Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DEFISIT KEPERAWATAN DIRI

PAPER

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Kuliah


Keperawatan Kesehatan Jiwa 1

Disusun oleh:

Kelompok VIII
Dian Kania Sundari (701170005)
Kurnianing Sejati (701170016)
Widianengsih (701170033)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALE BANDUNG
2019
LEMBAR
PENILAIAN TUGAS

PAPER INI TELAH DIPERIKSA


di Bandung Tanggal :
dengan Nilai Angka :

Dosen Mata Kuliah,

Ganjar Safari,S.Kep.,Ners.,M.M
NIDN: 0428108602
A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri
1. Pengertian
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri diantaranya mandi, makan dan
minum secara mandiri, berhiasa secara mandiri, dan toileting (Buang Air
Besar [BAB]/ Buang Air Kecil [BAK]).
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenihi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan
kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan
terganggu perawatan dirinya jika terdapat melakukan perawatan dirinya. (Aziz
R., 2003)
2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri
adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000),
penyebab kurang dari perawatan diri adalah:
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindung dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan memengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
b. Faktor predipitasi
Yang merupakan faktor predipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000), faktor-faktor yang memengaruhi personal


hygiene adalah:
a) Body Image. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengna danya perubahan fisik sehingga individu
tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b) Praktik Sosial. Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c) Status Sosial Ekonomi. Personal hygiene memerlukan alat dan bahan
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d) Pengetahuan. Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengatuan yang baik akan meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e) Budaya. Di sebagian masyarakat jika individu sakit tentu tidak boleh
dimandikan.
f) Kebiasaan seseorang. Ada sebagian orang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri sehingga penggunaan sabun, sampo dan
lain-lain.
g) Kondisi fisik dan psikis. Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan pertu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene:


1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak
terpelihara nya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah: Gangguan integritas kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada
kuku.
2) Dampak psikososial
Masalah sosial yanng berhubungan dengan personal hygienen adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
3. Jenis-Jenis Defisit Perawataan Diri
Menurut Nanda-l (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:
a. Defisi perawatan diri: mandi;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/berativitas perawatan diri untuk diri sendiri.
b. Defisi perawatan diri: berpakaian;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakain dan berias untuk diri sendiri.
c. Defisi perawatan diri: makan;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
sendiri.
d. Defisi perawatan diri: eliminasi;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan eliminasi
sendiri.
4. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009)
adalah sebagai berikut:
a. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan peralatan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk
dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk
mengenakan pakaian dalam memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepas pakaian, mengguanakan
kaos kaki, mempertahan kan penampilan pada tingkat yang memuaskan,
mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelai makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, melengkapi makan, mencerna
makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau
gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan adala mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian atau toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat,
dan menyiram toilet atau kamar keci.
Menurut Depkes (2000), tanda dan gejala klien dengan defisit
pengetahuan diri adalah:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor;
2) Rambut dan kulit kotor;
3) Kuku panjang dan kotor;
4) Gigi kotor disertai mulut bau;
5) Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif;
2) Menarik diri, isolasi diri;
3) Merasa tidak berdaya, rendah diri dan merasa terhina.
c. Sosial
1) Interaksi kutang;
2) Kegiatan kurang;
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma;
4) Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK di sembarang tempat, gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
5. Batasan Karakteristik
Menurut Nanda-l (2012), batasan karakteristik klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
a. Defisi perawatan diri: mandi;
1) Ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi,
2) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh,
3) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi,
4) Ketidakmampuan menjangkau sumber air,
5) Ketidakmampuan mengatur air,
6) Ketidakmampuan membasuh tubuh.
b. Defisi perawatan diri: berpakaian;
1) Ketidakmampuan mengancing pakaian,
2) Ketidakmampuan mendapatkan pakaian,
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian,
4) Ketidakmampuan menenakan sepatu,
5) Ketidakmampuan menenakan kaus kaki,
6) Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian,
7) Ketidakmampuan melepas sepatu,
8) Ketidakmampuan melepas kaus kaki,
9) Hambatan memilih pakaian,
10) Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan,
11) Hambatan mengambil pakaian,
12) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh bawah,
13) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh atas,
14) Hambatan memasang sepatu,
15) Hambatan memasang kaus kaki,
16) Hambatan melepaskan pakaian,
17) Hambatan melepas sepatu,
18) Hambatan melepas kaus kaki,
19) Hambatan menggunakan alat bantu
20) Hambatan menggunakan resleting.
c. Defisi perawatan diri: makan;
1) Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukan ke mulut,
2) Ketidakmampuan mengunyak makanan,
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan,
4) Ketidakmampuan menempatkan makanan ke perlengkapan makan,
5) Ketidakmampuan menggunakan perlengkapan makan,
6) Ketidakmampuan memakan makanan dalam cara yang dapat diterima
secara sosial,
7) Ketidakmampuan ketidak mampuan memakan makanan dengan aman,
8) Ketidakmampuan memakan makanan dalam jumlah memadai,
9) Ketidakmampuan memanipulasi makanan dalam mulut,
10) Ketidakmampuan membuka wadah makanan,
11) Ketidakmampuan mengambil gelas dan cangkir,
12) Ketidakmampuan makanan untuk dimakan,
13) Ketidakmampuan menelan makanan,
14) Ketidakmampuan menggunakan alat bantu,
d. Defisi perawatan diri: eliminasi;
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat,
2) Ketidakmampuan menyitam toilet atau kursi buang air (commode),
3) Ketidakmampuan naik ketoilet atau commode,
4) Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi,
5) Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commode,
6) Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commode.
6. Dampak Masalah Defisit Peerawatan Diri
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, ganguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data yang biasa ditemukan dalam Defisit Perwatan Diri adalah:
1) Data Subjektif:
(a) Pasien merasa lemah,
(b) Malas untuk beraktivitas,
(c) Merasa tidak berdaya.
2) Data Objektif:
(a) Rambut rontok, acak-acakan,
(b) Badan dan pakaian kotor dan bau,
(c) Mulut dan gigi bau,
(d) Kulit kusam dan kotor,
(e) Kuku panjang dan tidak terawat.
b. Mekanisme Koping
1) Regresi,
2) Penyangkalan,
3) Isolasi sosial, menarik diri,
4) Intelektualisasi.
Format/data fokus pengkajian pada klien dengan Defisit Perawatan Diri
(Keliat dan Akemat, 2009)
a. Status Mental
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi
[ ] penggunaan pakaian tidak sesuai
[ ] Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan...................................................................................
Masalah Keperawatan...............................................................
b. Kebutuhan Sehari-hari
1. Kebersihan diri
[ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
2. Makan
[ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
3. BAB/BAK
[ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
[ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
Jelaskan...................................................................................
Masalah Keperawatan...............................................................

Masalah Keperawatan
Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon masalah
(causa, core problem, effect) tetapi sebagai masalah pendukung.
a. Effect
b. Core problem
c. Causa
d. Defisit perawatan diri
e. Menurunnya motivasi perawatan diri
Pohon Masalah

...................................
Defisit Perawatan Diri
Effect

................................... Menurunnya motivasi


Core Problem dalam perawatan diri

...................................
Causa

2. Diagnosa Keperawatan
a. Core problem,
b. Causa,
c. Effect,
d. Defisit perawatan diri.
3. Rencana Keparawatan Defisit Perawatan Diri
Nama Klien : Diagnosa Medis :
Ruangan : No. CM :
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
1 2 3 4 5 6
Defisist 1. Klien dapat 1.1 Klien dapat menyebutkan 1.1.1 Diskusikan bersama klien
perawatan mengenal pentingnya kebersihan diri pentingnya kebersihan diri
diri : mandi, tentang dalam waktu 2 kali dengan cara menjelaskan
berpakaian, pentingnya pertemuan : pengertian tentang arti bersih
makan, kebersihan - Tanda-tanda bersih. dan tanda-tanda bersih.
eliminasit. diri. - Badan tidak bau. 1.1.2 Dorong klien untuk
- Rambut rapi, bersih dan menyebutkan 3 dari 5 tanda
tidak bau. kebersihan diri.

- Gigi bersih & tidak bau


mulut .
- Baju rapi dan tidak bau.
1.2 Klien mampu menyebutkan
kembali kebersihan untuk
kesehatan. 1.2.1 Diskusikan kebersihan diri
untuk kesehatan dengan
mengenali pengetahuan klien
terhadap hal yang
berhubungan dengan
kebersihan diri.
1.2.2 Bantu klien mengungkapkan
arti kebersihan diri dan
tujuan memelihara
kebersihan diri.
1.2.3 Beri reinforcement positif
setelah klien mampu
mengungkapkan arti
kebersihan diri.
1.3 Klien dapat menjelaskan 1.3.1 Ingatkan klien untuk
cara merawat diri, anatar memelihara kebersihan diri
lain : seperti :
- Mandi 2 kali sehari - Mandi 2 kali, pagi dan
dengan sabun. sore
- Menggosok gigi - Sikat gigi minimal 2 kali
minimal 2 kali sehari sehari (sesudah makan
setelah makan dan akan dan sebelum tidur)
tidur. - Keramas dan menyisir
- Mencuci rambut 2-3 kali rambut
seminggu dan - Gunting kuku bila
memotong kuku bila panjang.
panjang.
- Mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan.
2. Klien dapat 2.1 Klien berusaha untuk 2.1.1 Motivasi klien untuk mandi :
mengidentifi memelihara kebersihan diri, - Ingatkan caranya,
ksi penyebab yaitu evaluasi hasilnya &
prilaku - Mandi pakai sabun dan beriumpan balik
kekerasan. disiram dengan air - Bombing klien dengan
sampai bersih bantuan minimal
- Mengganti pakaian - Jika hasilnya kurang,
bersih sehari sekali dan kaji hambatan yang ada.
merapihkan pakaian. 2.1.2 Bimbing klien untuk mandi:
- Jika hasilnya kurang, kaji
hambatan yang ada
- Anjurkan klien untuk
meningkatkan cara mandi
yang benar
2.1.3 Anjurkan klien untuk
mengganti baju setiap hari :
- Anjurkan klien untuk
mempertahankan dan
meningkatkan
penampilan diri setiap
hari.
- Dorong klien untuk
mencuci pakaian sendiri
- Demonstrasikan cara
mencuci pakaian yang
benar dengan sabun dan
di bilas
2.1.4 Kaji keinginan klien untuk
memotong kuku dan
merapikan rambut:
- Beri kesempatan pada
klien untuk melakukan
sendiri
- Ingatkan potong kuku
dan keramas
2.1.5 Kolaborasi dengan perawat
ruangan untuk pengelolaan
fasilitas pelayanan
kebersihan diri, seperti mandi
dan kebersihan kamar mandi.
2.1.6 Bekerja sama dengan
keluarga untuk mengadakan
fasilitas kebersihan diri
sendiri seperti odol, sikat
gigi, sampo, pakaian ganti,
handuk dan sandal.
3. Klien dapat 3.1 Setelah satu minggu klien 3.1.1 Monitor klien dalam
melakukan dapat melakukan perawatan melaksanakan kebersihan diri
perawatan kebersihan diri seacara rutin secara teratur, ingatkan untuk
kebersihan dan teratur tanpa anjuran mencuci rambut, menyisir,
diri secara - Mandi pagi dan sore gosok gigi, ganti baju, dan
mandiri. - Ganti baju setiap hari pakai sandal.
- Penampilan bersih dan
rapih.
4. Klien dapat 4.1 Klien selalu tampak bersih 4.1.1 Beri inforcement positif jika
mempertaha dan rapih. klien berhasil melakukan
nkan kebersihan diri.
kebersihan
diri seacara
mandiri.
5. Klien dapat 5.1 Keluarga selalu mengingat 5.1.1 Jelaskan pada keluarga
dukungan hal-hal yang berhubungan tentang penyebab kurang
keluarga dengan kebersihan diri. minatnya klien menjaga
dalam kebersihan diri.
meningkatka 5.2 Keluarga menyiapkan sarana 5.1.2 Diskusikan bersama keluarga
kebersihan untuk membantu klien tentang tindakan yang telah
diri dalam menjaga kebersihan dilakukan klien selama di RS
diri. dalam menjaga kebersihan
dan kemajuan yang telah
dialami di RS.
5.1.3 Anjurkan keluarga untuk
memutuskan memberi
stimulasi terhadap kemajuan
yang telah di alami di RS.
5.2.1 jelaskan pada keluarga
tentang manfaat sarana yang
lengkap dalam menjaga
kebersihan diri klien.
5.2.2 Anjurkan keluarga untuk
menyiapkan sarana dalam
menjaga kebersihan diri.
5.2.3 Diskusikan bersama keluarga
cara membantu klien menjaga
kebersihan.
5.3 Keluarga membantu dan 5.3.1 Diskusikan dengan keluarga
membimbing klien dengan mengenai hal-hal yang dapat
menjaga kebersihan diri di lakukan misalnya :
- Mengingatkan klien pada
saat waktu mandi.
- Sikat gigi, keramas, ganti
baju dan lain-lain.
- Membantu klien apabila
mengalami hambatan,
member pujian atas
keberhasilan klien.
Contoh Rencana Keperawatan Defisit Perawatan Diri
dalam bentuk Strategi Pelaksanaan

No. Klien Keluarga


SP1P SP1K
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan Mendiskusikan masalah yang dirasakan
diri. keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan cara menjaga Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit
kebersihan diri. perawatan diri, dan jenis defisit perawatan diri
yang dialami pasien beserta proses terjadinya.
3. Membantu pasien mempraktikkan Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit
cara menjaga kebersihan diri. perawatan diri.
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
pasien. pasien dengan defisit perawatan diri.
2. Menjelaskan cara makan yang baik. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
langsung kepada pasien defisit perawatan diri.
3. Membantu pasien mempraktikkan
cara makan yang baik.
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas
pasien. di rumah termasuk minum obat (discharge
planning).
2. Menjelaskan cara eliminasi yang Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
baik.
3. Membantu pasien mempraktikkan
cara eliminasi yang baik.
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal harian.
SP4K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien.
2. Menjelaskan cara berdandan.
3. Membantu pasien mempraktikkan
cara berdandan.
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiaan harian.
4. Implementasi dan Evaluasi
Contoh implementasi dan evaluasi defisit perawatan diri
Nama Klien : Diagnosa Medis :
Ruangan : No. CM :

Tgl No. Dignosa Rencana Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Keperawatan
04 3 Defisit SP1P Defisit Melakukan SP1P Defisit S : “pagi isi saya belum mandi sus.”
sept Perawatan Perawatan Perawatan Diri: mandi, “saya tahu sus, kalau tidak mandi badan bau, tidak
2012 Diri: mandi, Diri: mandi, berpakaian, makan, bersih, teman yang disebelah kita pasti keciuman bau
07.30 berpakaian, berpakaian, eliminasi. badan yang tidak harum.”
makan, makan, - Menjelaskan “kalau jarang mandi keliatan kusam, badannya gatal,
eliminasi. eliminasi. pentingnya mulutnya bau terus bisa kutuan rambutnya karena
kebersihan diri. jarang keramas.”
- Menjelaskan cara “rambut saya sisir kalau kusut.”
menjaga kebersihan “saya jarang cukuran kecuali diingatkan perawat disini
diri. sus.”
- Membantu pasien “kalau makan disini teatur setiap hari 3 kali sus, pagi,
siang dan sore.”
mempraktekan cara “buang air kecil dan besar saya selalu di kamar mandi
menjaga kebersihan setelah selesaipun saya langsung siram sus.”
diri. “sebelum mandi berarti saya harus persiapkan pakaian
- Menganjurkan pasien ganti, handuk, sikat gigi, shampoo, sabun dan sisir.
memasukkan kedalam Begitu ya?”
jadwal kegiatan “baiklah sus saya mau di bimbing untuk
harian klien. melakukannya dengan tepat.”
“latihannya di kamar mandi ya sus?”
“saya mau mandi dan gosok gigi setiap hari pukul
06.00 dan sore pukul 16.00 sus.”
O : - Klien kooperatif
- Klien latihan dan gosok gigi di kamar mandi
- Klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
klien setiap hari pukul 06.00 dan sore pukul 16.00.
A : SP1P tercapai
P:
Perawat :
Lanjutkan SP2P pukul 12.00 di ruang perawatan klien.
Klien:
Motivasi klien untuk mandi dan gosok gigi sesuai jadwal
harian klien pukul 06.00 dan pukul 16.00
12.00 3 Defisit SP2P Defisit Melakukan SP2P Defisit S : “suster, saya sudah mandi dan gosok gigi, nanti saya
Perawatan Perawatan Perawatan Diri: mandi, akan lakukan lagi pukul 16.00.”
Diri: mandi, Diri: mandi, berpakaian, makan, “kita akan latihan cara makan yang baik ya sus.”
berpakaian, berpakaian, eliminasi. “biasanya sebelum makan saya cuci tangan saja sus
makan, makan, - Mengevaluasi jadwal tanpa pakai sabun begitupun setelah makan.”
eliminasi. eliminasi. kegiatan harian klien. “berati saya harus cuci tangannya pakai sabun sebelum
- Menjelaskan cara dan sesudah makan ya sus.”
makan yang baik. “sebelum makan harus berdo’a dulu, setelah berdo’a
- Membantu pasien kemudian menyantap makanan.”
menpraktekkan cara “setelah makan saya juga berdo’a sus.”
makan yang baik. “Saya akan melakukan seperti yang suster ajarkan tadi

- Menganjurkan pasien setiap hari sesuai jadwal makan pukul 07.00 pagi,

memasukkan dalam pukul 12.00 siang dan 18.00 sore hari.”

jadwal kegiatan O : - klien kooperatif

harian. - Klien latihan cara makan yang baik


- Klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
klien setiap hari pukul 07.00, 12.00 dan 18.00
A : SP2P tercapai
P:
Perawat :
Lanjutkan SP3P pukul 13.00 diruang perawatan klien
Klien :
Motivasi klien untuk melatih cara makan yang baik sesuai
jadwal harian klien pukul 07.00, 12.00 dan18.00.
13.00 3 Defisit SP3P Defisit Melakukan SP3P Defisit S : “saya tadi sesuai jadwal harian mempraktekkan makan
Perawatan Perawatan Perawatan Diri: mandi, yang baik sus. Jam 12 pas waktu makan siang.”
Diri: mandi, Diri: mandi, berpakaian, makan, “saya kalau kebelet buang air kecil dipojok kamar.”
berpakaian, berpakaian, eliminasi. “baik sus.. saya tidak akan buang air kecil dan besar di
makan, makan, - Mengevaluasi jadwal sembarang tempat lagi.”
eliminasi. eliminasi. kegiatan harian klien. “kalau buang air bkecil dan besar di sembarang tempat
- Menjelaskan cara saya jarang cebok, tapi kalau di kamar biasanya saya
eliminasi yang baik. cebok.”
- Membantu klien “berarti saya membilasa yang bersihsetelah buang air
mempraktekkan cara besar harus menyiranm air dari depak ke belakang ya
eliminasi yang baik. sus gak boleh terbalik.”
“lalu saya harus bersihkan sisa tinja/air kencing
- Menganjurkan pasien dengan menyiramnya dengan air secukupnya sampai
memasukkan dalam tinja/air kencing tidak tersisa di WC.”
jaswal kegiatan “setelah selesai sebelum saya keluar WC saya harus
harian. merapikan pakaian dulu dan mencuci tangan dengan
sabun.”
“saya mau latihan ini samakan saja saja sus dengan
jadwal mandi setiap hari pukul 06.00 pagi dan 16.00
sore, bolehkan sus?”
O : - Klien kooperatif
- Klien latihan cara eliminasi yang baik
- Klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
klien setiap pagi pukul 06.00, 12.00 dan 16.00
A : SP3P tercapai
P:
Perawat :
Lanjutkan SP4P pada tanggal 5 sept 2012 pukul 07.00
di kamar klien
Klien:
Motivasi klien untuk latihan eliminasi yang baik sesuai
jadwal harian klien pukul 06.00 dan 16.00
5 sept 3 Defisit SP4P Defisit Melakukan SP4P Defisit S : “ saya baru seesai mandi sus sesuai jadwal.”
2012 Perawatan Perawatan Perawatan Diri: mandi, “Tapi saya belum ganti pakaian sus, masih memakai
Diri: mandi, Diri: mandi, berpakaian, makan, pakaian yang tadi malam.”
berpakaian, berpakaian, eliminasi. “ berarti saya harus mengganti pakaian setiap hari ya
makan, makan, - Mengevaluasi jadwal setiap selesai mandi.”
eliminasi. eliminasi. kegiatan harian klien. “setelah itu harus kita sisir ya sus rambut supaya rapi.”
- Menjelaskan cara “saya mau pakai bedak dan lipstik sus supaya cantik.”
berdandan. Saya senang sekali pagi ini sus diajari cara
- Membantu klien berdandan.”
mengpraktekkan cara “saya mau latihan berhias dan berdandan setiap hari
eliminasi yang baik. sus setelah mandi pukul 06.30 dan pukul 16.30.”

- Menganjurkan lien O : - Klien kooperatif

memasukkan kedalam - Klien latihan cara eliminasi yang baik

jadwal kegiatan - Klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

harian klien setiap pagi pukul 06.30dan sore pukul 16.30.


A : SP4P tercapai
P:
Perawat :
Lanjutkan SP budaya defisit perawatan diri
Klien :
Motivasi klien untuk latihan eliminasi yang baik sesuai
jadwal harian klien pukul 06.30 dan 16.30
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, Mukhripah, S.Kep., Ns & Iskandar, S.Kep., NS. Asuhan


Keperawatan Jiwa, Bandung: Pusat penerbit PT Refika Aditima

Anda mungkin juga menyukai