Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO/UNICEF, standar emas pemberian makan pada bayi dan anak

adalah 1. mulai segera menyusui dalam 1 jam setelah lahir 2. menyusui bayi

secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan, dan 3. mulai umur 6

bulan bayi mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai

dengan kebutuhan tumbuh kembangnya dan 4. meneruskan menyusui anak

sampai umur 24 bulan atau lebih.

ASI Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan

daya tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI Eksklusif akan tumbuh dan

berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. Hal tersebut sesuai dengan

beberapa kajian dan fakta global. Kajian global “The Lancet Braestfeeding

Series, 2016 telah membuktikan 1) Menyusui Eksklusif menurunkan angka

kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia kurang dari 3 bulan, 2)

Sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak sakit, karena tidak menerima ASI

Ekslusif. Investasi dalam pencegahan BBLR, Stunting dan meningkatkan IMD

dan ASI Eksklusif berkontribusi dalam menurunkan risiko obese dan penyakit

kronis (Patal, 2013). Tidak menyusui berhubungan dengan kehilangan nilai

ekonomi sekitar $302 milyar setiap tahunnya atau sebesar 0-49% dari

Pendapatan Nasional Broto (Lancet, 2016).


2

Ibu primipara akan mengalami berbagai masalah dalam menyusui dan ibu akan

melewati tiga fase psikologis dimana ibu akan bersifat pasif, tergantung serta

perhatian ibu masih tertuju pada kekhawatiran akan dirinya, ibu agak sensitif dan

merasa tidak mahir merawat bayinya.Ibu memerlukan seseorang yang dapat

memberikan dukungan dalam merawat bayi, termasuk dukungan dalam hal

menyusui. Orang yang dapat memberikan dukungan adalah orang yang

berpengaruh besar dalam kehidupan ibu, seperti suami, keluarga atau kerabat

terdekat, dari semua dukungan bagi ibu menyusui, dukungan suami adalah

dukungan yang paling berarti bagi ibu. Hal ini dikarenakan suami merupakan

keluarga inti dan orang yang paling dekat dengan ibu, sehingga dukungan suami

saat ini menjadi hal yang sangat perlu dilakukan. Suami dapat berperan aktif

dalam keberhasilan ASI eksklusif

Penelitian yang dilakukan oleh Ratu (2014) didapatkan sebanyak 91,2% ibu

primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan mendapatkan dukungan suami

dengan baik, akan tetapi terdapat 76,5% ibu primipara di wilayah kerja

Puskesmas Pisangan yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif pada

bayinya. Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu

primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Tias (2016) di wilayah kerja puskesmas jebed

pemalang di dapatkan hasil bahwa Praktik pemberian ASI eksklusif di Wilaya

Kerja Puskesmas Jebed masih tergolong rendah.Berbagai faktor yang


3

mempengaruhi rendahnya praktik ASI eksklusif tersebut, diantaranya yaitu status

ibu yang merupakan ibu primipara dimana ibu primipara lebih tergantung pada

orang disekelilingnya, seperti teori yang dikemukakan oleh Mercer (1991) ‘Teori

Maternal Role Attainment Becoming a Mother’ yaitu pencapaian peran menjadi

seorang ibu akan melalui tahapan-tahapan dimana sikap dan perilaku seseoang

yang akan menjadi seorang ibu akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan

terdekatnya. Ibu primipara yang tidak melakukan praktik ASI eksklusif sebesar

65,2%, jauh lebih besar daripada ibu yang melakukan praktik ASI eksklusif

yaitu sebesar 34,8%. Sebagian besar suami mendukung ibu dalam melakukan

praktik ASI (52,2%). Penelitian lain mengenai dukungan suami didapatkan

bahwa dukungan suami berhubungan dengan lamanya pemberian ASI. Semakin

besar dukungan suami maka semakin lama pula pemberian ASI dan juga

berpengaruh terhadap kemauan ibu dalam memberikan ASI eksklusif.

Seorang suami mempunyai peranan penting dalam keberhasilan ibu menyusui.

Peran suami mempengaruhi perasaan dan semangat ibu untuk menyusui dan

untuk terus memberikan yang terbaik bagi anaknya. Proses menyusui bisa

terhambat apabila hubungan ayah dan ibu tidak harmonis dan ibu tidak

mendapatkan dukungan suami. Dukungan suami diharapkan mampu sebagai

pendorong ibu dalam pemberian ASI eksklusif.

B. MASALAH PENELITIAN

Hasil wawancara dan observasi diatas pada ibu primipara dalam pemberian ASI

Ekslusif di Rs Pelni. Berdasarkan data tersebut masalah penelitian ini adalah


4

apakah hubungan dukungan suami berpengaruh terhadap keberhasilan pemberian

ASI Ekslusif pada Ibu Primipara di Rs Pelni

C. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarlan masalah penelitian tersebut diatas maka pertanyaan penelitian yang

dapat dirumuskan adalah :

Hubungan dukungan apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI

Ekslusif pada Ibu Primipara

D. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan suami terhadap keberhasilan

pemberian ASI ekslusif pada ibu primipara

2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh dukungan yang diberikan suami terhadap

pemberian ASI ekslusif

2. Untuk mengetahui keberhasilan pembrian ASI ekslusif pada ibu

primipara

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :
5

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang penelitian, khususnya penelitian di bidang

keperawatan maternitas : dukungan suami dan sebagai refrensi bagi peneliti

selanjutnya mengenai keberhasilan pemberian ASI Ekslusif pada ibu

primipara.

2. Bagi Responden

Responden dapat mengekspresikan perasaan dan meningkatkan hubungan

interpersonal dalam memberikan ASI Ekslusif.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini bermanfaat sebagai pengetahuan baru yang dapat

mempengaruhi pertambahan ilmu, peneliti mampu mengidentifikasi

keberhasilan pemberian ASI Ekslusif pada ibu primipara. Peneliti juga

diharapkan menjadi pemicu bagi peneliti untuk melakukan penelitian

keperawatan yang lebih lanjut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep ASI Ekslusif

1. Definisi

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah

persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun

hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai

dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi

berumur dua tahun.

komposisi dan zat gizi yang terkandung dalam Air Susu Ibu(ASI) merupakan

makanan terbaik yang diberikan kepada hayinya. Komposisi ASI berubah

menurut stadium penyusuan (kolostrum, susu peralihan, susu matur) yang

sesuai dcngan kebutuhan bayi pada stadium itu, dan tidak dapat ditiru dengan

pemberian suu formula. Komposisi zat-zal yang terkandung dalam ASI

adalah karbohidrat. protein. leinak. vitamin, mineral dan air dengan

komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kehutuhan hayi. ASI

mengandung 200 zat gizi dan memberikan kekebalan buat bayi hingga 20

kali lipat. Zat – zat itu antara lain putih telur. lemak. protein. karhohidrat,

vitamin, mineral. hormon pertumbuhan. berbagal enzirn dan zat kekebalan.


7

2. Komposisi Gizi ASI

Air Susu Ibu dalam stadium laktasi dibedakan menjadi :

1. Kolostrum

a. Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar pavud

ara, mengandung tissue debris dan residual malerial yang terdapat

dalam alveoli dan duktus dan kelenjar payudara sebelum dan setelah

masa puerperium

b. Disekresi oleh kelenjar payudara dan hari ke-1 sampai han ke-3

c. Komposisi dan kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah

d. Merupakan cairan viskus kental dengan warna kekuning-kuningan

dan lebth kuning danipada susu yang matur .

e. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dan

usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan

makanan bayi bagi makanan yang akan datang

f. Lebih banyak mengandung protein dari pada ASI yang matur, tetapi

berbeda dan ASI yang matur. Dalam kolostrum, protein yang utama

adalah globulin (gamma globulin)

g. Lebih banyak mengandung antibodi dari pada ASI yang matur. Selain

itu, dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan.


8

h. Kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah daripada ASI yang matur.

i. Mineral (terutama natrium, kalium, dan kiorida) lebih ri.nggi daripada

susu matur.

j. Total energi rendah jika dibandingkan dengan susu matur (hanya 58

kal/100 ml kolostrum)

k. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi daripada ASI yang

marur, sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau

lebih rendah

2. Air susu masa peraithan

a. Merupakan ASI perahan dan kolostrum menjadi ASI yang matur

b. Disekresi dan han ke-4 sampai dengan hari ke-l0 dan masa laktasi.

Ada pendapat bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke-3

sampai minggu ke-5

c. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak

serta volume juga semakin meningkat

d. Komposisi ASI mEnurut Klein dan Osten adalah dalam satuan

gram/100 ml
9

3. Air susu matur

a. Merupakan ASI yang disekresi pada han ke-l0 dan seterusnya,

komposisi relatif konstan. Ada pendapat yang menyatakan bahwa

komposisi ASI relatif konstan mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-

b. Merupakan cairan berwarna putih kekuningan yang berasal dan Ca-

kasein, niboflafin, dan karoten yang terdapat di dalamnya

c. Tidak menggumpal jika dipanaskan

3. Manfaat Asi

a. ASI sebagai nutrisi

b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh

c. ASI meningkatkan kecerdasan

d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang

4. Teori maternal role attaitment


10

B. Konsep Dukungan Sosial

Para ibu cenderung untuk menyusui bila mereka mempunyai jaringan dukungan

social, menurut McInnes dan Chambers dukungan untuk menyusui dapat dibagi

kedalam 3 katagori :

1. Praktisi : tugas rumah tangga, merawat anak

2. Informasi : pengetahuan tentang menyusui

3. Emosional : empati, restu, perasaan diayomi

Dukungan social yang bergantung pada norma-norma social tentang menyusui

bayi dan pengetahuan, pandangan dan kepercayaan keluarga. Jaringan keluarga

yang mendukung penting bagi beberapa ibu dalam mengatasi kesulitan yang

mereka hadapi. Para ibu juga menghargai dukungan dari mereka yang dianggap

sebagai “ model peran “ atau mereka yang sudah berpengalaman dalam

menyusui.

Sekalipun McInnes dan Chambers (2008) mengemukakan bahwa para ibu

menghargai mereka yang sudah berpengalaman, dan ayah juga berperan

penting. Apabila member dampak positif untuk menyusui, peran ayh dapat

memberikan dukungan praktisi, fisik, serta emosional dalam pemberian ASI

(Sheriff et al 2009).

Namun sebagian pria tidak mempunyai pengetahuan tentang pentingnya

menyusui dan berpendapat bahwa menyusi dapat mengganggu hubungan

mereka, khususnya hubungan seks (Hewitt, 2008).


11

c. Konsep Primipara

Primipara adalah seorang wanita yang telah pemah melahirkan satu kali dengan

janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau

mati pada waktu lahir. Beberapa penulis menganggap istilah primipara meliputi

wanita-wanita

yang sedang dalam proses untuk melahirkan anak mereka yang pertama.

D. Kerangka Teori

Manfaat Asi

a. ASI sebagai nutrisi


b. ASI meningkatkan daya
keberhasilan pemberian asi
tahan tubuh
eksklusif pada ibu primipara
c. ASI meningkatkan
kecerdasan
d. Menyusui meningkatkan
jalinan kasih sayang

Dukungan Sosial

1. Praktisi : tugas rumah tangga,


merawat anak
2. Informasi : pengetahuan tentang
menyusui
3. Emosional : empati, restu,
perasaan diayomi
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan focus penelitian yang akan diteliti. Kerangka bebas

ini terdiri dari variable bebas (independent) dan variable terikat (dependent).

Variable Bebas Variable Terikat

dukungan suami : Keberhasilan Pemberian


Dukungan social : ASI Eksklusif pada ibu
Praktisi, Informasi , Primpara

Emosional

Variable Confounding

Usia

Tingkat pendikikan suami/istri

Pekerjaan suami/istri

ASI Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan

daya tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI Eksklusif akan tumbuh dan

berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. dukungan suami berhubungan

dengan lamanya pemberian ASI. Semakin besar dukungan suami maka semakin
13

lama pula pemberian ASI dan juga berpengaruh terhadap kemauan ibu dalam

memberikan ASI eksklusif.

B. Hipotesis

Hipotesis yang aka dibuktikan kebenerannya pada penelitian ini adalah

1. Ada hubungan antara dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian asi

eksklusif pada ibu primipara

2. Ada hubungan antara dukungan praktisi suami terhadap keberhasilan

pemberian asi eksklusif pada ibu primipara

3. Ada hubungan antara dukungan informasi suami terhadap keberhasilan

pemberian asi eksklusif pada ibu primipara

4. Ada hubungan antara dukungan emosional suami terhadap keberhasilan

pemberian asi eksklusif pada ibu primipara


14

C. Definisi operasioanal

Definisi
Variable Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
NO Operasional

1. Baik :

penilaian ibu Jawaban

terhadap Mengukur Selalu : >

suami dalam variable 5

memberikan responden Cukup :


Dukungan
dukungan : dengan Kuisoner jawaban Ordinal
suami
tindakan dan mengisi Selalu 3

sikap selam quisoner Kurang :

pemberian jawaban

ASI Ekslusif Selalu< 2

2. Baik :

Mengukur Jawaban
Suami
variable Selalu : >
membantu
responden 5
Dukungan merawat dan
dengan Kuisoner Cukup : Ordinal
praktisi memberikan
mengisi jawaban
dukungan
quisoner Selalu 3
kepada istri
Kurang :

jawaban
15

Selalu< 2

3. Baik :

Jawaban
Mengukur
Suami Selalu : >
variable
memberikan 5
Dukungan responden
pengetahuan Cukup :
Informasi dengan kuisioner Ordinal
tentang jawaban
mengisi
pemberian Selalu 3
quisoner
ASI Ekslusif Kurang :

jawaban

Selalu< 2

4. Baik :

Jawaban

Mengukur Selalu : >


Suami
variable 5
memberikan
responden Cukup :
dukungan
Emosional dengan kuisioner jawaban Ordinal
secara
mengisi Selalu 3
emosional
quisoner Kurang :
terhadap istri
jawaban

Selalu< 2
16

5. Berhasil :

jika anak

tidak

diberikan

makanan

tambahan

selama
Anak Mengukur
pemberian
diberikan variable
ASI
Keberhasilan ASI Ekslusif responden Kuisioner
EKslusif
Pemberian tanpa dengan Ordinal

ASI Ekslusif diberikan mengisi


Tidak :
makanan quisoner
jika anak
tambahan
diberikan

makan

tambahan

selama

pemberian

ASI

Ekslusif
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan adalah dengan rancangan penelitian yaitu

cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan cross sectional adalah

jenis pendekatan penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau

observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali, pada satu saat

(Nursalam, 2003: 85).

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan

pendekatan Cross Secrionalyaitu jenis penelitian yang menekan pada waktu

pengukuran data independent dan dependent pada satu saat saja.

B. Tempat Penelitian

Poli KIA Rs Pelni

C. Waktu Penelitian

Penelitian di awali dengan penyusunan penelitian pada bulan maret 2018- mei

2018 berdasarkan studi pendahuluan, konsep teori dan penelitian terkait

dilanjutkan dengan penelitian yang dilakukan di Rs Pelni pada bulan juni 2018

dengan melakukan pengumpulan data terkait pada variabel independen dan

dependent.
18

D. Populasi dan Sampel

Populasi yang penulis ambil untuk penelitian ini adalah : Ibu Primipara yang

berjumlah sebanyak 50 orang, yang peneliti ambil untuk dijadikan sampel

sebanyak 50 orang.

n= 𝑁.𝑑𝑁2+1 Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = tingkat kepercayaan (0,05)

E. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini pengumpulan data yang dipakai berupa angket atau

kuesioner yang berisi tentang demografi responden (umur, pendidikan terakhir

dan jenis kelamin) dan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan dukungan

suami terhadap pemberian ASI Ekslusif ibu primipara.

Cara pengumpulan data dilakukan di tempat penelitian dengan prosedur sebagai

berikut :

a. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada ketua program PSIK UMJ

setelah proposal disetujui oleh pembimbing.

b. Menyerahkan surat pengantar utnuk melakukan penelitian kepada Rs Pelni


19

c. Mendatangi responden untuk melakukan pendekatan pada responden dengan

memberi penjelasan maksud dan tujuan dari penelitian kemudian meminta

responden untuk mengisi lembar inform consent.

d. Strategi pengambilan data yaitu dengan membagikan lembar questioner

berupa pertanyaan-pertanyaan. Bentuk dari pertanyaan-pertanyaan dalam

kuesioner adalah pilihan-pilihan. Responden dapat memilih jawaban sesuai

dengan keadaan responden. Cara pengisian kuesioner sesuai dengan petunjuk

yang sudah dicantumkan dilembar kuesioner. Bisa menggunakan.

F. Etika Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan kepada semua responden yang menjadi subjek

penelitian kami sebagai peneliti meminta izin dan memberikan penjelasan

tentang rencana penelitian, prosedur, resiko ketidaknyamanan yang mungkin

terjadi, manfaat dan tujuan penelitian, hak-hak responden dan kerahasian

identitasnya.

a. Inform consent

Inform consent merupkan persetuan antara penelitian dan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan agar subjek

mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya. Jika

subjek bersedia maka responden pada lembar persetujuan.

b. Anatomy (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawtaan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau


20

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuiskan

kode lembaran pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah etika dengan memebrikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulka dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil riset.

G. Tahap pengolah data

Tahap pengolah data merupakan salah satu bagian kegiatan penelitian setelah

kegiatan pengumpulan data. Agar analisis penelitian menghasilkan informasi

yang benar. Ada empat tahapan dalam pengolahan data yaitu :editing, conding,

entry (processing) dan cleaning.

a. Editing

Kegiatan melakukann pemeriksaan kebali kuesioner yang telah diisi oleh

responden, meliputi : isian, kejelasan jawaban dan tulisan, relevansi jawaban

dengan pertanyaan isian, dan konsistensi jawaban.

b. Coding

Merubah data yang berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka. Hal

utama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah memberikan kode

untuk jawaban yang diberikan oleh responden penelitian.

c. Entry (Processing)

Melakukan pemasukan data yang sudah dikode terlebih dahulu kekomputer.

d. Cleaning
21

Melakukan pembersihan dan pengecekan kembali data masuk. Kegiatan ini

perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada kesalahan ketika memasukan

data.

H. Rencana Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisa bivariat, univariat dan

multivariate. Analisa bivariat yaitu untuk melihat 2 hubungan variable. Analisa

univariat yaitu untuk mengetahui distribusi dukungan suami terhadap

keberhasilan pemberian ASI Ekslusif Pada ibu Primipara. Analisa multivariate

yaitu untuk mengetahui hubungan dukungan suami terhadap keberhasilan

pemberian ASI Ekslusif Pada ibu Primipara


DAFTAR PUSTAKA

Hani, Ratu. 2014 Dukungan Suami Dengan Praktik Pemberian ASI Eksklusif Ibu

Primipara Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan diakses dari

repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/.../Ratu%20Ummu%20Hani%20-

%20fkik.pdf tanggal 20 april 2018

Kemenkes.2016. Pekan ASI Sedunia Tahun 2016 tanggal 20 april 2018

Larasati,tias. 2016. Hubungan Dukungan Suami Dengan Praktik Pemberian ASI

Eksklusif Ibu Primipara (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Jebed Kabupaten

Pemalang) diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/108868-ID-

hubungan-dukungan-suami-dengan-praktik-p.pdf tanggal 19 april 2018

Pollard, Maria. 2012. ASI Asuhan Berbasis Bukti. Jakarta : EGC

Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif . Jakarta : Niaga Swadaya

Anda mungkin juga menyukai