Anda di halaman 1dari 20

LITERATURE REVIEW

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE


AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN
PASIEN DIABETES MELITUS TYPE II

Disusun oleh:

ROSANA

NIM. P0722021409085

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


TAHUN 2019
Jurnal 1
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Audiovisual Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Diruang Perawatan RSUD
Labuang Baji Makasar (2019)

Problem :
Kelompok sampel terdiri dari 14 responden yang mengalami Diabetes Melitus di
Ruang perawatan Rsud Labuang Baji Makasar.

Intervention:
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain eksperimen semu
Non-equivolent Control group dimana terdapat kelompok kontrol dan intervensi,
dengan sampel responden sebanyak 14 responden. Masing masing kelompok akan
dilakukan pre dan post tes dimana pada kelompok eksperimen diberikan pendidikan
kesehatan dengan menggunakan video sedangkan kelompok kontrol tidak
diberikan. Kemudian setelah selesai di berikan intervensi masing masing kelompok
akan dilakukan post test menggunakan kuesioner.

Comparison:
 Jurnal : Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus (DM)
Tipe II Sebelum Dan Sesudah Diberikan Edukasi Dengan Media
Audiovisual Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di Dusun Sentong
Desa Karangduren Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
 Variabel yang dievaluasi pada penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan
 Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan sebelum diberikan
edukasi audiovisual dengan sesudah diberikan edukasi audiovisual dengan
signifikasi 0,00.

 Jurnal: Pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode audiovisual


terhadap peningkatan pengetahuan pasien diabetes melitus diruang
perawatan Rsud Labuang Baji Makasar.
 Variabel yang dievaluasi adalah Tingkat pengetahuan.
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode audiovisual didapatkan nilai
sig 0,025 yang berarti jika p<0,05 maka, hasil ini menunjukan perbedaan
yang signifikan karena rerata sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan seilih angka yang cukup tinggi.

Out Come:
Dengan menggunakan uji wilxocon didapatkan nilai p = 0,025 yang berrati nilai p
<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan
kesehatan dengan menggunakan metode audiovisual terhadap tingkat pengetahuan
pada pasien diabetes melitus di RSUD Labuang Baji Makasar.
Tabel deskripsi Jurnal 1

No Komponen Aspek Hasil Analisa


1 Dimensi Abstrak  Diabetes Melitus adalah penyakit
Substantif dan yang berhubungan dengan gaya
teori hidup, kurang aktivitas, dan stres
sehingga penting agar pendidikan
kesehatan yang baik dibutuhkan
maka diperlukan media yang
menarik dan lebih mudah diterima
oleh sasaran dengan metode
audiovisual.
Pendahuluan  Diabetes melitus merupakan
kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang akibat kadar gula darah
yang tinggi.
 Penatalaksanaan diabetes melitus
dikenal dengan 4 pilar utama
pengelolaan yaitu : pendidikan
kesehatan, perencanaan makan,
latihan jasmani dan obat
hipoglikemik. Dalam hal antisipasi
pencegahan DM ini yang sangat
perlu diperhatikan adalah dengan
memberikan pendidikan kesehatan
pada penderita diabetes melitus.
 Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan dengan
metode audiovisual terhadap tingkat
pengetahuan pasien diabetes
melitus.
Kerangka Teori  Pendidikan kesehatan diperlukan
karena penyakit diabetes adalah
penyakit yang berhubungan dengan
gaya hidup. Salah satu stsrategi
untuk meningkatkan pengetahuan
seseorang yaitu dengan pemberian
program edukasi/ pendidiikan
kesehatan dengan upaya untuk
merubah perilaku kearah yang
positif.
 Media Audiovisual mengendalikan
pendengaran dan penglihatan dari
sasaran. Penggunaan audiovisual
melibatkan semua alat indra
pembelajaran, sehingga semakin
banyak alat indra yang terlibat
untuk menerima, dimengerti dan
dipertahankan dalam ingatan.
2. Dimensi design Penelitian  Penelitian Kuantitatif
Metodologi  Pendidikan kesehatan dengan
metode audiovisual (Variabel
independen)
 Tingkat pengetahuan (Variabel
dependen)
 Metode penelitian yaitu Pre Test
and Post Test Non-Equivalent
Control Group.
Sampel  Di dalam jurnal ini peneliti tidak
menjelaskan teknik untuk
pengambilan sampel, peneliti hanya
menjelaskan sampel didapatkan 14
responden dan di bagi menjadi 2
kelompok intervensi dan kontrol.
Instrumen  Peneliti menggunakan Kuesioner
Penelitian yang sudah peneliti uji validitas
sebelumnya.
Analisis  Analisa Statistik menggunakan
Statistik SPSS dengan maksud mengetahui
adanya pengaruh dan
membandingkan dua kelompok.
 Analisis Bivariat dilakukan dengan
menggunakan Uji Wilxocon
terhadap data tingkat pengetahuan
pre dan post test didapatkan hasil
bahwa Sebelum Perlakuan
didapatkan nilai Mean Rank 0,00,
sedangkan tingkat pengetahuan
setelah post test Mean Rank 3,00.
Maka ada pengaruh pemberian
pendidikan kesehatan dengan
menggunakan metode audiovisual
terhadap tingkat pengetahuan pada
pasien Diabetes Melitus.
 Dengan menggunakan uji man
whitney test didapatkan nilai
p=0,001 yang berarti nilai p<0,05
berarti ada perbedaan antara tingkat
pengetahuan pasien Diabetes
Melitus pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
3 Dimensi Pembahasan  Pendidikan kesehatan dengan
Interpretasi menggunakan teknik Audiovisual
dapat mengendalikan pendengaran,
penglihatan dari sasaran,
penggunaan metode audiovisual
melibatkan semua alat indra
pembelajaran, sehingga semakin
banyak alat indra yang terlibat
untuk menerima, dimengerti dan
dipertahankan dalam pengetahuan
yang tinggi akan berdampak pada
kesadaran dalam upaya
meminimalisir penyakit yang salah
satunya penyakit diabetes melitus,
serta dapat meningkatkan
kesadaran akan kesehatan.
4 Dimensi Etik Subjek  Sebanyak 14 responden diruang
Penelitian perawatan yang mengalami
diabetes melitus.
Dilema Etik -
Pelanggran -
Prinsip Etik
5 Presentasi dan Kejelasan -
penulisan informasi
Teknik -
Penulisan
6. Daftar Pustaka  American Diabetes Association.
2009. Standars of Medical Care in
Diabetes.
Diabetes Care ; Jan 2009;
Academic Research Library pg.
 American Diabetes Association.
2010. Standart of Medical Care in
Diabetes
2010. Journal of Diabetes, Vol.
23.Suplement 1Januari 2010 11 –
61. Setiono M. (2005). Hidup Sehat
& Normal dengan Diabetes,
Yogyakarta: Thinkfresh
 Suyono, S. 2009. Diabetes Melitus
Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit
FIKUI.
 Maulana, M. 2012. Mengenal
Diabetes Melitus. Yogyakarta:
Arruzz Media.
 Susilo, R. 2011. Pendidikan
Kesehatan dalam Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
 Arikunto, S. (2007), Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Edisi Jakarta Rineka Cipta.
 Hidayat, A. 2003. Riset
Keperawatan Sebuah Karya Tulis
Ilmiah. Jakarta: Salemba Media
 Michael Bryer-Ash, MD. 2012. 100
Tanya-Jawab Mengenai Diabetes.
Jakarta.
Indeks.
 M. Clevo Rendy. 2012. Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah dan
Penyakit Dalam. Yogyakarta. Nuha
Medika.
 Nursalam, 2001. Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta : PT
Infomedika.
 Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
PT.Rineka Cipta.
 Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan
Kesehatan Teori dan Aplikasi :
Ilmu dan Kiat. Jakarta : Rineka
Cipta
 Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan
Masyarakat : Ilmu dan Kiat. Jakarta
: Rineka Cipta
 Prapti. (2009). Solusi Sehat
Mengatasi Diabetes. Jakarta: Agro
Media
 Sugiyono, 2005. Statistika untuk
Penelitian, Bandung : CV Alvabeta.
 Arikunto, S. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
 Aziz, AH. 2014. Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisi
Data
Jakarta : Salemba Medika
Jurnal 2
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus (DM) Tipe II
Sebelum dan Sesudah Diberikan Edukasi Dengan Media AudioVisual Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di Dusun Sentong Desa Karangduren
Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.

Problem :
Kelompok sampel terdiri dari 20 responden yang mengalami DM Type II.

Intervention:
Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperiment dengan rancangan penelitian
one group pretest-postest dimana pengambilan sampel dengan teknik total
sampling dan menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi dan didapatkan 20
responden, penelitian ini hanya 1 kelompok intervensi saja dimana kelompok
intervensi diberikan edukasi menggunakan media audiovisual kemudian peneliti
melakukan pre test untuk mengukur tingkat pengetahuan dengan menggunakan
kuesioner lalu diberikan intervensi dengan video, setelah perlakuan dilakukan sesi
tanya jawab dan dilakukan post test 1 minggu kemudian dengan mengunjungi
rumah-rumah responden.

Comparison:
 Jurnal: Pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode audiovisual
terhadap peningkatan pengetahuan pasien diabetes melitus diruang
perawatan Rsud Labuang Baji Makasar.
 Variabel yang dievaluasi adalah Tingkat pengetahuan.
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode audiovisual didapatkan nilai
sig 0,025 yang berarti jika p<0,05 maka, hasil ini menunjukan perbedaan
yang signifikan karena rerata sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan seilih angka yang cukup tinggi.
 Jurnal : Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus (DM)
Tipe II Sebelum Dan Sesudah Diberikan Edukasi Dengan Media
Audiovisual Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di Dusun Sentong
Desa Karangduren Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
 Variabel yang dievaluasi pada penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan
 Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan sebelum diberikan
edukasi audiovisual dengan sesudah diberikan edukasi audiovisual dengan
signifikasi 0,00.

Out Come:
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan tingkat pengetahuan responden sebelum dan
sesudah diberikan edukasi dengan media audiovisual meningkat. Hal ini
menunjukan adanya perbedaan tingkat perbedaan responden sebelum dan sesudah
diberikan edukasi menggunakan media audiovisual.
Tabel Deskripsi Jurnal 2

N Komponen Aspek Hasil Analisa


o
1 Dimensi Abstrak  Salah satu masalah kesehatan yang
Substantif serius di masyarakat adalah
dan teori diabetes melitus dimana
penderitanya meningkat setiap
tahunnya. Masalah ini dapat diatasi
menggunakan 4 pilar
penatalaksanaan DM yang salah
satunya adalah dengan memberikan
edukasi atau pendidikan kesehatan.
Pendahuluan  Diabetes Melitus adalah suatu
penyakit karena tubuh tidak mampu
mengendalikan jumlah gula, atau
glukosa dalam aliran darah.
 Pengetahuan merupakan hasil
pengindraan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap objek
melalui indera yang dimilikinya.
Dengan sendirinya pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi intensitas perhatian dan
persepsi terhadap objek. Besar
pengetahuan seseorang diperoleh
melalui indera pendengaran dan
penglihatan.
 Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan tingkat
pengetahuan tentang diabetes
melitus DM Tipe II sebelum dan
sesudah diberikan edukasi dengan
media audio visual.
Kerangka Teori  Pendidikan kesehatan diperlukan
karena penyakit diabetes adalah
penyakit yang berhubungan dengan
gaya hidup. Salah satu stsrategi
untuk meningkatkan pengetahuan
seseorang yaitu dengan pemberian
program edukasi/ pendidiikan
kesehatan dengan upaya untuk
merubah perilaku kearah yang
positif.
 Media Audiovisual mengendalikan
pendengaran dan penglihatan dari
sasaran. Penggunaan audiovisual
melibatkan semua alat indra
pembelajaran, sehingga semakin
banyak alat indra yang terlibat
untuk menerima, dimengerti dan
dipertahankan dalam ingatan.
2. Dimensi Penelitian  Penelitian Kuantitatif
design  Pendidikan kesehatan dengan
Metodologi metode audiovisual (Variabel
independen)
 Tingkat pengetahuan (Variabel
dependen)
 Metode penelitian yaitu one group
pretest – postest design.
Sampel  Pengambilan sampel menggunakan
teknik total sampling dengan
disaring menggunakan kriteria
inklusi dan ekslusi dan didapatkan
sampel sebanyak 20 responden dan
hanya di bagi 1 kelompok yaitu
kelompok perlakuan. .
Instrumen Penelitian  Peneliti menggunakan Kuesioner
yang sudah peneliti uji validitas
sebelumnya.
Analisis Statistik  Analisa Statistik menggunakan
SPSS dengan maksud mengetahui
adanya pengaruh terhadap sebelum
diberi perlakuan dan sesudah
diberikan perlakuan. .
 Analisis Bivariat dilakukan dengan
menggunakan Uji Paired t-test
terhadap data tingkat pengetahuan
pre dan post test didapatkan hasil
bahwa Sebelum Perlakuan
didapatkan nilai Mean 7,65,
sedangkan tingkat pengetahuan
setelah post test Mean 12,15. Maka,
dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pemberian pendidikan
kesehatan dengan menggunakan
metode audiovisual terhadap
tingkat pengetahuan pada pasien
Diabetes Melitus.
3 Dimensi Pembahasan  Pendidikan dengan metode
Interpretasi audiovisual yang diberikan pada
pasien DM mengalami peningkatan
setelah dilakukannya post test hasil
ini juga dipengaruhi oleh diskusi
antara peneliti dengan responden
saat melakukan penelitian. Faktor
lain yang menyebabkan tingkat
pengetahuan responden meningkat
adalah peneliti melakukan recall
(mengingatkan kembali) materi saat
edukasi.
4 Dimensi Subjek Penelitian  Sebanyak 20 responden yang
Etik mengalami Diabetes Melitus di
dusun desa karangduren.
Dilema Etik -
Pelanggran Prinsip -
Etik
5 Presentasi Kejelasan informasi -
dan
penulisan
Teknik Penulisan -
6. Daftar  ADA. 2003. Clinical practice
recommendation. Diabetes Care.
Pustaka www.diabetes.org diakses pada 3 Maret
2017.
 Aminah, Siti .2016. Perbedaan
Pengetahuan dan Sikap Pasien
Diabetes Mellitus Rawat Inap Rumah
Sakit Islam Samarinda Sebelum dan
Sesudah Konseling Gizi dengan
Menggunakan Media Audiovisual.
http://jurnal.akfarsam.ac.id/index.php/ji
m_akfarsam/article/download/39/38/Dia
kses pada tanggal 12 Juli 2017 Dari,
Novelia.
 Kurniawati. 2015. Pengaruh
Pendidikan HIV AIDS Menggunakan
Metode Diskusi Kelompok Kecil dengan
Fasilitator terhadap Tingkat
Pengetahuan & Sikap Ibu Rumah
Tangga di Rusun Begalon Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/38322/30/NAS
KAH%2520PUBLIKASI.pdf&ved.
Diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Jurnal 3
An Audiovisual Intervenstion’s Effects on Psychological Barriers toward
initiating insulin Therapy among diabetic type 2 patients : A randomized
controlled trial. (2019)

Problem :
Kelompok sampel terdiri dari 126 responden (63 dalam setiap kelompok) yang
mengalami DM type II dan belum mulai terapi insulin.

Intervention:
Penelitian ini merupakan penelitian uji coba terkontrol secara acak pada pasien
diabetes tipe 2 yang setuju berpartisipasi dalam penelitian ini kemudian untuk
mendapatkan sampel maka dilakukan skrining kriteria inklusi dan eksklusi
sehingga didapatkan sebanyak 126 pasien diabetes yang dibagi menjadi kelompok
itervensi dan kelompok kontrol dimana kelompok intevensi diberikan video
pendidikan dan kelompok kontrol diberikan bahan cetak/ brosur, sebelum
dilakukannya intervensi maka diberikan pre test pada masing-masing kelompok
kemudian diberikan intervensi dan dilakukan post test untuk menilai efek langsung,
kemudian 6 minggu kemudian kedua kelompok diminta untuk mengisi kuesioner
lagi untuk menilai efek jangka panjang.

Comparison:

 Jurnal : Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus (DM)


Tipe II Sebelum Dan Sesudah Diberikan Edukasi Dengan Media
Audiovisual Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di Dusun Sentong
Desa Karangduren Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
 Variabel yang dievaluasi pada penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan
 Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan sebelum diberikan
edukasi audiovisual dengan sesudah diberikan edukasi audiovisual dengan
signifikasi 0,00.
 Jurnal : An Audiovisual Intervention’s Effects on Psychological Barriers
toward initiating insulin theraphy among diabetic type 2 patients: A
randomized controlled trial
 Variabel yang dievaluasi pada penelitian ini adalah hambatan psikologis
untuk memulai terapi insulin pasien Diabetes type 2
 Hasil penelitian menunjukan bahwa Studi ini menunjukan keunggulan
video pendidikan dibandingkan dengan brosur atau bahan cetak yang
dimana jika video pendidikan dapat menghemat biaya tetapi diperlukan
sedikit usaha untuk menghasilkannya.

Out Come:
Hasil penelitian menunjukan bahwa metode audiovisual seperti video pendidikan
merupakan sumber penting untuk memberikan berbagai jenis informasi. Studi ini
menunjukan bahwa metode ini dapat berguna untuk memberikan informasi baru
dan meningkatkan pengetahuan umum masyarakat.
Tabel Deskripsi Jurnal 3
N Komponen Aspek Hasil Analisa
o
1 Dimensi Abstrak  Studi ini mengevaluasi efektivitas
Substantif dari video pendidikan terhadap
dan teori keyakinan tetap pasien dan
kurangnya pengetahuan
dibandingkan dengan metode
pendidikan tradisional.
Pendahuluan  Diabetes Melitus adalah suatu
penyakit karena tubuh tidak mampu
mengendalikan jumlah gula, atau
glukosa dalam aliran darah.
 Survei yang dilakukan di Amerika
Serikat menunjukan bahwa
presentase pasien diabetes
terkontrol hanya 36% dan sebuah
studi di wilayah Al Hassa Arab
2012 menunjukan bahwa presentase
pasien Diabetes Melitus yang tidak
terkontrol adalah 69%.
 Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui efek intervensi
Audiovisual pada hambatan
psikologis pasien untuk terapi
insulin.
Kerangka Teori  Pendidikan kesehatan diperlukan
karena penyakit diabetes adalah
penyakit yang berhubungan dengan
gaya hidup. Salah satu stsrategi
untuk meningkatkan pengetahuan
seseorang yaitu dengan pemberian
program edukasi/ pendidiikan
kesehatan dengan upaya untuk
merubah perilaku kearah yang
positif.
 Media Audiovisual mengendalikan
pendengaran dan penglihatan dari
sasaran. Penggunaan audiovisual
melibatkan semua alat indra
pembelajaran, sehingga semakin
banyak alat indra yang terlibat
untuk menerima, dimengerti dan
dipertahankan dalam ingatan.
2. Dimensi Penelitian  Penelitian uji coba terkontrol
design  Pendidikan kesehatan dengan
Metodologi metode audiovisual (Variabel
independen)
 Hambatan psikologis (Variabel
dependen)
 Peneliti tidak menjelaskan metode
penelitian apa yang digunakan.
Sampel  Pengambilan sampel dilakukan
secara acak / random dan di
skrining menggunakan kriteria
inklusi dan ekslusi didapatkan
sampel sebanyak 126 pasien (63
dalam setiap kelompok).
Instrumen Penelitian  Peneliti menggunakan Kuesioner
yang sudah peneliti uji validitas
sebelumnya.
 Video pendidikan kesehatan yang
sudah divalidasi layak untuk
menjadi instrumen penelitian.
Analisis Statistik  Analisa Statistik menggunakan
SPSS dengan maksud mengetahui
adanya pengaruh terhadap sebelum
diberi perlakuan dan sesudah
diberikan perlakuan. .
3 Dimensi Pembahasan  Pendidikan dengan metode
Interpretasi audiovisual adalah sebuah
teknologi pendidikan yang lebih
baru yang dapat membuat
pendidikan kesehatan tepat tujuan
dan sasarannya.
4 Dimensi Subjek Penelitian  Sebanyak 126 responden (63 dalam
Etik setiap responden)
Dilema Etik -
Pelanggran Prinsip -
Etik
5 Presentasi Kejelasan informasi -
dan
penulisan
Teknik Penulisan -
6. Daftar  Edelman S, Pettus J. Challenges
associated with insulin therapy in type 2
Pustaka
diabetes mellitus. Am. J. Med.
2014;127:S11–6.
 Bogatean MP, Hâncu N. People with
type 2 diabetes facing the reality of
starting insulin therapy: factors involved
in psychological insulin resistance.
Pract. Diabetes Int. 2004;21:247–52.
 Korytkowski M. When oral agents fail:
practical barriers to starting insulin. Int.
J. Obes. Relat. Metab. Disord. 2002;26
Suppl 3:S18–24.
 Funnell MM. Overcoming barriers to the
initiation of insulin therapy. Clin.
Diabetes. 2007;25:36–38.
 Davis SN, Renda SM. Psychological
insulin resistance: overcoming barriers
to starting insulin therapy. Diabetes
Educ. 2006; 32 Suppl 4:146S–52S.
 Peragallo-Dittko V. Removing barriers
to insulin therapy. Diabetes Educ.
2007;33 Suppl 3:60S–5S.
 Brod M, Kongsø JH, Lessard S,
Christensen TL. Psychological insulin
resistance: patient beliefs and
implications for diabetes management.
Qual. Life Res. 2009;18:23–32.
 Koro CE, Bowlin SJ, Bourgeois N,
Fedder DO. Glycemic control from 1988
to 2000 among U.S. adults diagnosed
with type 2 diabetes: a preliminary
report. Diabetes Care. 2004;27:17–20.
 Khan AR, Al-Abdul Lateef ZN, Al
Aithan MA, Bu-Khamseen MA, Al
Ibrahim I, Khan SA. Factors
contributing to non-compliance among
diabetics attending primary health
centers in the Al Hasa district of Saudi
Arabia. J Fam Commun Med.
2012;19:26–32.
 Kadiri A, Chraibi A, Marouan F et al.
Comparison of NovoPen 3 and
syringes/vials in the acceptance of
insulin therapy in NIDDM patients with
secondary failure to oral hypoglycaemic
agents. Diabetes Res. Clin. Pract.
1998;41:15–23.

Anda mungkin juga menyukai