TINJAUAN PUSTAKA
8
mendorong masyarakat dalam memecahkan masalah yang dihadapi, yang
pada akhirnya untuk memandirikan masyarakat diperlukan
pengorganisasian masyarakat (Naomi, 2002).
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi atau pelaksanaan
yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas (ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian). (Mubarak,
2005).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
c. Secara Langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkungannya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007).
e. Otonomi
Komunitas diberi kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif
yang terbaik yang disediakan komunitas dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
9
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Naomi, 2002).
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).
10
telah diberikan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Peran ini
diharapkan perawat mampu menerapkan hal-hal berikut ini :
1) Memberikan pelayanan keperarawatan kepada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat sesuai diagnose masalah yang terjadi
melalui dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah
yang kompleks.
2) Memeperhatikan idividu dalam konteks sesui kehidupan klien ,
perawat harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan
signifikan dari klien.
3) Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi
diagnosis keperawatan, mulai dari masalah fisik sampai psikologis.
c. Conselor (konseling)
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual.
Peran perawat :
11
1) Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan
sehat sakitnya.
2) Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan
metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3) Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu
atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan
dengan pengalaman yang lalu.
4) Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
d. Educator (Pendidik)
Memberikan pengajaran atau informasi tentang kesehatan. Educator
role merupakan peran dominan perawat komunitas dalam memberikan
pelayanan keperawatan. Mayoritas klien (community) dalam kondisi
tidak sakit akut dan mampu menangkap informasi kesehatan. Perawat
harus signifikan dalam menjangkau populasi yang lebih luas.
Pemberian informasi dapat dilakukan pada institusi formal atau pilihan
sesuai dengan tingkat kemampuan masyarakat.
e. Collaborator (kolaborasi)
Perawat sebagai kalaborasi dapat dilaksanakan dengan cara berkerja
sama dengan tim kesehatan yang lain. Peran Sebagai Kolaborator
Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan
berupaya meng- identifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya dalam kaitannya membantu mempercepat
penyembuhan klien.
f. Coordinator (Koordinasi)
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
12
pemeberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.
g. Change Agent
Pembawa perubahan adalah seseorang yg berinisiatif membantu orang
lain membuat perubahan pada dirinya atau pada system (Kemp,1986).
Mengidentifikasi masalah, mengkaji motivasi pasien dan membantu
klien tuk berubah, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya menunjukan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari
proses perubahan dan membimbing klien melalui fase ini (Marriner
Torney)
3. Ciri-Ciri Komunitas
a. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat
b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
c. Saling tergantung satu sama lainnya
d. Memiliki adat istiadat tertentu
e. Memiliki identitas bersama
13
lembaga perdagangan, pertanian, pendidikanyang kesemuanya
berakar pada kebiasaan-kebiasaan masyarakat. Pengalaman-
pengalaman dalam melaksnakan kebiasaan-kebiasaan tersebut
disistematisasi, yang kemudian dituangkan ke dalam lembaga-
lembaga yang disahkan oleh negara.
14
Merupakan lembaga masyarakat didasarkan atas faktor
penyebarannya. Misalnya agama karena dikenal hampir semua
masyarakat di dunia.
2) Restricted institution
Merupakan lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat
tertentu saja, misalnya Budha banyak dianut oleh Muangthai,
Vietnam, Kristen Katholik banyak dianut oleh masyarakat Italia,
Prancis, Islam oleh masyarakat Arab dan sebagainya.
15
ketidaktahuan memodifikasi lingkungan sehingga memerlukan
intervensi keperawatan.
16
Keperawatan mandiri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam menjaga fungsi tubuh dan kehidupan yang harus dimilikinya.
Menurut Orem, keperawatan mandiri adalah pelaksaan kegiatan
yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai keadaan sehat sakit (Orem, 1980).
Selanjutnya pandangan Orem, terkait dengan paradigma
keperawatan adalah sebagai berikut :
1) Individu adalah integrasi keseluruhan fisik, mental, psikologis
dan sosial dengan berbagai variasi tingkat kemampuan
keperawatan mandiri.
2) Self Care adalah refrensi untuk mengkaji kebutuhan dan pilihan
yang teliti bagaimana untuk memenuhi kebutuhan.
3) Keperawatan adalah pelayanan terhadap manusia, proses
interpersonal dan teknikal merupakan tindakan khusus.Tindakan
keperawatan untuk meningkatkan keperawatan mandiri dan
kemampuan perawatan mandiri yang terapeutik.Asuhan
keperawatan mandiri dapat digunakan dalam praktik keperawatan
keluarga.
4) Sasaran
a) Menolong klien atau keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik.
b) Menolong klien bergerak ke arah tindakan asuhan mandiri.
c) Membantu anggota keluarga merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan.
17
pendekatan, yang terdiri dari 5 tahapan yaitu pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
c. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang diprogramkan oleh
pemerintah sesuai undang-undang untuk meningkatkan derajat
kesehatan individu, keluarga, masyarakat. Agar derajat kesehatan
masyarakat meningkat, masyarakat hendaknya dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada.
18
d. Faktor keturunan
Keluarga dibentuk dari individu dengan bermacam-macam gen dan
sifat yang mempengaruhi setiap individu dalam keluarga tersebut. Gen
dan sifat tersebut dapat diturunkan pada anak dan cucu dalam
keluarga, diturunkan pada anak cucu mereka.
Selain metode diatas, data juga dapat diperoleh dari sumber data (data
primer dan data sekunder) :
a. Data primer
19
Data yang didapatkan dengan cara wawancara secara langsung dengan
masyarakat, instansi terkait (Puskesmas, KUA, Kaur Bang,
kecamatan, kelurahan, dan lintas sektor lainnya).
b. Data sekunder
Data yang diperoleh melalui dokumentasi dari instansi terkait
(Puskesmas, KUA, Kaur Bang, kecamatan, kelurahan, dan lintas
sektor lainnya.). Analisa data sekunder : data sensus, hasil penelitian,
masalah kesehatan dan sebagainya.
20
Distribusi : usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pekerjaan, suku bangsa.
3) Statistik Nilai / keyakinan.
Tradisi khusus, bahasa.
4) Kultur Bagaimana persepsi masyarakat tentang kesehatan.
Adakah kepercayaan tertentu di masyarakat yang
mempengaruhi kesehatan.
5) Support Adakah dukungan dari masyarakat, atau profesi lain
tentang kesehatan, dan bagaimana dukungannya.
21
aktivitas masyarakat seperti adanya pertemuan masyarakat;
banyaknya yang hadir.
4) Pemeriksaan sistem
Pemeriksaan sistem pada individu dimulai dari kepala sampai kaki,
namun dalam pemeriksaan fisik komunitas diperoleh dengan cara
observasi sistem sosial, termasuk perumahan, bisnis, tempat
ibadah, dan tempat yang sering dikunjungi oleh masyarakat.
5) Pemeriksaan laboratorium
Contoh pemeriksan laboratorium pada individu adalah tes
darah,foto rongten, CT- SCAN, dan tes lainnya, sedangkan pada
pemeriksaan fisik pada komunitas dilakukan dengan cara melihat
data sensus, pengkajian, dan survey perencanaan tindakan yang
akan dilakukan dimasyarakat.
22
c. Ekonomi
Karakteristik finansial
1) Rumah tangga
a) Rata-rata pendapatan
b) Persentase penduduk dibawah garis kemiskinan
c) Persentase penduduk penerima santunan
d) Persentase kepala keluarga yang tidak mampu
2) Individu
a) Pendapatan perorangan
b) Persentase individu miskin
23
f. Komunikasi
Komunikasi formal : koran ( jumlah, jenis, sirkulasi, frekuensi,
lingkup berita TV, radio, pos telekomunikasi). Komunikasi informal :
papan pengumuman (bagaimana cara penduduk menerima informasi).
g. Pendidikan
1) Status pendididkan (sekolah, tidak sekolah, belum sekolah)
2) Tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi)
3) Tipe atau macam sekolah (Negeri, Swasta, Sederajat)
4) Pendidikan yang tersedia didalam komunitas (SD, SMP, SMA,
Perguruan Tinggi)
5) Pendidikan diluar komunitas yang dapat di akses.
h. Rekreasi
1) Macam
2) Tempat
3) Pembayaran
4) Pengguna.
24
analisis data tersebut dibuatlah prioritas masalah. Ada beberapa metode
yang dapat dilakukan dalam menentukan prioritas masalah antara lain :
a. Metode Delphi : yaitu memprioritaskan masalah dengan cara diskusi
masalah diambil dari stratifikasi Puskesmas (berupa Variabel atau
sub-sub Variabel).
b. Metode Del Beq (dengan pembobotan) : memprioritaskan masalah
dengan cara menentukan kriteria yaitu faktor-faktor yang dapat
menentukan tinggi rendahnya nilai permasalahan sehingga masalah
yang satu dengan yang lainnya dapat dibedakan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditentukan setelah adanya prioritas masalah. Yang
dimaksud diagnosa keperawatan komunitas adalah : Respon masyarakat
terhadap masalah kesehatan (aktual/potensial) yang dapat diantisipasi
perawat. Diagnosa keperawatan menggambarkan masalah, respon,
kondisi masyarakat, mengidentifikasi faktor etiologi, karakteristik tanda
dan gejala.
3. Intervensi keperawatan
Perencanan diawali dengan prioritas masalah, diagnosa keperawatan,
perumusan tujuan jangka panjang, perumusan tujuan jangka pendek,
menetapkan rencana intervensi dan merumuskan rencana evaluasi.
25
kesehatan; tertanganinya keluarga rawan yang memerlukan
pembinaan dan pelayanan keperawatan; terlayaninya kelompok
khusus/panti yang memerlukan pembinaan dan pelayanan
keperawatan; terlayaninya kasus-kasus resiko tinggi yang memerlukan
tindak lanjut dan pelayanan keperawatan; kasus-kasus resiko tinggi
yang memerlukan pelayanan keperawatan di puskesmas dan di rumah;
memandirikan masyarakat. Tujuan dapat dibagi menjadi dua yaitu
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
1) Tujuan jangka panjang adalah target akhir dari kegiatan atau hasil
akhir yang diharapkan dari rangkaian proses pemecahan suatu
masalah keperawatan. Biasanya berorientasi pada perilaku baik
mencakup keterampilan, pengetahuan dan sikap.
2) Tujuan jangka pendek adalah hasil yang diharapkan dari setiap
akhir kegiatan yang dilakukan pada waktu tertentu. Merupakan
tujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Pedoman menetapkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek :
1) Dirumuskan terfokus pada klien
2) Tujuan jangka pendek berorientasi pada penyelesaian satu diagnosa
keperawatan.
3) Tujuan jangka pendek disesuaikan dengan penjabaran tujuan
jangka panjang
4) Tujuan jangka panjang terdiri dari indikator performance yang luas
dan abstrak
5) Tujuan jangka pendek terdiri dari indikator performance yang
spesifik
6) Mengembangkan tujuan didasarkan pada prinsip ilmiah dan
praktek
26
b) Kapan akan dilakukan?
c) Bagaimana akan melakukan?
d) Siapa yang akan melakukan?
e) Berapa banyak yang akan dilakukan?
2) Memperhatikan
a) Program atau organisasi yang ada di komunitas
b) Situasi di dalam komunitas
c) Sumber daya yang ada di masyarakat (SDM, sumber daya
lingkungan)
d) Program lalu yang telah berlangsung
3) Menetapkan aktifitas untuk setiap tujuan
a) Merumuskan rencana evaluasi ke dalam kriteria dan standar
b) Kriteria adalah tolak ukur dari kegiatan tertentu.
c) Standar adalah tingkat penampilan ( performance ) sesuai tolak
ukur yang ada.
d) Dibuat sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
4. Implementasi
Langkah implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan komunitas yang berfokus pada upaya : meningkatkan,
mempertahankan, memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan
rehabilitasi dengan strategi yang digunakan adalah :
a. Proses kelompok
Adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat dan
masyarakat sejak awal sampai akhir fase kegiatan (fase awal, fase
kerja, dan fase akhir).
b. Promosi kesehatan
Adalah aktifitas individu dari komunitas untuk meningkatkan gaya
hidup sehat.Pendapat lain tentang health promotion adalah
:aktifitas-aktifitas secara langsung bertujuan untuk meningkatkan
tingkat kesehatan dan aktualisasi individu, keluarga dan komunitas.
27
c. Parthnership (kerja sama)
Hal ini dilakukan oleh perawat bersama unsur lain yang terkait dan
bermanfaat jika perawat mampu :
1) Mengidentifikasi dan menjalin hubungan dengan klien.
2) Melakukan kolaborasi dengan pihak terkait ( pimpinan
masyarakat daerah, dan profesi lainya).
3) Memfasilitasi perluasan informasi dan menyatukan sumber-
sumber yang ada di masyarakat untuk pembangunan kesehatan.
4) Menjadi advokat bagi klien (masyarakat
5. Evaluasi
Kegiatan evaluasi adalah membandingkan hasil tindakan yang
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan, menilai efektifitas
proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dangan
pelaksanaan, hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan
perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi. Evaluasi
dilakukan :
a. Untuk mengukur keberhasilan
b. Selama evaluasi mahasiswa mengumpulkan data dan menganalisa
data
c. Dilakukan bersama-sama masyarakat
d. Merupakan respon masyarakat terhadap program kesehatan.
28
Jenis-jenis evaluasi :
a. Evaluasi formatif
1) Menilai aktifitas jangka panjang
2) Sifatnya sesaat
b. Evaluasi sumatif
1) Menilai aktifitas jangka panjang
2) Dilakukan di akhir program
29
B. Teori terkait masalah di komunitas
1. Hipertensi pada lansia
a. Definisi
Hipertensi adalah kondisi saat tekanan darah sistol lebih dari 140
mmHg atau tekanan diastolik lebih tinggi dari pada 90 mmHg
(Mansjoer Arief, 2001 : 58).
b. Etiologi
Ada dua golongan penyebab hipertensi : Hipertensi Esensial dan
Hipertensi Primer
1) Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah Hipertensi yang belum diketahui penyebab
dengan jelas yang disebut Hipertensi idiopatik. Faktor yang
mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, bertambah usia, stress
psikologi, pola hidup/ konsumsi makanan siap saji, obesitas, alkohol,
merokok.
2) Hipertensi esensial
Hipertensi esensial/sekunder : hipertensi yang sudah diketahui
penyebabnya berupa penyakit atau kerusakan organ yang
berhubungan dengan cairan tubuh, misalnya: ginjal tidak berfungsi,
pemakain kontrasepsi oral.
c. Manifestasi klinik
1) Tekanan darah ada pada 140/90 mmHg atau lebih
2) Kepala terasa pusing
3) Sulit tidur dan sering gelisah
30
4) Sesak nafas
5) Leher belakang sering kaku
6) Gangguan penglihatan
7) Sulit berkonsentrasi
(M. Hariwijaya dan susanto, 2007: 53-55)
d. Evaluasi diagnostik
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum melalui terapi
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain
atau mencari faktor penyebab hipertensi biasanya dilakukan
pemeriksaan darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium,
kreatinin, gula darah puasa, kolestrol total, kolestrol HDL) dan EKG.
e. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi berat yaitu jika tekanan
diastolik >130 mmHg atau tekanan darah yang terjadi secara mendadak
dan tinggi pada hipertensi ringan, sedangkan komplikasi yang terjadi
pada:
1) Mata
Pada mata berupa perdarahan pada retina, gangguan penglihatan
sampai dengan kebutaan.
2) Gagal Jantung
Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada
hipertensi berat disamping kelainan koroner miokard.
3) Otak
Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya
microaneurisme yang dapat menyebabkan kematian (Selamat
Suryono, 2001: 496-470).
31
f. Penatalaksanaan
Tujuannya adalah menurunkan resiko penyakit. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg
tekanan diastolik dibawah 90 mmHg.
Modifikasi gaya hidup hipertensi dapat pula dengan pengobatan
tradisional diantaranya dengan mengkonsumsi mentimun, daun seledri,
belimbing dan bawang putih. Modifikasi gaya hidup cukup efektif
dapat menurunkan resiko, langkah – langkah untuk:
1) Menghindari mengkonsumsi makanan yang berlemak
2) Kontrol berat badan dan menghindari kegemukan
3) Membatasi alcohol
4) Meningkatkan kualitas fisik aerobik
5) Menghindari stress
6) Berhenti merokok
7) Periksa tekanan darah secara teratur
g. Pencegahan
Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan
pencegahan yang baik (stop high blood pressure) antara lain sebagai
berikut :
1) Mengurangi konsumsi garam
Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 29gr
garam dapur untuk diet setiap hari.
2) Mengurangi kegemukan
Hindarkan kegemukan dengan menjaga berat badan normal atau
tidak berlebihan. Batas kegemukan adalah jika berat badan lebih
100% dari berat badan normal.
3) Membatasi konsumsi lemak
Dilakukan agar kolestrol darah tidak terlalu tinggi dapat
mengakibatkan terjadinya endapan kolestrol dalam dinding
pembuluh. Jika endapan kolestrol bertambah menyumbat pembuluh
32
nadi dan mengganggu peredaran darah. Kadar kolestrol darah
dibatasi maksimal 200 – 250 gr/100cc serum darah himpunan ahli
jantung Amerika (Amerika Health Asosiation) menganjurkan
konsumsi kolestrol dalam makanan dibatasi tidak boleh lebih dari
300 mg/hari.
4) Olah raga teratur
Olah raga secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan
endapan kolestrol pada pembuluh darah. Olah raga yang dimaksud
adalah latihan menggerakan semua sendi atau otot tubuh (latihan
isotonic / dinamik) seperti gerak jalan, berenang dan naik sepeda.
5) Makan banyak buah dan sayuran
Buah – buahan dan sayuran mengandung mineral dan vitamin. Buah
dan banyak mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan
darah.
6) Tidak merokok / minum alcohol
7) Latihan relaksasi dan meditasi
8) Relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stress atau
member ketenangan jiwa
9) Berusaha membina hidup yang positif
Dalam dunia yang modern dan yang penuh dengan persaingan
tuntutan dan tantangan yang memupuk menjadi tekanan atau beban
stress dan ketegangan (sehingga melampaui daya tahan, tubuh
individu akan menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa
tidur, maupun timbul hipertensi (dr.Lony Gunawan, 2001: 2006).
2. Lansia
a. Pengertian Lansia
Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1998 dinyatakan bahwa usia
60 tahun keatas adalah yang paling layak untuk disebut usia lanjut
(Tamher, S dan Noorkasiani, 2009 : 1).
33
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (Nugroho, 2000 : 19 ) batasan
lanjut usia adalah :
1) Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia antara 45
sampai 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly ) usia antara 60 sampai 74 tahun.
3) Lanjut usia tua (old) usia diatas 75 sampai 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun
b. Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
34
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang di derita. (Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000:13)
Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut
secara ilmiah. Di mulai sejak lahir dan umumnya dialami pada
semua makhluk hidup (Nugroho,2000 : 13).
c. Teori Penuaan
1) Teori biologi teori ini berfokus pada proses fisiologi dalam
kehidupan seseorang dari lahir sampai meninggal. Teori biologi
dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
a) Teori jam genetik menurut Hayflick (1995), secara genetik
sudah terprogram bahwa material di dalam inti sel dikatakan
bagaikan memiliki jam genetis terkait dengan frekuensi
mitosis. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa spesiesis-
spesiesis tertentu memiliki harapan hidup yang tertentu pula.
Manusia yang mempunyai rentang hidup maksimal sekitar 110
tahun, sel-selnya di perkirakan hanya mampu membelah
sekitar 50 kali, sesudah itu akan mengalami deteriorasi.
b) Teori interaksi seluler
Bahwa sel-sel satu sama lain saling berinteraksi dan
mempengaruni. Keadaan tubuh akan baik-baik saja selama sel-
sel masih berfungsi dalam suatu harmoni. Akan tetapi, bila
tidak lagi demikian, maka akan terjadi kegagalan mekanisme
feed back dimana lambat laun sel-sel akan mengalami
degenerasi (Berger, 1994 dalam Tamher, S dan Noorkasiani,
2009 : 19)
c) Teori mutagenesis somatik bahwa begitu terjadi pembelahan
sel (mitosis) akan terjadi “mutasi spontan” yang terus menerus
berlangsung dan akhirnya mengarah pada kematian sel.
35
d) Teori error katastrop
Bahwa eror akan terjadi pada struktur DNA, RNA dan sintesis
protein. Masing-masing eror akan saling menambah pada eror
yang lainnya dan berakumulasi dalam eror yang bersifat
katastrop (Kane, 1994 dalam Tamher, S dan Noorkasiani, 2009
: 19).
e) Teori pemakaian dan keausan
Teori biologis yang paling tua adalah teori pemakaian dan
keausan (tear and wear) di mana tahun demi tahun hal ini
berlangsung dan lama-kelamaan akan timbul deteriosasi.
36
(menerima diri apa adanya, merasa hidup penuh arti, menjadi
lansia yang bertanggung jawab, dan kehidupannya berhasil).
Namun jika individu tersebut gagal mencapai tahap ini maka
dia akan hidup penuh dengan keputusasaan (lansia takut mati,
penyesalan diri, merasakan kegetiran, dan merasa terlambat
untuk memperbaiki diri).
d) Optimalisasi selektif dengan kompensasi
Menurut teori ini kompensasi terhadap penurunan tubuh ada 3
elemen yaitu:
(1) Seleksi adanya penurunan dari fungsi tubuh karena proses
penuaan maka mau tidak mau harus ada peningkatan
pembatasan terhadap aktivitas sehar-hari.
(2) Optimalisasi lansia. Tetap mengoptimalkan kemampuan
yang masih dimiliki guna meningkatkan kehidupannya.
(3) Kompensasi aktivitas-aktivitas yang sudah tidak dapat
dijalankan karena proses penuaan diganti dengan aktivitas-
aktivitas lain yang mungkin bisa dilakukan dan
bermanfaat bagi lansia.
e) Teori Spiritual Pada dasarnya, ketika seseorang menjadi tua
akan menjadi :
(1) Menjauhkan diri dari hawa nafsu duniawi.
(2) Melaksanakan amanah agama yang dia anut, dengan
berdoa demi ketentraman hidup pribadi dan orang lain.
(3) Melalui pengalaman hidup, setiap orang akan berupaya
menjadi lebih arif dan akan mengembangkan dirinya ke
lebih yang berarti : melalui prestasi yang telah diraihnya di
kala muda, seseorang akan berupaya meraih milai-nilai
luhur di hari tua khususnya keserasian hidup dengan
lingkunganya. Kegiatan –kegiatan di atas tersebut
menyiapkan usia lanjut untuk kembali secara sempurna
dan utuh ke pangkuan Illahi.
37
d. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lansia
1) Sel : Sel lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukurannya,
berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler, menurunnya proporsi protein otak, otot, ginjal,
darah dan hati, jumlah sel otak menurun, dan terganggunya
mekanisme perbaikan sel.
2) Sistem syaraf
Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi (khususnya
dengan stress), mengecilnya saraf panca indra, dan kurang
sensitif terhadap sentuhan. Sistem pendengaran prebiaskusis
atau hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang
tinggi.
3) Sistem penglihatan
Hilangnya respon terhadap cahaya, kornea lebih berbentuk sferis
(bola), lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi
katarak, daya adaptasi terahadap kegelapan lebih lambat,
menurunnya lapangan pandang ( berkurangnya luas pandangan).
4) Sistem kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung
memompa darah menurun, kehilangan elastisitas pembuluh
darah, dan tekanan darah meningkat.
5) Sistem regulasi
Pengaturan temperatur tubuh menurun (hipotermi) akibat
metabolisme yang menurun dan keterbatasan refleks menggigil
dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga
terjadi rendahnya aktivitas otot.
6) Sistem respirasi
Otot –otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku,
menurunnya aktivitas silia, paru-paru kehilangan elastisitas,
38
menarik nafas lebih berat, kedalaman bernafas menurun,
kemampuan untuk batuk berkurang.
7) Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi, indra pengecap menurun, esofagus melebar,
sensitifitas lapar menurun, asam lambung menurun, peristaltik
lemah dan biasanya timbul konstipasi, liver makin mengecil dan
menurunnya tempat penyimpanan.
8) Sistem reproduksi
Atrofi ovarium dan uterus, atrofi payudara, pada laki-laki testis
masih memproduksi spermatozoa meskipun ada penurunan,
dorongan seksual menetap samapai usia siatas 70 tahun, selaput
lendir vagina menurun.
9) Sistem urinarius
Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal
menurun, otot-otot vesika urinaria menjadi melemah, frekuensi
buang air seni meningkat, pembesaran prostat pada pria diatas
65 tahun.
10) Sistem endokrin
Produksi hormon insulin menurun, fungsi paratiroid dan
sekresinya tidak berubah, menurunnya fungsi aldosteron,
menurunnya sekresi hormon kelamin.
11) Sistem integumen
kulit mengerut dan keriput, permukaan kulit besar dan bersisik,
kulit kepala dan rambut menipis, berkurangnya elastisitas kulit,
kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.
12) Sistem muskuloskeletal
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh, persendian
membesar dan menjadi kaku, atrofi serabut otot.
39