Anda di halaman 1dari 2

Antioksidan adalah senyawa yang dapat menangkap radikal bebas.

Radikal bebas dihasilkan karena


beberapa faktor, seperti asap, debu, polusi, kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji yang tidak
seimbang antara karbohidrat, protein dan lemaknya. Senyawa antioksidan akan mendonorkan satu
elektronnya pada pada radikal bebas yang tidak stabil sehingga radikal bebas ini bisa dinetralkan dan
tidak lagi mengganggu metabolisme tubuh (Rahmi,2017).

Aktivitas antioksidan dapat diketahui dengan nilai IC50, semakin rendah nilai IC50 maka aktivitas
antioksidannya semakin tinggi. Adapun salah satu metabolit sekunder yang merupakan salah satu
antioksidan pada bayam merah adalah flavlnoid. Flavonoid adalah metabolit sekunder dari
polifenol, ditemukan secara luas pada tanaman serta makanan dan memiliki berbagai efek bioaktif
termasuk anti virus, anti-inflamasi (Qinghu Wang dkk, 2016), kardioprotektif, antidiabetes, anti
kanker, (M.M. Marzouk, 2016) anti penuaan, antioksidan (Vanessa dkk, 2014) dan lain-lain. Senyawa
flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon yang tersusun dalam
konfigurasi C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena
tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon. (Tiang-Yang dkk, 2018). Flavonoid
terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga dapat ditemukan pada setiap ekstrak tumbuhan.
Flavonoid adalah kelas senyawa yang disajikan secara luas di alam. Hingga saat ini, lebih dari 9000
flavonoid telah dilaporkan, dan jumlah kebutuhan flavonoid bervariasi antara 20 mg dan 500 mg,
terutama terdapat dalam suplemen makanan termasuk teh, anggur merah, apel, bawang dan tomat.
Flavonoid ditemukan pada tanaman, yang berkontribusi memproduksi pigmen berwarna kuning,
merah, oranye, biru, dan warna ungu dari buah, bunga, dan daun. Flavonoid termasuk dalam famili
polifenol yang larut dalam air.

Flavonoid dalam bentuk glikosilasi atau

metilasi pada tanaman, struktur-strukturnya lebih

stabil, mudah didapatkan serta mudah dalam

bioaktivitasnya. Glikosilasi flavonoid telah

didapatkan dengan peralatan biologi,

glycosyltransferase, di mana enzim mengkatalisis

untuk menempelkan molekul gula ke dalam

aglycon yang menghasilkan glikosida. (Gantt

dkk, 2011 dan Thuan dkk, 2013) )

Flavonoid dalam bentuk glikosilasi atau

metilasi pada tanaman, struktur-strukturnya lebih

stabil, mudah didapatkan serta mudah dalam

bioaktivitasnya. Glikosilasi flavonoid telah

didapatkan dengan peralatan biologi,

glycosyltransferase, di mana enzim mengkatalisis

untuk menempelkan molekul gula ke dalam

aglycon yang menghasilkan glikosida. (Gantt


dkk, 2011 dan Thuan dkk, 2013) )

Flavonoid dalam bentuk glikosilasi atau

metilasi pada tanaman, struktur-strukturnya lebih

stabil, mudah didapatkan serta mudah dalam

bioaktivitasnya. Glikosilasi flavonoid telah

didapatkan dengan peralatan biologi,

glycosyltransferase, di mana enzim mengkatalisis

untuk menempelkan molekul gula ke dalam

aglycon yang menghasilkan glikosida. (Gantt

dkk, 2011 dan Thuan dkk, 2013)

Anda mungkin juga menyukai