RTRW Kabupaten Agam Kawasan Pantai Pasia Tiku yang berada di kawasan
Ibukota Kecamtaan Tanjung mutiara yang ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL), sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), Kajian penyusunan RDTR
dan PZ Kawasan Ibu Kota Kecamatan Tanjung Mutiara, kawasan studi Pantai Pasia Tiku
masuk kawasan yang dikendalikan perkembangannya, secara fungsi pusat kegiatan.
Gambar 3.25
Analisa Kebijakan Penataan ruang pada skala Kabupaten Agam
(sumber : RTRW Kabupaten Agam Tahun 2021-2041)
Gambar 3.26
Analisa Pengendalian Kawasan Pantai Pasia Tiku
(Sumber : RDTR dan PZ Kawasan Ibukota Kec. Tanjung Mutiara)
BAB. 3 | 48
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 3.27
Peta Analisa Kesesuaian Kegiatan pemanfaatan ruang kegiatan
Objek Wisata Pantai Pasia Tiku
(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, 2022)
BAB. 3 | 49
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Seiring dengan penetapan Kabupaten Agam sebagai salah satu Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) bersama dengan Kota Bukittinggi, Pemerintah Daerah
bersama Pemerintah Nagari yang didukung oleh Pemerintah Provinsi saat ini telah
menetapkan beberapa fokus pengembangan beberapa kawasan dan objek wisata
diantaranya :
1) Ambun Tanai, Puncak Lawang, Linggai, Muko-muko, Sungai Batang yang berada di
Kawasan Matur - Tanjung Raya.
2) Lereng Singgalang, Koto Gadang, Sianok di Kecamatan IV Koto dan Banuhampu.
3) Agrowisata Koto Tinggi dan Sungai Janiah di Kecamatan Baso.
4) Tarusan Kamang, Ngalau Kamang, Luak Gadang G. Rang Pisang, Banto Royo di
Kecamatan Tilatang Kamang dan Kamang Magek.
5) Wisata bahari Pasia Tiku dan Bandar Mutiara di Kecamatan Tanjung Mutiara.
Oleh sebab itu dari keberadaan Pantai Pasia Tiku sebagai destinasi Wisata yang perlu
dikembangkan dan digeliatkan kembali, tentu akan membutuhkan suatu tarikan
aktifitas lainnya di kawasan wisata, seperti menghadirkan objek baru, seperti
pengaturan tempat makan, pembenahan fasilitas ataupun menghadirkan suau wujud
bangunan dengan fungsi lain namun memberikan pengaruh terhadap pengembangan
wisata Pasia Tiku. Wujud lain dengan fungsi lain seperti bangunan mesjid dengan
berbagai fungsi ikutannya.
Berdasarkan kajian potensi , masalah dan Kedudukan Kawasan Pantai Pasia Tiku dilingkup
kabupaten Dan Provinsi Sumatera Barat, maka penting bagi Kawasan Pantai Pasia Tiku melihat
target wisatawan dengan kondisi tofografi dan alam yang sama dengan kabupaten/kota yang
juga memiliki kawasan pantai. Seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota
Padang, Kabupaten Pesisir Selatan dengan pantainya yang sudah terkelola. Didalam RTRW
Provinsi Sumatera Barat, dijelaskan beberapa lokasi objek wisata tirta yang terdapat di
Propinsi Sumatera Barat :
Pantai Padang : Kota Padang;
Pantai Bungus : Kota Padang;
BAB. 3 | 50
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Dengan keberagaman wisata pantai yang ada di Provinsi Sumatera Barat, untuk dapat
bersaing dengan beberapa destinasi wisata pantai, Pantai Pasia Tiku, harus lebih mengeksplore
kekayaan alam dengan menghadirkan daya tarik wisata baru yang akan dapat
menyeimbangkan pengembangan wisata di kawasan Pantai pasia Tiku dengan daya tarik
ataupun objek wisata di pantai tersebut diatas.
BAB. 3 | 51