TINJAUAN PUSTAKA
penderita dalam meminum obat sesuai dengan dosis dan jadwal yang
Bila tidak ada petugas kesehatan yang menjadi PMO, maka PMO boleh
berasal dari kader kesehatan, guru, tokoh masyarakat dan anggota keluarga
(Kemenkes, 2011).
2. Persyaratan PMO
dan disetujui baik oleh petugas kesehatan maupun penderita selain itu
dengan penderita.
dengan sukarela.
3. Tugas PMO
selesai pengobatan.
langsung pasien TB minum obat secara teratur dan tepat waktu seseuai
dengan resep dan dosis yang diberikan oleh dokter. Seorang pengawas
yang baik dan benar, efek samping obat, informasi tentang penyakit
Hal ini dapat menjadi motivasi bagi pasien penderita TB agar lebih
tuberkulosis (TB)
buku kesehatan.
e. Efek samping obat dan tindakan yang harus dilakukan bila terjadi efek
samping tersebut.
6. Petugas PPMO
Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal
dari kader kesehatan, guru, anggota PKK, dan tokoh masyarakat lainnya
1. Definisi
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini
pewarnaan, oleh karena itu disebut pula Basil Tahan Asam atau BTA
2. Etiologi
Penyebab penyakit tuberculosis adalah Mycobakterium
ukuran 0,5-4 mikron x 0,3 – 0,6 mikron dengan bentuk batang tipis, lurus
mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid (terutama asam
juga tahan dalam keadaan kering, bersiafat dorman dan aerob. Bakteri
tuberkulosis ini mati pada pemanasan 100% selama 5-10 menit atau pada
pemanasan 60oC selama 30 menit dan dengan alkohol 70-95% selama 15-
dalam sitoplasma makrofag. Sifat lain kuman tersebut adalah aerob. Sifat
kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal
paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lain, sehingga bagian apikal ini
bersin atau saat berbicara lewat percikan droplet yang keluar. Risiko
penularan setiap tahunnya ditunjukkan dengan Annual Risk of TB
3. Cara Penularan
paru batuk atau bersin. Droplet yang mengandung kuman TB paru dapat
bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam, sekali batuk
terjadi di dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang
selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Orang dapat
melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau
kuman yang dikeluarkan dari parunya. Semakin tinggi derajat positif hasil
4. Patofisiologi
yang diperantarai oleh sel. Sel efektornya adalah limfosit (biasanya sel T)
dapat berpindah melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh
lainnya seperti ginjal, tulang, kortek serebri dan area paru-paru lainnya
seperti lobus atas. Sistem imun tubuh hospis berespon dengan melakukan
minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak napas, badan lemas, nafsu
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari 1 bulan
dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan
a. Gejala sistemik/umum:
darah)
2) Demam yang tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
b. Gejala khusus:
sesak.
bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
kejang
6. Komplikasi
Dampak penyakit Tuberkulosis paru bila tidak ditangani dengan
poncet’s arthropathy
7. Penatalaksanaan
karakteristik basil, yaitu basil yang berkembang cepat di tempat yang kaya
Selama dua bulan pertama obat diberikan setiap hari, selanjutnya obat
lebih bakteri, sehingga jika hanya diberikan satu macam obat, maka akan
karena itu, paling tidak diberikan 2 macam obat yang memiliki mekanisme
menelan obat (PMO). Tujuan dari program TB paru ini adalah untuk
hari selama 1-3 bulan, dilanjutkan 2-3 kali seminggu selama 1-3 bulan
lagi,.
1 tahun.
mg/kg BB/hari, secara oral 2-3 kali sehari. Obat ini jarang dipakai
kombinasi INH dan rifampisin atau etambutol dan INH dengan atau
10-15 mg/kg BB/hari. Bila dalam bentuk prednisone dosis 1-3 mg/kg
baik bakteri yang aktif maupun yang dorman dapat musnah (McLafferty,
b. Tahap Lanjutan
namun dalam jangka waktu yang lebih lama yaitu 4 bulan. Tahap
positif.
selesai.
atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama
pengobat
9. Faktor Risiko
positif, pada saat penderita TB paru batuk atau bersin. Droplet yang
(Kemenkes, 2011).
b. Faktor umur
dan 28,9% pada perempuan. TB paru lebih banyak terjadi pada laki-
pada kontrol.
d. Tingkat Pendidikan
diderita pada orang yang tidak pernah sekolah yaitu sebesar 0,5%.
e. Pekerjaan
2010).
f. Kebiasaan Merokok
kali. Pada tahun 1973 konsumsi rokok di Indonesia per orang per tahun
penyakit TBC.
sebatang rokok yang dibakar adalah 9000C untuk ujung rokok yang
dibakar dan 300C untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir
perokok. Asap panas yang berhembus terus menerus masuk ke dalam
dihuni > 2 orang, kecuali untuk suami istri dan anak dibawah dua
yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi antara luas
jarak antara tepi tempat tidur yang satu dengan yang lainnya minimum
90 cm. Kamar tidur sebaiknya tidak dihuni lebih dari dua orang,
tingginya 2,75 m.
h. Pencahayaan
luas jendela kaca minimum 20% luas lantai. Jika peletakkan jendela
kurang baik atau kurang leluasa, dapat dipasang genting kaca. Cahaya
dalam rumah, misalnya basil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat
atau kurang lebih 60 lux, kecuali untuk kamar tidur diperlukan cahaya
yang lebih redup. Semua jenis cahaya dapat mematikan kuman hanya
jenisnya minimal 5% dari luas lantai dan luas ventilasi insidentil (dapat
dibuka tutup) 5% dari luas lantai. Untuk udara segar juga diperlukan
i. Kondisi Rumah
Kondisi rumah dapat menjadi salah satu faktor risiko penularan
tuberculosis.
j. Kelembapan Udara
dengan temperatur kamar 22o-30o C. Kuman TBC akan cepat mati bila
k. Status Gizi
timbulnya kejadian TB, tentu saja hal ini masih tergantung variabel
lain yang utama yaitu ada tidaknya kuman (Ruswanto, 2010). Salah
satu kekuatan daya tangkal adalah status gizi yang baik, baik pada
penurunan gizi atau gizi kurang akan memiliki daya tahan tubuh yang
gizi yang buruk, maka reaksi kekebalan tubuh akan menurun sehingga
akan berpengaruh terhadap status gizi. Apabila status gizi buruk, akan
m. Perilaku
C. Kepatuhan
1. Definisi
tertentu, sifat penyakit dan program pengobatan (Kaplan & Sadock, 2010).
intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang
akibat terapi.
b. Kualitas Tnteraksi
d. Pengetahuan
ketidakpatuhan.
f. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan berpengaruh dalam kepatuhan minum obat
g. Pemberian informasi
1) Penyakit pasien
2) Individu pasien
3) Sikap dokter
5) Lingkungan pengobatan
5. Akibat ketidakpatuhan
Menurut Spiritia (2012), Ketidakpatuhan dapat memberikan akibat
b. Terjadinya resistensi
c. Keracunan
tersebut relatif sederhana dan praktis digunakan pada kondisi klinik untuk
rentang nilai 0 sampai 8. Jika nilai < 6 maka responden tidak patuh
a. Keuntungan MMAS
jalan
singkat
b. Kerugian MMAS
F. Hipotesis