Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN ANTARA

Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

3
BAB
Kondisi umum dan

2
Kepariwisataan
BAB. 3 | 1
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

KONDISI UMUM DAN 1

KEPARIWISATAAN
3 BAB
3.1 ANALISIS KONDISI UMUM SEKITAR DAYA TARIK WISATA

3.1.1 Lokasi Geografis Dan Administrastif Kawasan Sekitar Daya Tarik Wisata

awasan Pasia Tiku merupakan Ibukota dari wilayah administrasi Kecamatan


Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung
Mutiara terletak antara 99°54'55'' – 99°58'15’’ Bujur Timur (BT); 0°22'15''-0°26'15'' Lintang
Selatan (LS). Dari Ibukota Provinsi Sumbar (Kota Padang) menuju lokasi dapat ditempuh
dengan perjalanan darat sejauh ±106 Km, dengan waktu tempuh ±2 Jam perjalanan,sedangkan
dari ibukota Kabupaten Agam, Kota Lubuk Basung berjarak ±20 Km dengan waktu tempuh
kendaraan sekitar 30 menit.

Adapun batasan administrasi Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara ini adalah :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Nagari Tiku V jorong

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kab. Padang pariaman


Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Nagari Tiku utara


Luas wilayah daratan Kecamatan Tanjung Mutiara yaitu sekitar 205,73 Km2 atau 20.573 Ha dan
secara administratif terdiri dari 3 (tiga) nagari yaitu : Nagari Tiku Selatan, Nagari Tiku Utara dan
Nagari Tiku V Jorong. Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah administrasi Kecamatan dapat
dilaihat pada Tabel 3.1,

BAB. 3 | 2
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Tabel 3.1
Luas daerah menurut Nagari di Kecamatan Tanjung Mutiara, 2020

No Nagari Luas (Km2)

1 Tiku Selatan 31,42


2 Tiku Utara 39.52
3 Tiku V Jorong 134,79
Jumlah 205,73
Sumber : Kecamatan Tanjung Mutiara Dalam Angka, Tahun 2021

Gambar 3.1
Peta Orientasi Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara
(Sumber : RDTR dan PZ kawasan Ibukota Tanjung Mutiara )
BAB. 3 | 3
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Gambar 3.2
Peta Orientasi Kawasan Studi Pantai Pasia Tiku
(Sumber : RDTR dan PZ kawasan Ibukota Tanjung Mutiara )

BAB. 3 | 4
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Secara Adminsitratif kawasan sekitar Pantai Pasia Tiku masuk dalam kawasan adminisitrasi
kawasan ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara (sesuai Kajian Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Dan PZ Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara 2017-2037).

3.1.2 Aspek Fisik Lingkungan Administrastif Kawasan Sekitar Daya Tarik Wisata
a. Topografi dan Kemiringan
Ditinjau dari ketinggian, Kecamatan Tanjung Mutiara secara rata - rata berada pada
ketinggian terendah dan tertinggi sekitar 170 meter sampai 220 meter dari permukaan
laut.
Topografi Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara secara umum berupa dataran
dengan rata-rata kemiringan lahan 0 – 15% dengan luas 1.822,348 Ha. Kondisi
topografi yang datar menjadikan Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara cukup
baik untuk dikembangkan. Uraian tingkat kemiringan (kelerengan) lahan Kawasan
Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara, dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut;

Tabel 3.2
Luas Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara Menurut Kelerengan Lahan
Luas Lereng (Ha)
Nagari dan >40% 0-2% 15-40% 2-5% 5-15% Total
No
Jorong Luas (Ha)
Perbukitan Dataran Perbukitan Medan Perbukitan
Terjal Sedang Bergelombang Landai
TIKU SELATAN 71,91 1.295,25 44,63 31,31 275,84 1.718,94

1 Jorong Banda 37,56 358,88 18,50 3,14 47,81 465,90


Gadang
2 Jorong Gasan 26,33 194,98 0,55 17,15 22,05 261,07
Kaciak
3 Jorong 5,09 259,43 11,80 10,86 86,09 373,27
Kampung
Darek Pasa
4 Jorong 109,07 3,23 0,15 0,63 113,08
Tiku
5 Jorong Pasia 11,03 3,00 14,04
Paneh
6 Jorong Pasia 186,47 186,47
Tiku
7 Jorong Sungai 2,92 175,38 10,55 116,26 305,11
Nibung
TIKU UTARA 1,55 94,19 12,27 31,98 140,00

BAB. 3 | 5
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Luas Lereng (Ha)


Nagari dan >40% 0-2% 15-40% 2-5% 5-15% Total
No
Jorong Luas (Ha)
Perbukitan Dataran Perbukitan Medan Perbukitan
Terjal Sedang Bergelombang Landai
8 Jorong 1,55 75,65 9,61 28,62 115,43
Cacang Tinggi
9 Jorong Durian 18,54 2,67 3,35 24,56
Kapeh
Total Luas (Ha) 73,46 1.389,44 56,90 31,31 307,82 1.858,93

Sumber : Hasil Perhitungan dengan aplikasi ArcGis Tahun 2016

b. Geologi
Kondisi geologi pada Kawasan Kecamatan Tanjung Mutiara didominasi oleh
Quaternary Alluvium (Qal) dan Quaternary fan and tuff deposits (Qft). Endapan
permukaan/Quaternary Alluvium(Qal) merupakan bahan endapan alluvium yang
terdiri dari lempung, pasir, kerikil, pasir dan bongkahan batuan beku serta kwarsit.
Endapan ini tergolong muda dan terbentuk pada periode kwarter.

Tabel 3.3
Tabel Pembagian Jenis Batuan Geologi Per Jorong di Kawasan Perencanaan

No Nagari dan Jorong Batuan Penyusun Luas (Ha)


I Tiku Selatan 1.718,93
1 Jorong Banda Gadang Qal Quaternary Alluvium 361,73
Quaternary fan and tuff
2 Jorong Banda Gadang Qft 104,16
deposits
3 Jorong Gasan Kaciak Qal Quaternary Alluvium 238,50
Quaternary fan and tuff
4 Jorong Gasan Kaciak Qft 22,57
deposits
Jorong Kampung
5 Qal Quaternary Alluvium 373,27
Darek
6 Jorong Pasa Tiku Qal Quaternary Alluvium 113,09
7 Jorong Pasia Paneh Qal Quaternary Alluvium 14,04
8 Jorong Pasia Tiku Qal Quaternary Alluvium 186,47
9 Jorong Sungai Nibung Qal Quaternary Alluvium 305,11
II Tiku Utara 140,00
10 Jorong Cacang Tinggi Qal Quaternary Alluvium 115,43
11 Jorong Durian Kapeh Qal Quaternary Alluvium 24,56
Luas Total (Ha) 1.858,93
Sumber : Hasil Perhitungan dengan aplikasi ArcGis Tahun 2016 dalam kajian RDTR dan PZ
2017-2030

BAB. 3 | 6
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Kondisi geologi pada Kawasan Pasia Tiku didominasi oleh Quaternary Alluvium (Qal)).
Endapan permukaan/Quaternary Alluvium(Qal) merupakan bahan endapan alluvium
yang terdiri dari lempung, pasir, kerikil, pasir dan bongkahan batuan beku serta
kwarsit. Endapan ini tergolong muda dan terbentuk pada periode kwarter.

c. Jenis tanah

Jenis Tanah yang terdapat pada Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara
Kabupaten Agam terdiri dari 2 (dua) jenis tanah yaitu Glei Humus Dan Regosol. Regosol
merupakan Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60 %, hanya
mempunyai horison penciri ochrik, histik atau sulfurik.Tanah regosol terdiri dari:
regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur. Uraian jenis
tanah pada Kawasan Perkotaan Tanjung Mutiara, dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut;

Tabel Error! No text of specified style in document..4


Jenis Tanah di Kawasan Perencanaan

No Nagari dan Jorong Jenis Tanah Luas (Ha)

I Tiku Selatan 1.718,93


1 Jorong Banda Gadang Glei Humus 218,83
2 Jorong Banda Gadang Regosol 247,07
3 Jorong Gasan Kaciak Glei Humus 80,16
4 Jorong Gasan Kaciak Regosol 180,91
5 Jorong Kampung Darek Glei Humus 237,13
6 Jorong Kampung Darek Regosol 136,14
7 Jorong Pasa Tiku Regosol 113,09
8 Jorong Pasia Paneh Glei Humus 5,83
9 Jorong Pasia Paneh Regosol 8,21
10 Jorong Pasia Tiku Regosol 186,47
11 Jorong Sungai Nibung Glei Humus 199,43
12 Jorong Sungai Nibung Regosol 105,68
II Tiku Utara 140,00

BAB. 3 | 7
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

No Nagari dan Jorong Jenis Tanah Luas (Ha)

13 Jorong Cacang Tinggi Glei Humus 115,43


14 Jorong Durian Kapeh Glei Humus 24,56
Sumber : Hasil Perhitungan dengan aplikasi ArcGis Tahun 2016
dalam kajian RDTR dan PZ 2017-2030

d. Elemen hidrologis sekitar

Aliran permukaan yang terdapat di kawasan perencanaan adalah 4 (empat) buah


sungai yaitu Batang Tiku, Masang Kiri dan Masang Kanan serta Batang antokan. Secara
ekonomis, sungai-sungai ini merupakan pendukung bagi kegiatan irigasi oleh
masyarakat di Tanjung Mutiara.

e. Klimatologi

Secara umum Kecamatan Tanjung Mutiara beriklim tropis kering yang memiliki musim
kering lebih lama dari musim hujan karena jauh dari lautan dengan temperatur
Keadaan suhu rata-rata 200C - 300C. Ketinggian daerah 2 meter di atas permukaan laut.
Dengan curah hujan rata-rata/tahun berkisar antara 2000 mm pertahun dan hampir
merata di sepanjang tahun dengan hari hujan 22,7 hari hujan pertahun.

f. Pemanfaatan ruang sekitar

Penggunaan lahan merupakan pencerminan dari kegiatan manusia di suatu wilayah


yang didukung dengan daya tarik wisata. Setiap aktivitas kegiatan manusia, selalu
memerlukan tanah/lahan sebagai landasan tempat melakukan aktivitas kegiatan
tersebut. Selain itu penggunaan lahan merupakan suatu indikator penting dalam
pengamatan terhadap kondisi sosial ekonomi dan kultural pada suatu wilayah.
Penggunaan lahan di wilayah perencanaan secara umum masih bercorak agraris,
dimana penggunaan lahan didominasi oleh kegiatan lahan non perkotaan.

Untuk Pola permukiman di Kecamatan Tanjung Mutiara adalah linier dan konsentrik
yaitu mengikuti pola jaringan jalan dan sebagian terpusat pada perkembangan
kegiatan yang ada. Untuk permukiman yang berada di koridor antara kawasan pusat
kota dan kawasan pinggiran kota, pola permukiman menyebar mengikuti pola jaringan

BAB. 3 | 8
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

jalan. Pola yang terbentuk tersebut muncul akibat adanya konsep kebijaksanaan
pembangunan yang terpusat yaitu pembangunan yang mengikuti pusat-pusat kegiatan
perkotaan, sehingga masyarakat juga mengikuti konsep yang diterapkan tersebut.
Setelah pusat kota menjadi daerah yang mulai padat, maka konsep yang muncul untuk
mengatasi situasi tersebut adalah pengembangan wilayah perkotaan kearah
peinggiran kota, dengan membangun infrastruktur pendukung penjalaran kearah
pinggir kota tersebut.

g. Aksesibilitas menuju daya tarik wisata

Jaringan jalan yang terdapat di Kawasan Perencanaan saat ini merupakan pola jaringan
jalan dengan dominasi pada pola linier. Mengingat aksesibilitas Kawasan Perencanaan,
maka pengembangan jaringan jalan utama kawasan dimasa mendatang diarahkan
dapat menjangkau seluruh Kawasan Perencanaan. Sedangkan aksesibilitas menuju
destinasi wisata Pantai Pasia Tiku dapat diakses dari jalan Nasional.

Gambar 3.3
Aksesisbilitas menuju kawasan wisata Pantai Pasia Tiku

Secara hierarki fungsi jaringan jalan yang ada di Kawasan Perencanaan sebagai berikut:
a. Jaringan Jalan Nasional yang berfungsi Kolektor Primer (K1) sebagai jalur utama lintas
regional dengan nomor ruas N.023 yaitu ruas jalan raya Manggopoh – Batas Kota
Pariaman.

BAB. 3 | 9
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

b. Jalan Kolektor Primer K4 merupakan ruas jalan Pasar Tiku – Simpang IV Cacang, yang
berfungsi sebagai jalan lokal yang menghubungkan antar kawasan, dan mempunyai peran
penting dalam meningkatkan pertumbuhan Kawasan Perencanaan.

c. Jalan Lokal Primer berfungsi sebagai penghubung antara pusat Nagari dengan pusat
kecamatan dan pusat Kabupaten. Pengembangan ruas jalan ini berfungsi untuk
menghubungkan permukiman yang ada diperbatasan Tiku – daerah penyangga
(hinterland).

d. Jalan lingkungan berfungsi sebagai penghubung antar pusat kawasan atau pusat kawasan
dengan pusat lingkungan. Hasil analisa, sistem pergerakan pada jalan lingkungan
diantaranya:

 Pada beberapa lokasi perlu ada peningkatan kualitas jalan, utamanya kualitas jalan
lingkungan mengingat jalan tersebut digunakan sebagai sarana pergerakan barang dan
jasa.

 Pola Jaringan jalan akan berubah, khususnya pada kawasan yang belum terbangun
(lahan kosong) mengingat karena kawasan tersebut sangat berpeluang untuk
berkembang menjadi areal permukiman baru.

Dengan meningkatnya prasarana transportasi akan memperlancar aktivitas dan


pergerakan yang ada di kawasan perencanaan

h. Prasarana umum sekitar dayatarik wisata

Prasarana umum yang dimaksud disekitar daya tarik wisata adalah ketersedian
jaringan listrik, air minum , drainase , limbah cair dan padat, telekomunikasi dan
sistem pengeloaan sampah , berikut uraiannya

a) Jaringan listrik
Kebutuhan energi penduduk di kawasan sekitar kawasan perencanaan dipenuhi
melalui pelayanan listrik PT. PLN (Persero) yang yang terinterkoneksi satu arah Se-
Sumatera. Pelayanan listrik sudah melayani hampir semua rumah-rumah
penduduk di kawasan perencanaan.

BAB. 3 | 10
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

b) Air minum

Pertumbuhan dan perkembangan wilayah tidak saja berpengaruh pada


perkembangan fisik dan aktivitas kegiatan wilayah tersebut, tapi juga menuntut
perkembangan kebutuhan hidup penduduk wilayah tersebut. Kebutuhan tersebut
antara lain adalah kebutuhan akan air minum. Air merupakan kebutuhan manusia
yang sangat penting dan manusia adalah konsumen yang paling banyak
menggunakan air dalam kehidupan. Berbagai kebutuhan manusia akan air
menunjukan betapa pentingnya peranan air didalam lingkungan hidup manusia.
Pemenuhan akan kebutuhan air minum di kawasan perencanaan umumnya masih
memanfaatkan mata air, sumur gali dan sungai karena saat ini masyarakat yang
sudah terlayani oleh jaringan Pamsimas hanya baru di sekitar kawasan pusat kota
atau pusat kecamatan.
.

Gambar 3.4
Sumber air minum

c) Drainase
Pada kawasan perencanaan sistem drainase yang ada berupa saluran terbuka dan
tertutup. Saluran tersebut masih sangat terbatas terutama hanya pada jalan-jalan
tertentu saja. Selebihnya bahkan belum memiliki saluran untuk memudahkan
limpasan air dari jalan, terutama air hujan. Tingkat pelayanan drainase yang ada
cukup memprihatinkan karena belum ditunjang dengan operasi dan pemeliharaan
yang optimal dan kontinyu, sehingga sering menimbulkan/terjadi genangan air
hujan akibat pendangkalan sedimen dan penyumbatan sampah pada saluran
drainase dan gorong-gorong yang ada.Jenis drainase yang ada di Kawasan Tiku
Selatan yaitu sekunder dan tersier.

BAB. 3 | 11
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

d) Limbah cair dan padat

Sistem pembuangan air limbah domestik di Kawasan Perencanaan masih


bercampur dengan pembuangan air hujan. Dimana pembuangan air limbah dapat
dibedakan atas limbah domestik dan limbah non-domestik. Air limbah domestik
adalah air yang berasal dari pembuangan rumah tangga yang pada umumnya
masih menggunakan saluran drainase. Pembuangan air limbah di Kawasan
Perencanaan akan dilakukan pendekatan, yaitu pembangunan saluran
pembuangan serta peningkatan saluran pembuangan yang sudah ada.
Pembangunan saluran pembuangan dilakukan pada lingkungan-lingkungan
perumahan yang belum mempunyai saluran. Sedangkan peningkatan konstruksi
saluran pembuangan dilakukan pada saluran yang sudah ada namun kondisinya
sudah tidak memungkinkan, seperti kawasan di sepanjang jalan.

Gambar .3.5
Alur Pola Penanganan Persampahan di Kawasan Perencanaan

BAB. 3 | 12
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

e) Telekomunikasi
Sarana telekomunikasi yang ada saat ini berupa telepon otomatis, telepon seluler,
telegraph, serta pelayanan pos dan giro. Untuk kawasan perencanaan saat ini telah
dilengkapi dengan sarana telekomunikasi, berupa telepon otomatis atau telepon
seluler.
Prasarana telekomunikasi di wilayah perencanaan sudah cukup memadai baik
televisi, telepon dan alat-alat telekomunikasi lainnya. Alat telekomunikasi seperti
telepon pribadi telah jarang digunakan dan pemakaian nya di kawasan
perencanaan juga tidak banyak dibandingan dengan telpon selular yang sudah
menyebar hampir ke setiap pelosok di Kecamatan walaupun sebagian kawasan
terdalam masih mengalami sinyal hilang timbul bagi telepon selular.
Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi pada umumnya berada pada
kewenangan perusahaan telekomunikasi seperti PT.Telkom karenanya dalam
perencanaan ini rekomendasi hanya diarahkan pada prediksi kebutuhan atau
permintaan jaringan. Sementara itu untuk pengembangan jaringan telekomunikasi
satelit, akan mengikuti arahan dari strategi pengembangan jaringan
telekomunikasi satelit nasional.

f) Sistem Pengelolaan Sampah


Sistem pembuangan sampah terutama sampah domestik sampai ini belum
dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah oleh Dinas/Instansi terkait dilakukan
hanya terbatas pada kawasan perkantoran, lingkungan pasar, dan sebagian
lingkungan perumahan. sedangkan untuk sebagian besar lingkungan permukiman
penanganan masalah persampahan masih dilakukan oleh masyarakat sendiri.

g) Fasilitas umum sekitar daya tarik wisata

- Pendidikan
sebaran atau jumlah sarana tersebut sudah mampu melayani kebutuhan
penduduk Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara bahkan mampu melayani
penduduk di luar Kawasan Ibukota Tanjung Mutiara. Untuk lebih jelasnya

BAB. 3 | 13
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

ketersediaan sarana pendidikan yang ada di Nagari Tiku Selatan dapat dilihat pada
Tabel 3-18

Tabel 3.5
Jumlah Sarana Pendidikan Di Kecamatan Tanjung MutiaraTahun 2020

No. Nagari TK SD SLTP SLTA


1 Tiku Selatan 4 12 2 3
2 Tiku Utara 1 12 2
3 Tiku V Jorong 5 8 1
Jumlah 10 32 5 3
Sumber : Data Dalam Angka, BPS Tahun 2021

- Peribadatan
Pembinaan sumber daya manusia Indonesia adalah berorientasi kepada
pembangunan manusia seutuhnya. Artinya, bangsa Indonesia yang dicita – citakan
adalah manusia yang berkesinambungan, antara intensitas spiritual dan kualitas
intelektual. Dengan kata lain, bangsa Indonesia haruslah sebagai individu yang
beriman, berilmu, dan berketerampilan teknologi yang tinggi.

Berbagai jenis sarana peribadatan seperti mesjid dan mushalla saat ini juga telah
tersedia, dimana jumlah sarana peribadatan bagi masyarakat berbanding lurus
dengan jumlah penduduk pemeluk agama. Oleh sebab itu, dominasi dari mesjid 23
unit dan mushalla 110 unit berkorelasi positif dengan jumlah penduduk pemeluk
agama islam yang dominan.

Tabel 3.6
Jumlah Sarana Peribadatan Di Kecamatan Tanjung MutiaraTahun 2020

No Nagari Mesjid Mushalla/Surau

1 Tiku Selatan 7 45
2 Tiku Utara 7 46
3 Tiku V Jorong 9 19
Jumlah 23 110
Sumber : Data Dalam Angka, BPS Tahun 2021

BAB. 3 | 14
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

- Kesehatan

Penyediaan fasilitas kesehatan sangat penting artinya, karena akan menyangkut


kesejahteraan masyarakat. Makin baik pelayanan kesehatan, akan makin baik pula
kondisi kesehatan masyarakat yang sebetulnya akan membawa implikasi yang
luas, diantaranya adalah kualitas SDM, tingkat kesejahteraan dan produktifitas
kerja.
Program pemerintah dalam bidang kesehatan sangat dipengaruhi oleh
tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai. Di Kecamatan Tanjung Mutiara
fasilitas kesehatan sudah memadai karena sudah memiliki 1 (satu) unit rumah
sakit dan 2 (dua) unit puskesmas yang terdapat pada Nagari Tiku Selatan dan
Nagari Tiku V Jorong.

Tabel 3.7
Jumlah Sarana Kesehatan Di Kecamatan Tanjung Mutiara Tahun 2021

Puskesmas
No. Nagari Puskesmas Polindes Posyandu
Pembantu
1 Tiku Selatan 1 3 1 20
2 Tiku Utara - 2 - 15
3 Tiku V Jorong 1 5 1 22
Jumlah 2 10 2 57
Sumber : Data Dalam Angka, BPS Tahun 2021

3.1.3 Aspek ekologis


Aspek ekologis dilihat dari kawasan sekitar sudah menghadirkan suasana yang cukup
tenang dengan berbagai flora dan fauna yang ada dikawasan . Pohon cemara laut
yang tumbuh sekitar pesisir, ataupun pohon bakau yang juga terdapat sepanjang
pesisir memberikan nuansa alami bagi pengembangan kawasan wisata .

3.1.4 Aspek Sosial Budaya dan Ekonomi


a. Demografi
- Jumlah Penduduk

Aspek kependudukan merupakan salah satu faktor penentu dalam berbagai


kegiatan baik di perkotaan. Keberadaan penduduk merupakan suatu faktor

BAB. 3 | 15
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

pendukung yang penting dan merupakan faktor pendorong perkembangan suatu


wilayah. Tinjauan sumber daya manusia ini diperlukan sebagai masukan bagi
penjelasan mengenai keadaan perkembangan secara umum dalam suatu
perencanaan.

Jumlah dan distribusi penduduk yang tidak merata ini akan berimplikasi terhadap
pola pemanfaatan ruang dan pemanfaatan sumber daya alam ditiap nagari.

Tabel 3.8
Jumlah penduduk menurut Nagari di Di Kecamatan Tanjung MutiaraTahun 2017-2020

No Nagari Tahun
2017 2018 2019 2020
1 Tiku Selatan 12.107 12.234 12.354 13.030

2 Tiku Utara 9.214 9.314 9.408 10.227


3 Tiku V Jorong 9.467 9.569 9.666 9.793
Jumlah 30.788 31.117 31.428 33.050
Sumber : Kecamatan Tanjung Mutiara dalam angka, 2021

Gambar 3.6
Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Kecamatan Tanjung Mutiara tahun 2017-2020

BAB. 3 | 16
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

- Kepadatan Jumlah Penduduk

Pertumbuhan penduduk Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara sejalan


dengan perkembangan wilayahnya. Indikasi tersebut terlihat pada semakin
tingginya tingkat kepadatan penduduk pada sebagian wilayah di Kawasan
Perencanaan terutama wilayah utara walaupun secara keseluruhan relatif
mengalami peningkatan. Jumlah penduduk di Kecamatan Tanjung Mutiara pada
tahun 2020 adalah sebesar 30.020 jiwa dengan kepadatan penduduk sebanyak
161 Jiwa/Km2. Jika dilihat dari kepadataan jumlah penduduk yang ada, umumnya
penyebaran terpusat pada pusat – pusat kegiatan. Untuk mengetahui lebih rinci
mengenai jumlah penduduk dan jumlah Kecamatan Tanjung Mutiara dapat dilihat
pada tabel berikut

Tabel 3.9
Kepadatan Penduduk Di Kecamatan Tanjung Mutiara Tahun 2021

Jumlah Kepadatan
No. Nagari Luas (Km2)
(Jiwa) (Jiwa/Km2)

1 Tiku Selatan 31.42 11.805 376


2 Tiku Utara 39.52 8.983 227
3 Tiku V Jorong 134.79 9.232 69
Jumlah 205.73 30.020 146

Sumber : Kecamatan Tanjung Mutiara dalam angka, 2021

b. Budaya dan Tradisi Masyarakat


Kajian Budaya yang ingin adalah persoalan peran kelembagaan adat dalam
pembangunan masyarakat dan tanah ulayat. Hal ini penting mengingat masih kuatnya
masyarakat dalam memegang ketentuan-ketentuan adatnya, sehingga perlu
disinergiskan dengan tuntutan pembangunan yang mengarah kepada arus globalisasi
yang tidak dapat kita hindari. Dalam konteks pengembangan Kawasan Ibukota
Kecamatan Tanjung Mutiaraataupun yang lebih luas, terdapat beberapa aspek sosial
budya setempat yang perlu diakomodasikan dalam penataan ruang, antara lain yaitu:
 Filosofi masyarakat
 Sistem dan peran nagari dalam sistem pemerintahan

BAB. 3 | 17
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

 Pengaruh garis keturunan ibu (matrilineal) terhadap penggunaan lahan


 Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan

a) Filosofi Masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kawasan Ibukota Kecamatan
Tanjung Mutiara khususnya yang merupakan bagian integral dari masyarakat
Minangkabau, telah mempunyai filosofi tersendiri dalam mengatur konsep
hidup dan tata kehidupan bermasyarakat. Dalam filosofisnya masyarakat
Minang telah memasukkan unsur alam sebagai bagian dari kehidupan mereka,
yaitu Alam Takambang Jadi Guru. Dari filosofi ini mengindikasikan bahwa
masyarakat Minang menjadikan alam sebagai guru yang memberikan inspirasi
dalam merumuskan prinsip hidup dan kehidupan. Berdasarkan filosofi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah menyadari sepenuhnya
prinsip hubungan antara manusia dengan sistem alam yang membentuk suatu
sistem kesatuan universal, berikut sebab akibat yang dapat ditimbulkan, baik
oleh alam sendiri maupun oleh ulah manusia, yang dalam adat Minang dikenal
bakarno bakajadian. Dalam konteks penataan ruang, hubungan sebab akibat
seperti yang dimaksud tersebut adalah merupakan prinsip dasar yang
melatarbelakangi perlunya suatu perencanaan.

Beberapa filosofi hidup lainnya yang juga telah dikembangkan pada


masyarakat Minangkabau antara lain:
 Tagak sama tinggi, duduk samo randa, mengajarkan kepada masyarakat
agar bersifat egaliter terhadap sesama. Namun demikian, mereka
mengakui juga adanya perbedaan seseorang (individu) dalam masyarakat
berdasarkan kemampuannya.

 Mambakik batang tarandam, mengajarkan kepada pribadi (individu)


untuk meraih sukses, terutama yang berkenaan dengan
kebanggaan/gengsi keluarga.

 Awak samo awak, mengajarkan prinsip ikatan dalam struktur komunal


masyarakat Minang. Prinsip ini merupakan paradigma yang menjadi
ikatan pemersatu antar pribadi dan masyarakat dalam Ikatan Keluarga
Minang, yang mencerminkan nilai-nilai solidaritas.

BAB. 3 | 18
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

 Saiyo sakato, mengajarkan prinsip bahwa kepentingan pribadi juga terkait


dengan kepentingan masyarakat komunal, yang dalam mewujudkannya
apabila terdapat benturan kepentingan, harus berdasarkan musyawarah
untuk melahirkan mufakat.

 Di ma bumi dipijak, di sinan langit dijunjuang, mengajarkan masyarakat


agar mampu beradaptasi secara harmonis. Hal ini mengindikasikan
bahwa masyarakat Minang cukup responsif terhadap berbagai
perubahan.

b) Sistem dan peran nagari dalam sistem pemerintahan

Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan menurut Konsep


Narari, terdapat kelembagaan/institusi didalamnya yaitu:
 Kerapatan Anak Nagari (KAN), merupakan lembaga Ninik-Mamak yang
mewadahi perwakilan orang-orang yang menjadi pimpinan dalam sistem
keluarganya (kesukuan), yang berperan menggali aspirasi anak
kemenakan dan mensosialisaikan peraturan-peraturan/kebijakan yang
dikeluarkan nagari.

 MTTS, merupakan lembaga pertimbangan atau penasehat yang terdiri


dari unsur Ninik Mamak, Alim Ulama dan Cerdik Pandai. Lembaga ini
mempunyai peran untuk menilai dan mempertimbangkan
kebijakan/ketentuan yang akan diterapkan dalam masyarakat.

 Pemerintahan Nagari, merupakan lembaga pelaksana peraturan dan atau


kebijakan/ketentuan yang telah diusulkan dan dinilai oleh lembaga yang
ada dalam nagari.

Dalam merumuskan dan memutuskan peraturan/ketentuan nagari, terdapat


suatu mekanisme yang disebut Mejelis Musyawarah Adat. Sebagai rujukan
dalam mengambil keputusan yang berkenaan dengan peraturan/ketentuan
yang akan diberlakukan pada masyarakat adalah berupa instrumen yang
disebut Syarak. Dalam komunitas masyarakat nagari, ketentuan adat
didasarkan pada; Adat basandi Syarak, Syarak barsadi kitabullah. Dengan

BAB. 3 | 19
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

demikian ketentuan-ketentuan nagari tidak dibenarkan bertentangan dengan


adat dan syarak.
c) Pengaruh garis keturunan ibu (matrilineal) terhadap penggunaan lahan
Konsep garis keturunan ibu (Matrilineal),adalah sistem kekerabatan menurut
garis keturunan ibu, yang secara struktural komunal disebut Ninik-Mamak.
Dalam masyarakat Minangkabau, tanah ulayat milik kelompok garis keturunan
(suku) ini hanya diberikan pada keluarga ibu, yang diwariskan secara turun-
temurun dan tidak dapat diperjual belikan. Karena pengaruh sistem ini,
penggunaan lahan terutama dalam hal pola menetap (permukiman),
cerderung berkumpul keluarga yang masih mempunyai ikatan dengan keluarga
ibu, dalam artian bahwa suatu kawasan hanya didiami oleh koloni tertentu.

d) Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan


Berdasarkan filosofi serta sistem dan peran nagari dalam pemerintahan, dapat
diperkirakan bahwa prinsip pembangunan yang bersifat partisipatif telah lama
hidup dan berkembang dilingkungan masyarakat Minangkabau pada
umumnya, khusus di masyarakat Kabupaten Agam. Artinya, kesadaran
masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan relatif cukup
tinggi, sebagai manifestasi dari prinsip yang menjadi filosofi mereka tentang:
Tagak sama tinggi, duduk samo randah ; Mambakik batang tarandam ; Awak
samo awak ; Saiyo sakato ; Di ma bumi dipijak di sinan langit dijunjuang.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, terdapat beberapa poin penting yang


menjadi prasyarat dalam mereduksi sistem sosial budaya Minangkabau, yaitu:
 Jenjang (hirarki) yang termanifestasikan dalam bentuk satuan
permukiman; taratak, jorong, koto dan nagari, yang saat ini
terlembagakan dalam bentuk jorong dan nagari.

 Sistem penyebaran permukiman lebih mengarah pada ikatan kelompok


keluarga menurut garis keturunan ibu.

 Penguasaan lahan, dalam pemanfaatannya sangat dominan dipengaruhi


oleh pemerintahan nagari.

BAB. 3 | 20
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

 Partisipasi masyarakat dalam pembangunan relatif sudah mapan, yang


termanifestasikan dalam bentuk kelembagaan adat pada masing-masing
nagari, yang mekanismenya sudah ditetapkan menurut ketentuan syarak.

 Kepentingan pembangunan yang memanfaatkan tanah ulayat, harus


berdasarkan mekanisme yang telah ditetapkan oleh masing-masing
nagari.

 Keinginan pemerintah pusat, agar setiap pembangunan harus bersifat


partisipatif, dapat diterima sepenuhnya oleh masyarakat, karena telah
berkembang pada tingkatan nagari.

3.2 ANALISIS KONDISI KEPARIWISATAAN SEKITAR DAYA TARIK WISATA

3.2.1 Daya Tarik Wisata sekitar dan Daya Trik wisata unggulan Kabupaten Agam

Salah satu yang menjadi daya darik unggulan kepariwisataan Kabupaten Agam yaitu
Wisata Danau Maninjau. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota
Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk
Basung, ibukota Kabupaten Agam. Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini
berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Danau Maninjau
merupakan satu diantara 840 danau dari beragam jenis dan ukuran danau yang ada di
Indonesia. Berdasarkan Kesepakatan Bali tentang Pengelolaan Danau Berkelanjutan
pada tanggal 13 Agustus 2009 yang ditandatangani oleh 9 (sembilan) Menteri pada
Konferensi Nasional Danau Indonesia I, Danau Maninjau ditetapkan sebagai satu dari
15 (lima belas) danau prioritas yang akan ditangani bersama secara terpadu dan
berkelanjutan. Penetapan danau prioritas tersebut berlandaskan pada kerusakan
danau, pemanfaatan danau, komitmen Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam
pengelolaan danau, fungsi strategis untuk kepentingan nasional, keanekaragaman
hayati, dan tingkat resiko bencana. Danau Maninjau berada pada posisi ke 2 (dua)
sebagai danau prioritas nasional setelah Danau Toba dan kerinci.

Secara administrasi Danau Maninjau terletak di Kecamatan Tanjung Raya, dengan luas
9.785,6 hektar. Selain menjadi sumber air pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),
Danau Maninjau juga memiliki keberagaman potensi sebagai destinasi pariwisata,

BAB. 3 | 21
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

daerah perikanan tangkap, serta sumber air baku dan pertanian. Danau Maninjau
pernah menjadi primadona sebagai salah satu daerah sentra produksi perikanan di
tahu 1992 melalui pengembangan budidaya perikanan sistem Karamba Jaring Apung
(KJA). Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati Danau Maninjau telah
menjadikannya sebagai rumah bagi 17 jenis ikan, termasuk ikan endemik yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti rinuak (Psilopsis, sp) dan ikan bada (Rasbora
argyrotaenia). Keberagaman potensi yang yang dimiliki tersebut telah menjadikan
danau Maninjau sebagai salah satu Kawasan Strategis Provinsi pada Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2032.

Gambar 3.7
Danau Maninjau

Sedangkan di Kecamatan Tanjung Mutiara, juga terdapat daya tarik wisata alam budaya,
dan budaya sebanyak 6 Objek Wisata yang menyebar di ketiga Nagari Kecamatan Tanjung
Mutiara .

3.2.2 Fasilitas Pariwisata


Di Kecamatan Tanjung Mutiara juga terdapat beberapa kesenian daerah sebanyak 14
unit, yang terdiri dari kesenian band rakyat, randai, rebana, salung, indang, rebab, tari
dan rebab ditahun 2020.

Jumlah rumah makan di Kecamatan Tanjung Mutiara hingga tahun 2020


terdidentifikasi sebanyak 10 Rumah makan.

BAB. 3 | 22
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Dilihat dari jumlah daya fasilitas pariwisata di sekitar kawasan studi atau di
Kecamatan Tanjung Mutiara, perlu pengembangan fasilitas pariwisata sekitar kawasan
wisata.

Gambar 3.7
Fasilitas pariwisata berupa rumah makan di sekitar kawasan perencanaan

3.2.3 Pasar Wisatawan


Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang sedang menjadi tren
untuk dikembangkan seiring dengan program-program nasional dalam upaya
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Pengembangan sektor pariwisata
memiliki potensi yang cukup signifikan dalam meningkatkan ekonomi daerah karena
mempunyai daya ungkit dan daya tarik terhadap kegiatan ekonomi lainnya seperti
transportasi dan komunikasi, perhotelan dan restoran, ekonomi kreatif, kuliner dan
sektor lainnya.
Pertumbuhan sektor pariwisata diindikasikan oleh jumlah kunjungan wisatawan, lama
tinggal dan pengeluaran wisatawan. Perkembangan masing-masing indikator tersebut
disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.10
Perkembangan Indikator Pariwisata Kabupaten Agam Tahun 2016-2020

No Indikator Sasaran 2016 2017 2018 2019 2020

1 Jumlah kunjungan 440.000 450.000 690.913 753.135 67.190


wisatawan nusantara

BAB. 3 | 23
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

No Indikator Sasaran 2016 2017 2018 2019 2020

2 Jumlah kunjungan 29.000 30.000 13.171 13.564 192


wisatawan mancanegara
3 Lama tinggal wisatawan 2 2 2 2 1
4 Rata-rata peneluaran 500.000 425.000 400.450 450.000 200.000
wisatawan
5 Kontribusi lapangan usaha 0,85 0,89 0,91 0,91 0,78
pariwisata terhadap PDRB

Sumber : Diolah dari Data Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, 2021

Untuk kunjungan wisata nusantara dinilai sudah menunjukkan perkembangan yang


cukup baik berdasarkan peningkatannya dari 440.000 wisatawan pada tahun 2016
menjadi 676.160 wisatawan pada tahun 2020. Sementara untuk kunjungan wisatawan
mancanegara mengalami penurunan setiap tahunnya dengan jumlah kunjungan pada
tahun 2020 hanya 192 wisatawan. Penurunan jumlah wisatawan mancanegara
utamanya disebabkan oleh degradasi kualitas lingkungan pada kawasan Danau
Maninjau sehingga menurunkan minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke
destinasi wisata yang menjadi ikon pariwisata di Kabupaten Agam tersebut. Penurunan
kunjungan wisatawan yang signifikan terjadi pada tahun 2020 ditengah terjadinya
wabah pandemi Covid-19 dan adanya kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat
termasuk kunjungan ke berbagai objek dan destinasi wisata. Hal tersebut berdampak
pada penurunan rata-rata pengeluaran wisatawan dari Rp. 450.000 pada tahun 2019
menjadi Rp. 200.000 pada tahun 2020. Meski kontribusi sektor pariwisata masih
termasuk kecil, penurunan kunjungan tersebut secara langsung turut berdampak pada
menurunnya kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kabupaten Agam dari 0,95%
pada tahun 2019 menjadi 0,78% pada tahun 2020.

3.2.4 Kelembagaan Kepariwisataan


Pengelolaan wisata di Kecamatan Tanjung Mutiara, dikelola secara bersama Dinas
Pariwisata Pemuda dan Olahraga bersama pihak Nagari. Keberfungsian Nagari dalam
mengelola kawasan dimulai dari :
- Pengawasan
- Pemeliharaan
- Operasional

BAB. 3 | 24
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

3.3 ANALISIS TAPAK LOKASI DAYA TARIK WISATA

3.3.1 Aspek Fisik Lingkungan


Kawasan studi berada di Nagari Tiku Selatan, tepatnya berada di Jorong Pasia Tiku
dengan luas kawasan perencanaan 20,04 Ha, dengan batasan administrastif sebagai
berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan : TPI
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Banda Gadang, Pantai Bandar Mutiara
Sebelah Barat berbatasan dengan : Samudara Indonesia
Sebelah Timur berbatasan dengan : Permukiman

3.3.1 Analisis Fisik lingkungan Area Prioritas


a. Topografi dan Kemiringan
Ditinjau dari ketinggian, Kawasan Pasia Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara secara rata -
rata berada pada ketinggian terendah dan tertinggi sekitar 170 meter sampai 220
meter dari permukaan laut.
Topografi Kawasan Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara secara umum berupa dataran
dengan rata-rata kemiringan lahan 0 – 2 %. Kondisi topografi yang datar menjadikan
kawasna studi cukup baik untuk dikembangkan.

b. Geologi
Kondisi geologi pada Kawasan Pasia Tiku didominasi oleh Quaternary Alluvium (Qal)).
Endapan permukaan/Quaternary Alluvium(Qal) merupakan bahan endapan alluvium
yang terdiri dari lempung, pasir, kerikil, pasir dan bongkahan batuan beku serta
kwarsit. Endapan ini tergolong muda dan terbentuk pada periode kwarter.
Berdasarkan informasi dari Jorong dan masyarakat setempat, untuk ketinggian
gelombang tidak pernah melebihi 2 meter dan mengenai bibir pantai. Dan pantai yang
mnjorok kelaut disebabkan abrasi pasir yang terbawa oleh pasang dan angin tenggara.
Hingga saat ini untuk area pantai dari tahun ketahun mengalami peningkatan luasan.

c. Jenis tanah

Jenis Tanah yang terdapat pada Kawasan Pasia Tiku yaitu Regosol. Regosol merupakan
Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60 %, hanya mempunyai horison

BAB. 3 | 25
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

penciri ochrik, histik atau sulfurik.Tanah regosol terdiri dari: regosol abu vulkanik, bukit
pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur.

d. Elemen hidrologis sekitar


Dikawasan studi berada di pingigir anak sungai, memiliki lambung, muaro mati. untuk
pemenuhan kebutuhan air bersih dikasawasan studi Pasia Tiku pada umumnya sudah
terlayani air dari PDAM dan sebagian masyarakat menggunakan air tanah.

e. Kepemilikan Lahan
Kawasan Pasia Tiku merupakan kawasan yang dimiliki secara bersama, masuk kepada
tanah ulayat, sehingga seluruh pengembangan kawasan dikelola oleh nagari. Dan
status kepemilikan hunian di Kawasan Pasia Tiku umumnya adalah hak pakai. Dari
hasil pembicaraan bersama badan kerapatan nagari, seluruh aktifitas yang akan
dikembangkan di kawasan sudah diizinkan

f. Pengunaan Lahan kawasan Studi Pasia Tiku


Berdasarkan hasil deliniasi kawasan studi seluas 20,04 Ha, deliniasi kawasan
didasarkan atas usulan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga dan kesepakatan
dengan Bamus Nagari. Penggunaan lahan eksisting dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.11
Penggunaan Lahan Eksisting

No Penggunaan Lahan Luas (m2) Luas (Ha)

1 Vegetasi 54.750 5,47


2 Permukiman 20.621 2,06
3 Bangunan Lainnya 2.040 2
4 Permukaan Pantai 42.959 4,29
5 Lahan Efektif 80.057 8
Jumlah 200.427 20,04 Ha
Sumber : Hasil analisis perhitungan luasan kawasan berdasarkan hasil drown, 2022

Berikut dapat dilihat gambar deliniasi kawasan Pasia Tiku, dan

BAB. 3 | 26
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Gambar 3.8
Deliniasi Kawasan Perencanaan Pasia Tiku

BAB. 3 | 27
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Topografi Kawasan Ibukota Kecamatan


Tanjung Mutiara secara umum berupa
dataran dengan rata-rata kemiringan lahan 0
– 2 %. Kondisi topografi yang datar
menjadikan kawasna studi cukup baik untuk
dikembangkan.
Kondisi geologi pada Kawasan Pasia Tiku
didominasi oleh Quaternary Alluvium (Qal))
Jenis Tanah yang terdapat pada Kawasan
Pasia Tiku yaitu Regosol. Regosol merupakan
Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir
lebih dari 60 %, hanya mempunyai horison
penciri ochrik, histik atau sulfurik. Dan tanah
ini cukup subur

Gambar Error! No text of specified style in document..9


Peta Kondisi Fisik Lingkungan

BAB. 3 | 28
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Gambar 3.10
Penggunaan lahan Eksisting Pantai Pasia Tiku

BAB. 3 | 29
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Gambar 3.11
Penggunaan lahan Eksisting Pantai Pasia Tiku ( Mikro dan Makro )

BAB. 3 | 30
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Gambar 3.12
Penggunaan lahan Eksisting Pantai Pasia Tiku ( mikro )

BAB. 3 | 31
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Gambar 3.13
Penggunaan lahan Eksisting Pantai Pasia Tiku (Makro)

BAB. 3 | 32
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

g. Sirkulasi didalam lokasi Kawasan Pasia Tiku


Sirkulasi eksisting dari Kawasan Pantai Pasia Tiku terdiri atas satu arus masuk dan
keluar, Akses utama merupakan jalan aspal berlubang, Sirkulasi kendaraan yang
memalui akses utama saat ini 2 (dua) arah, Pola parkir pada tapak menyebar dan tidak
teratur, Pengendara bebas berkendara di area wisata pantai.
Hirarki sirkulasi di Kawasan Pantai Pasia Tiku sudah terdapat akses dari jalan provinsi
menuju kawasan wisata, Jalan penghubung ke kawasan wisata : aspal berpasir dan
rusak lebar 4 meter, jalan utama kawasan wisata : material beton lebar 3 meter dan
Jalan lingkungan : beton berpasir lebar 3 meter. Berikut dapat dilihat gambar Sirkulasi
eksisting di dalam Kawasan Wisata Pantai Tiku.

Gambar 3.14
Main entrance dan side entrance eksisting menuju kawasan
Pantai Pasia Tiku

BAB. 3 | 33
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

h. Prasarana umum di dalam lokasi daya tarik wisata


Prasarana umum yang dapat di identifikasi yang ada di kawasan yaitu listri, air minum,
Drainase, Limbah cair dan padat, telekomunikasi dan sistem pengelolaan sampah.
- Listrik
untuk kebutuhan listrik sudah ada dalam kawasan, namun beberapa penerangan
banyak yang tidak berfungsi dengan baik.

Gambar 3.15
Penerangan yang ada dikawasan studi
(Sumber : dokumentasi survey, 202)

- Air minum
Kebutuhan air minum, kawasan studi memanfaatkan air tanah sumur bor dan
sebahagian menggunakan air yang bersumber dari PDAM.

- Limbah cair dan padat


Untuk limbah cair dan padat, yang teridentifikasi dikawasa studi Pantai Pasia
Tiku, menggunakan septik tank, dan sebagian septiktank di kawasan studi juga
dalam kondisi rusak, yang menyebabkan WC/Toilet tidak dapat difungsikan
dengan optimal,

BAB. 3 | 34
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

- Drainase
Drainase kawasan eksisting saat ini merupakan drainase terbuka, dan kondisi
sebagian ada yang rusak dan ada yang tetimbun oleh sampah pohon.

Gambar 3.16
Kondisi Drainase dikawasan Pantai Pasia Tiku
(Sumber : dokumentasi survey, 202)

- Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di kawasan menggunakan jaringan nirkabel, tanpa
jaringan, karen untuk akses telekomunikasi umumnya pengunjung dan yang
melakukan aktifitas wisata menggunakan ponsel.
Berikut dapat dilihat gambar Prasarana umum eksisting di dalam Kawasan
Wisata Pantai Tiku.

BAB. 3 | 35
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

- Sistem pengelolaan Sampah


Pada kawasan studi , untuk pengelolaan sampah ada yang diikelola sendiri, seperti
dibakar, ataupun membuang dilahan kosong dan sebagian menggumpulkan
sampah di container yang tersedia di kawasan studi.
Pada hari padat pengunjung terjadi penumpukan titik sampah di area terbuka
yang berada dibelakang kawasan parkir.

Sampah dia raeal terbuka Bak sampah beton terbuka

Caontainer dalam kawasan Sampah dia raeal terbuka dibelakang


kawasan parkir

Gambar 3.17
Tempat Sampah dikawasan Pantai pasia Tiku
(sumber : dokumentasi survey, 202)

i. Fasilitas Umum di dalam lokasi daya tarik wisata


Fasilitas umum yang dapat di identifikasi yang ada di kawasan wisata yaitu toilet
umum, mushola, gazebo dan panggung pertunjukan.

- Toilet umum
Toilet umum banyak yang tidak terfungsikan dengan baik, karena kondisi tidak
terawat,

BAB. 3 | 36
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

- Mushola
Terdapat 1 unit mushola di kawasan studi, dengan kondisi yang tidak begitu
terawat. Dan juga jarang difungsikan sehingga, mushola ditutup pada hari-hari
biasa.
- Gazebo
Terdapat 2 unit gazebo, yang kondisinya cukup terawat

- Panggung Pertunjukan
Terdapat 1 unit Panggung pertunjukan di Kawasan Wisata Pantai Tiku, namun
panggung pertunjukan ini digunakan sebagai temat penyimpanan barang barang
dari pedagang yang berada di sekitar kawasan wisata.

Gambar 3.18
Panggung pertunjukan di dalam kawasan wisata

BAB. 3 | 37
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Gambar 3. 19
Sirkulasi didalam lokasi Kawasan Pasia Tiku

BAB. 3 | 38
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Gambar 3. 20

Aspek Fisik Lingkungan Prasarana didalam lokasi Kawasan Pasia Tiku

BAB. 3 | 39
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Gambar 3.21
Aspek Fasilitas Umum didalam lokasi Kawasan Pasia Tiku

BAB. 3 | 40
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

3.3.2 Aspek ekologis


Kawasan Pantai Pasia Tiku ditumbuhi oleh fauna pohon cemara, pohon kelapa, Pohon
ketapang, Pohon aru yang tumbuh secara alamiah. Keberadaan pohon dikawasan ini
meberikan nilai daya tarik wisata sendiri. Sekitar kawasan studi juga terdapat muaro
mati/labuang , hamparan pesisir pantai yang mamanjang dari PPI perikanan dan sungai
Batang Banda Gadang.

Cemara laut Muaro mati/labuang

Cemara laut dikawasan Cemara laut

Batang Banda Gadang

Gambar 3.22
Aspek Ekologis Umum didalam lokasi Kawasan Pasia Tiku

BAB. 3 | 41
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Gambar 3.23
Analisis tutupan vegetasi didaya tarik wisata

BAB. 3 | 42
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

3.3.3 Aspek Sosial Budaya lokasi daya tarik wisata

Berdasarkan filosofi serta sistem dan peran nagari dalam pemerintahan, dapat
diperkirakan bahwa prinsip pembangunan yang bersifat partisipatif telah lama hidup
dan berkembang dilingkungan masyarakat Minangkabau pada umumnya, khusus di
masyarakat Kawasan Pantai Pasia Tiku. Kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi
dalam kegiatan pembangunan relatif cukup tinggi, sebagai manifestasi dari prinsip
yang menjadi filosofi mereka tentang: Tagak sama tinggi, duduk samo randah ;
Mambakik batang tarandam ; Awak samo awak ; Saiyo sakato ; Di mana bumi dipijak di
sinan langit dijunjuang. Sehingga untuk memufakati pengembangan kawasan Pantai
Pasia Tiku akan dengan mudah dilaksanakan.

3.3.4 Aspek Kepariwisataan Lokasi Daya Tarik Wisata


a) Sumber daya alam
Sumber daya alam dan budaya di lokasi daya tarik wisata eksisting saaat ini yang akan
berpeotensi jadi salah satu destinasi wisata yaitu dengan adanya pengembangan PPI
Tiku Rencana pengembangan PPI Tiku yang direncanakan seluas 2,5 Ha (Master Plan
dan DED PPI Tiku), dan sekitar kawasan ini juga akan erpetensi sebagai kawasan
kampung nelayan terpadu. Bila ini dapat diwujudkan maka secara harfiah akan sejalan
dengan tarikan masa pada kawasan wisata Pantai Pasia Tiku. Untuk dapat datang ke
kawasan wisata ini.

Keberadan muaro mati juga menjadi modal utama dalam mengekspose kekayaan alam
berupa view yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi atau core dalam membentuk
pola kunjungan. Menghadirkan wisata religi didalam penataan dan perancangan
kawasan, merupakan modal utama untuk wisatawan datang berkunjung

b) Kegiatan Wisata yang sudah berkembangan di daya tarik wisata


Kegiatan wisata yang sudah berkembang di daya tarik wisata adalah kegiatan wisata
alam pantai, dan wisata mandi dan berenang. Untuk kegiatan menikmati objek wisata
alam panatai ini, dapat dilakukan dengan menyusuri pantai dari batas utara kawasan
perencanaan hingga batas selatan deliniasi kawasan Pantai Pasia Tiku.

BAB. 3 | 43
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Di sebeluah utara ini, wisatawan juga dapat menikmati kuliner gulai ikan dan bakar
ikan secara langsung. Ikan yang disediakan dari hasil tangkapan nelayan dari PPI,
sehingga upaya untuk menghidupkan suasasa kuliner akan sangat menyatu di area ini.

c) Fasilitas pariwisata dilokasi daya tarik wisata.


Fasilitas parwiisata yang semestinya ada dalam kawasan berupa : akomodasi, pusat
informasi, papan informasi dan interpretasi tidak tersedia dikawasan wisata dan
warung-warung/rumah makan dan pintu gerbang. Akan tetapi fasilitas pariwisata
dilokasi daya tarik wisata seperti akomodasi, pusat informasi, papan informasi dan
interpretasi tidak tersedia dikawasan wisata, untuk sementara yang tersedia adalah
pintu gerbang masuk kawasan dan warung- warung makan yang tersedia.

- Warung makanan
Warung makanan dikawasan Pantai Pasia Tiku sebnayak 85 unit dan lapaklapak
sebanyak 15 unit. Kawasan warung ini menyebar dikawasan studi khususnya di
sebahagian zona saja, sehingga pergerakan aktifitas hanya berada di sebelah utara
deliniasi kawasan pantai Pasia Tiku.

- Penunjuk arah Masuk ke kawasan wisata Pantai Pasia Tiku.


Penunjuk arah masuk ke kawasan wisata Pantai Pasia Tiku, namun dengan bentuk
sederhana, dan untuk pengembangan diperlukan upaya perbaikan pintu masuk
menuju kawasan, agar pengunjung dapat dengan mudah mengakses kawasan
wisata Pantai Pasia Tiku.

Gambar 3.24
Warung makanan dikawasan wisata

BAB. 3 | 44
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

d) Pasar Wisatawan
Wisatawan yang datang berkunjung ke Pantai pasia Tiku di dominasni oleh pengunjung
Nusantara. Jumlah kunjungan ke objek wisata Pantai Pasia Tiku secara statistik tidak
terdata dalam kurun waktu 2 tahun sebelumnya, namun di tahun 2022 dari hasil
penjualan karcis yang dilakukan secara swakelola oleh nagari, hingga per saat liburan
Idul Fitri di Bulan Mei 2022 jumlah kunjungan mencapai 12.000 pengunjung. Dan
kunjungan di hari libur biasa tidak begitu ramai. (sumber : Pengelola wisata nagari &
Wali Jorong Pasie , 2022)

e) Kelembagaan
Berdasarkan hasil pengamatan keberadaan lembaga pariwisata di Kawasan Pantai
Pasia Tiku, di kelola langsung oleh nagari, yang berkolaborasai dalam pemenuhan
infrastruktur didukung oleh dinas terkait ( Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga,
dinas PUPR dll).

Dari hasil analisis lokasi wisata sekitar kawasan dan analisis tapak lokasi meliputi :

1. Potensi aspek fisik, ekologis, sosial budaya dan ekonomi, dan kepariwisataan di
lokasi daya tarik wisata yang dapat mendukung pengembangan dan/atau
penguatan daya tarik wisata;
2. Permasalahan aspek fisik, ekologis, sosial budaya dan ekonomi, dan kepariwisataan
dilokasi daya tarik wisata yang menjadi kebutuhan dan tantangan pengembangan
daya tarikwisata.

BAB. 3 | 45
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Tabel 3.12

Identifikasi Potensi dan Masalah Daya Tarik Wisata Pantai Pasia Tiku

No Uraian Potensi Masalah


1

Lokasi  Kawasan dengan mudah diakses  Secara administrtif kawasan


Geografis dan dari jalan Nasional (K-1), Ruas berada sepanjang sepadan pantai,
Admisnitratif N.023 / Manggopoh – Bts Kota dan masuk ke kawasan rawan
Pariaman (Jalan Nasional) bencana tsunami,

Aspek Fisik  Karakteristik lahan ini  Ketinggian bangunan dibatasi < 4


Lingkungan dikategorikan memiliki nilai 5, Lantai
dengan kondisi morfologi dataran
dengan kemiringan 0-2%
digunakan untuk kepentingan
pengembangan,
 memiliki Daya Dukung dan
Kestabilan Pondasi tinggi
 memilikiketersediaa air tinggi
 memiliki kelas kemampuan lahan
rendah kelas d yang dapat
diperuntukan aktifitas
permukiman
Aspek Ekologis  Hamparan pantai tiku yang  Kegiatan hanya foskus pada
diselaraskan dengan vegetasi sebahagian kawasan areal studi
yang tumbuh secara alami yang
membentuk karakter kawasan
wisata Pantai Pasia Tiku
 Memiliki muaro mati/labuang
yang dapat dimanfaatkan
sebagai daya tarik wisata
Aspek Sosial  Sudah adanya TPI yang mampu  Budaya membuang sampah
Budaya dan menghadirkan peluang aktifitas sembarangan
Ekonomi wisata  Tidak terstruktur dan
 Hinterland kawasan terorganisirnya pedagang keliling
direncanakan sebagai kawasan dalam menjajakan dagangan.
nelayan terpadu
Fasilitas  Warung sepanjang kawasan studi  Warung – warung yang menutupi
sebanyak 85 unit view ke arah laut yang menjadi
 Lapak senbanyak 15 unit potensi utama pantai Pasia Tiku
 WC  Belum terdapat dermaga untuk
 Lapangan parkir menyeberang ke pulau
 Tempat sampah(container dan  Jaringan jalan & dreinase rusak
bak sampah  Lahan parkir belum tertata rapi

BAB. 3 | 46
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

No Uraian Potensi Masalah


 Sudah ada listrik sekitar kawasan  Sampah di sepanjang pantai tiku
 Tidak adanya penanda dan
petunjuk jalan
 Bak sampah yang kurang memadai
dan tidak terawat
 Tidak adanya Kios yang
menyediakan alat/sewa berenang
Pasar Wisatan  Pengembangan wisatawan untuk
Pantai Pasia Tiku adalah
wisatawan nusantara dilihat dari
kunjungan di hari libur nasional
dan libur biasa.
Kelembagaan  Pengelolaan pariwisata Perlu pengelolaan secara holistik/terpadu
Kepariwisataan dikawasan studi langsung dikelola antara nagari dan pemerintah
oleh nagari
Aktifitas wisata  Aktifitas yang dapat dilakukan  Sedikitnya aktifitas yang dapat
berenang, bersepeda dan dilakukan oleh pengunjung,
berjalan santai sepanjang area sehingga perlu optimalisasi untuk
pantai, swafoto sembari mengelola aktifitas pengunjung
menikmati Alam pantai Pasia Tiku agar lebih lama berada di Pantai
Pasia Tiku
Sumber : Hasil Analisis, 2022

3.3.5 Identifikasi Nilai Penting Daya Tarik Wisata

Nilai penting daya tarik wisata adalah keunggulan sumber daya alam dan budaya serta
lokasi geografis yang dapat berupa keunikan, kekhasan, dan signifikansi
keberadaannya yang dapat meningkatkan daya saing daya tarik wisata di tingkat
kabupatan/kota, provinsi, nasional, dan internasional. Identifikasi nilai penting daya
tarik wisata merupakan upaya menggali dan mengenali nilai penting yang dimiliki daya
tarik wisata yang dapat mendukung peningkatan daya saing daya tarik wisata di tingkat
kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan/atau internasional. Nilai penting daya tarik
wisata berguna dalam mengembangkan produk pariwisata unggulan, tema daya tarik
wisata, dan branding yang akan dibangun.

Seperti yang sudah diilihat dari keberadaan kawasan wisata Pantai pasia Tiku dalam
bahasan pada bab sebelumnya, Pantai Pasia Tiku, memiliki potensi sebagai kawasan
wisata yang didukung dengan keberadaan Kecamatan Tanjung Mutiara sebagai
kawasan Perkotaan yang berada di sepanjang pesisir selatan.

BAB. 3 | 47
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Didalam RTRW Kabupaten Agam Kawasan Pantai Pasia Tiku yang berada di kawasan
Ibukota Kecamtaan Tanjung mutiara yang ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL), sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), Kajian penyusunan RDTR
dan PZ Kawasan Ibu Kota Kecamatan Tanjung Mutiara, kawasan studi Pantai Pasia Tiku
masuk kawasan yang dikendalikan perkembangannya, secara fungsi pusat kegiatan.

Gambar 3.25
Analisa Kebijakan Penataan ruang pada skala Kabupaten Agam
(sumber : RTRW Kabupaten Agam Tahun 2021-2041)

Gambar 3.26
Analisa Pengendalian Kawasan Pantai Pasia Tiku
(Sumber : RDTR dan PZ Kawasan Ibukota Kec. Tanjung Mutiara)
BAB. 3 | 48
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Gambar 3.27
Peta Analisa Kesesuaian Kegiatan pemanfaatan ruang kegiatan
Objek Wisata Pantai Pasia Tiku
(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, 2022)

BAB. 3 | 49
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

Seiring dengan penetapan Kabupaten Agam sebagai salah satu Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) bersama dengan Kota Bukittinggi, Pemerintah Daerah
bersama Pemerintah Nagari yang didukung oleh Pemerintah Provinsi saat ini telah
menetapkan beberapa fokus pengembangan beberapa kawasan dan objek wisata
diantaranya :
1) Ambun Tanai, Puncak Lawang, Linggai, Muko-muko, Sungai Batang yang berada di
Kawasan Matur - Tanjung Raya.
2) Lereng Singgalang, Koto Gadang, Sianok di Kecamatan IV Koto dan Banuhampu.
3) Agrowisata Koto Tinggi dan Sungai Janiah di Kecamatan Baso.
4) Tarusan Kamang, Ngalau Kamang, Luak Gadang G. Rang Pisang, Banto Royo di
Kecamatan Tilatang Kamang dan Kamang Magek.
5) Wisata bahari Pasia Tiku dan Bandar Mutiara di Kecamatan Tanjung Mutiara.

Oleh sebab itu dari keberadaan Pantai Pasia Tiku sebagai destinasi Wisata yang perlu
dikembangkan dan digeliatkan kembali, tentu akan membutuhkan suatu tarikan
aktifitas lainnya di kawasan wisata, seperti menghadirkan objek baru, seperti
pengaturan tempat makan, pembenahan fasilitas ataupun menghadirkan suau wujud
bangunan dengan fungsi lain namun memberikan pengaruh terhadap pengembangan
wisata Pasia Tiku. Wujud lain dengan fungsi lain seperti bangunan mesjid dengan
berbagai fungsi ikutannya.

3.4 PROSPEK PENGEMBANGAN

Berdasarkan kajian potensi , masalah dan Kedudukan Kawasan Pantai Pasia Tiku dilingkup
kabupaten Dan Provinsi Sumatera Barat, maka penting bagi Kawasan Pantai Pasia Tiku melihat
target wisatawan dengan kondisi tofografi dan alam yang sama dengan kabupaten/kota yang
juga memiliki kawasan pantai. Seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota
Padang, Kabupaten Pesisir Selatan dengan pantainya yang sudah terkelola. Didalam RTRW
Provinsi Sumatera Barat, dijelaskan beberapa lokasi objek wisata tirta yang terdapat di
Propinsi Sumatera Barat :
 Pantai Padang : Kota Padang;
 Pantai Bungus : Kota Padang;

BAB. 3 | 50
LAPORAN ANTARA
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara

 Pantai Caroline : Kota Padang;


 Wisata Bahari Pulau Sikuai : Kota Padang;
 Pantai Air Manis : Kota Padang;
 Pantai Arta : Kabupaten Padang Pariaman;
 Pantai Kata : Kabupaten Padang Pariaman;
 Pantai Carocok Tarusan : Kabupaten Pesisir Selatan;
 Wisata Bahari Batu Kolong : Kabupaten Pesisir Selatan;
 Wisata Bahari Kawasan Mandeh : Kabupaten Pesisir Selatan;
 Pantai Tanjung Mutiara : Kabupaten Agam;
 Danau Maninjau : Kabupaten Agam;
 Danau Singkarak : Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar;
 Danau Diatas dan Dibawah (D. Kembar) : Kabupaten Solok.

Dengan keberagaman wisata pantai yang ada di Provinsi Sumatera Barat, untuk dapat
bersaing dengan beberapa destinasi wisata pantai, Pantai Pasia Tiku, harus lebih mengeksplore
kekayaan alam dengan menghadirkan daya tarik wisata baru yang akan dapat
menyeimbangkan pengembangan wisata di kawasan Pantai pasia Tiku dengan daya tarik
ataupun objek wisata di pantai tersebut diatas.

BAB. 3 | 51

Anda mungkin juga menyukai