Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA

PROGRAM KUSTA

UPTD PUSKESMAS SETIA MEKAR


DINAS KESEHATAN KABUPATEN BEKASI

Jl. Anggrek VI No 33 Blok J Rt.04/Rw.19 Telepon (021) 88340440


Email : puskesmassetiamekar@gmail.com
TAMBUN – BEKASI
KERANGKA ACUAN KERJA
PROGRAM KUSTA

a. Pendahuluan

Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan


permasalahan yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan
kemanusiaan seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya
dari medis saja tetapi juga adanya masalah psikososial sebagai akibat
penyakitnya. Dalam keadaan ini warga masyarakat berupaya menghindari
penderita. Sebagai akibat dari masalah-masalah tersebut akan mempunyai efek
atau pengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara, karena masalah-
masalah tersebut dapat mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna sosial,
tuna wisma, tuna karya dan ada kemungkinan mengarah untuk melakukan
kejahatan atau gangguan di lingkungan masyarakat. Program pemberantasan
penyakit menular bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit, menurunkan
angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut
sehingga memungkinkan tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang masih merupakan
masalah nasional kesehatan masyarakat, dimana beberapa daerah di Indonesia
prevalens rate masih tinggi dan permasalahan yang ditimbulkan sangat
komplek. Masalah yang dimaksud bukan saja dari segi medis tetapi meluas
sampai masalah sosial ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan sosial.
Pada umumnya penyakit kusta terdapat di negara yang sedang berkembang,
dan sebagian besar penderitanya adalah dari golongan ekonomi lemah. Hal ini
sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara tersebut dalam memberikan
pelayanan yang memadai di bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan
sosial ekonomi pada masyarakat.
Di Indonesia pengobatan dari perawatan penderita kusta secara
terintegrasi dengan unit pelayanan kesehatan (puskesmas sudah dilakukan).
Adapun sistem pengobatan yang dilakukan sampai awal pelita III yakni tahun
1992, pengobatan dengan kombinasi (MDT) mulai digunakan di Indonesia.
Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu negara dengan beban
penyakit kusta yang tinggi. Penyakit kusta merupakan salah satu dari delapan
penyakit terabaikan yang masih ada di Indonesia, Indonesia sudah mengalami
kemajuan yang pesat dalam pembangunan di segala bidang termasuk
kesehatan, namun kusta sebagai penyakit kuno masih ditemukan.
b. Latar Belakang
Hingga kini, kusta seringkali terabaikan. Meskipun kusta tidak secara
langsung termasuk ke dalam pencapaian Millenium Development Goals
(MDGs), namun terkait erat dengan lingkungan yaitu sanitasi. Penggunaan air
bersih dan sanitasi akan sangat membantu penurunan angka kejadian penyakit
NTD. Beban akibat penyakit kusta bukan hanya karena masih tingginya jumlah
kasus yang ditemukan tetapi juga kecacatan yang diakibatkannya, Indonesia
sudah mencapai eliminasi di tingkat nasional. Namun saat ini, masih ada 14
propinsi yang mempunyai beban tinggi yaitu Banten, Sulteng, Aceh, Sultra,
Jatim, Sulsel, Sulbar, Sulut, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua
Barat dan Kalimantan Utara.
Dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikiari besarnya, sehingga
menimbulkan keresahan yang sangat mendalam. Tidak hanya pada penderita
sendiri, tetapi pada keluarganya, masyarakat dan negara. Hal ini yang
mendasari konsep perilaku penerimaan periderita terhadap penyakitnya, dimana
untuk kondisi ini penderita masih banyak menganggap bahwa penyakit kusta
merupakan penyakit menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan
Tuhan, najis dan menyebabkan kecacatan. Akibat anggapan yang salah ini
penderita kusta merasa putus asa sehingga tidak tekun untuk berobat. Hal ini
dapat dibuktikan dengan kenyataan bahwa penyakit mempunyai kedudukan
yang khusus diantara penyakit-penyakit lain. Hal ini disebabkan oleh karena
adanya leprophobia (rasa takut yang berlebihan terhadap kusta). Leprophobia
ini timbul karena pengertian penyebab penyakit kusta yang salah dan cacat
yang ditimbulkan sangat menakutkan. Dari sudut pengalaman nilai budaya
sehubungan dengan upaya pengendalian leprophobia yang bermanifestasi
sebagai rasa jijik dan takut pada penderita kusta tanpa alasan yang rasional.
Terdapat kecenderungan bahwa masalah kusta telah beralih dari masalah
kesehatan ke masalah sosial.
Leprophobia masih tetap berurat akar dalam seleruh lapisan masalah
masyarakat karena dipengaruhi oleh segi agama, sosial, budaya dan dihantui
dengan kepercayaan takhyul. Fhobia kusta tidak hanya ada di kalangan
masyarakat jelata, tetapi tidak sedikit dokter-dokter yang belum mempunyai
pendidikan objektif terhadap penyakit kusta dan masih takut terhadap penyakit
kusta. Selama masyarakat kita, terlebih lagi para dokter masih terlalu takut dan
menjauhkan penderita kusta, sudah tentu hal ini akan merupakan hambatan
terhadap usaha penanggulangan penyakit kusta. Akibat adanya phobia ini,
maka tidak mengherankan apabila penderita diperlakukan secara tidak
manusiawi di kalangan masyarakat.
c. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program kusta sesuai dengan
masalah yang ada, sehingga dapat meningkatkan penemuan secara dini
penderita kusta baru dan bisa mengobati pasien kusta secara sempurna.
b. Tujuan Khusus
1.1. Menemukan dan mengobati lebih dini kasus kusta sehingga dapat
mencegah kecacatan pada pasien
1.2. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya
deteksi dini Kusta.
1.3. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan di unit pelayanan dalam
tata laksana pasien kusta.

d. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan

No. Kegiatan Pokok Rincian kegiatan


1. Pemeriksaan 1. Untuk pasien baru, kunjungan rumah dilakukan
Kontak Serumah sesegera mungkin.
2. Pemberian konseling sederhana dan
pemeriksaan fisik. Sasarannya adalah keluarga
yang tinggal serumah dengan pasien dan
tetangga di sekitarnya.
3. Saat melakukan kunjungan, petugas diwajibkan
membawa kartu pasien, alat pemeriksaan, dan
obat MDT.
2. Rapid Village I. Persiapan
Pimpinan Puskesmas berserta programer kusta
Survey ( RVS )
dan kepala desa membuat rencana pelaksanaan
kegiatan.
II. Pelaksanaan
1. Tahap Pertama
a. Penjelasan maksud dan tujuan
pertemuan.
b. Penjelasan tanda-tanda dini kusta dan
program pengendalian penyakit kusta
oleh dokter/programer kusta.
c. Tanya jawab.
d. Kelompok kerja bisa dari kader
kesehatan, perangkat desa, dan petugas
kesehatan lainnya.
2. Tahap Kedua
a. Pemeriksaan seluruh warga untuk mencari
suspek yang dijaring oleh kelompok kerja (
target suspek adalah minimum 10 % dari
popilasi umum ).
b. Pagi hari pemeriksaan difokuskan pada
suspek dari wilayah rawan sedangkan
siang hari pada suspek di masyarakat
umum.
c. Pasien baru yang ditemukan pada saat
pemeriksaan, dibuatkan kartu dan
diberikan pengobatan serta penyuluhan
yang mendalam.
d. Suspek dicatat dan dijadwalkan untuk
periksa ulang di Puskesmas dalam kurun
waktu 1-3 bulan setelah pertemuan.
3. 1. Pemeriksaan dilakukan pada seluruh wilayah
rawan
2. Pemeriksaan dilakukan oleh programer kusta
bekerja sama dengan lintas program atau
petugas kesehatan lainnya yang telah mendapat
sosialisasi Kusta.
3. Jika pemeriksaan dilakukan oleh lintas program /
petugas kesehatan dan menemukan suspek
kusta, maka perlu dirujuk ke dokter dan
programer kusta / ke Puskesmas untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
Jumlah warga yang diperiksa dan kasus baru
yang ditemukan dicatat.

4. Scrining kusta Sasarannya adalah pimpinan wilayah kerja di lingkup


kecamatan, pemangku kepentingan, dan masyarakat
Pelaksanaan :
1. Pertemuan dengan Kepala Desa menjelaskan
mengenai kegiatan LEC, membuat perencanaan
pertemuan lintas sektor dimana Camat
diharapkan sebagai pelaksana pertemuan.
2. Pertemuan lintas sektor
Meningkatkan kesadaran lintas sektor mengenai
pengendalian penyakit kusta dan
mengharapkan bantuannya dalam pelaksanaan
LEC.
3. Pelatihan sehari team leader, staff puskesmas,
dan bidan desa.
Meningkatkan kemampuan peserta dalam
mendiagnosis, klasifikasi, dan pengobatan
penyakit kusta.
4. Membuat jadwal pelatihan tenaga puskesmas
( lintas program ).
5. Pertemuan dengan kepala desa dan kader
kesehatan
Memberikan pengetahuan tentang penyakit
kusta dan mengharapkan bantuan Kades, tokoh
masyarakat dalam pelaksanaan LEC.
6. Kunjungan ke desa
Tim yang terdiri team leader, lintas program,
petugas puskesmas, Kades, dan kader
mengadakan penyuluhan di Balai Desa.
Sebelum penyuluhan dimulai, poster dan leaflet
harus dipasang/dibagikan.
Setelah masyarakat kumpul, team leader/dokter
puskesmas mengadakan penyuluhan dan
mengharapkan masyarakat yang mempunyai
kelainan kulit agar memeriksakan diri ke fasilitas
kesehatan / Puskesmas.
Bila terdapat suspek maka mereka di rujuk ke
puskesmas untuk diperiksa lebih lanjut.
5. Scrining kusta 1. Merupakan kegaiatan khusus untuk mencapai
tujuan eliminasi kusta dan dilaksanakan pada
daerah yang mempunyai geografis yang sulit.
2. Pada kegiatan ini MDT diberikan sekaligus 1
( satu ) paket dibawah pengawasan petugas
kesehatan di wilayah tersebut / kader kesehatan
yang telah dilatih / keluarga terdekat.
3. Programer kusta puskesmas melakukan
monitoring ke wilayah tersebut ± 1 atau 2 bulan
sekali. Dan atau petugas wilayah / kader /
keluarga melaporkan perkembangan pasien ke
programer kusta puskesmas tiap bulan.

e. Cara Pelaksanakan Kegiatan


1. Ceramah dan diskusi.
2. Pemeriksaan fisik.
3. Pembagian brosur dan leaflet.
4. Pemasangan banner di tempat-tempat strategis.
5. Monitoring dan evaluasi.

f. Sasaran Kegiatan
1. Masyarakat
2. Sekolah dasar
3. Lintas program
4. Lintas sektor
g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Upaya Lokasi Tenaga Peran


No. Kegiatan Sasaran Target Jadwal
Kesehatan Pelaksanan Pelaksana Sasaran Linprog Linsek
1 Program Penyuluh Penderita 10 orang Ruang Programer Bulan 1. Pasien dan 1. Sebagai 1. Sebagai
Kusta an pada & pertemuan kusta dan Febuari keluarga monitoring motivasi
penderita keluarga Puskesmas petugas 2019 mendukung keadaan pasien masyarakat
kusta pasien Setia Mekar kesehatan terlaksanan di wilayah kerja. dan penderita.
dan ya 2. Membantu
keluarga kegiatan. memberikan
penderita 2. Keluarga dukungan
menjadi kegiatan
pengawas tersebut.
dan 3. Petugas wilayah
memonitor bisa mengetahui
perkemban jumlah penderita
gan kusta di wilayah
kesehatan kerjanya.
pasien.
2 Program Pemeriks Penderita 20 orang Rumah Programer Bulan april 1. Pasien dan Petugas kesehatan Menyediakan
Kusta aan & penderita kusta dan 2019 keluarga di wilayah ikut serta fasilitas dan
kontak keluarga petugas Minggu mendukung dalam pemeriksaan bantuan agar
serumah pasien wilayah ke-2 terlaksanan kontak serumah. pelaksanaan
ya berjalan lancar.
kegiatan.
2. Keluarga
menjadi
pengawas
dan
memonitor
perkembang
an
kesehatan
pasien.
3 Program Sosialisa Petugas 20 orang Ruang Pj Program Bulan juni 1. Datang 1. Membantu 1.Sebagai acuan
Kusta si kusta kesehatan pertemuan kusta di 2019 dalam kegiatan dalam penemuan
Program untuk , lintas Puskesmas acara tersebut. penderita baru di
Kusta petugas program, Setia Mekar pertemuan. 2. Sebagai acuan masyarakat.
kesehata dan kader 2. Mendukung dalam penemuan
n di secara penderita kusta
wilayah penuh baru.
kegiatan 3. Pengaturan
dan
tersebut. jadwal/kerja
kader
3. Sebagai sama bilamana
kesehata acuan ada kegiatan
n petugas screening di
kesehatan masyarakat dan
dalam sekolah
penemuan
penderita
kusta baru.
h. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Evaluasi dilakukan setiap 2 ( dua ) minggu sekali oleh Programer Kusta
Puskesmas terhadap pelaksanaan kegiatan dimana hal yang dievaluasi adalah
ketepatan waktu, baik pembukaan, pengisian materi maupun penutupan dan
partisipasi peserta yang tercermin dalam diskusi yang aktif.

i. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


- Pencatatan dilakukan oleh notulen terhadap semua pelaksanaan
kegiatan.
- Laporan pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap akhir tiap
kegiatan palinglambat 1 minggu setelah kegiatan dilaksanakan.
- Evaluasi dan tindak lanjut terhadap setiap kegiatan ini dilakukan
paling lambat 1 bulan setelah kegiatan dilakukan.
Demikian Kerangka Acuan Program kusta

Mengetahui, Penanggung Jawab


Kepala UPTD Puskesmas Setia Mekar Program Kusta

Ahmad Dimyati Mimin Mintarsih


NIP. 19690307 199403 1 006 NIP. 19810702 201001 2 004

Penanggung Jawab Program Kusta

Mimin Mintarsih AMK


NIP. 19810702 201001 2004

Anda mungkin juga menyukai