Anda di halaman 1dari 27

Swamedikasi

Pertemuan II
Perilaku si sakit di Indonesia

Hasil survei kesehatan rumah tangga DepKes RI


1992
Mencakup 27 propinsi: 65.664 rumah tangga
(desa dan kota)
Yang mempunyai keluhan kesehatan :
• Indonesia : + 20,01 %, dari jumlah
penduduk 183.446.994 orang
Untuk mengatasi keluhan
kesehatan tersebut :
• Rumah sakit negeri 3,08 %
• Rumah sakit swasta 1,38 %
• Praktek dokter 13,23 %
• Puskesmas 26,62 %
• Klinik/KIAA/BP 3,34 %
• Praktek petugas kesehatan 7,35 %
• Pengobatan sendiri 45 %
BPS mencatat bahwa terdapat
• orang sakit di Indonesia yang melakukan
swamedikasi sebesar 66%
berobat jalan ke dokter 34%
• lebih dari 80 % di antara mereka
mengandalkan obat modern
Kebijakan

• Permenkes
No.919/MENKES/PER/
X/1993 adalah upaya
seseorang dalam
mengobati gejala
penyakit tanpa
konsultasi dengan
dokter terlebih dahulu
(Consumer Healthcare Products Association)

Menurut CHPA:
Pada swamedikasi, pasien memegang tanggung
jawab utama terhadap obat yang digunakan.
Oleh karena itu sebaiknya baca label dan brosur
obat dengan seksama & teliti.
Kemudian perhatian khusus perlu diberikan bagi
penggunaan obat untuk kelompok tertentu,
seperti pada anak-anak, lanjut usia, pasien
dengan gangguan fungsi hati atau ginjal,
maupun wanita hamil & menyusui.
Lanjutan….

• Jika individu atau pasien memilih


untuk melakukan pengobatan sendiri,
maka ia harus dapat :
– mengenali gejala yang dirasakan
– menentukan apakah kondisi mereka sesuai untuk
pengobatan sendiri atau tidak
– memilih produk obat yang sesuai dengan kondisinya
– mengetahui ada atau tidaknya riwayat alergi terhadap
obat yang digunakan
– mengikuti instruksi yang tertera pada label obat yang
dikonsumsi
Kriteria obat yang digunakan

1. Tidak dikontradiksikan untuk penggunaan


tertentu, yaitu bagi ibu hamil, anak
dibawah umur (di bawah 2 tahun), dan
lanjut usia (di atas 65 tahun).
2. Swamedikasi dengan obat yang
dimaksud tidak memberikan risiko bagi
kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak membutuhkan cara
atau keterampilan maupun alat tertentu
yang bisa dimiliki oleh tenaga kesehatan
seperi dokter dan perawat
4. Penggunaannya dibutuhkan untuk penyakit
yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
5. Obat yang dimaksud memiliki rasio
keamanan yang dapat dipertanggung
jawabkan untuk swamedikasi.
Pemilihan Obat
a. Gejala dan keluhan penyakit.
b. Alergi atau reaksi yang tidak diinginkan
terhadap obat tertentu.
c. Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara
pemakaian, efek samping, dan interaksi
obat dengan obat yang sedang diminum.
d. Perlu konsultasi dengan tenaga apoteker
untuk penjelasan obat berikut kegunaannya
Obat Wajib Apotek (OWA)

• Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras


yang boleh diserahkan apoteker di apotek,
dengan syarat apoteker harus mengetahui
dengan jelas kegunaan obat tersebut dan
digunakan untuk apa, serta dicatat jumlah
obat, nama serta alamat pasien. Yang
termasuk Obat OWA ditetapkan oleh
menteri Kesehatan, sampai saat ini telah
ditetapkan daftar OWA No. 1, OWA No 2,
OWA No 3.
OBAT WAJIB APOTEK (OWA)

• DAFTAR OWA NO 1
– 347/MENKES/SK/VII/1990
– 925/MENKES/SK/X/1993 (Perubahan gol
owa 1 menjadi obat bebas dan bebas
terbatas)
• DAFTAR OWA NO 2
– 924/MENKES/PER/X/1993
• DAFTAR OWA NO 3
– 1176/MENKES/SK/X/1999
DAFTAR OWA NO 1

• Oral kontrasepsi
• Obat saluran cerna
• Obat mulut dan tenggorokan
• Obat saluran napas
• Obat yangmempengaruhi sistem
neuromuskuler
• Antiparasit
• Obat kulit topikal
DAFTAR OWA NO 2

• 34 item tambahan obat-obat


DAFTAR OWA NO 3

• Saluran pencernaan dan metabolisme


• Obat kulit
• Antiinfeksi umum
• Sistem muskuloskeletal
• Sistem saluran pernafasan
• Organ-organ sensorik
OWA 3 YANG DIKELUARKAN

• Obat saluran cerna + psiko -- dengan resep


• Obat mulut dan tenggorokan -- heksetidin—obt
• Obat saluran napas
obat asma: aminofilin,
sekretolitik/ mukolitik – bromheksin
• Obat yang mempengaruhi neuromuskuler :
analgetik antipiretik: metampiron + klordiazepoksid/
diazepam
• Antiparasit: obat cacaing mebendazol
• obat kulit topikal: antifungi tolfaftat
ALASAN DIKELUARKAN DARI OWA

1. Obat yang mengandung psikotropika, karena


UU psikotropika menyebutkan bahwa
psikotropika hanya dapat diberikan dengan
resep dokter
2. OWA jadi lingkar biru atau hijau:
– Efek samping ringan
– Frekuensi penggunaan sering
– Masyarakat sudah makin pandai/ tahu tentang obat
Maks 20 tab bila
mual/muntah
Maks 1 tube untuk
sariawan
Maks 20 tab/ 1 fls
untuk batuk
Maks 20 tab/ 1 fls
untuk nyeri
Maks 1 tube untuk
infeksi pada kulit
Maks 10 tab untuk
labung/ saluran
pencernaan
Maks 10 tab untuk
goat
Maks 7 tab untuk
saluran pencernaan

Anda mungkin juga menyukai